Anda di halaman 1dari 12

TANTANGAN KEPEMIMPINAN KADER IMM DALAM

ERA GLOBASASI

Oleh:

IMMAWAN AHMAD ANGGA LAITONO

INTERMEDIATE LEADERSHIP TRAINING


(DARUL ARQAM MADIYA)
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
PIMPINAN CABANG IMM KOTA PAREPARE
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Essay dengan judul: Tantangan Kader Kepemimpinan IMM dalam Era
Globalisai
Nama : Ahmad Angga Laitono
NBM :-
Utusan : PIKOM DJAZMAN AL –KINDI FKIP UMPAR
Setelah diperiksa/diteliti ulang, telah memenuhi persyaratan untuk
diperhatikan dalam seleksi essay pada Darul Arqam Madya (DAM) se-
Sulawesi Selatan yang dilaksanakan oleh PC IMM Kota Parepare

Disahkan oleh:
Tim Seleksi I Tim Seleksi II

NBM: NBM:

Diketahui
Ketua Tim Seleksi

NBM:
Abstrak

AHMAD ANGGA LAITONO.2018. Tantangan Kepemimpinan Kader IMM


dalam Era Globalisasi

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ialah organisasi


mahasiswa Islam di Indonesia yang memiliki hubungan struktural dengan
organisasi Muhammadiyah dengan kedudukan sebagai organisasi otonom
yang memiliki tujuan “Mengusahakan Terbentuknya akademisi Islam yang
berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”. Tujuan
muhammadiyah akan tercapai jika kader loyal dan optimal dalam
melaksanakan sesuatu. Kader juga perlu menjadi pemimpin yang kokoh
agar dapat membentuk kader yang berjiwa pemimpin. Dalam setiap
pergeseran waktu akan banyak tantangan yang akan dihadapi didalam
era globalisasi yang semakin hari semakin memuncak.

Sebagai seorang kader, penulis menganggap bahwa potensi kader


dalam menghadapi tantangan era globalisasi sangatlah besar sehingga
kader – kader IMM dapat berdiri digaris terdepan untuk menghadapi
ataupu memanfaatkan efek dari globalisasi sebagai dasar kepemimpinan
bangsa. Globalisasi akan selalu berkembang setiap waktu dan akan
masuk secara drastis didalam memasuki pradigma masyarakat Indonesia
sehingga kita takkan bisa menolak dan menghindari Globalisasi tersebut
sehingga sebagai kader IMM kita harus memiliki langkah taktis dalam
menangani hal ini dan tidak menjadi masyrakat terbelakang yang tak
menerima kemajuan.

Kata kunci: Tantangan, IMM, Globalisasi, Kepemimpinan


Era Globalisasi

Pada awal peradaban manusia diawali dengan ketidaktahuan dari


segala aspek, manusia pada awalnya memulai peradaban dengan
mengamati dan membelajari bahasa, tulisan, dan gambar sehingga
manusia pada awal perdaban mencatat segala aktivitas,
agama/kepercayaan, dan ilmu pengetahuan yang mereka terapkan
biasanya dilukis/digambar di dinding goa ataupun kulit binatang. zaman ini
dikenal dengan zaman klasik (sejarah). Pada zaman ini segala sesuatu
banyak bersifat konvensial dalam prakteknya terutama dalam bertani dan
bertahan hidup tak ada yang praktis pada masa ini karena baru memulai
suatu hal yang baru.

Pada zaman pertengahan dalam perkembangannya ditandai


dengan kemundurannya kekaisaran romawi dan digantikan dengan oleh
abad pertengahan tinggi ( 1001 – 1300 ). Pada zaman ini tren – tren pada
zaman klasik masih berlanjut dan terapkan, seperti menurunnya
penduduk, penurunan perdagangan, dan meningkatnya migrasi, pada era
ini juga dilabeli dengan “zaman kegelapan” karena sedikitnya karya sastra
dan budaya yang dihasilkan di eropa barat pada masa itu. Tetapi ada juga
kekaisaran romawi yang bertahan seperti kekaisaran romawi timur yang
masih bertahan namun pada abad ke – 7 di taklukkan oleh kekhalifahan
islam yang banyak menakhlukan wilayah romawi.

Pergesaran waktu yang sangat stabil dengan terdensi


perkembangan zaman yang sangat cepat sehingga kita tersisihkan pada
era globalisasi yang memliki perbedaan dengan zaman klasik sangatlah
jauh bagaikan langit dan bumi perbedaannya jika kita bandingkan
sehingga pada era globalisasi kita dihadapkan pada perubahan nilai- nilai
seperti kebudayaan - kebudayaan luar yang masuk secara drastis ke
dalam kultur lokal yang tak terkendali dan kurangnya filtrasi Sehingga nilai
– nilai yang masuk tersebut sudah tak sesuai dengan kepribadian suatu
bangsa.

Pada era Globalisasi ditandai oleh perubahan yang sangat cepat


dimana arus globalisasi masyarakat dapat bebas mengakses informasi
yang diinginkan tanpa batasan dan kapanpun yang diinginkan akan
tersedia sehinga adanya perang informasi pun menjadi gerakan tersirat
dalam informasi tersebut yang didalam dapat disematkan dogma – dogma
yang absurb dan tak jelas kemana arahnya sehinga dapat menyesatkan
masyarakat awam yang belum faham akan tentang perkembangan
sehingga informasi yang tersampaikan tak dapat disaring oleh masyarakat
sehingga adanya upaya membodohi atau membohongi masyarakat dalam
mengomsumsi informasi tersebut. Semakin banyak informasi yang
dikelola tanpa adanya filtrasi maka akan muncul faham - faham yang tak
diinginkan dalam Negara seperti halnya anarkisme, liberaslisme,
radikalisme dan pada akhirnya masyarakaat akan tenggelam didalam
gelombang globalisasi itu. Oleh sebab itu, tantangan utama bangsa kita
adalah filtrasi informasi dalam komunikasi yang dapat menjebak siapa
saja dan dimana saja dan kapan saja

Tantangan di era globalisasi yang juga harus dihadapi pemuda


yaitu anti-sociable yang merupakan kondisi dimana para pemuda terjebak
didalam dunia maya. ketergantungan terhadap gadget yang menjadi hal
mutlak dimiliki setiap orang dalam kultur masyarakat sehingga membuat
mereka anti terhadap lingkungan yang menyebabkan mereka tersisihkan
dan terbuang dalam kultur masyrakat itu sendiri. Hal inilah yang
menyebabkan masyarakat tergiring secara lansung yang bermuara pada
degradasi moral masyarakat Indonesia dari segala aspek yang
mempengaruhi perkembangan bangsa, hal ini di sebabkan kuat arus
globalisasi yang meretas kaum pemuda sehingga dunia mereka hanya
sebesar layar gadget dan ini akan membukakan pintu kepada faham
liberalisme yang menjauhkan masyarakat dari tuhan.
Filtrasi pemikiran yang kurang dimiliki para kaum pemuda sehinga
timbullah dampak masyarakat yang fundamentalisme yang berlandaskan
radikalisme untuk terlalu membatasi diri dengan lingkungan sekitar
sehingga terbentuk masyrakat anti-sociable yag mengedepankan agama
tanpa lingkungan sekitarnya, sesuatu hal yang keliru bukan memikirkan
agama tanpa memirkirkan ummat yang ada sekeliling kita. Aktivitas yang
menutupi diri inilah yang akan membuka celah untuk dimasuki oleh faham
– faham yang dapat memisahkan masyrakat dengan lingkungan.

Pemikiran radikalisme dan liberalisme inilah yang dapat membuat


pemisah yang saling bertolak belakang satu sama lain dan melampaui
batas bagaikan magnet yang memliki kutub utara dan selatan yang saling
betolak belakang dan memiliki pemisah yaitu serkulerisme. Hal inilah
menjadi awal terbentuknya degrades moral dengan terbentuknya sekat –
ekat dalam masyrakat sehingga secara perlahan akan saling berburuk
sangka dan saling membenarkan diri sendiri dengan mengganggap
bahwa dirinya paling benar dalam hal ini kultur masyrakat tergambarkan
berpecah berai dan sangat mudah dimasuki oleh faham faham yang akan
menyebabkan kerusuhan dan deskriminasi dikalangan masyarakat yang
masih dalam keadaan ketidaktahuan pada perkembangan zaman.

Pengembangan cita cita muhammadiyah sebagaimana kita ketahui


bahwa muhammadiyah pada hakekatnya adalah sebuah wadah
organisasi yang menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud
masyrakat utama, adil dan makmur di ridhoi oleh Allah SWT. Hal ini
tertulis dalam AD Muhammadiyah Bab II pasal 3. Dalam merefleksikan
cita cita ini. Muhammadiyah mau tidak mauharus bersinggungan lansung
dengan masyarakat bawah atau mayarakat heterogen sebagaimana yang
termasuk didalamnya masyarakat kampus atau intelektual yaitu
masyrakat mahasiswa. Persinggungan muhammadiyah dalam maksud
dan tujuannya terutama masyarakat mahasiswa, secara teknisi bukan
secara lansung mendakwahi dan mempengaruhi mahasiswa.
Muhammadiyah dalam hal ini memakai teknis yang jitu yaitu
dengan menyediakan yang memungkinkan menarik animo atau mahasiwa
untuk memakai fasilitas yang telah disiapkan untuk menampung aspirasi
aspirasi mahasiswa. Maka dari itu lahir lah Ikatan Mahasiswa
Muhamamadiyah (IMM) untuk megusahakan terbentuknya akademi islam
yang berahlak mulia dan bernafaskan islam sehingga tak muncul kader
kader muhammadiyah yang radikal dan fundamental.

Perkembangan kader Ikatan mahasiswa muhammadiyah dalam


menghadapi perkembangan zaman tersebut harus menjadi role model
bagi masyarakat terkhususnya dalam kalangan mahasiswa di kampus
yang sudah terpengaruh dampak dari era globalisasi. Kader IMM sebagai
role model yang dimaksud adalah kader yang memiliki kepribadian yang
baik, memliki jiwa kepemimpin profetik, dan mampu bersosialisasi dengan
masyarakat. Kepemimpinan profetik yang tertanam dalam jiwa kader IMM
inilah yang akan mengarahkan bangsa kearah dimana Indonesia adalah
bangsa yang makmur tanpa adanya degradasi moral yang disebabkan
oleh invasi teknologi yang tak terkendali dikalangan masyrakat khususnya
mahasiswa.

Kader Ikatan mahasiswa muhammadiyah yang berada lansung


dalam kultur masyrakat harus menjadi suatu corong perubahan di tengah
– tengah masyrakat yang harus mampu menyaring segala hal – hal yang
masuk kenegara kita iniSeperti halnya faham – faham yang dapat
merusak kestabilan Negara dengan menutup diri dan menjauh dari ajaran
agama. Dalam hal ini tentu kader IMM telah mempersiapkan diri secara
matang – matang supaya tidak tergilas oleh era globalisasi dan terbawa
oleh arus globalisasi yang semakin hari semakin menyudutkan nilai – nilai
kemanusiaan dalam kultur masyrakat sehingga berefek terbiasnya
kemanusian itu sendiri dengan menjadi alat dalam peralatan sendiri
sehingga masyarakat menjadi control pada remote itu sehingga
adanyakekeliruan yang dilumrah – lumrahkan..
Kepemimpinan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh kader IMM
yang memiliki kapabilitas yang mumpuni dalam menjadi tiang penyokong
dalam perubahan zaman. Menurut John. C. Maxwell dalam buku
Developing the Leader Within You, kepemimpinan adalah sebuah
pengaruh, hanya itu, tidak lebih, dan tidak kurang. Adapun definisi lain
yang disebutkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mendapatkan
pengikut. Dalam hal ini kepemimpinan sebagai bentuk yang harus dimiliki
setiap individu dan setiap individu merupakan calon – calon pemimpin
bangsa kelak maka harus dimiliki setiap individu agar dapat memimpin
baik memimpin diri sendiri maupun organisasi menangani era globalisasi.

Ciri khas kader IMM adalah kepemimpin profetik. Kepemimpinan


profetik adalah suatu kepemimpinan yang kharismatik dalam proses
interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam sebuah kelompok
atau organisasi yang mana pemimpin menjadi panutan, menginspirasi,
mengubah persepsi, strukstur situasi, pemikiran dan mampu mewujudkan
harapan anggotanya sebagaimana para nabi dan rasul dalam memimpin.
Hal tersebut telah mencakup dalam kaderisasi IMM karena kader IMM
dibina dengan tiga kompetensi yaitu intelektualitas, spiritualitas, dan
humanitas. Ketiga komponen tersebut dapat meretas invasi dari faham
liberasme dan radikalisme karena tiga komponen tersebut sudah menjadi
ideal untuk diterapkan didalam beraktivitas.

Kepemimpinan profetik dibutuhkan dalam peningkatan kualitas


sumber daya manusia dalam hal ini kapabilitas. Dimana kapabilitas ini
berguna untuk mendorong kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
sebagai pemimpin. Keterampilan dan kemampuan ini yang kurang dimiliki
oleh pemimpin – pemimpin bangsa ini yang nantinya menjadi harapan
yang di tunggu masyrakat karena pemimpin yang dibutuhkan masa
sekarang adalah pemimpin yang mampu memberdayakan masyrakatnya
dari segi sumber daya manusianya bukan berarti memperalat ataupun
memperbudak masyarakat. Seperti softskill, akademik, leadership,
enterprenurship, dan lain – lain. Sehinggga hadirlah kader IMM untuk
menjadi calon calon pemimpin bangsa.

Teknologi di era globalisasi yang menyebabkan degradasi moral


akan terselesaikan dengan hadirnya kepemimpinan kader IMM yang
memiliki kepemimpinan profetik sebagai role model akan menunjukkan
cara memanfaatkan teknologi yang baik dan benar serta dapat memilah
dan memilih informasi yang ada. Sehingga adanya membina ataupun
menjadi panutan dalam masyarakat dalam mengoptimalkan teknologi
yang telah hadir sehingga perkembangan zaman dibarengi dengan
kualitas intelektual dan spiritual yang tak dapat diragukan lagi. Terarah
nya masyarakat yang menuju kebaikan akan berdampak pada kultur
masyarakat yang kurangnya anti sociable, faham radikalisme dan
liberalisme dan pada akhirnya terbentuknya masyarakat yang sesuai
dengan masyarakat islam yang sesungguh – sungguhnya tanpa
mengurangi ajaran rasulullah saw dan menguranginya.
DAFTAR PUSTAKA

Maxwell. 2014. Developing the Leader Within You. Surabaya : PT. Menuju
Insang Cemerlang.

http://labgis.si.fti.unand.ac.id/perbedaan-pemetaan-zaman-dahulu-dan-saat-ini/

http://immbskm.org/imm-dan-tantangan-mea-masyarakat-ekonomi-asean/

http://imm.fpsikologi.uad.ac.id/sejarah-berdirinya-ikatan-mahasiswa-muhammadiyah/

http://shirotuna.blogspot.co.id/2015/06/kepemimpinan-profetik.html?m=1

http://wikipedia.id.com
CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi
1. Nama lengkap : Ahmad Angga Laitono
2. Tempat, Tanggal Lahir : Lubuk linggau, 28 April 1997
3. Domisili : BTN Lapadde mas blok G.22
4. Jenis Kelamin : Laki - laki
5. Agama : Islam
6. Telp/ Hp : 082346376977
7. Alamat : Pinrang
8. Gmail : ahmadangga043@gmail.com
B. Riwayat pendidikan
1. SD Negri 292 Patampanua
2. Mts. Negeri Pinrang
3. MAN PINRANG
4. Pendidikan Starata Satu (S1) Universitas Muhammadiyah
Parepare Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Biologi
C. Riwayat organisasi
1. Anggota Bidang Riset dan Pengembangan Kader Pimpinan
Komisariat IMM Fkip Djazman Al-Kindi Priode 2015/2016
2. Sekertaris Bidang Kader Pimpinan Komisariat IMM Fkip Djazman
Al-Kindi Priode 2015/2016
3. Anggota bidang keagamaan Himpunan mahasiswa pendidikan
biologi
4. Ketua bidang organisasi Himpunan mahasiswa pendidikan biologi
D. Jenjang Pengkaderan
1. Darul Arqam Dasar (DAD) Pimpinan Komisariat FKIP Djazman Al
Kindi Gelombang 3 Bulan September 2015
2. Simbiosis Himpunan Mahasiswa Pendidikan biologi

Anda mungkin juga menyukai