Anda di halaman 1dari 61

PENGELOLAAN BARANG MILIK

NEGARA / DAERAH
Oleh :
Lusiana
Rengga Bayu Widiprana
Pokok Bahasan
Latar Belakang

Landasan Pemikiran

Azas-Azas Pengelolaan BMN

Siklus Pengelolaan

Pembahasan

Kesimpulan
Latar Belakang

• PP 27 Tahun 2014 terbit dilatar belakangi oleh:


1. Pengelolaan BMN/D semakin berkembang dan
kompleks perlu pengelolaan optimal
2. PP no.6/2006  PP no.38/2008 sudah tidak
sesuai dengan perkembangan, sehingga perlu
diganti
3. Berdasar UU no.1/2004, perlu ditetapkan PP
terkait pengelolaan BMN/D
Penyempurnaan PP 27
Tahun 2014

1. Penyempurnaan Siklus Pengelolaan BMN/D


2. Harmonisasi dengan peraturan perundang-
undangan lain
3. Penguatan dasar hukum
4. Penyederhanaan Birokrasi
5. Pengembangan manajemen aset negara
6. Penyelesaian kasus-kasus yang telah terjadi.
Landasan Pemikiran
Pengelolaan BMN/D

Land Operasional : Landasan Sosiologis :


Landasan psl 33 ayat 3 UUD Land Yuridis :
rasa ikut memiliki
Filosos : 45  negara acuan dasar  (sense of belonging)
BMN/D unsur menguasai barang UU 17/2003 dari masyarakat 
negara untuk meningkatkan
penting dlm (Keuangan
kemakmuran partisipasi
mencapai cita- rakyat. Psl 23 Negara) dan masyarakat dalam
cita dan tujuan UUD45 : negara UU 1/2004 pengamanan dan
memiliki brg/ aset optimalisasi
berbangsa (Perbendahara pendayagunaan
u/ menjalankan
bernegara pemerintahan
an Negara) BMN/D
Azas-Azas Pengelolaan BMN

Azas Fungsional

Azas Kepastian Hukum

Azas-Azas Azas Transparansi

Pengelolaan
Efisiensi
BMN
Akuntabilitas Publik

Kepastian Nilai
Definisi

Barang Milik Negara/Daerah adalah


semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah
atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah (PP 27 Tahun 2014)
Kriteria BMN/D

1. Barang dari hibah/sumbangan sejenis


2. Barang sebagai pelaksanaan kontrak/perjanjian
3. Barang yang diperoleh sesuai perundang-
undangan
4. Barang yang diperoleh berdasar putusan
pengadilan
dan berkekuatan hukum tetap
BARANG MILIK NEGARA

Yang termasuk Barang Milik Negara :


1. Barang yang dibeli dari APBN
2. Perolehan cara lain yang sah

Jenis Barang Milik Negara :


3. Tanah dan/atau bangunan
4. Bukan tanah/bangunan
BARANG MILIK NEGARA

Ketentuan Pokok BMN :


1. BMN untuk penyelenggaraan tupoksi tidak dapat dipindah
tangankan
2. Tanah/Bangunan yang tidak digunakan sesuai tupoksi
diserahkan kepada pengelola barang
3. Pengelola barang Pengelola Barang menetapkan status
penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan atas
tanah/bangunan yang telah diserahka
4. Tanah Milik Negara harus disertifikatkan atas nama
pemerintah RI.
UU No. 17 / 2003 : TENTANG KEUANGAN NEGARA

PRESIDEN:
PEMEGANG KEKUASAAN
DIKUASAKAN DISERAHKAN
PENGELOLA. KEU. NEG
( PSL. 6 )

GUB/BUPT/WALKOTA
MENTERI KEUANGAN MENTERI/PIMP.LBG KEPL. PEMR. DRH
PENGELOLA FISKAL& WAKIL. PEM. SELAKU PENGGUNA UTK MENGELOLA KEU DAERAH &
DLM. PEMILIKAN KEKY. NEG YG ANGGARAN/BARANG WK PEMDA ATAS KEKAYAAN
DIPISAHKAN DAERAH YG DIPISAHKAN

UU No. 1 / 2004 : TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH DAERAH

MENTERI KEUANGAN MENTERI/PIMP LMBG GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA


BEND UMUM NEGARA : PENGGUNA BARANG PADA
(MENETAPKAN KEBIJ & KEMENTERIAN/LMBG •MENETAPKAN PJBT PENGELOLA BMD (PS 5)
PEDOMAN PENGELOLA PUSAT. •MENETAPKAN KEBIJKN PENGELOLA BMD
BMN) (Ps 43)

PP No. 27 / 2014 : TENTANG PENGELOLAAN BMN/D

MENTERI KEUANGAN MENTERI / PIMP. LBG


GUB./BUPT/WALIKOTA
SELAKU BUN ADALAH SELAKU PIMPINAN KMNTRN
PENGELOLA BMN / LMBG ADALAH PEMEGANG KEKUASAAN
(PS 4) PENGGUNA BARANG (PS 6) PENGELOLAAN BMD (PS 5)

KEPALA KANTOR
SEKRETARIS DAERAH KEPALA SKPD
ADALAH KUASA PENGGUNA
ADALAH PENGELOLA ADALAH PENGGUNA
BMN DI LINGKUNGNNYA
BMD (PS 5) BMD (PS 8)
(PS 7)
Kewenangan Pengelola BMN

1. Merumuskan kebijakan, mengatur dan menetapkan pedoman


pengelolaan BMN
2. Meneliti, menyetujui rencana kebutuhan BMN
3. Menetapkan status penguasaan dan penggunaan BMN
4. Memberikan keputusan, pertimbangan, dan penerusan kepada
DPR atau Presiden atas usul pemindahtanganan, penggunaan,
atau pemanfaatan BMN sesuai batas kewenangannya
5. Melakukan inventarisasi, pengawasan, pengendalian, dan
pelaporan atas pengelolaan BMN

PP 27 Tahun 2014 Pasal 4


Kuasa Pengguna BMN
berwenang dan bertanggung
jawab

 mengajukan rencana kebutuhan


 mengajukan permohonan penetapan status untuk
penguasaan dan penggunaan BMN
 melakukan pencatatan dan inventarisasi
 menggunakan BMN untuk kepentingan
penyelenggaraan TUPOKSI
 mengamankan
 mengajukan usul pemindahtanganan tanah dan
bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPR dan
barang milik negara selain tanah dan bangunan kepada
pengguna barang;
Kuasa Pengguna BMN
berwenang dan bertanggung
jawab

 menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak


dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan
TUPOKSI kepada pengguna barang;
 melakukan pengawasan dan pengendalian atas
penggunaan BMN
 menyusun dan menyampaikan Laporan Barang
Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan
Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) kepada
pengguna barang.
Pengelolaan BMN/D
Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

Pengadaan

Penggunaan

Pengelolaan Pemanfaatan

BMN/D
Pengamanan dan Pemeliharaan

Meliputi
Penilaian

Pemindahtanganan

Pemusnahan

Penghapusan

Penatausahaan

Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian


SIKLUS Pengelolaan BMN

PENILAIAN
PEMBINAAN,
PENGAWASAN,
PENGGUNAAN PENGENDALIAN

PENGHAPUSAN

PEMANFAATAN
PENATAUSAHAAN,
 PEMELIHARAAN,
 PENGAMANAN

PENGADAAN

PEMINDAH-
TANGANAN

PERENCAAN
PERENCANAAN
Perencanaan Kebutuhan BMN/D disusun dengan
memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi
kementrian/lembaga/Satker
Perencanaan kebutuhan ini meliputi :
Pengadaan,
Pemeliharaan,
Pemanfaatan,
Pemindahtanganan,
Penghapusan.
PERENCANAAN

Perencanaan Kebutuhan BMN disusun dalam RKA


setelah memperhatikan ketersediaan BMN dengan
berpedoman pada standar :
 Standar barang
 Standar kebutuhan
 Standar harga
PRINSIP PENGADAAN
Efisien

Efektif

Transparan, terbuka

Bersaing, adil

Akuntabel
PENGADAAN
Pengadaan secara Elektronik : Pengadaan Barang/jasa
pemerintah wajib dilaksanakan secara elektronik dimulai
saat Perpres 4/2015 berlaku
Ruang lingkup pengadaan scr elektronik adalah e-tendering, e-
purchasing; berarti penunjukan langsung, pengadaan
langsung, kontes, dan sayembara dilaksanakan secara non
elektronik
Terdapat percepatan pelaksanaan e-tendering terkait Vendor
Management System, data penyedia sudah terdapat pada
sistem, persaingan hanya terjadi pada sisi harga karena
barang/jasa yang diadakan sudah bersifat jelas dan tegas.

Perpres 4/2015
PENGADAAN

Pada 6 Des 2007 dibentuklah LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah) berdasar Perpres 106/2007 (yang telah dirubah dengan Perpres
157/2014)

LKPP berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementrian dan


bertanggungjawab langsung kepada Presiden, yang bertugas mengembangkan
dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa.

Secara spesifik fungsi dan kewenangan LKPP adalah penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan yang baik dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

Dengan berbagai pelayanan meliputi : Pengembangan e-Procurement, Sertifikasi


profesi pengadaan, Pelatihan Keahlian Pengadaan, s/d Pembinaan ULP
PENGADAAN
PENGGUNAAN

Penggunaan

Barang Milik Barang Milik


Negara Daerah
PENGGUNAAN
Tata Cara Penetapan BMN/D

PB
Pengelo Pengelol
melaporka
Barang n BMN la a Barang
yang menetap
Milik Barang
diterimany kan
Negara a dan meneliti status
(BMN) usulan laporan penggun
pengguna dari PB
annya aan BMN
PB Pengel Pengelol Kepala
Baran melapor a Barang
ola Daerah
g kan BMD mengaju meneta
yang Barang kan usul
Milik pkan
diterima meneli Penggun
Daera nya dan aan status
ti penggu
h usulan kepada
penggun
laporan Kepala naan
(BMD) aannya dari PB Daerah BMD
PENGGUNAAN
Penggunaan BMN/D oleh Pengguna Barang Lainnya

 Barang Milik Negara  Barang Milik Daerah

BMN yang telah ditetapkan status peng- BMD yang telah ditetapkan status peng-
gunaannya pada Pengguna Barang dapat di- gunaannya pada Pengguna Barang dapat
gunakan sementara oleh Pengguna Barang digunakan sementara oleh Pengguna Ba-
lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa rang lainnya dalam jangka waktu tertentu
harus mengubah status Penggunaan BMN tanpa harus mengubah status Penggunaan
tersebut setelah terlebih dahulu BMD tersebut setelah terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Pengelola Barang. mendapatkan persetujuan Gubernur /
BMN dapat dialihkan status penggunaannya Bupati / Walikota.
dari Pengguna Barang kepada Pengguna BMD dapat dialihkan status penggunaannya
Barang lainnya untuk penyelenggaraan tugas dari Pengguna Barang kepada Pengguna
dan fungsi berdasarkan persetujuan atau Barang lainnya untuk penyelenggaraan tugas
inisiatif dari Pengelola Barang. dan fungsi berdasarkan persetujuan atau
inisiatif Gubernur/Bupati/Walikota.
PENGGUNAAN
Tanah/Bangunan yang tidak digunakan

Tanah/Bangunan
Diperlukan untuk Tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan penyelenggaraan tugas dan
fungsi fungsi
PENGGUNAAN

Pengelola Barang menetapkan BMN dan


Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan BMD yang harus
diserahkan oleh Pengguna Barang karena tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang
dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan tidak dimanfaatkan oleh
Pihak Lain, dengan memperhatikan:
a. standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan untuk
menyelenggarakan dan menunjang tugas dan fungsi instansi
bersangkutan;
b. hasil audit atas Penggunaan tanah dan/atau bangunan;
dan/atau
c. laporan, data, dan informasi yang diperoleh dari sumber lain.
PEMANFAATAN

Pemanfaatan

Bangun Guna Kerja Sama


Kerja Sama
Sewa Pinjam Pakai Serah atau Penyediaan
Pemanfaatan BangunSerah Guna
Infrastruktur
Pengamanan

Kewajiban Pengamanan BMN/D terletak pada:


i. Pengelola Barang
ii. Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna
Barang

“wajib melakukan pengamanan BMN/D


yang berada dalam penguasaannya”
PENGAMANAN

Pengamanan

Administrasi Fisik Hukum


Tata cara Pengamanan
Administrasi

• Bukti kepemilikan BMN/D wajib disimpan dengan tertib dan aman


• Penyimpanan bukti kepemilikan BMN
berupa tanah dan/atau bangunan
dilakukan oleh Pengelola Barang
• Penyimpanan bukti kepemilikan BMN
selain tanah dan/atau bangunan
dilakukan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
• Penyimpanan bukti kepemilikan BMD
dilakukan oleh Pengelola Barang
TATA CARA
PENGAMANAN FISIK

Pengamanan Fisik

Barang Milik Barang Milik


Negara Daerah
TATA CARA
PENGAMANAN HUKUM

Pengamanan Hukum

BMN/D berupa BMN selain tanah BMD selain tanah


BMN/D berupa Tanah
Bangunan dan/atau bangunan dan/atau bangunan
Pemeliharaan
• Pengelola Barang, Pengguna Barang, atau Kuasa Pengguna Barang
bertanggung jawab atas pemeliharaan BMN/D yang berada di
bawah penguasaannya.
• Pemeliharaan berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan
Barang.
• Biaya pemeliharaan BMN/D dibebankan pada APBN/D.
• Dalam hal Barang Milik Negara/Daerah dilakukan Pemanfaatan
dengan Pihak Lain, biaya pemeliharaan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari penyewa, peminjam, mitra Kerja Sama
Pemanfaatan, mitra Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna, atau
mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur
Penilaian BMN/D
Penilaian Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dalam rangka penyusunan
neraca Pemerintah Pusat/Daerah, Pemanfaatan, atau Pemindahtanganan,
kecuali dalam hal untuk:
a. Pemanfaatan dalam bentuk Pinjam Pakai; atau
b. Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah.

Penetapan nilai Barang Milik Negara/Daerah dalam rangka penyusunan neraca


Pemerintah Pusat/Daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).

• Penilaian BMN/D dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan
TATA CARA PENILAIAN

Penilaian

BMN berupa tanah BMD berupa tanah


dan bangunan dan bangunan
TATA CARA PENILAIAN

Penilaian

BMN selain tanah dan bangunan BMD selain tanah dan bangunan
TATA CARA
PENILAIAN BMN/D

Penilaian

Barang Milik Barang Milik


Negara Daerah
PEMINDAHTANGANAN

Pemindahtangana
n adalah ●
Penjualan
pengalihan ●
Tukar Menukar
kepemilikan ●
Hibah

Penyertaan Modal Pemerintah
Barang Milik
Daerah
PEMINDAHTANGANAN

Pemindahtanganan BMN/D
harus mendapatkan persetujuan
dari DPR/DPRD, kecuali :
BMiN/D berupa Tanah dan/atau
Bangunan yang :
Tidak sesuai dengan tata kota
BMN/D selain tanah dan/atau Ada anggaran bangunan
bangunan yang nilainya kurang pengganti
dari 100 M untuk BMN dan Untuk pegawai negeri
kurang dari 5 M untuk BMD
Untuk kepentingan umum
Dikuasai Negara berdasar putusan
pengadilan
PENJUALAN

Penjualan adalah pengalihan kepemilikan BMN/D kepada


pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk
uang

Pertimbangan:
a. untuk optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah yang
berlebih atau tidak digunakan/dimanfaatkan;
b. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara/
daerah apabila dijual; dan/atau
c. sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

PEMINDAHTANGANAN
PENJUALAN
Penjualan dilakukan secara lelang, kecuali
1) BMN/D yang bersifat khusus, yaitu barang-barang yang diatur
secara khusus sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundangan, misalnya Rumah Negara golongan III yang dijual
kepada penghuni;
2) BMN lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola
Barang; atau
3) BMD lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.

Hasil penjualan wajib disetor seluruhnya ke Kas Umum Negara/Kas


Umum Daerah sebagai penerimaan negara/daerah.

PEMINDAHTANGANAN
TUKAR MENUKAR
Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan BMN/D yang
dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah,
antar Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima
penggantian utama dalam bentuk barang, paling sedikit dengan
nilai seimbang.

Pertimbangan:
a. untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan
pemerintahan;
b. untuk optimalisasi BMN/D; dan
c. tidak tersedia dana dalam APBN/D.

PEMINDAHTANGANAN
HIBAH

Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah


Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari
Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain, tanpa
memperoleh penggantian.

Pertimbangan: untuk kepentingan sosial, budaya, keagamaan,


kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non komersial, dan
penyelenggaraan pemerintahan negara/ daerah.

PEMINDAHTANGANAN
HIBAH

Syarat hibah adalah:

a) bukan merupakan barang rahasia negara;


b) bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang
banyak; dan
c) tidak diperlukan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
dan penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah.

PEMINDAHTANGANAN
PENYERTAAN MODAL

Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah adalah pengalihan


kepemilikan BMN/D yang semula merupakan kekayaan yang
tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk
diperhitungkan sebagai modal/saham negara atau daerah pada
badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau
badan hukum lainnya yang dimiliki negara.

Penyertaan modal ini dilakukan dalam rangka pendirian,


memperbaiki struktur permodalan dan/atau meningkatkan
kapasitas usaha BUMN/D atau badan hukum lainnya yang
dimiliki negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

PEMINDAHTANGANAN
PENYERTAAN MODAL

Penyertaan modal dilaksanakan dengan pertimbangan:

a) BMN/D yang dari awal pengadaannya sesuai dokumen


penganggaran diperuntukkan bagi BUMN/D atau badan
hukum lainnya yang dimiliki negara dalam rangka
penugasan pemerintah; atau
b) BMN/D lebih optimal apabila dikelola oleh BUMN/D atau
badan hukum lainnya yang dimiliki negara, baik yang sudah
ada maupun yang akan dibentuk.

PEMINDAHTANGANAN
PEMUSNAHAN

Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan


BMN/D yang dapat dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun,
dan ditenggelamkan atau cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemusnahan BMN/D dilakukan dalam hal:


1. BMN/D tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau
tidak dapat dipindahtangankan; atau
2. Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar,
dihancurkan, ditimbun, ditenggelamkan atau cara lain sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
PEMUSNAHAN

Pemusnahan BMN dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan


Pengelola Barang.

Pemusnahan BMD dilakukan oleh Pengguna Barang setelah mendapat


persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota.

Pelaksanaan pemusnahan tersebut kemudian dituangkan dalam berita


acara dan dilaporkan kepada:
1.Pengelola Barang, untuk BMN; atau
2.Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD.
PENGHAPUSAN

Penghapusan adalah tindakan menghapus


BMN/D dari daftar barang dengan
menerbitkan keputusan dari pejabat yang
berwenang untuk membebaskan Pengelola
Barang, Pengguna Barang, dan/atau Kuasa
Pengguna Barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya.
PENGHAPUSAN

Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN/D dari daftar


barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang
berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna
Barang, dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.

Ruang lingkup penghapusan BMN/D meliputi :


1. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar
Barang Kuasa Pengguna
2. Penghapusan dari Daftar BMN/D
Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna
dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna

Penghapusan dilakukan dalam hal BMN/D sudah tidak berada dalam


penguasaan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang.

Penghapusan dilakukan dengan menerbitkan keputusan penghapusan dari:


1. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang,
untuk BMN; atau
2. Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD.

Ketentuan persetujuan tersebut tidak diperlukan apabila BMN/D yang


dihapuskan karena pengalihan status penggunaan BMD, pemindahtanganan;
atau pemusnahan.
Khusus untuk BMD berupa barang persediaan, Gubernur/Bupati/Walikota dapat
mendelegasikan persetujuan penghapusan kepada Pengelola Barang.

PENGHAPUSAN
Penghapusan dari Daftar
BMN/D

Penghapusan dilakukan dalam hal BMN/D


tersebut sudah beralih kepemilikannya,
terjadi pemusnahan, atau karena sebab lain.

PENGHAPUSAN
PENGHAPUSAN

Penghapusan dilakukan:
1. berdasarkan keputusan dan/atau laporan Penghapusan
dari Pengguna Barang, untuk BMN/D yang berada pada
Pengguna Barang;
2. berdasarkan keputusan Pengelola Barang, untuk BMN
yang berada pada Pengelola Barang; atau
3. berdasarkan keputusan Gubernur/Bupati/Walikota,
untuk BMD yang berada pada Pengelola Barang.
PENATAUSAHAAN

PENATAUSAHAAN

Pembuku Inventaris
Pelaporan
an asi
PEMBINAAN, PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN

Merupakan kegiatan berupa pemberian pedoman, bimbingan,


pelatihan, dan supervise

Menteri Keuangan:
a. Melakukan pembinaan pengelolaan BMN
b. Menetapkan kebijakan umum pengelolaan BMN/D
c. Menetapkan kebijakan teknis pengelolaan BMN

Menteri Dalam Negeri:


d. Melakukan pembinaan pengelolaan BMD
e. Menetapkan kebijakan teknis pengelolaan BMD
PEMBINAAN, PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan oleh:


1. Pengguna Barang melalui pemantauan dan penertiban thd
penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pemeliharaan, & pengamanan BMN/D yg berada di bawah
penguasaannya.
2. Pengelola Barang melakukan pemantauan dan investigasi atas
pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan dan pemindahtanganan
BMN/D dalam rangka penertiban penggunaan, pemanfaatan, &
pemindahtanganan BMN/D sesuai ketentuan yang berlaku.
BLU

• BMN/D yang digunakan oleh BLU/BLUD merupakan kekayaan negara/daerah yang tidak
dipisahkan untuk menyelenggarakan kegiatan Badan Layanan Umum/Badan Layanan
Umum Daerah yang bersangkutan.
• Seluruh penerimaan dari pengelolaan BMN/D selain yang dikelola dan/atau dimanfaatkan
sepenuhnya untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan BLU/D yang
bersangkutan wajib disetorkan ke Kas Umum Negara/Daerah sebagai penerimaan
negara/daerah.
• Pengelolaan BMN/D yang digunakan oleh BLU mengikuti ketentuan yang diatur dalam PP
27/2014, kecuali terhadap barang yang dikelola dan/atau dimanfaatkan sepenuhnya
untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan tugas dan fungsi
Badan Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah, diatur tersendiri dalam
Peraturan Pemerintah tentang Badan Layanan Umum dan peraturan pelaksanaannya.
• Pengelola Barang dapat membentuk Badan Layanan Umum dan/atau menggunakan jasa
Pihak Lain dalam pelaksanaan Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
RUMAH NEGARA

• Rumah Negara merupakan BMN yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal


atau hunian dan sarana pembinaan serta menunjang pelaksanaan tugas
pejabat negara dan/atau pegawai negeri.

• Pengelolaan BMN berupa Rumah Negara dilaksanakan oleh Pengelola Barang,


Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, atau Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang rumah negara golongan III dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Rumah Negara.

• Pengelolaan BMD berupa Rumah Negara dilaksanakan oleh


Gubernur/Bupati/Walikota dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Rumah Negara.
GANTI RUGI DAN
SANKSI

Setiap kerugian Negara/daerah akibat kelalaian,


penyalahgunaan atau pelanggaran hukum atas
pengelolaan BMN/D diselesaikan melalui tuntutan
ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dimana setiap pihak yang
mengakibatkan kerugian Negara/ daerah dapat
dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi
pidana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
KESIMPULAN
• Seiring dengan optimalisasi pengelolaan BMN/D yang semakin berkembang dan kompleks,
maka Pengelola BMN tidak hanya cukup melaksanakan tugas sebagai asset administrator
semata, tetapi juga melaksanakan tugas sebagai asset manager dengan berdasarkan pada
penggunaan prinsip-prinsip dalam pengelolaan BMN, yaitu efisiensi,
akuntanbilitas, fungsional, transparansi, kepastian nilai dan kepastian hukum.

• PP 27 / 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah sebagai pengganti PP  38 / 2008 


jo. PP 6 / 2006 diterbitkan untuk memenuhi perkembangan kebutuhan
dan praktik di bidang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan mendorong investasi di
bidang infrastuktur.

• Regulasi terhadap pengelolaan BMN/D bertujuan untuk memastikan pengelolaan BMN/D di


Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah telah berjalan baik dan memenuhi
prinsip tertib administrasi, tertib hukum, dan tertib fisik. Meskipun pembaharuan peraturan
telah dilakukan dalam menghadapi kompleksitas pengelolaan BMN/D, sebuah sistem yang baik
juga harus didukung dengan kompetensi Sumber Daya Manusia yang baik.

Anda mungkin juga menyukai