Anda di halaman 1dari 3

Jenis-jenis BMN 7

▪ Persediaan (ATK , Obat-obatan , Bahan baku , Persediaan)

▪ Aset tetap (Tanah ▪ Peralatan dan Mesin ▪ Gedung dan Bangunan ▪ Jalan, Irigasi dan Jaringan ▪ Aset
Tetap Lainnya (misalnya: buku koleksi perpustakaan, hewan peliharaan, barang bercorak seni dan
budaya) ▪ Konstruksi dalam Pengerjaan )

▪ Aset lainnya (Aset Kemitraan (KSP, BGS/BSG) ▪ Aset Tak Berwujud (software, hak cipta, hak paten) ▪
Aset Tetap yang dihentikan penggunaannya.)

Asas Pengelolaan BMN

▪ Azas fungsional Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-masalah dibidang pengelolaan


BMN dilaksanakan oleh pengelola dan/atau pengguna BMN sesuai fungsi, wewenang, dan tangung
jawab masing-masing.

▪ Azas kepastian hukum Pengelolaan BMN harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan
perundang-undangan, serta azas kepatutan dan keadilan.

▪ Azas transparansi (keterbukaan) Penyelenggaraan pengelolaan BMN harus transparan dan


membuka diri terhadap hak dan peran serta masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar
dan keikutsertaannya dalam mengamankan BMN.

• Efisiensi Penggunaan BMN diarahkan sesuai batasanbatasan standar kebutuhan yang diperlukan
untuk menunjang penyelenggaraan Tupoksi pemerintahan secara optimal.

• Akuntanbilitas publik Setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat dipertaggungjawabkan kepada
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara.

• Kepastian nilai Pendayagunaan BMN harus didukung adanya akurasi jumlah dan nominal BMN.
Kepastian nilai merupakan salah satu dasar dalam Penyusunan Neraca Pemerintah dan
pemindahtanganan BMN.

Pengelola BMKN

1. Pemerintah Pusat  Menteri Keuangan selaku BUN adalah pengelola barang;  Menteri/pimpinan
lembaga adalah pengguna barang.  Kepala kantor adalah kuasa pengguna barang.

2. Pemerintah Daerah  Gubernur/bupati/walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang


milik daerah;  Sekretaris daerah adalah pengelola barang milik daerah;  Kepala kantor satuan kerja
perangkat daerah adalah pengguna barang milik daerah.

Lingkup Pengelolaan BMKN

1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran; 2. Pengadaan; 3. Penggunaan; 4. Pemanfaatan;


(Sewa, Pinjam Pakai, Kerjasama Pemanfaatan, BGS/BSG) 5. Pengamanan dan Pemeliharaan;
6. Penilaian; 7. Pemindahtanganan; (Penjualan, Tukar Menukar, Hibah, PMP) 8.
Pemusnahan; 9. Penghapusan; 10.Penatausahaan; (Pembukuan, Inventarisasi, Pelaporan)
11.Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

SEWA Pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain dalam jangka waku tertentu dan menerima imbalan uang
tunai
PINJAM PAKAI Penyerahan penggunaan BMN/D antara Pemerintah Pusat dan Pemda atau antar
Pemda dlm jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jk jgka waktu ttberakhir
diserahkan kembali kpd Pengelola Brg.

KERJASAMA PEMANFAATAN Pendayagunaan BMN/D oleh pihak lain dlm jangkawaktu tertentu dlm
rangka peningkatan PNBP dan sumber pembiayaan lainnya

BANGUN GUNA SERAH/BANGUN SERAH GUNA Pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain
dgn mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yg telah disepakati, slanjutnya diserahkan kembali

KERJASAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha untuk
kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan UU-an

perencanaan Kebutuhan merupakan salah satu dasar bagi Kementerian/ Lembaga/satuan kerja
perangkat daerah dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new
initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran.

Pengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan


terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.

Status penggunaan barang ditetapkan oleh: a. Pengelola Barang untuk BMN dgn cara sbb: ▪
Pengguna Barang melaporkan BMN yang diterimanya kepada Pengelola Barang disertai dengan
usul penggunaan ▪ Pengelola Barang meneliti laporan tsb dan menetapkan status penggunaan
BMN dimaksud. b. Gubernur/Bupati/Wali Kota untuk BMD, dgn cara sbb: ▪ Pengguna Barang
melaporkan BMD yang diterimanya kepada Pengelola Barang disertai dengan usul penggunaan; ▪
Pengelola Barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul penggunaan dimaksud kepada
gubernur/bupati/walikota untuk ditetapkan status penggunaannya.

Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah yang tidak dipergunakan


sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah
dan/atau optimalisasi BMN/D

Pengelola barang, pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib melakukan
pengamanan BMN/D yang berada dalam penguasaannya.

Penetapan nilai BMN dalam rangka penyusunan neraca pemerintah pusat dilakukan dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN/D melalui: a. Penjualan b. Tukar


Menukar (Ruistlaag) c. Hibah d. Penyertaan Modal Pemerintah / Daerah

Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan BMN/D.

2. Dilakukan dalam hal ▪ Kondisi BMN ▪ tidak dapat digunakan, ▪ tidak dapat dimanfaatkan,
dan/atau ▪ tidak dapat dipindahtangankan ▪ Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan.

Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan


pelaporan BMN/D sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Menteri Keuangan melakukan pembinaan pengelolaan BMN dan menetapkan kebijakan umum
pengelolaan barang milik Negara/daerah yang terdiri: ▪ kebijakan umum ▪ Kebijakan teknis
▪ Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan pengelolaan BMD dan menetapkan kebijakan
teknis sesuai dengan kebijakan umum pengelolaan BMN/D

Anda mungkin juga menyukai