1. KONSEP MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang artinya seni melaksanakan
dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
a. Manajemen sebagai suatu proses
b. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
c. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa
saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya
sendiri.
4. LOYALITAS PELANGGAN
Menurut Oliver loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut :
Customer Loyalty is deeply held commitment to rebuy or repatronize a preferred product or service
consistently in the future, despite situational influences and marketing efforts having the potential to
cause switching behaviour.
Kalimat diatas memiliki arti: Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat dari pelanggan untuk
berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa yang disukai secara konsisten di
masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
potensi untuk menimbulkan perilaku untuk berpindah.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan sebagai bagian dari
kegiatan manusia yang selalu berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan dan sosial di mana dia
berada. Namun perilaku konsumen yang diharapkan tetap terus ada bagi perusahaan adalah
loyalitas. Loyalitas berarti pelanggan terus melakukan pembelian secara berkala.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN
a. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap antara harapan pelanggan dengan kenyataan
yang mereka terima atau rasakan.
b. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunnggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut dalam memenuhi keinginan pelanggan (Wyckof dalam Tjiptono,1996).
CIRI-CIRI PELANGGAN YANG MEMILIKI RASA LOYAL SEBAGAI BERIKUT
a. Makes regular repeat purchase (melakukan pembelian ulang secara teratur).
b. Purchases across product and service lines (melakukan pembelian lini produk yang lainnya dari
perusahaan Anda)
c. Refers others; and (memberikan referensi pada orang lain)
d. Demonstrates in immunity to the pull of the competition (menunjukkan kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing/ tidak mudah terpengaruh oleh bujukan pesaing)
MANFAAT LOYALITAS PELANGGAN
Menurut Kotler, Hayes, dan Bloom (dalam Buchari Alma 2002:275) ada enam alasan mengapa
perusahaan harus menjaga dan mempertahankan konsumennya:
a. Pelanggan yang sudah ada memiliki prospek yang lebih besar untuk memberikan keuntungan
kepada perusahaan.
b. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjaga dan memperthankan pelanggan yang sudah
ada, jauh lebih kecil daripada mencari pelanggan baru.
c. Pelanggan yang percaya kepada suatu lembaga dalam suatu urusan bisnis, cenderung akan
percaya juga pada urusan bisnis yang lain.
d. Jika sebuah perusahaan lama memiliki banyak pelanggan lama, maka perusahaan tersebut akan
mendapatkan keuntungan karena adanya efisiensi. Pelanggan lama sudah barang tentu tidak
akan banyak lagi tuntutan, perusahaan cukup menjaga dan mempertahankan mereka. Untuk
melayani merekabisa digunakan karyawan-karyawan baru dalam rangka melatih mereka,
sehingga biaya pelayanan lebih murah
e. Pelanggan lama tentunya telah banyak memiliki pengalaman positifyang berhubungan dengan
perusahaan, sehingga mengurangi biaya psikologis dan sosialisasi.
f. Pelanggan lama akan berusaha membela perusahaan, dan mereferensikan perusahaan tersebut
kepada teman-teman maupun lingkungannya.
INDIKATOR LOYALITAS PELANGGAN
Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2006 ; 57) adalah Repeat Purchase
(kesetiaan terhadap pembelian produk); Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif
mengenai perusahaan); referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan). Hill (1996 ;332)
menjelaskan bahwa tingkatan loyal terbagi atas 6 tingkat, yaitu
a. Suspect
Bagian ini termasuk semua pembeli produk atau jasa dalam pemasaran, jadi suspects adalah
menyadari akan produk atau jasa perusahaan atau tidak mempunyai kecenderungan terhadap
pembelian.
b. Prospects
Prospects adalah pelanggan potensial yang mempunyai daya tarik terhadap perusahaan tetapi
belum mengambil langkah untuk melakukan bisnis dengan perusahaan.
c. Customers
Suatu tipe pembelian produk (walaupun dalam kategori ini termasuk beberapa pembelian ulang)
yang tidak memiliki loyalitas pada perusahaan.
d. Client
Pembelian ulang yang menunjukkan loyalitas pada perusahaan tetapi lebih memiliki dorongan
pasif daripada aktif terhadap perusahaan.
e. Advocates
Client yang memberikan dorongan yang positif pada perusahaan dengan merekomendasikannya
kepada orang lain.
f. Partners
Partners adalah hubungan yang sangat erat antara konsumen dengan supplier yang keduanya
saling memperlihatkan keuntungan.
g. Iklan
5. RISIKO USAHA
Berdasarkan kerugian yang dapat diakibatkan, Resiko Usaha dikategorikan menjadi Resiko
Spekulatif dan Resiko Murni (Pure Risk)
a. Resiko Spekulatif
Resiko spekulatif adalah resiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang. Peluang
terjadinya kerugian dan peluang terjadinya keuntungan. Contoh dari resiko spekulatif adalah:
pembelian saham di bursa efek. Pembelian saham di bursa efek memiliki resiko spekulatif,
karena akan ada dua peluang kemungkinan yang terjadi. Peluang pertama adalah peluang
keuntungan, keuntungan yang akan didapat oleh pemegang saham dikarenakan telah
mendapatkan pembagian keuntungan dari perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut(dividen). Dan peluang kedua adalah peluang kerugian, kerugian yang akan didapat oleh
pemegang saham, dikarenakan perusahaan yang menerbitkan saham yang Anda beli telah
mengalami kerugian yang besar, sehingga perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.
b. Resiko Murni
Resiko murni adalah resiko yang bilamana terjadi, pasti akan memberikan kerugian. Namun
apabila resiko ini tidak terjadi, juga tidak akan menimbulkan kerugian ataupun suatu keuntungan.
Ada dua macam akibat yang muncul dari terjadinya resiko ini, terjadinya kebangkrutan yang
disebabkan oleh kerugian atau terjadinya break event. Macam-macam contoh dari resiko murni
adalah seperti : pencurian, bencana alam, kebakaran atau kecelakaan. Contoh lain dari resiko
murni adalah: terjadinya suatu resiko murni pada sebuah rumah makan yang diakibatkan dari
kebakaran, rumah makan tersebut dapat dipastikan mengalami banyak kerugian, dikarenakan
seluruh asetnya telah habis terbakar. Hanya akan ada dua macam akibat yang terjadi dari
kebakaran tersebut. Akibat yang pertama adalah tutupnya rumah makan tersebut karena seluruh
asetnya telah habis karena hangus terbakar atau ditutupnya sementara rumah makan tersebut
dikarenakan pembangunan ulang dari rumah makan itu.
Telah banyak tokoh-tokoh terkemuka yang membahas mengenai resiko usaha, tidak jarang pula yang
telah menyebutkan mengenai apa saja jenis-jenis resiko usaha tersebut. Berikut akan dibahas satu per
satu mengenai jenis-jenis resiko usaha. Jenis-jenis resiko usaha tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Resiko Produksi
Ketika Anda memiliki jenis usaha tertentu, misalnya saja di bidang industri clothing atau fashion
yang memproduksi baju, untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi
permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk
menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan
menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk
yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya
adalah ketika telah sampai di tangan konsumen dan kebetulan barang atau produk tersebut ada
yang cacat, maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complain dari pelanggan dapat
berakibat fatal bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon
pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan resiko usaha. Selain faktor non-human dalam
proses produksi, faktor SDM nya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja,
ketelitian, ketekunan, dan lain sebagainya.
b. Resiko Pemasaran
Resiko pemasaran berkaitan erat dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu
Anda kuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang
Anda hasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. Masalah yang sering dihadapi adalah
kita sering kesulitan untuk mengusai teknik marketing yang baik. Cara yang dapat dilakukan
antara lain adalah lebuh sering mengikuti smeinar atau workshop mengenai teknik-teknik
marketing, sering membaca buku, serta belajar langsung dari mentor atau seseorang yang telah
sukses. Intinya adalah Anda harus lebih memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
c. Resiko Sumber Daya Manusia
Seringkali ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan bantuan
untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan adalah merekrut karyawan atau
pegawai. Namun seringkali masalah yang kerap terjadi adalah masalah dengan sumber daya
manusia itu sendiri. Misalnya sifat pekerja yang kurang baik sehingga menimbulkan dampak
negatif bagi perusahaan. Yaitu misalnya sifat dan sikap seperti malas bekerja, kurang
bertanggung jawab, tidak jujur, dan lain sebagainya. Pada intinya hal-hal tersebut akan
merugikan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan adalah lebih cermatd an teliti dalam menerima
karyawan. Anda dapat menerapkan misalnya beberapa test seperti test psikologi, wawancara,
dan persyaratan lain yang dilakukan terlebih dahulu sebelum menerima karyawan tersebut untuk
bekerja di perusahaan Anda.
d. Resiko Finansial
Memiliki usaha dan bisnis berarti siap dengan resiko ketidakpastian income atau pendapatan
usaha. Tidak selamanya perusahaan akan memiliki keuntungan dalam jumlah besar. Perlu
diketahui bahwa resiko kerugian juga amatlah besar. Yang perlu Anda lakukan adalah
mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. Kemudian Anda harus
menyiapkan langkah penyelesaiannya agar Anda tidak terus mengalami kerugian yang signifikan
dan yang akan berakibat buruk bagi perusahaan.
e. Resiko Lingkungan
Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki jenis
usaha perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka Anda harus memikirkan limbah
pabrik yang dihasilkan dari perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar lebih ramah
lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain adalah usaha bengkel
mobil atau motor. Kerugian yang sering dialami misalnya adalah tentang polusi suara yang
dihasilkan. Anda harus dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan, misalnya dengan dengan
mengusahakan membangun usaha bengkel tersebut tidak dekat pemukiman padat penduduk,
dan alternatif upaya pencegahan lainnya.
f. Resiko Teknologi
Resiko yang sering muncul lainnya adalah mengenai resiko teknologi yang sering digunakan.
Usaha yang dijalankan biasanya selain dibantu dengan tenaga karyawan, namun juga
menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu
pemakaian alat yang harus selalu dipantau. Jika pemakaian alat terlalu lama dan tidak dilakukan
service secara berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat dipergunakan. Hal ini
merupakan kerugian bagi perusahaan Anda, maka dari itu perawatan alat, mesin dan teknologi
benar-benar harus diperhatikan.
g. Resiko Permintaan Pasar
Kesuksesan tidak lantas membuat usaha Anda memiliki jaminan akan berhasil dalam jangka
waktu yang lama. Anda harus memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun kedepan.
Mungkin pada saat ini permintaan pasar pada prosuk yang Anda hasilkan cukup besar, namun
apakah ada jaminan bahwa 5 atau 10 tahun ke depan pasar masih menginginkan produk Anda?
Maka dari itu Anda harus selalu memikirkan inovasi-inovasi produk yang dapat dilakukan dan
melihat peluang apa yang harus Anda pertimbangkan untuk jenis usaha berikutnya.
h. Resiko Perbaikan
Jika Anda ingin melakukan perubahan atau perbaikan bagi bisnis Anda, maka sebaiknya lebih
berhati-hati. Anda harus melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar, inovasi prosuk
apakah yang akan dilakukan, dan lain sebagainya. Karena bukan tidak mungkin perbaikan yang
ingin Anda lakukan bisa berakibat buruk dan negatif bagi perusahaan Anda. Dengan kata lain
perbaikan tersebut tidak atau kurang sesuai dengan harapan Anda. Maka dari itu, Anda harus
memastikan terlebih dahulu jenis dan prospek ke depan atas perbaikan yang ingin Anda lakukan,
naik terkait sumber daya alam, teknologi, market pasar, dan lain sebagainya.
i. Resiko Kerjasama
Memiliki partner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaat baik bagi usaha Anda. Anda harus
memilih partner bisnis Anda secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan tidak langsung
mempercayai orang yang Anda kenal kemudian Anda jadikan mitra bisnis Anda. Anda harus
mengenal terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih baik. Hal ini diperlukan agar dikemudian
hari Anda terhindar dari resiko penipuan, dan partner yang kurang baik sehingga berdampak
merugikan perusahaan Anda.
j. Resiko Peraturan Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang
berlaku. Terkait dengan usaha yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan usaha kita
tersebut aman. Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang mana peraturan
tersebut harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis. Pastikan jenis usaha yang Anda
jalankan tidak melanggar peraturan pemerintah sehingga Anda akan mendapatkan jaminan
usaha yang baik.
k. Resiko Pengembangan Asset
Ketika telah mencapai kesuksesan awal, pastilah terdapat keinginan untuk scale up. Namun
Anda harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan Anda dan
perusahaan Anda lakukan. Terutama Anda harus berhati-hati jika ingin mengembangkan asset
Anda. Usahakan untuk melihat, memperkirakan, serta menghitung kembali resiko apa saja yang
kemungkinan akan muncul. Sehingga jika Anda telah mengetahui hal tersebut dari awal, Anda
dapat menyipakan langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Untuk dapat mengatasi resiko usaha perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan baik. Ilmu Risk
management atau Manajemen Resiko Usaha sudah pasti harus Anda baca sebagai kalangan para
entrepreneur. Jika Anda berani menghadapi resiko tentunya harus punya persiapan matang sebelumnya.
Berikut adalah 4 langkah mudah memanage resiko usaha:
a. Identifikasi Resiko
Dari berbagai jenis resiko usaha yang telah dipaparan sebelumnya, Anda dapat mencoba
identifikasi kira-kira dari jenis resiko tersebut yang dapat muncul dalam usaha Anda adalah yang
mana. Terkadang proses ini terlalu menjemukan karena ternyata resiko yang Anda bayangkan
sebelumnya dapat muncul lebih banyak. Namun ketika resiko ini lebih sedikit dampaknya
daripada keuntungan tentunya Anda tidak akan sia-sia berusaha untuk mengatasi resiko ini. Inti
dari proses ini adalah dibuatnya sebuah daftar dari setiap resiko yang dapat terjadi pada usaha
Anda.
b. Ranking Berdasar Kerugian
Setelah memiliki daftar tentang berbagai resiko usaha, saatnya Anda menganalisa dan
mengurutkannya berdasarkan dampak terburuk. Anda harus fokus pada resiko yang paling besar
akibatnya dan paling sering dialami terutama terhadap jenis usaha Anda yang serupa. Cari apa
saja dampaknya terhadap Anda, terhadap karyawan, terhadap kelangsungan perusahaan dan
bahkan terhadap lingkungan.
CONTROL RESIKO
Daftar dengan berbagai resiko ini tidak akan berarti jika tidak ada rencana aksi yang dapat dilakukan
untuk penganggulangannya. Dalam menyikapi resiko usaha terdapat 5 bentuk sikap:
Usaha dengan resiko kecil adalah sebuah usaha yang di bentuk dengan membutuhkan modal yang kecil.
Dengan dikeluarkannya modal yang kecil, otomatis memiliki resiko kerugian yang sangat kecil pula. Lain
halnya dengan usaha yang memerlukan modal yang besar, tentu resiko yang dimiliki juga besar. Bidang
jasa dan usaha rumahan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan home industry dapat digolongkan
dalam usaha dengan resiko kecil.
Contoh-contoh usaha dengan resiko kecil antara lain: jasa kurir, bimbingan belajar, jasa cuci pakaian
atau jasa pengetikan. Anda tidak membutuhkan modal yang sangat besar untuk membuka usaha yang
bergerak di bidang jasa, serta sangat kecil kemungkinan untuk merugi, karena modal yang Anda
keluarkan pun tidak terlalu besar. Sebagai sebuah contoh konkret usaha wartel adalah contoh usaha
dengan resiko kecil, modal utama yang diperlukan adalah sebuah telepon dan jaringannya. coba
bayangkan berapa penghasilan yang masuk dalam satu bulan. Sudah dapat ditebak bahwa penghasilan
yang diperoleh tidak terlalu banyak, dikarenkan sudah banyaknya masyarakat yang memiliki telepon
genggam. Semakin besar modal yang Anda keluarkan, semakin besar resiko yang Anda ambil, maka
semakin besar pula keuntungan yang akan Anda peroleh. Semakin kecil modal yang Anda keluarkan,
semakin kecil resiko yang Anda ambil, maka semakin kecil pula keuntungan yang akan Anda peroleh.
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas, yaitu dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau
menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari
sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
LANGKAH-LANGKAH METODE BRAINSTORMING
a. Pemberian informasi dan motivasi
Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik
aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
b. Identifikasi
Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-
banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok
dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta
didik tidak terhambat.
c. Klasifikasi
Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan
kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktor-
faktor lain.
d. Verifikasi
Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap
sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran
yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada
pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya.
e. Konklusi (Penyepakatan)
Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif
pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir
cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
Dari keempat komponen dasar tersebut, Strength (kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) adalah
faktor internal organisasi/proyek itu sendiri, sedangkan Oppoturnities (Peluang) dan Threats
(Ancaman) merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan organisasi ataupun
proyek. Oleh karena itu, Analisis SWOT juga sering disebut dengan Analisis Internal-Eksternal
(Internal-External Analisis) dan Matriks SWOT juga sering dikenal dengan Matrix IE (IE Matrix).
CARA MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
Untuk melakukan Analisis SWOT, kita perlu membuat beberapa pertanyaan dan menjawabnya sendiri
seperti contoh-contoh berikut ini :
STRENGTH (KEKUATAN)
1. Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi ?
2. Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya?
3. Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi ?
4. Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan ?
5. Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelebihan ?
WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi ?
2. Apa yang harus dihindari oleh organisasi ?
3. Faktorapa yang menyebabkan kehilangan penjualan ?
4. Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelemahan organisasi kita ?
5. Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari organisasi kita ?
OPPORTUNITIES (PELUANG)
1. Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
2. Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita ?
THREATS (ANCAMAN)
1. Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ?
2. Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi ?
3. Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan ancaman bagi organisasi ?
4. Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam perkembangan organisasi ?
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANALISIS SWOT
a. Faktor Internal (Strength dan Weakness)
1. Sumber daya yang dimiliki
2. Keuangan atau Finansial
3. Kelebihan atau kelemahan internal organisasi
4. Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal)
b. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)
1. Tren
2. Budaya, Sosial Politik, Ideologi, perekonomian
3. Sumber-sumber permodalan
4. Peraturan Pemerintah
5. Perkembangan Teknologi
6. Peristiwa-peristiwa yang terjadi
7. Lingkungan
CONTOH ANALISIS SWOT
a. STRENGTH (KEKUATAN)
1. Kami dapat merespon dengan cepat setiap permintaan pelanggan tanpa harus melalui
birokrasi yang panjang.
2. Kami memiliki biaya overhead yang rendah, sehingga dapat memberikan tawaran harga
yang paling baik bagi pelanggan kami.
3. Kami sangat memperhatikan setiap permintaan dan kebutuhan pelanggan.
4. Kami sangat fleksibel dalam menangani setiap kasus dan permintaan pelanggan.
5. Kami memiliki reputasi yang baik pada market yang tekuni.
b. WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Staff kami masih memiliki kemampuan yang rendah dibidang-bidang tertentu.
2. Perusahaan kami memiliki keterbatasan dalam permodalan.
3. Cash flow kadang-kadang tidak lancar.
4. Lokasi kantor yang letaknya di tempat yang kurang strategis.
c. OPPORTUNITIES (PELUANG)
1. Sektor yang kami tekun ini sedang mengalami kenaikan
2. Pemerintah sangat mendukung perusahaan lokal seperti kami
d. THREATS (ANCAMAN)
1. Perkembangan Teknologi yang cepat di market ini yang berada di luar kemampuan kami
akan menyebabkan kami terlambat dalam mengadopsinya.
2. Perubahan strategi pesaing dapat mengancam posisi kami di market.
3. Kurangnya minat perbankan dalam membiayai pendanaan untuk industri yang kami tekuni
saat ini.
Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun
eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-masing faktor tersebut, kemudian dilakukan
skoring. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi.
MATRIK SWOT
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT.
Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman internal yang dihadapi
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 1. berikut :
Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang
muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui faktor-
faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal (External Strategic
Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut :
Skor
Faktor-faktor Pembobotan
Bobot Rating
Strategis Eksternal (Bobot x
Rating)
Jumlah O a b
Ancaman
bobot rating
(Threats/T) : ancaman 1 ancaman 1
Jumlah T c d
Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor
kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti halnya pada Analisis
Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel Faktor-faktor Strategis Internal
(Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS). Bentuk tabel IFAS adalah sepeti terlihat pada Tabel
3.
Summary/IFAS)
Skor
Pembobotan
Faktor-faktor Strategis
Bobot Rating
Internal
(Bobot x
Rating)
Jumlah S a b
Jumlah W c d
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya
perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum.
Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum
bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan
asumsi ceteris paribus.
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas Harga adalah nilai dari komoditas
(barang tertentu saja) secara agregat (keseluruhan)
SOFTSKILL
adalah atribut dan ciri kepribadian seseorang yang memengaruhi hubungan interpersonal di tempat kerja.
Di dunia kerja, soft skill juga sama pentingnya dengan hard skill. Beberapa jenis soft skill yaitu
karakteristikk seperti kepemimpinan, empati komunikasi, hingga etika.
Perusahaan tidak selalu mencantumkan soft skill di iklan lowongan kerja, kecuali untuk pekerjaan
tertentu. Misalnya, untuk pekerjaan terkait hubungan masyarakat, perusahaan akan menuliskan syarat:
bisa berkomunikasi dengan baik. Untuk mencari tahu lebih jauh tentang soft skill yang dibutukan
perusahaan, calon pegawai bisa melakukan penelitian kecil-kecilan misalnya dengan menyelami situs
web perusahaan atau bertanya dengan pegawai yang sudah bekerja.
Seorang pegawai bisa memelajari hard skill dari mentor di kantor. Kemudian, manajemen bisa mengukur
perkembangan keterampilannya berdasarkan hasil pekerjaan. Adapun soft skill tidak bisa dipelajari
dengan hafalan. Kemampuan ini lebih kompleks dan melibatkan kecerdasan emosional dan empati.
Keterampilan tersebut mungkin tidak bisa diajarkan oleh mentor. Tapi, perusahaan bisa saja memanggil
instruktur khusus agar bisa meningkatkan soft skill pegawai.
18. KERJASAMA
a. MERGER
Merger atau fusi adalah suatu penggabungan satu atau beberapa badan usaha sehingga dari
sudut ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur badan usaha yang bergabung. Di
pandang dari segi ekonomi, ada dua jenis merger, yaitu merger horizontal dan merger vertikal.
Merger horizontal adalah penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang masing masing
kegiatan bisnis ( produksinya ) berbeda satu sama lain sehingga yang satu dengan yang lain nya
merupakan kelanjutan dari masing masing produk. Contoh PT A mengusahakan kapas,
bergabung dengan PT C yang mengusahakan kain dan seterusnya. Dengan demikian tujuan
kerjasama disini adalah menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi di mana PT
B akan mempergunakan produk PT A dan PT C akan mempergunakan produk PT B dan
seterusnya. Merger vertikal adalah penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang
masing masing kegiatan bisnis berbeda satu sama lain, namun tidak saling mendukung dalam
penggunaan produk. Misal nya badan usaha perhotelan, bergabung dengan badan usaha
perbankan, perasuransian sehingga di sini terlihat adanya diversifikasi usaha dalam suatu
penggabungan badan usaha. Di pandang dari aspek hukum, bentuk kerjasama ini hanya dapat
dilakukan pada badan usaha dengan status badan hukum ( dalam hal ini perseroan terbatas ).
b. KONSOLIDASI
Antara konsolidasi dan merger sering kali dipersamakan sehingga dalam praktik kedua istilah ini
sering di pertukarkan dan dianggap sama artinya, namun sebenarnya terdapat perbedaan
pengertian antara konsolidasi dan merger. Dalam merger penggabungan antara dua atau lebih
badan usaha tidak membuat badan usaha yang bergabung menjadi lenyap, sedangkan
konsolidasi adalah penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri
saling melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru, oleh kerena itu,
konsolidasi ini sering kali di sebut dengan peleburan.
c. JOINT VENTURE
Joint venture secara umum dapat di artikan sebagai suatu persetujuan di antara dua pihak atau
lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan. Persetujuan di sini adalah kesepakatan
yang di dasari atau suatu perjanjian yang harus tetap berpedoman kepada syarat sahnya suatu
perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Jadi menurut Amirizal joint
venture adalah kerjasama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional semata
mata berdasarkan suatu perjanjian belaka ( contractueel). Subjek dari joint venture dapat di bagi
menjadi dua jenis kerjasama yaitu
1. Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan hukum RI
2. Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan hukum asing/lembaga
internasional.
d. WARALABA
Waralaba yang dulu dikenal dengan istilah franchise sekarang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki
oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha
dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Kriteria
tertentu yang dimaksudkan adalah syarat mutlak untuk adanya waralaba, kriteria tersebut adalah:
1. Memiliki ciri khas usaha
Artinya suatu usaha yang memiliki keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah ditiru
dibandingkan dengan usaha lain yang sejenis dan membuat konsumen selalu mencari ciri
khas di maksud. Misalnya sistem manajemen, cara penjualan dan pelayanan dsb.
2. Terbukti sudah memberikan keuntungan
Maksudnya bahwa usaha tersebut berdasarkan pengalaman pemberi waralaba yang telah
dimiliki kurang lebih 5 ( lima ) tahun dan telah mempunyai kiat kiat bisnis untuk mengatasi
masalah masalah dalam perjalanan usahanya, terbukti masih bertahan dan
berkembangnya usaha tersebut dengan menguntungkan.
3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yag dibuat
secara tertulis. Dimaksud dengan standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang
ditawarkan yang dibuat secara tertulis adalah supaya penerima waralaba dapat
melaksanakan usaha dalam kerangka kerja yang jelas dan sama ( standard operational
procedure).
4. Mudah diajarkan dan di aplikasikan
Maksudnya usaha tersebut mudah dilaksanakan sehingga penerima waralaba yang belum
memiliki pengalaman atau pengetahuan mengenai usaha sejenis dapat melaksanakannya
dengan baik sesuai dengan bimbingan operasional dan manajeman yang berkesinambungan
yang diberikan oleh pemberi waralaba.
5. Adanya dukungan yang berkesinambungan
yaitu dukungan dari pemberi waralaba kepada penerima waralaba secara terus menerus
seperti bimbingan operasional, pelatihan, dan promosi
6. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar
Adalah HKI yang terkait dengan usaha seperti merek, hak cipta, paten, dan rahasia dagang,
sudah di daftarkan dan mempunyai sertifikat atau sedang dalam proses pendaftaran di
instansi yang berwenang.