Anda di halaman 1dari 30

PEMINDAHTANGANAN,

PEMUSNAHAN, DAN
PENGHAPUSAN
BAGI PENGELOLA BARANG
Solo, 29 September 2017
Dasar Hukum
1. UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara;
PP Nomor 27 Tahun 2014
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 (Pengelolaan BMN/D)
tentang Perbendaharaan
Negara.

Undang Peraturan
Undang Pemerintah

Keputusa Peraturan
n Menteri Menteri 1. PMK Nomor 111/PMK.06/2016
Keuangan Keuangan (Pemindahtanganan BMN)
2. PMK Nomor 83/PMK.06/2016
(Penghapusan dan Pemusnahan
KMK No. 229/KM.6/2016 BMN)
Pendelegasian Kewenangan 3. PMK Nomor 4/PMK.06/2015
kepada Kepala Direktur PKNSI, (Pendelegasian Kewenangan)
Kepala Kanwil dan Kepala KPKNL)
UU No. 17 / 2003 : KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

PRESIDEN:
PEMEGANG KEKUASAAN
DIKUASAKAN DISERAHKAN
PENGELOLA. KEU. NEG
( PSL. 6 )

GUB/BUPATI/WALIKOTA
MENTERI/PIMP.LBG KEPALA PEMR. DRH
MENTERI KEUANGAN
SELAKU PENGGUNA UTK MENGELOLA KEU DAERAH &
PENGELOLA FISKAL& WK. PEM.
ANGGARAN/BARANG WK PEMDA ATAS KEKAY
DLM KEKY. NEG YG DIPISAHKAN
DAERAH YG DIPISAHKAN

UU No. 1 / 2004 : PEJABAT PERBENDAHARAAN DAN PENGELOLAAN BMN/D


PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
MENTERI KEUANGAN MENTERI/PIMP LMBG
BEND UMUM NEGARA : (MENETAPKAN PENGGUNA BARANG PADA •MENETAPKAN PEJABAT PENGELOLA BMD (PS 5)
KEBIJ & PEDOMAN PENGELOLA BMN) KEMENTERIAN/LEMBAGA •MENETAPKAN KEBIJKN PENGELOLA BMD (PS 43)
PUSAT.

PP No. 27 / 2014 : PEJABAT PENGELOLAAN BMN/D


MENTERI KEUANGAN MENTERI / PIMP. LBG GUB./BUPT/WALIKOTA
SELAKU BUN ADALAH PENGELOLA SELAKU PIMPINAN KMNTRN / LMBG PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN BMD
BMN ADALAH PENGGUNA BARANG (PS 6) (PS 5)
(PS 4)

KEPALA KANTOR KASATKER PERANG-


SEKRETARIS DAERAH
ADALAH KUASA PENGGUNA KAT DAERAH
ADALAH PENGELOLA BMD
BMN DI LINGKUNGNNYA ADALAH PENGGUNA BMD
(PS 5)
(PS 7) (PS 8)
PEMINDAHTANGANAN BMN
Ketentuan Umum Pemindahtanganan
1. BMN yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan Negara dapat dipindahtangankan.
2. BMN dapat dipindahtangankan setelah dilakukan PSP, kecuali untuk beberapa BMN yang tidak memerlukan PSP berdasarkan PMK No.
246/PMK.06/2014 dan PMK No.87/PMK.06/2016.
3. Dalam rangka Pemindahtanganan BMN dilakukan penilaian atas BMN,kecuali hibah BMN. Penilaian dilakukan untuk mendapatkan nilai wajar.
4. Pemindahtanganan BMN berupa TB (tanah dan/atau bangunan) dan STB (selain tanah dan/atau bangunan) yang memiliki nilai lebih dari Rp100 miliar
dilakukan setelah mendapat persetujuan DPR, kecuali untuk TB :
• Sudah tidak sesuai denga tata ruang wilayah atau penataan kota
• Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran
• Diperuntukan bagi pegawai negeri
• Diperuntukkan bagi kepentingan umum
• Dikuasai Negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan peraturan per-uu-an, yang jika status
kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis
Ctt : Untuk BMD TB dan STB (yang memiliki nilai lebih dari Rp5 miliar) dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD (Psl 55 ayat 2 dan Psl 59 PP 27)
5. Pemindahtanganan BMN berupa TB yang tidak memerlukan persetujuan DPR, dilaksanakan dengan ketentuan:
• TB baik yg ada di Pengelola maupun di Pengguna dgn nilai ≥Rp10 miliar dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden
• TB baik yang ada di Pengelola maupun di Pengguna dgn nilai ≤Rp10 miliar dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Pengelola
6. Pemindahtanganan BMN berupa STB, dilaksanakan dengan ketentuan:
• Pada Pengelola maupun Pengguna dgn nilai ≥Rp100 miliar dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari DPR
• Pada Pengelola maupun Pengguna dgn nilai ≥Rp10 miliar dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden
• Pada Pengelola maupun Pengguna dgn nilai ≤Rp10 miliar dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Pengelola
Penjualan BMN

Pertimbangan:
1. untuk optimalisasi BMN yang berlebih atau tidak digunakan utk tusi atau tidak dimanfaatkan pihak lain
2. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi Negara apabila dijual
3. sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan per-uu-an

Penjualan BMN dilakukan secara lelang, kecuali:


1. BMN yang bersifat khusus sesuai dgn peraturan perundang-undangan, yaitu:
a. Tanah dan bangunan Rumah Negara golongan III atau bangunan Rumah Negara golongan III yang dijual kepada penghuninya yang sah
b. Kendaraan perorangan dinas yang dijual kepada pejabat Negara, mantan pejabat Negara, pegawai ASN, anggota TNI, atau anggota Polri
2. BMN lainnya, meliputi:
a. TB yang diperuntukkan bagi “kepentingan umum” (Penjelasan PP No.27 Psl 55 ayat 3 huruf d)
b. Tanah kavling yang menurut perencanaan awal pengadaannya digunakan utk pembangunan perumahan pegawai negeri sebagaimana
tercantum dalam dokumen penganggaran
c. STB yang jika dijual secara lelang akan merusak tata niaga berdasarkan pertimbangan dari instansi yang berwenang
d. STB akibat force majeure
e. Bangunan yang berdiri di atas tanah Pihak Lain atau Pemda yang dijual kepada Pihak Lain atau Pemda pemilik tanah tsb
f. BMN yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola

! Penjualan BMN dilakukan setelah dikaji berdasarkan aspek teknis, aspek ekonomis, dan aspek yuridis !
Tata Cara Penjualan BMN berupa Tanah dan/atau bangunan
pada Pengguna Barang

Pengguna Pengelola Pengguna


Barang Barang Barang
Persiapan permohonan Melakukan penelitian atas • Menyetujui atau tidak • Dalam hal persetujuan • Pengguna melakukan
penjualan: permohonan, dgn menyetujui penjualan dilakukan serah terima yang
1. Membentuk Tim tahapan: permohonan secara lelang, maka dituangkan dalam
internal 1. Meneliti pertimbangan penjualan. Pengguna mengajukan BAST berdasarkan
2. Tim Internal permohonan • Apabila harus permohonan lelang risalah lelang atau akta
melakukan penelitian 2. Meneliti data mendapatkan izin kepada KPKNL paling jual beli
data administratif dan administratif DPR/Presiden maka lama 6 bln sejak • Pengguna melakukan
fisik 3. Meneliti kelengkapan Pengelola tanggal persetujuan penghapusan BMN
3. Tim Internal data/dokumen mengajukan penjualan BMN dari daftar barang
menyampaikan pendukung permohonan izin kpd • Dalam hal disetujui
laporan kpd Pengguna 4. Meneliti kesesuain fisik DPR/Presiden tanpa lelang, maka
dgn dilampiri BA dgn data administratif, Pengguna langsung
Penelitian jika diperlukan menjual kepada
4. Pengguna Barang Pembeli berdasarkan
mengajukan surat persetujuan
permohonan penjualan
disertai
data/dok.pendukung
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENJUALAN
DALAM PMK 111/PMK.06/2016 dibandingkan PMK 96/PMK.06/2007

Ketentuan Yang Baru Diatur

PMK
No.111/PMK.06/2016 Ketentuan yang
ditambah/diubah dari PMK
96/PMK.06/2007

Ketentuan yang dihilangkan


dari PMK 96/PMK.06/2007
KETENTUAN UMUM

1. Pengaturan Kewenangan dan tanggung jawab Pengelola Barang


Baru diatur dan Pengguna Barang terkait Pemindahtanganan
2. Pendelegasian wewenang Pengelola Barang ke Pengguna Barang
untuk Penjualan dan Hibah
3. Pemindahtanganan BMN berupa tanah dan/atau bangunan pada
Pengguna Barang
4. Pemindahtanganan BMN pada Pengelola Barang berdasarkan
inisiatif Pengelola dan berdasarkan permohonan Pihak Lain

Ditambahkan Penetapan Penilai Publik oleh Pengelola Barang untuk


dari PMK 96 Penilaian BMN berupa tanah dan/atau bangunan.

Penjualan BMN berupa kendaraan bermotor dinas


Diubah dari
operasional dapat dilaksanakan berusia paling singkat 7
PMK.96 (tujuh) tahun
PENJUALAN…
Setelah pelaksanaan lelang ulang
tidak laku

BMN berupa tanah BMN selain tanah


dan/atau bangunan dan/atau bangunan

Pengelola Barang dapat Pengelola Barang dapat


melakukan alternatif bentuk melakukan alternatif bentuk
lain pengelolaan BMN, baik lain pengelolaan BMN
yang berada pada untuk BMN pada Pengelola
Pengelola Barang maupun Barang.
pada Pengguna Barang

Pengelola dapat
menyetujui alternatif bentuk
lain pengelolaan BMN
berdasarkan usulan
Pengguna Barang untuk
BMN pada Pengguna
Barang.
Baru diatur
PENJUALAN…
Pengecualian Penjualan Secara
Lelang

1. Berupa selain tanah dan/atau bangunan sebagai akibat dari keadaan kahar.
2. Berupa bangunan yang berdiri di atas tanah Pihak Lain atau Pemerintah Daerah yang
dijual kepada Pihak Lain atau Pemerintah Daerah pemilik tanah tersebut.
3. Berupa BMN yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola Barang.

Ditambahkan dari
PMK 96
PENJUALAN…
Tanah kavling yang dari awal direncanakan untuk pembangunan perumahan pegawai negeri

1. Pengajuan permohonan penjualan disertai dengan:


a. Bukti perencanaan awal : DIPA, KAK, RKA/KL, POK
b. Review APIP
c. Surat pernyataan yang memuat kebenaran formil dan materiil atas BMN.
2. Penjualan dilakukan kpd masing-masing pegawai negeri yang ditetapkan oleh Pengguna dan pegawai negeri yang
belum pernah membeli tanah kavling atau rumah negara
3. Pembayaran hasil penjualan dilaksanakan secara tunai yang seluruhnya disetor ke kas Negara
4. Nilai jual didasarkan pada nilai wajar
5. Luas tanah kavling ditetapkan oleh Pengguna mengikuti luas tanah sesuai ketentuan rumah Negara
6. Penjualan dilaksanakan secara langsung antara Pengguna dgn pegawai negeri calon pembeli di hadapan PPAT
7. Segala biaya yang timbul akibat penjualan tanah kavling dibebankan kpd pegawai negeri calon pembeli

Ditambahkan dari
PMK 96
PENJUALAN…
Alur Pelaksanaan Penjualan
Secara Lelang
Permohonan

Surat tidak
Persetujuan

ya
≥6 bulan
Permohonan Penilaian
Lelang Ulang

≤6 bulan
≥6 bulan

Tidak laku Lelang Tidak laku Alternatif Bentuk Lain


Lelang Ulang Pengelolaan BMN

laku
laku
BAST Baru diatur
PENJUALAN…

Penjualan BMN berupa bongkaran bangunan akibat


penghapusan karena sebab-sebab lain

Penghapusan sebab-sebab lain Tata Cara

1) BMN berupa bangunan yang berdiri di atas tanah 1) permohonan persetujuan penjualan BMN diajukan
Pihak Lain atau Pemerintah Daerah dan Pihak Lain oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang
atau Pemerintah Daerah tersebut akan menggunakan dalam satu kesatuan dengan persetujuan
tanah tersebut;
Penghapusan BMN;
2) BMN berupa bangunan dalam kondisi rusak berat
dan/atau membahayakan lingkungan sekitar; 2) persetujuan Pengelola Barang atas permohonan
Penjualan menjadi satu kesatuan dengan persetujuan
3) BMN berupa bangunan yang berdiri di atas tanah Penghapusan bangunan;
yang menjadi objek pemanfaatan dalam bentuk Kerja
Sama Pemanfaatan/Bangun Serah Guna/Bangun 3) Pengguna Barang melakukan Penghapusan BMN
Guna Serah/Penyedia Infrastruktur; atau tersebut dari Daftar Barang Pengguna dengan
berpedoman pada ketentuan Peraturan
4) BMN berupa bangunan karena anggaran untuk Perundangundangan di bidang Penghapusan BMN.
bangunan pengganti sudah disediakan dalam
dokumen penganggaran.

Baru diatur
Hibah BMN
Pertimbangan:
1. Kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non komersil; dan/atau
2. Penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah

• Pengelola Barang • Tanah dan/atau bangunan


Subjek • Pengguna Barang
Objek • Selain tanah dan/atau bangunan

Penerima • Lembaga sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, atau lembaga pendidikan non komersil

Hibah • Masyarakat dlm rangka menjalankan program pembangunan nasional


• Pemerintah negara lain dalam kerangka hubungan internasional
• Masyarakat internasional yang terkena akibat bencana alam, perang, atau wabah penyakit endemik
• Pemda
• BUMN berbentuk Perum dalam rangka menjaga stabilitas ketahanan pangan atau BUMN lainnya dengan pertimbangan
Pengelola Barang
• Pihak lain yang ditetapkan Pengelola
Tata Cara Hibah BMN

Penguna
Pengguna Barang Pengelola Barang
Barang
Persiapan permohonan 1. Melakukan penelitian atas 1. Membuat naskah hibah dan
Hibah : permohonan hibah BAST
1.Membentuk Tim internal 2. Memberikan persetujuan 2. Melakukan penghapusan BMN
2.Tim Internal melakukan 3. Apabila harus mendapatkan dari daftar barang
penelitian data izin DPR/Presiden maka
administratif dan fisik Pengelola mengajukan
3.Tim Internal permohonan izin kpd
menyampaikan laporan DPR/Presiden
kpd Pengguna dgn
dilampiri BA Penelitian
4.Pengguna Barang
mengajukan
permohonan hibah
disertai data/dok.
pendukung
POKOK-POKOK PERUBAHAN HIBAH
DALAM PMK 111/PMK.06/2016 DIBANDINGKAN PMK 96/PMK.06/2007

Hibah

Ditambahkan/Diubah Dihilangkan
Baru Diatur

1. Isi Naskah Hibah 1. Pertimbangan Hibah 1. Pelaksanaan Penilaian


 Kepentingan Budaya
 Identitas para pihak
 Kepentingan Pendidikan
 Jenis dan nilai barang
yang bersifat non komersil
yang dilakukan Hibah
 Tujuan dan peruntukan
2. Pihak penerima Hibah
Hibah  Lembaga Budaya
 Hak dan kewajiban para  Lembaga Pendidikan yang
pihak bersifat non komersil
 Klausul beralihnya  Masyarakat
tanggung jawab dan  Pemerintah negara lain
kewajiban pihak penerima  Masyarakat internasional
Hibah  BUMN berbentuk Perum
 Penyelesaian perselisihan  Pihak lain yg ditetapkan
Pengelola Barang
Tukar-Menukar BMN

Pertimbangan:
1. Untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan pemerintahan
2. Untuk optimalisasi BMN
3. Tidak tersedia dana dalam APBN
• Pengelola Barang • Tanah dan/atau bangunan
Subjek Objek
• Pengguna Barang • Selain tanah dan/atau bangunan

• Pemda • Tanah harus berupa tanah atau tanah dan bangunan


Mitra Barang
• BUMN/BUMD Pengganti Utama • Tanah dan bangunan harus berupa tanah atau
• Badan Hukum lainnya yang tanah dan bangunan
dimiliki negara Barang Pengganti • Bangunan dapat berupa:
• Swasta (badan hukum atau NB: 1. Tanah
perorangan) 1. barang pengganti harus sudah 2. Tanah dan bangunan
siap digunakan pada tanggal
• Pemerintah Negara lainnya penandatanganan BAST
3. Bangunan; dan/atau
2. Nilai barang pengganti paling 4. Selain tanah dan/atau bangunan
sedikit seimbang dgn nilai wajar
BMN yang dilepas
Pengecualian Tukar Menukar
Melalui Tender

1. BMN berupa tanah atau tanah dan bangunan :


a. Yang dilakukan dgn Pemda, Pemerintah Negara Lain, dan/atau Pihak Lain yang mendapatkan
penugasan dari Pemerintah dalam rangka pelaksanaan kepentingan umum.
b. Untuk menyatukan dalam 1 (satu) lokasi.
c. Untuk menyesuaikan bentuk BMN berupa tanah agar penggunaannya lebih optimal.
d. Dalam rangka pelaksanaan rencana strategis pemerintah.
e. Guna mendapatkan/memberikan akses jalan.
2. BMN berupa bangunan yang berdiri di atas tanah Pihak Lain.
3. BMN selain tanah dan/atau bangunan yang dilakukan dgn:
a. Pemda dan/atau
b. Pihak lain yang yang mendapatkan penugasan dari Pemerintah dalam rangka pelaksanaan
kepentingan umum
Tata Cara tukar menukar BMN

Pengguna Pengelola Pengguna Pengelola Pengguna


Barang Barang Barang Barang Barang

Mengajukan permohonan 1. Melakukan penelitian Berdasarkan izin prinsip, •Melakukan penelitian •Menandatangani
persetujuan tukar atas permohonan melakukan: permohonan izin perjanjian dan BAST
1. Pemilihan mitra
menukar kepada tukar menukar pelaksanaan •Melakukan
2. Melakukan pembahasan
Pengelola dgn disertai 2. Mengajukan dgn mitra tukar menukar •Dalam hal setuju penghapusan dari
data/dokumen permohonan mengenai rincian menerbitkan izin daftar barang
pendukung: penilaian kebutuhan barang, yang pelaksanaan •Melakukan
1. Pertimbangan 3. Penilai melaporkan dituangkan dalam lembar •Apabila harus pencatatan atas BMN
2. SPTJM hasil penilaian kpd pembahasan mendapatkan izin baru
3. Perda ttg tata ruang Pengelola 3. Melakukan penelitian data DPR/Presiden maka
administratif dan fisik
4. Data administratif BMN 4. Menyetujui atau tidak Pengelola
4. Menyiapkan hal-hal teknis
5. Rencana kebutuhan menyetujui lainnya mengajukan
barang pengganti permohonan. 5. Paling lama 12 bln sejak permohonan izin kpd
5. Apabila setuju, izin prinsip diterbitkan DPR/Presiden
Pengelola mengajukan permohonan
menerbitkan izin izin pelaksanaan
prinsip
POKOK-POKOK PERUBAHAN TUKAR MENUKAR
DALAM PMK 111/PMK.06/2016 dibandingkan PMK 96/PMK.06/2007

Pertimbangan Tukar Menukar

Guna menyesuaikan bentuk BMN berupa tanah agar


penggunaannya lebih optimal

Terhadap BMN berupa tanah dan/atau bangunan guna


mendapatkan/memberikan akses jalan

Ditambahkan dari
PMK 96
Penunjukan Konsultan Oleh Mitra Tukar Menukar

Dalam hal terdapat pembangunan barang pengganti,


mitra Tukar Menukar menunjuk konsultan perencana,
kontraktor pembangunan, dan konsultas pengawas.

Konsultan dimaksud merupakan badan hukum yang


bergerak di bidang konstruksi

Biaya konsultan menjadi tanggung jawab mitra Tukar


Menukar

Diubah dari PMK


96
Panitia Pemilihan Mitra Tukar
Susunan Panitia Ketua, sekretaris, dan anggota
Menukar

Keanggotaan berjumlah gasal minimal 5 orang dan


Keanggotaan
dapat mengikutsertakan unit kerja/instansi lain yang
kompeten

Subjek

Pengelola Pengguna

Untuk BMN yang berada pada Pengelola Untuk BMN yang berada pada Pengguna
Barang diketuai oleh unsur Pengelola Barang diketuai oleh unsur Pengguna
Barang Barang

Baru diatur
Pengecualian Tukar Menukar Melalui Tender

1) Untuk menyatukan dalam 1 (satu) lokasi.


2) Untuk menyesuaikan bentuk BMN berupa tanah agar penggunaannya
lebih optimal.
3) Dalam rangka pelaksanaan rencana strategis pemerintah.
4) Guna mendapatkan/memberikan akses jalan.

Ditambahkan dari
PMK 96
Persyaratan Calon Mitra

1) Identitas diri/anggaran dasar/anggaran rumah tangga;


2) Menyampaikan dokumen penawaran beserta dokumen pendukungnya.
3) Cakap menurut hukum;
4) Memiliki domisili tetap dan alamat yang jelas.

Isi Perjanjian

1) Identitas para pihak


2) Jenis dan nilai BMN yang akan dilepas
3) Spesifikasi barang penggganti
4) Pelaksanaan Penilaian untuk memastikan kesesuaian barang pengganti
5) Klausul bahwa dokumen kepemilikan barang pengganti diatasnamakan Pemerintah Republik Indonesia
6) Jangka waktu penyerahan objek Tukar Menukar
7) Hak dan kewajiban para pihak
8) Ketentuan dalam hal terjadi ketidaksesuaian bagian dari barang pengganti dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam
perjanjian Tukar Menukar
9) Ketentuan dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeur)
10)Sanksi dan
11)Penyelesaian perselisihan

Baru diatur
Penyertaan Modal Pemerintah Pusat
(PMPP)

Tujuan PMPP:
Penyertaan Modal Pemerintah Pusat dilakukan dalam rangka pendirian, memperbaiki struktur permodalan dan/atau
meningkatkan kapasitas usaha BUMN, BUMD, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

Pertimbangan PMPP:
1. BMN yang dari awal pengadaannya sesuai dokumen penganggaran diperuntukkan bagi BUMN, BUMD, atau badan hukum
lainnya yang dimiliki negara dalam rangka penugasan pemerintah; atau
2. BMN lebih optimal apabila dikelola oleh BUMN, BUMD, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara, baik yang sudah
ada maupun yang akan dibentuk.

• Pengelola Barang • Tanah dan/atau bangunan


Subjek • Pengguna Barang Objek • Selain tanah dan/atau bangunan

Penerima • BUMN
PMPP • BUMD
• Badan Usaha yang dimiliki Negara, termasuk BU yang didalamnya terdapat kepemilikan Pemerintah Pusat
Tata Cara PMPP

Pengguna Pengelola Penguna


Barang Barang Barang
1. Membentuk Tim internal 1. Melakukan analisis atas 1. Berdasarkan PP mengenai
2. Tim Internal menyiapkan permohonan penetapan PMPP melakukan serah
kelengkapan data 2. Mengajukan permohonan penilaian terima dengan BAST
administratif kepada Penilai utk BMN berupa TB 2. Melakukan penghapusan BMN dari
3. Tim Internal menyampaikan (utk STB dapat mengajukan daftar barang
laporan hasil kerja tim kpd permohonan penilaian)
Pengguna 3. Penilai menyampaikan lap.
4. Pengguna Barang penilaian
mengajukan permohonan 4. Memberikan persetujuan
PMPP disertai berdasarkan analisa dan lap.
penjelasan/pertimbangan dan Penilaian
data/dok. Pendukung. 5. Melakukan kajian bersama PMPP
6. Menyiapkan RPP mengenai PMPP
7. Apabila harus mendapatkan izin
DPR/Presiden maka Pengelola
mengajukan permohonan izin kpd
DPR/Presiden
POKOK-POKOK PERUBAHAN PMPP
DALAM PMK 111/PMK.06/2016 dibandingkan PMK 96/PMK.06/2007

1. BMN yang dari awal direncanakan untuk di PMPP dapat dilakukan serah
Baru diatur terima operasional kepada calon penerima PMPP.
2. Setelah persetujuan PMPP diterbitkan, Pengelola Barang melakukan
kajian bersama dengan melibatkan Pengguna Barang, calon penerima
PMPP, dan/atau K/L yang bertanggung jawab di bidang pembinaan
BUMN atau instansi Pemda.

1. Nilai PMPP yang dari awal direncanakan untuk dilakukan PMPP


menggunakan nilai wajar.
Ditambahkan/diubah 2. Pengajuan permohonan Pemindahtanganan PMPP yang dari awal
direncanakan paling lama enam bulan sejak Berita Acara Serah Terima
Operasional.

Dalam hal pengajuan permohonan PMPP melebihi batas waktu enam bulan
Dihilangkan sejak PSP oleh Pengelola Barang dikenakan sewa penggunaan BMN sejak
tanggal PSP.
LAIN-LAIN

Pengaturan Persediaan yang dari


Pengguna Barang melaporkan awal direncanakan untuk
pelaksanaan pemindahtanganan dihibahkan dan telah diserahkan
yang satu kesatuan dengan tanpa persetujuan Pengelola
laporan Penghapusan Barang

1. Penguna Barang/kuasa Pengguna Barang membuat


Tidak diberlakukan terhadap surat pernyataan atas pelaksanaan Hibah tersebut.
Pemindahtanganan pada Pengguna Barang 2. Terdapat laporan APIP.
yang tidak terdapat pelaksanaan 3. Permohonan diajukan paling lama 5 tahun setelah
Penghapusan PMK di undangkan
4. Akibat hukum sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pengguna Barang/KPB.
TERIMA KASIH
Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi, DJKN, Kemenkeu
Gd. Syafruddin Prawiranegara II Lantai 9 Utara
Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4
Jakartta 10710

Anda mungkin juga menyukai