BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
C. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-
saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
D. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
E. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
A1 P1 A2 P2 .... An Pn
P
A1 A2 ..... An ……….(2)
Dimana :
P = Rata rata curah hujan wilayah (mm)
P1,P2,...Pn = curah hujan masing masing stasiun (mm)
A1,A2,...An = luas pengaruh masing masing stasiun (km2)
3. Metode Isohiet
Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman
hujan yang sama. Pada metode Isohyet, dianggap bahwa hujan pada
suatu daerah di antara dua garis Isohyet adalah merata dan sama dengan
nilai rata-rata dari kedua garis Isohyet tersebut. Metode Isohyet
merupakan cara paling teliti untuk menghitung kedalaman hujan rata-
rata di suatu daerah, pada metode ini stasiun hujan harus banyak dan
tersebar merata, metode Isohyet membutuhkan pekerjaan dan perhatian
yang lebih banyak dibanding dua metode lainnya. (Triatmodjo, 2008).
𝐴 𝑃 𝑃 𝑃 𝑃2 𝑃𝑛+ 𝑃
1(1+ 2 )+ 𝐴2 ( 1+ )+ ………..+ 𝐴𝑛 ( 𝑛+1 )
2 2 2
𝑃= ............ (3)
𝐴1 + 𝐴2 + ……+ 𝐴𝑛
Dengan :
P = Rata rata curah hujan wilayah (mm)
P1,P2,...Pn = Curah hujan masing masing isohyet (mm)
A1,A2,...An = Luas wilayah antara 2 isohiet (km2)
……….(4)
Dimana :
S = Standar deviasi
Xi = Nilai varian ke i
𝑋 = Nilai rata-rata varian
n = jumlah data
2. Menghitung Koefesien Kemencengan / Skewness (CS)
Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat
ketidak simestrisan dari suatubentuk distribusi. Rumus untuk
menghitung skewness adalah sebagai berikut.
……….(5)
Dimana :
CS = Koefisien skewness
S = Standar Deviasi
Xi = Nilai varian ke i
𝑋 = Nilai rata-rata varian
n = jumlah data
3. Menghitung Koefisien Kurtosis (CK)
Pengukuran kurtosis dimaksud untuk mengukur keruncingan dari bentuk
kurva distribusi, yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal.
Rumus untuk menghitung kurtosis adalah sebagai berikut.
……….(6)
Dimana :
CK = Koefisien kurtosis
S = Standar Deviasi
Xi = Nilai varian ke i
𝑋 = Nilai rata-rata varian
n = jumlah data
Analisa Pengujian Kecocokan Sebaran dilakukan untuk menguji
kecocokan distribusi frekuensi sampel data terhadap fungsi distribusi
peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi
frekuensi tersebut. Pengujian parameter yang sering dipakai, antara lain :
1. Chi-Kuadrat (Chi-Square)
Uji Chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukanapakah persamaan
distribusi yang akan dipilih dapatmewakili distribusi statistik sampel
data yang dianalisis.Analisa dapat diterima jika nilai Chi Kuadrat
terhitung < Chi-Kuadrat Kritis.
……….(7)
Dimana :
Xh2 = Parameter chi-kuadrat terhitung
G = Jumlah sub kelompok
……….(10)
Dimana :
XT = Curah hujan rencana (mm/hari)
𝑋 = Nilai rata-rata varian
KT = Faktor frekuensi (Nilai variable reduksi Gauss)
S = Standar Deviasi
2. Metode Log Normal
Rumus untuk perhitungan Log Normal adalah sebagai berikut.
log X dari debit, kemudian dimasukkan ke persamaan:
̅ + KT.S……….(11)
YT = 𝒀
3. Metode Log Pearson Type III
Distribusi Log Pearson Tipe III digunakan untuk analisis variable
hidrologi dengan nilai varian minimum misalnya analisis frekuensi
distribusi dari debit minimum (low flows). Rumus untuk perhitungan
Log Pearson Type III adalah sebagai berikut.
..........(12)
A. Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan
antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak
memiliki gaya geser. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di
bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak.
Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida
diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut.
Persamaan dari tekanan hidrostatis, yaitu :
P = g h ……….(13)
Dimana :
P = Tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pa)
= massa jenis fluida (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Kedalaman titik dari permukaan fluida (m)
B. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak.
Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady
(mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan
(tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak
mengalami putaran-putaran). Besaran-besaran dalam fluida dinamis,
antara lain :
1) Debit Aliran
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu. Persamaan
yang digunakan adalah sebagai berikut.
𝑉
Q= ………. (14)
𝑡
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
2) Persamaan Kontinuitas
Karena fluida tidak mampu dimampatkan (inkompresibel), maka
aliran fluida di sembarang titik sama. Jika ditinjau dari dua tempat,
maka debit aliran 1 sama dengan debit aliran 2. Persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Q1 = Q2
A1 v1 = A2 v2 ………..(15)
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
v = Kecepatan aliran fluida (m/s)
A = Luas penampang (m2)
3) Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum
kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan
dalam persamaan menjadi :
P1 + 1/2v12 + gh1 = P2 + 1/2v22 + gh2 ……….(16)
Dimana :
P = Tekanan air (Pa)
= massa jenis fluida (kg/m3)
v = Kecepatan aliran fluida (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Ketinggian air (m)
A. Saluran terbuka
Saluran terbuka adalah bentuk saluran yang sisi bagian atasnya terbuka
ke atmosfer. Pergerakan pada saluran terbuka disebabkan oleh gaya
gravitasi,dan umumnya mempunyai daya hidrostatis yang terdistribusi
dan selalu turbulen. Kecepatan aliran dalam saluran terbuka dalam
praktek sehari-harinya, dilakukan dengan menggunakan persamaan-
persamaan empiris hasil percobaan. Persamaan-persamaan yang penting
bagi saluran terbuka ini yaitu :
1) Persamaan Chezy
Oleh seorang insinyur Perancis Antoine Chezy pada tahun 1769
yang dikenal dengan persamaan Chezy.
v = C √𝑅 𝑆………..(17)
Dimana :
v = Kecepatan aliran (m/s)
C = Koefisien resistan Chezy
S = Kemiringan dari garis energi gradien (m/m)
Dengan catatan bahwa aliran harus seragam, S harus sama dengan
kemiringan dasar saluran.
2) Persamaan Strickler
v = k R2/3 S1/2……………(18)
Dimana :
v = Kecepatan aliran (m/s)
k = Koefisien Strickler
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan dari garis energi gradien (m/m)
3) Persamaan Manning
Pada tahun 1889 seorang insinyur Irlandia, Robert Manning
mengemukakan sebuah persamaan yang sangat dikenal sebagai
persamaan Manning.
1
v= R2/3 S1/2 …………….(19)
𝑛
Dimana :
v = Kecepatan aliran (m/s)
Luas Penampang :
A = y (B + my) …………(21)
Keliling Basah :
P = B + 2y √1 + 𝑚2 …………(22)
Jari-jari Hidrolis :
A
R= ………..(23)
P
2. Saluran Segiempat
Perencanaan saluran dengan model segiempat banyak dipilih untuk
drainase di daerah perkotaan besar. Hal ini dikarenakan saluran dengan
model segiempat ini mempunyai dua kelebihan yaitu memiliki nilai
estetika dan cocok untuk lahan yang terbatas. Untuk saluran segiempat
dapat dihitung sebagai berikut :