Anda di halaman 1dari 117

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEKAYAAN
NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN

DTSS PENGUNAAN DAN PEMANFAATAN B M N


KERJA SAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
ANGKATAN I TAHUN 2015

BAHAN TAYANG
MATA PELAJARAN
POKOK-POKOK PENGELOLAAN
BARANG MILIK NEGARA

Oleh. : Drs. Herri Waloejo


TANGERANG SELATAN 14 SEPTEMBER 2015 11
Kondisi Ideal
Pengelolaan BMN Welfare State

(Sesudah Reformasi Keuangan Negara)


“Pengelolaan Aset untuk
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”

Best Practice

Pengelolaan Aset berdasarkan prinsip-


prinsip:
• Tranparansi & Akuntabilitas
• Profesionalitas, Proporsionalitas &
Objektif Good Governance
• Pemeriksaan oleh badan pemeriksa Pengelolaan Aset
ekstern secara:
yg bebas & mandiri (independen) • Profesional
• Konsisten & Acceptable bds. standar • Transparan
akuntansi sektor publik yg berlaku umum • Akuntabel
2
Ruang Lingkup Kekayaan Negara
Permukaan Bumi
(Tanah)
Bumi, air & kekayaan
Tubuh Bumi
alam yang
(di bawah Tanah & Air)
terkandung di dlmnya

Ruang Angkasa
(di atas Tanah & Air)
Dikuasai Negara
(domein public)
Diperoleh/dibeli Hibah/
atas beban APBN/D Sumbangan
Kekayaan yang
Kekayaan Tdk Dipisahkan Pelaksanaan
Negara (BMN/D) Perjanjian/Kontrak
Perolehan lain yang
sah
Berdasarkan ketentuan
Dimiliki Pemerintah Undang-Undang
(domein privat)
Bds kpts Pengadilan yg
BUMN/D berkekuatan hukum tetap
Kekayaan yang Dipisahkan/
Investasi Pemerintah PT
(PMN/D)
BHMP
Lainnya
3
4

RUANG LINGKUP PENGELOLAAN BMN


1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
2. Pengadaan
3. Penggunaan
4. Pemanfaatan
5. Pengamanan dan Pemeliharaan
6. Penilaian
7. Pemindahtanganan
8. Pemusnahan
9. Penghapusan
10. Penatausahaan
11. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian 4
PENGGOLONGAN BMN
adalah : Kegiatan untuk menetapkan secara sistimatik kedalam
golongan. Bidang, kelompok, sub kelompok dan
sub- sub kelompok

1. Persediaan
2. Tanah
3. Peralatan dan Mesin
4. Gedung dan Bangunan
5. Jalan, Jaringan dan Irigasi
6. Aset Tetap Lainnya
7. Konstruksi dalam pengerjaan (KDP)
8. Aset Tak Berwujud

12
PENGERTIAN POKOK
1. Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah.
2. Pengelola Barang, adalah pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta
melakukan pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah.
3. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
Barang Milik Negara / Daerah
4. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang
berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
5. Daftar Barang Pengguna adalah Daftar yang memuat data barang yang
digunakan oleh masing-masing pengguna barang
6. Daftar Barang Kuasa Pengguna adalah Daftar yang memuat Data Barang
yang dimiliki oleh masing-masing Kuasa Pengguna Barang
7. Aset tetap adalah suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria ‫׃‬
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
b. Biaya perolehan asset dapat diukur secara handal
c. Tidak bermaksud untuk dijual dalam operasi normal entitas
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
(PP No. 24 tahun 2005) 13

6
DASAR HUKUM PENGELOLAAN BMN

1. UU No. 17/2003 ttg Keuangan Negara


2. UU No.1/2004 ttg Perbendaharaan Negara
3. UU No. 15/2004 ttg Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keu Neg
4. PP No.27/2014 ttg Pengelolaan BMN/BMD
5. PMK.No.96/PMK.06/2007 ttg Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan BMN
6. PMK No.120/PMK.06/2007 ttg Penatausahaan BMN
7. PMK No.179/PMK.06/2009 ttg Penilaian BMN
8. PMK.No.29/PMK.06/2010 ttg Penggolongan dan Kodefikasi BMN
9. PMK No.248/PMK.06/2011 ttg Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN
Berupa Tanah Dan / Atau Bangunan.
10. PMK No.250/PMK.06/2011 ttg Tata Cara Pengelolaan BMN Yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan TUSI K/L
11. PMK No. 33/PMK.06/2012 ttg Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN
12. PMK No, 244 / PMK.06/2012 Tentang Tata Cara Pelaksanaan WASDAL BMN
13. KMK No. 218/KM.6/ 2013 ttg Pelimpahan Sebagian Wewenang Pengelolaan
BMN

7
DASAR HUKUM PENGELOLAAN BMN (Lanjutan)

14. PMK No.01 /PMK.06/ 2013 ttg Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada
Entitas Pemerintah Pusat
15.KMK No.59/KMK.6/2013 ttg Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan BMN Berupa
Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat
16.PMK No.174 /PMK.06/2013 ttg Perubahan atas PMK No.33/PMK.06/2012
17.PMK No. 50 / PMK.06 / 2014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan
18.PMK No. 78 / PMK.06 / 2014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan
19. PMK No. 90 / PMK.06 / 2014 Tentang Perubahan atas PMK.01/PMK.06/2013
20.PMK No. 164 / PMK.06 / 2014 Tentang Tata Cara Pemanfaatan BMN Dalam Rangka
Penyediaan Infrastruktur
21.PMK No.150 / PMK.06 / 2014 Tentang Perencanaan Kebutuhan BMN
22.PMK No. 137 / PMK.06 / 2014 Tentang Penambahan Penggolongan dan Kodefikasi BMN
23.PMK. No.246 /PMK.06 / 2014 Tentang Tata Cara Pe laksanaan Penggunaan BMN
24.PMK. No,76/PMK.06/2015 Tentang Standar Barang dan Srandar Kebutuhan BMN berupa
Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan di Dalam Negeri

8
AZAS –AZAS PENGELOLAAN BMN

1. Fungsional
sesuai dg fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
Pengelola/Pengguna/Kuasa Pengguna Barang;
2. Kepastian hukum
berdasarkan hukum & per-UU-an;
3. Transparansi
hrs transparan/terbuka thd hak masyarakat dlm memperoleh
informasi yg benar;
4. Efisiensi
sesuai batasan standar kebutuhan penyelenggaraan Tupoksi scr
optimal
5. Akuntabilitas
hrs dpt dipertanggungjawabkan kpd rakyat;
6. Kepastian nilai
hrs didukung dg ketepatan jumlah dan nilai dlm rangka
optimalisasi BMN/D dan penyusunan neraca.

9
1. Merumuskan kebijakan, mengatur, dan menetapkan pedoman
Pengelolaan BMN
2. Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan BMN
3. Menetapkan status penguasaan dan penggunaan BMN
4. Mengajukan usul pemindahtanganan BMN berupa tanah dan /atau
bangunan yang memerlukan persetujuan DPR
5. Memberikan keputusan atas usul pemindahtanganan BMN yang
berada pada Pengelola Barang yang tidak memerlukan
persetujuan DPR sepanjang dalam batas kewenangan Menteri
Keuangan
6. Memberikan pertimbangan dan meneruskan usul
pemindahtanganan BMN yang tidak memerlukan persetujuan DPR
kepada Presiden.
7. Memberikan persetujuan atas usul Pemindahtanganan BMN yang
berada pada Pengguna Barang yang tidak memerlukan
persetujuan DPR sepanjang dalam batas kewenangan Menteri
Keuangan 10
8. Menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau
pemindahtanganan BMN yang berada pada Pengelola Barang
9. Memberikan persetujuan atas usul pemanfaatan BMN yang
berada pada Pengguna Barang
10.Memberikan persetujuan atas usul pemusnahan dan
penghapusan BMN
11. Melakukan Koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi BMN
dan menghimpun hasil inventarisasi
12. Menyusun Laporan BMN
13. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas
pengelolaan BMN
14. Menyusun dan mempersiapkan Laporan Rekapitulasi BMN
/Daerah kepada Presiden, jika diperlukan
Pengelola BMN dapat mendelegasikan kewenangan dan tanggung
jawab tertentu tersebut diatas kepada Pengguna Barang / KPB
11
Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Barang pada Pengelola Barang
(KMK.No.218/KM.6/2013 tgl. 23 Juli 2013)
NO Jenis Kegiatan KPKNL Kanwil DJKN DIR KN
dan SI
1 Penetapan Status Penggunaan
BMN, pengalihan status
pengguna
an BMN, penggunaan sementara
BMN, pada Pengguna Barang
s.d. 2,5 M 2,5 M - 5 M  5 M – 10 M
● Tanah dan/atau bangunan –
( secara proporsional dari nilai
buku)
 s.d. 2,5 M 2,5 M - 5 M  5 M – 10 M
● Selain Tanah dan/atau
bangunan ( nilai buku)
2.
Penetapan Status Penggunaan
BMN untuk dioperasikan oleh
pihak lain ― ― s/d 10 M
● Tanah dan/atau bangunan –
(secara proporsional dari nilai
buku)
● Selain Tanah dan/atau ― ― s/d 10 M 12
Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Barang pada Pengelola Barang
(KMK.No.218/KM.6/2013 tgl. 23 Juli 2013)

NO Jenis Kegiatan KPKNL Kanwil DJKN DIR KN


dan SI
3 Pemanfaatan BMN
● Tanah dan/atau bangunan
( secara proporsional dari
nilai buku)
-Sewa s.d 1 M 1 M- 5 M 5 M - 10 M
-Pinjam Pakai s.d 2 M 2 M-10 M 10M -25 M
-Kerjasama Pemanfaatan s.d. 1 M 1 M- 10 M  10M-25 M
-BGS / BSG Tanah --- ---- s/d 10 M
.
● Selain Tanah dan/atau
bangunan ( nilai buku)
-Sewa s.d.500 Jt 500 Jt -2,5 M 2,5 M - 5 M
-Pinjam Pakai s.d. 1 M 1 M- 2,5 M 2,5 M - 5 M
-Kerjasama Pemanfaatan s.d.500 Jt 500 Jt- 5 M  5 M -10 M

13
Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Barang pada Pengelola Barang
(KMK.No.218/KM.6/2013 tgl. 23 Juli 2013)

NO Jenis Kegiatan KPKNL Kanwil DJKN DIR KN


dan SI
4. Penghapusan
● Tanah dan/atau bangunan (Nilai s.d 1 M 1M- 5M 5 M – 10 M
Buku)
● Selain Tanah dan/atau s.d 500 Jt 500 Jt – 1 M 1 M - 5 M
bangunan (Nilai Buku)

5. Pemindahtanganan BMN yang tidak


memerlukan persetujuan Presiden/
DPR
● Tanah dan/atau bangunan s.d 1 M  1 M– 2,5 M 2,5 M- 5 M
(Nilai Buku)
● Selain Tanah dan/atau s.d 500 Jt  500 Jt – 1M I M- 5 M
bangunan (Nilai Buku)
6. Pemindahtanganan dan ― ― s.d. 5M
Penghapusan BMN di Luar Negeri

7. Pemanfaatan BMN di Luar Negeri ― ― s.d. 5M

14
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA
BARANG MILIK NEGARA
1. Menetapkan kuasa pengguna barang dan menunjuk pejabat yang
mengurus dan menyimpan BMN
2. Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran BMN untuk K/L
3. Melaksanakan pengadaan BMN sesuai dengan ketentuan
4. Mengajukan permohonan penetapan status penggunaan BMN kepada
Pengelola Barang
5. Menggunakan BMN untuk kepentingan penyelenggaraan TUSI K/L
6. Mengamankan dan memelihara BMN
7. Mengajukan usul pemanfaatan BMN kepada Pengelola Barang
8. Mengajukan usul pemindahtanganan BMN kepada Pengelola Barang
9. Menyerahkan BMN yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan TUSI
K/L dan tidak dimanfaatkan oleh pihak lain kepada Pengelola Barang
10.

15
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA
BARANG MILIK NEGARA (lanjutan)
10. Mengajukan Usul pemusnahan dan penghapusan BMN kepada
Pengelola Barang
11. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan penendalian atas
penggunaan BMN
12. Melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN
13. Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna
Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Penggguna Tahunan
(LBPT) kepada pengelola barang

16
KUASA PENGGUNA BARANG
BERWENANG DAN BERTANGGUNG JAWAB
1. mengajukan rencana kebutuhan
2. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan BMN
3. melakukan pencatatan dan inventarisasi
4. menggunakan BMN untuk kepentingan penyelenggaraan TUSI
5. mengamankan dan memelihara BMN
6. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN kepada pengguna
barang
7. menyerahkan BMN yang tidak digunakan untuk kepentingan TUSI dan tidak
dimanfaatkan pihak lain kepada pengguna barang
8. Mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan BMN kepada Pengguna Barang
9. Melakukan Pengawasan dan Pengendalian atas penggunaan BMN
10.menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran
(LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) kepada
pengguna barang→

17
Perencanaan Kebutuhan
PENGERTIAN
Kegiatan merumuskan rincian kebutuhan BMN/D
untuk menghubungkan pengadaan barang yang
telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan
sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang
akan datang

RENCANA KEBUTUHAN BMN (RKBMN)


Adalah Dokumen Perencanaan BMN utk Periode 1 Thn
Urgensi Asset Planning
SUBJEK

1. 1. KUASA PENGGUNA
BARANG
2. 2. PENGGUNA BARANG
3. 3. APARAT PENGAWASAN
INTERNAL PEMERINTAH
(Itjen)
4. 4.PENGELOLA
RUANG LINGKUP
PP 27-2014 PMK 150
PENGADAAN PENGADAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMANFAATAN
PEMINDAH-
TANGANAN
PENGHAPUSAN
Objek RA AN
I HA
N EL
A A EM
AD P
NG
PE
PENGELOLA

Menelaah
Menandatangani
Menyampaikan
KPB/PENGGUNA
1. Mengajukan RKBMN kepada PB
1. Melakukan penelitian atas RKBMN KPB
2. Menyampaikan RKBMN K/L
3. Memberikan penjelasan, klarifikasi, dan/atau
keterangan
4. Menandatangani RKBMN
5. Bertanggung jawab atas kebenaran, kelengkapan,
dan kepatuhan Perencanaan Kebutuhan
BMN
•Standar Barang
adalah
spesifikasi barang yang ditetapkan sebagai
acuan perhitungan pengadaan BMN dalam
perencanaan kebutuhan K/L
•Standar Kebutuhan
adalah
satuan jumlah barang yang dibutuhkan
sebagai acuan perhitungan pengadaan dan
penggunaan BMN dalam perencanaan
kebutuhan Kementerian/Lembaga
Pengadaan adalah kegiatan
untuk melakukan pemenuhan
kebutuhan barang dan jasa.
Pengadaan Barang
1. Berpedoman pada DIPA yang memuat rencana kegiatan
dan alokasi biaya selama satu tahun anggaran
2. Berpedoman pada Perpres 54 tahun2010, tentang
Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
(Perpres 70/2012 + Perka LKPP Nomor 14 tahun 2012)
3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak
diskriminatif dan akuntabel

28
PENGGUNAAN
• ADALAH KEGIATAN YANG
DILAKUKAN OLEH PENGGUNA BARANG
DALAM MENGELOLA DAN
MENATAUSAHAKAN BMN / BMD YANG
SESUAI DENGAN TUGAS DAN FUNGSI
INSTANSI YANG BERSANGKUTAN

29
30
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLA BARANG
1. Menetapkan Status Penggunaan BMN
2. Menetapkan Status Penggunaan BMN untuk dioperasikan oleh pihak lain.
3. Memberikan persetujuan Penggunaan Sementara BMN
4. Memberikan persetujuan Alih Status Penggunaan BMN
5. Melakukan WASDAL terhadap Pelaksanaan Penggunaan BMN
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA BARANG
1. Menetapkan Status Penggunaan BMN yang berada dlm penguasaannya
2. Mengajukan Permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN kpd Pengelola
Barang, termasuk penetapan Status Penggunaan BMN utk dioperasikan oleh
Pihak Lain
3. Mengajukan Permohonan persetujuan penggunaan sementara BMN kpd
Pengelola Barang
4. Mengajukan permohonan persetujuan Alih Status Penggunaan BMN kpd Pengelola
Barang
5. Melakukan WASDAL atas Penggunaan BMN yg berada dlm penguasaannya
31
Ketentuan Pokok Penggunaan
BMN

Setiap BMN harus dilakukan


berdasarkan penetapan status
penggunaannya yang ditetapkan oleh
Pengelola Barang atau Pengguna
Barang sesuai kewenangan masing.

32
 Penggunaan BMN sebatas untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi kementerian/lembaga yang bersangkutan;
 Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan oleh
Pengguna untuk penyelenggaraan tupoksi wajib diserahkan
kepada Pengelola Barang .
 Pengelola Barang mengatur penggunaan aset yang berlebih
di Pengguna Barang untuk dialihkan status penggunaannya
kepada Pengguna Barang lainnya.

33
1. Tanah/bangunan.

Selain Tanah/bangunan: 2. Selain tanah/bangunan:

• Tidak • Memiliki bukti


memiliki bukti
kepemilikan dgn nilai kepemilikan dgn nilai
perolehannya > Rp 100 jt.
perolehannya ≤ Rp 100
3. BMN yg dari awal
jt. Per Unit / Satuan
pengadaan untuk
● Alat Utama Sistem
dipindahkan dengan cara
Persenjataan
PMPP .
BUKAN OBJEK PENETAPAN STATUS
PENGGUNAAN BMN

1. Barang Persediaan
2. Konstruksi Dalam Pengerjaan ( KDP )
3. Barang Yang dari awal Pengadaannya direncanakan untuk
dihibahkan
4. Barang Yang berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Dana
Penunjang tugas pembantuan, yang direncanakan untuk
diserahkan
5. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYDS)
6. Aset Tetap Renovasi (ATR)

35
Pendayagunaan BMN/D yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tusi kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah dan /atau optimalisasi BMN/D
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
Bentuk Pemanfaatan :
Sewa,
Pinjam Pakai,
Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)
Bangun Guna Serah /Bangun Serah Guna, (BGS/BSG)
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur. (KSPI) 36
KETENTUAN POKOK:
 Dilakukan terhadap BMN yang tidak
digunakan untuk melaksanakan tugas pokok
dan fungsi
 Dapat dilakukan terhadap sebagian BMN
yang tidak dipergunakan pengguna barang,
sepanjang menunjang tugas pokok dan
fungsi
 Tidak mengubah status kepemilikan
KRITERIA PEMANFAATAN
• PEMANFAATAN BMN BERUPA TANAH DAN / ATAU
BANGUNAN DILAKSANAKAN OLEH PENGELOLA BARANG
• PEMANFAATAN BMD BERUPA TANAH DAN / ATAU
BANGUNAN DILAKSANAKAN OLEH GUBERNUR / BUPATI /
WALIKOTA
• PEMANFAATAN BMN / BMD BERUPA TANAH DAN /
ATAU BANGUNAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENUNJANG PENYELENGGARAAN TUPOKSI DILAKUKAN
OLEH PENGGUNA BARANG ATAS PERSETUJUAN
PENGELOLA BARANG
• PEMANFAATAN BMN / BMD DILAKSANAKAN
BERDASARKAN PERTIMBANGAN TEKNIS DENGAN
MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN NEGARA / DAERAH DAN
KEPENTINGAN UMUM

38
Pelaksanaan Pemanfaatan
• BMN berupa tanah dan/atau bangunan dilakukan
oleh Pengelola Barang.
• BMN selain tanah dan/atau bangunan, dilakukan
oleh Pengguna Barang dengan persetujuan
Pengelola Barang.
• BMN yg sudah tidak digunakan untuk pelaksanaan
Tupoksi dan/atau sebagian BMN yang sudah tidak
digunakan dalam pelaksanaan Tupoksi kementrian
negara/lembaga bersangkutan dalam bentuk BSG
atau BGS, dilakukan oleh Pengelola Barang
sedangkan dalam bentuk sewa, pinjam pakai dan
KSP,KSPI dilakukan oleh Pengguna Barang atas
persetujuan Pengelola Barang.
39
40
 Sewa adalah pemanfaatan BMN/D
oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dan menerima imbalan
uang tunai.

PMK 33/PMK.06/201

41
Optimalisasi BMN yg belum/tidak dipergunakan
Optimalisasi dalam pelaksanaan tupoksi penyelenggaraan
pemerintahan.

Menunjang pelaksanaan tupoksi


Penunjang
kementerian/lembaga.

Mencegah penggunaan oleh


Pengamanan
pihak lain secara tidak sah.

42
1. Sebagian tanah/ Tanah/bangunan
bangunan yg status yang berada pada
penggunaannya ada pada Pengelola Barang
Pengguna Barang;
2. Selain tanah/bangunan.

43
Objek

• Objek Sewa :
o BMN berupa tanah dan / atau bangunan yang berada pada
Pengelola Barang;
o BMN berupa sebagian tanah dan / atau bangunan yang
status penggunaannya ada pada Pengguna Barang;
o BMN selain tanah dan / atau bangunan yang status
penggunaannya ada pada Pengguna Barang.

• BMN hanya dapat disewakan sepanjang BMN tersebut berada


dalam kondisi tidak digunakan oleh Pengelola Barang atau
Pengguna Barang dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
44
BUMD
BUMN

Perorangan

Badan Hukum
Lainnya

45
 BMN yang belum atau tidak digunakan
Pengguna Barang atau Pengelola Barang.
 Jangka waktu sewa paling lama 5 (tahun) dan
dapat diperpanjang untuk periode tahunan 3 bln
sebelum berakhir, untuk bulanan 10 hari
sebelum berakhir, untuk per hari / jam sebelum
berakhir.
 Pembayaran uang sewa dilakukan sekaligus
paling lambat pada saat penandatanganan
kontrak.
 Penyewa hanya dapat mengubah bentuk tanpa
mengubah kontruksi, dan bagian yang
ditambahkan menjadi BMN. 46
47
Penyerahan penggunaan BMN antara
Pemerintah Pusat dan Pemda atau
antar Pemerintah Daerah dalam
jangka waktu tertentu tanpa
menerima imbalan dan setelah
jangka waktu tsb berakhir
diserahkan kembali kepada
Pengelola Barang.
48
Optimalisasi BMN yg belum/tidak dipergunakan
Optimalisasi dalam pelaksanaan tupoksi penyelenggaraan
pemerintahan pusat.

Menunjang pelaksanaan penyelenggaraan


Penunjang
pemerintahan daerah.

49
1. Sebagian tanah/ bangunan yg
status penggunaannya ada Tanah/bangunan yang
pada Pengguna Barang;
2. Selain tanah/bangunan.
berada pada Pengelola
Barang

50
 Pihak peminjam: Pemerintah Daerah.
 BMN dalam kondisi belum atau tidak
digunakan Pengguna Barang atau Pengelola
Barang untuk tugas pokok dan fungsi.
 Jangka waktu pinjam pakai paling lama 5 tahun
dan dapat diperpanjang satu kali .
 Dalam hal akan diperpanjang, permintaan
perpanjangan diajukan paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum jangka waktu berakhir.

51
 Selama jangka waktu Pinjam Pakai, Peminjam Pakai dapat
mengubah BMN dengan tidak merubah fungsi dan / atau
penurunan nilai BMN
 Perubahan BMN tanpa disertai dengan perubahan bentuk dan /
atau kontruksi dasar BMN, dilakukan dengan syarat peminjam
pakai melaporkan kpd Pengelola Barang (untuk BMN yang berada
dalam pengelola Barang) dan kepada Pengguna Barang (untuk
BMN yang berada pada Pengguna Barang)
 Perubahan BMN disertai dengan perubahan bentuk dan /atau
kontruksi dasar BMN, dilakukan dengan syarat telah mendapat
persetujuan Pengelola Barang (untuk BMN yang berada pada
Pengelola Barang) dan Pengguna Barang ( untuk BMN yang berada
pada Pengguna Barang)
 Pemeliharaan dan biaya yang timbul selama masa pinjam
pakai,menjadi tanggungjawab peminjam.
 Setelah masa pinjam pakai berakhir, peminjam harus
mengembalikan Barang Milik Negara yang dipinjam dalam
kondisi sesuai dengan perjanjian.
52
53
Kerjasama Pemanfaatan adalah
pendayagunaan BMN/D oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan Penerimaan Negara Bukan
Pajak/Pendapatan Daerah dan sumber
pembiayaan lainnya.
Optimalisasi BMN yg belum/tidak dipergunakan
Optimalisasi dalam pelaksanaan tupoksi penyelenggaraan
pemerintahan.

PNBP Meningkatkan penerimaan


negara.

Mencegah penggunaan tanpa


Pengamanan didasarkan pada ketentuan yg
berlaku.

55
1. Sebagian tanah/
bangunan yg berlebih
Tanah/bangunan
dari tanah/bangunan yg yang berada pada
digunakan Pengguna Pengelola Barang
Barang utk pelaksanaan
tupoksi;
2. Selain tanah/bangunan.

56
BUMN BUMD

Badan Hukum
Lainnya

57
 KSP tidak mengubah status BMN.
 Hasil KSP Sarana dan prasarana yang menjadi
bagian dari pelaksanaan KSP adalah BMN
sesuai dengan perjanjian pengadaannya.
 Jangka waktu KSP paling lama 30 tahun dan
dapat diperpanjang (paling lambat 2 tahun
diajukan perpanjangan seblm jkwkt berakhir)
 Penerimaan Negara yang wajib disetorkan mitra
terdiri:
 Kontribusi tetap.
 Pembagian keuntungan hasil pendapatan
KSP.
58
 Penghitungan nilai BMN dilakukan oleh penilai
yang ditugaskan Pengelola Barang.
 Mitra KSP ditentukan melalui tender minimal 3
peserta / peminat, apabila 2 peminat diadakan
seleksi langsung, kecuali BMN yang bersifat
khusus dan Biaya Tender menjadi beban APBN
 Seluruh biaya yang timbul dalam tahap
persiapan dan pelaksanaan KSP menjadi beban
Mitra KSP.
 IMB harus atas nama Pemerintah RI.
59
60
 BGS adalah pemanfaatan BMN/D berupa tanah oleh pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut
dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, utk selanjutnya
diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan / atau sarana
berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

 BSG adalah pemanfaatan BMN/D berupa tanah oleh pihak lain


dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang disepakati.

61
Mendukung
Dilakukan untuk menyediakan bangunan dan
Fungsi
fasilitasnya dalam rangka menyelenggarakan tugas
Pelayanan
pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga,
yang dana pembangunannya tidak tersedia dalam
APBN.

62
1. Tanah yang berada pada
Pengelola Barang;
2. Tanah yang berada pada
Pengguna Barang (harus
diserahkan terlebih dahulu
kepada Pengelola barang).

63
BUMN BUMD

Badan Hukum
Lainnya

64
 Selama masa pengoperasian BGS/BSG, Pengguna barang harus dapat
menggunakan langsung objek BGS/BSG untuk menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsinya paling sedikit 10% dari luas objek BGS/BSG;
 Jangka waktu BGS/BSG paling lama 30 tahun dan tidak dapat
diperpanjang ;
 Kewajiban Mitra BGS/BSG:
 Membayar kontribusi Tahunan ke Rekening Kas Umum Negara;
 Tidak menjaminkan, menggadaikan dan/atau memindahtangankan
objek BGS/BSG;
 Memelihara objek BGS/BSG.
 Pemilihan mitra BGS/BSG dilakukan melalui tender dengan peserta
sekurang-kurangnya 3 peserta; 2 peserta dengan seleksi langsung;
1 peserta dengan penunjukan langsung
 IMB harus atas nama Pemerintah RI.
65
KERJA SAMA PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR (KSPI)
Definisi
Kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha
untuk kegiatan penyediaan Infrastruktur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

66
LINGKUP INFRASTRUKTUR

No KSP

1 infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, sungai dan/atau danau,


bandar udara, terminal, dan/atau jaringan rel dan/atau stasiun kereta api;
2 infrastruktur jalan meliputi jalan jalur khusus, jalan tol, dan/atau jembatan tol;
3 infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku dan/atau
waduk/bendungan;
4 infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi,
jaringan distribusi, dan/atau instalasi pengolahan air minum;
5 infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul
dan/atau jaringan utama, dan/atau sarana persampahan yang meliputi pengangkut
dan/atau tempat pembuangan;
6 infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi;
7 infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit, transmisi, distribusi dan/atau
instalasi tenaga listrik; dan/atau
8 infrastruktur minyak dan/atau gas bumi meliputi instalasi pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, transmisi, dan/atau distribusi minyak dan/atau gas bumi.

67
KERJASAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

rja sama Pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Mitra KSPI yang telah ditetapkan, selama jangka
waktu KSPI :
a. dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau
ENDUKUNG
Mendukung tugas dan fungsi memindahtangankan BMN yang menjadi
pemerintahan obyek KSPI;
b. wajib memelihara objek KSPI dan barang
ENYEDIAAN Tidak tersedia atau tidak cukup hasil KSPI; dan
tersedia dana dlm APBN utk c. dapat dibebankan pembagian kelebihan
penyediaan infrastruktur keuntungan sepanjang terdapat kelebihan
keuntungan yang diperoleh dari yang
ditentukan pada saat perjanjian dimulai
PRIORITAS Termasuk dalam daftar (Clawback)
prioritas proyek program  Mitra KSP harus menyerahkan objek KSPI dan
penyediaan infrastruktur yg barang hasil KSPI kepada pemerintah pada saat
telah ditetapkan berakhirnya jangka waktu KSPI sesuai perjanjian

 Barang hasil KSPI menjadi BMN sejak diserah-


kan kepada pemerintah sesuai perjanjian

68
KSPI BMN
PIHAK YANG DAPAT MELAKSANAKAN PIHAK YANG DAPAT MENJADI MITRA
KSP KSPI

PT ● Perseroan Terbatas
PENGGUNA PENGELOLA
● Tanah / bangunan
● Tanah / bangunan
● Sebagian T / B
● Sebagian T / B
BUMN/BUMD ● Badan Usaha Milik Negara
● Selain T / B ● Badan Usaha Milik Daerah
● Selain T/ B

Koperasi ●
dengan persetujuan
Pengelola Barang
JANGKA WAKTU KSP:
 Jangka waktu KSPI paling lama 50 (lima puluh) tahun dan dapat diperpanjang

PERPANJANGAN KSP
Perpanjangan jangka waktu KSPI hanya dapat dilakukan apabila terjadi government force
majeure; seperti dampak kebijakan pemerintah yang disebabkan oleh terjadinya krisis
ekonomi, politik, sosial, dan keamanan

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan KSPI diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan tersendiri

69
JENIS

KMK 21/KMK.01/2012
P
1. Pembukuan
2. Inventarisasi Fungsi E
3. Pelaporan N
Mencegah penurunan Jumlah G
(Hilang)
Tanah & A
Bangunan Pagar/tanda batas
M
Non
Simpan/Pelihara
A
T &B N
1. Melengkapi bukti status A
kepemilikan
2. Menyimpan dokumen bukti
N
72
PEMELIHARAAN

• Kegiatan atau tindakan yang


dilakukan agar semua BMN selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan
berhasil guna

73
Jenis Pemeliharaan
• RINGAN adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari-hari oleh unit
pemakai/pengurus barang/penanggung jawab barang tanpa
membebani anggaran
• SEDANG adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara berkala oleh tenaga terdidik/terlatih yang mengakibatkan
pembebanan anggaran
• BERAT berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak
dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya
yang mengakibatkan pembebanan anggaran.

74
Proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai
untuk memberikan suatu opini nilai atas
suatu objek Penilaian pada saat tertentu
dalam rangka pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
Penilai adalah Pihak yang melakukan
Penilaian secara independent berdasarkan
kompetensi yang dimilikinya terdiri dari
Penilai Internal dan Penilai Eksternal
Subjek PENILAIAN BMN

1.DJKN
(Pengelola/Pemerintah)
2.Pemda
3.Eksternal
77
Pendekatan

1.Data pasar
2.Biaya
3.Pendapatan
78
Pengalihan kepemilikan BMN/BMD
Bentuk Pemindahtanganan :
-Penjualan
-Tukar Menukar
- Hibah
- Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah

79
PENJUALAN BMN

80
Definisi Penjualan BMN

 Penjualan adalah pengalihan


kepemilikan BMN /D kepada pihak
lain dengan menerima penggantian
dalam bentuk uang.

81
Pertimbangan Penjualan BMN
Optimalisasi
Optimalisasi BMN yang berlebih
atau idle.

Secara Ekonomis Lebih menguntungkan bagi Negara


ekonomis mereka

Legalitas
Sebagai pelaksanaan ketentuan
perundang - undangan yg berlaku.

82
Subjek & Objek Penjualan BMN
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG

1. Bangunan yang harus


dihapuskan karena
anggaran bangunan Tanah/bangunan
pengganti telah yang idle.
tersedia dalam
dokumen anggaran;
2. Penjualan
tanah/bangunan yang
merupakan rumah
negara gol. III
3. Selain tanah/bangunan.

Dengan persetujuan
Pengelola Barang

83
Tukar-Menukar
BMN

84
Definisi Tukar-menukar
BMN
 Adalah pengalihan kepemilikan BMN/D yang dilakukan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah,
antar Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah
Pusat / Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan
menerima penggantian utama dalam bentuk barang,
paling sedikit dengan nilai seimbang.

85
Pertimbangan Tukar-Menukar
BMN
Memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan
Kebutuhan
pemerintah

Optimalisasi Optimalisasi penggunaan BMN

86
Subjek & objek tukar-menukar BMN
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG

1. Tanah/Bangunan Tanah/bangunan
yg berada pada yang berada
Pengguna Barang pada pengelola
namun tidak sesuai barang.
dengan tata ruang
wilayah/kota;
2. Selain
tanah/Bangunan

Dengan persetujuan
Pengelola Barang

87
Mitra Tukar Menukar BMN

Badan
Hukum
Pemerintah
Lainnya
88
Hibah BMN

89
Definisi hibah BMN
 Adalah pengalihan kepemilikan barang dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah,
dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah
Pusat, antar Pemerintah Daerah , atau dari
Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah kepada
pihak lain, tanpa memperoleh penggantian

90
Non Profit
Untuk kepentingan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan
Oriented

Penunjang Menunjang penyelenggaraan Pemerintah daerah

91
Subjek & Objek Hibah BMN
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG

1. Tanah /Bangunan yg
dari
awal pengadaannya Tanah/bangunan
utk
dihibahkan
2. Tanah/Bangunan dari
Dekon/TP
3. Sebagian tanah pada
Pengguna Barang
4. Selain
tanah/bangunan.

Dengan persetujuan
Pengelola Barang

92
Penerima Hibah BMN

Pemda
 Lembaga sosial
 Lembaga
keagamaan
 Lembaga
kemanusiaan

93
Penyertaan Modal
Pemerintah Pusat

94
Definisi Penyertaan Modal
Pemerintah Pusat (PMPP)/ Daerah
(PMPD)
 PMPP/PMPD adalah pengalihan kepemilikan
BMN/D yang semula merupakan kekayaan
yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan
yang dipisahkan untuk diperhitungkan
sebagai modal /saham negara atau daerah
pada BUMN, BUMD, atau badan Hukum
lainnya yang dimiliki negara

95
Pertimbangan PMPP
Optimalisasi BMN akan lebih optimal apabila dikelola
oleh BUMN, BUMD, atau Badan Hukum
lain milik Negara/Daerah

96
Subjek & objek PMPP
PENGELOLA
PENGGUNA BARANG BARANG

1. Tanah/ Tanah/
Bangunan yg bangunan
dari awal yang berada
pengadaannya pada
untuk PMPP pengelola
(dokument barang.
penganggaran)
;
2. Selain
tanah/Banguna
n

Dengan
persetujuan
Pengelola Barang 97
Pihak yang dapat menerima PMPP

BUMN BUMD

BADAN HUKUM
LAINNYA MILIK
NEGARA/DAERAH

98
PEMUSNAHAN
BARANG MILIK
NEGARA
Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan / atau
kegunaan Barang Milik Negara/Daerah

99
Pemusnahan BMN
ALASAN
 Tidak dapat digunakan/dimanfaatkan/ dipindahtangankan;
 Alasan lain sesuai undang-undang.

CARA

 Dibakar, dihancurkan, ditimbun;


 Ditenggelamkan ke laut, sesuai undang-undang

PELAKSANAAN

• Sebagian T/B Tanah/bangunan.


• Selain T/B

100
PENGHAPUSAN
BMN

101
Definisi penghapusan BMN
 Adalah tindakan menghapus BMN/D dari daftar
barang dengan menerbitkan keputusan dari
pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengelola Barang, Pengguna Barang dan /atau
Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab
administrasi & fisik atas barang yang berada
dalam penguasannya

102
Syarat penghapusan BMN
 Tanah/Bangunan
■ Rusak berat karena bencana alam/force majeure;
• Tidak sesuai RUTR;
• Tidak memenuhi kebutuhan organisasi;
• Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi;
• Rencana strategi pertahanan.
 Selain Tanah/Bangunan
• Rusak, terkena modernisasi, kadaluarsa, terkikis, aus, susut, dll;
• Lebih menguntungkan bila dihapus;
• Hilang/kekurangan Perbendaharaan/kematian hewan atau
tanaman. 103
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN
PADA PENGELOLA BARANG
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN
PADA PENGGUNA BARANG
Dilakukan sebagai akibat dari salah satu hal di bawah ini:
PENATAUSAHAAN
BMN
Tujuan
• "Tata Usaha" ialah penyelenggaraan tulis menulis
(keuangan dan sebagainya) di perusahaan,
negara dan sebagainya (KBBI)
• Penatausahaan “ Perihal Ketatausahaan”
• Penatausahaan BMN adalah rangkaian kegiatan
yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan
pelaporan BMN sesuai ketentuan yang berlaku.
1. Pembukuan BMN adalah kegiatan pendaftaran dan
pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang menurut
penggolongan dan kodefikiasi
2. Inventarisasi BMN adalah kegiatan pendataan, pencatatan
dan pelaporan hasil pendataan BMN
3. Pelaporan BMN adalah kegiatan penyampaian data dan
informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana
penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola
Barang
1. Semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban (APBN)
2. Semua barang yang berasal dari perolehan lainnya
yang sah,meliputi :
− Hibah/sumbangan atau yang sejenisnya
− Pelaksanaan perjanjian/ kontrak
− Ketentuan UU
− Putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
Subjek

1. Pengelola
2. Pengguna
3. KPB
A. Menteri Keuangan selaku Pengelola
Barang menetapkan kebijakan
umum Pengelolaan Barang Milik
Negara / Daerah

B. Menteri Keuangan menetapkan


kebijakan Teknis dan melakukan
Pembinaan Pengelolaan Barang
Milik Negara
113
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN -2
• Pengguna Barang melakukan pemantauan
dan penertiban terhadap
Penggunaan,Pemanfaatan.
Pemindahtanganan,Penatausahaan,
Pemeliharaan dan Pengamanan Barang Milik
Negara yang berada dibawah
penguasaannya.
114
Yang
Diawa
1.BMN si ?
2.Pelaksanaan
3.Pejabat/pegawai
115
1. Pengguna/Kuasa Pengguna
Pemantauan & Penertiban
2. Pengelola
Pemantauan dan Investigasi

116
117
117

Anda mungkin juga menyukai