11/09/23
• Reformasi bidang keuangan negara mencakup reformasi bidang
pengelolaan barang milik/kekayaan negara (UU 1/2004)
• Pemerintah wajib melakukan pengamanan terhadap BMD
Belum lengkapnya data mengenai jumlah, nilai, kondisi dan
status kepemilikannya
Belum tersedianya database yang akurat dalam rangka
penyusunan Neraca Pemerintah.
Pengaturan yang ada belum memadai dan terpisah-pisah
Kurang adanya persamaan persepsi dalam hal pengelolaan
BMN/D
KEPALA SKPD LEBIH “MERASA” SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN (PA)
DIBANDINGKAN SEBAGAI PENGGUNA BARANG (PB).
Permasalahannya adalah benarkah Kepala SKPD dalam keseharian dalam melaksanakan tugas
“merasa” sebagai Pengguna Anggaran sekaligus Pengguna Barang ? Kalau ya, benarkah hal
tersebut tercermin dalam kebijakan Kepala SKPD?
Mengapa BMD perlu dikelola ?
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM
1
Dasar Hukum lanjutan
Peraturan Menteri Keuangan
PMK 166/PMK.06/2015
PMK 111/PMK.06/2016
3
Dasar Hukum lanjutan
Keputusan Menteri Kesehatan dan Edaran
4
Sub Sub Pokok Bahasan 2 :
PENGERTIAN BMN/D
PENGERTIAN
PENGELOLAAN BMN
SIKLUS PENGELOLAAN BMN
Siklus
Pengelolaan
BMN
Sub Pokok Bahasan 4 :
BAIK = HIBAH
HILANG/TIDAK DITEMUKAN =
PENGHAPUSAN
22
PENGELOLAAN BMN
EKS DANA DEKONSENTRASI/TUGAS PEMBANTUAN
2011
2010
Hibah
Penjualan
2010
(1) Kewenangan dan tanggung jawab tertentu Pengelola Barang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab tertentu dari Pengelola Barang
kepada Pengguna Barang. (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015,
mulai berlaku tanggal 1 Juli 2015)
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kewenangan dan
tanggung jawab Pengelola Barang untuk memberikan persetujuan atau penolakan
atas usul Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah BMN DK/TP didelegasikan
kepada Pengguna Barang sejak berlakunya Peraturan Menteri ini (PMK Nomor
104/PMK.06/2015 mulai berlaku tanggal 28 Mei 2015)
25
2010
26
PENJUALA PENGHAPU
HIBAH N SAN
RUSAK
BAIK HILANG
BERAT
KEWENANGAN HIBAH BMN
192
HIBAH DK/TP
BAIK = HIBAH
PERSYARATAN HIBAH
SKPD
PERSYARATAN HIBAH
Eselon I
4 Persetujuan Pengguna Barang 1. Penelitian kelayakan pertimbangan dan Surat persetujuan Hibah BMN (dalam hal disetujui)
alasan permohonan.
2. Penelitian data dan kelengkapan
dokumen.
33
BMN BAIK = HIBAH
PERSYARATAN HIBAH
SKPD
PERSYARATAN HIBAH
E-2
PERSYARATAN HIBAH
Eselon I
1. Pengiriman 1. Satker Pusat Satker pusat mengirimkan BMN kepada BAST Sementara
Barang 2. Pihak ke3 Satker DK/TP (SKPD)
3. SKPD
2. Persiapan SKPD 1. Penelitian administratif Dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian (BA Pemeriksaan /
2. Penelitian Fisik Penelitian)
3. Permohonan SKPD Mengajukan permohonan Hibah BMN 1. BAST Sementara
kepada Satker Pusat (E-2) 2. BA Pemeriksaan / Penelitian
3. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah (Materai)
4. Data Calon Penerima Hibah
4. Permohonan Satker Pusat (E-2) Mengajukan permohonan Hibah BMN 1. Surat Usulan
kepada Eselon I 2. Dokumen dari SKPD
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (Materai)
4. Fotokopi bukti kepemilikan (Sertifikat, IMB, STNK & BPKB) atau
dokumen yang setara
5. Kartu Inventaris Barang (KIB) dari aplikasi SIMAK BMN
6. Print out Laporan BMN (Intra, Ekstra & Gab)
7. Backup SIMAK BMN dalam cd/disket
8. Softcopy Daftar BMN yang akan dihibahkan
5. Permohonan Eselon I Mengajukan permohonan Hibah BMN 1. Surat Usulan
kepada Sekretaris Jenderal 2. SK Tim
3. Dokumen dari Eselon II
4. Surat Pernyataan Bersedia Memberikan Hibah
6. Persetujuan Pengguna Barang 1. Penelitian kelayakan pertimbangan Surat persetujuan Hibah BMN (dalam hal disetujui)
dan alasan permohonan.
2. Penelitian data dan kelengkapan
dokumen.
7. BAST dan Naskah Eselon I dan SKPD Tandatangan 1. BAST
Hibah BAST dan Naskah Hibah 2. Naskah Hibah
8. Pelaksanaan Eselon I Eselon I menerbitkan Keputusan Keputusan Penghapusan BMN
Penghapusan Penghapusan BMN
RUSAK BERAT = PENJUALAN
PERSYARATAN PENJUALAN
KEWENANGAN PENJUALAN DAN PENGHAPUSAN
> 2,5M – 5M
Kepala Rokeu BMN/
SesDitjen/SesBadan/SesItjen PKNSI > 2,5 M – 5M (Sebab2 lain)
> 5M
SETJEN DJKN > 5M (Sebab2 lain)
192
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN DENGAN PENJUALAN
PADA PENGELOLA BARANG
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN DENGAN PENJUALAN
PADA PENGGUNA BARANG
PENGHAPUSAN BMN karena Sebab-Sebab Lain
POINT 3 S.D 8 DAPAT DILAKUKAN PENGHAPUSAN UNTUK BMN BERUPA TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN
HILANG = PENGHAPUSAN SEBAB LAIN
PELAPORAN
• Pengguna Barang menyampaikan LBPS dan LBPT kepada
Pengelola Barang;
• Pengelola Barang menyusun Laporan BMD untuk NERACA
DAERAH.
KEGIATAN PENATAUSAHAAN BMD
PENGAMANAN BMD
PEMELIHARAAN BMD
SKEMA PROGRAM
PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
1. Masih terdapatnya barang milik daerah 1. Pengadministrasian barang milik 1. Program Pelayanan Administrasi
yang belum terinventarisasi secara benar. Perkantoran. 1. Meningkatnya
daerah yang didukung dengan
2. Kualitas SDM pengelola BMD pada 2. Program Peningkatan Sarana dan Pelayanan PBD kepada
Sistem Informasi Manajemen Asset
tingkat pengurus barang, penyimpan Prasarana Aparatur SKPD dan Masyarakat
Tetap.
barang dan petugas akuntansi di SKPD, 3. Program Peningkatan Kapasitas
2. Penggunaan dan Pemanfaatan
UPTD dan UPTLTD yang masih perlu Sumberdaya Aparatur
barang milik daerah secara optimal
ditingkatkan. 4. Program Peningkatan Sistem
3. Pelaksanaan monitoring dan
3. Kurang memadainya informasi potensi Pengawasan Internal dan
evaluasi penatausahaan, 2. Meningkatnya Kualitas
optimalisasi asset yang layak Pengendalian Pelaksanaan
pembinaan pengelolaan barang LKPD, khususnya pada
dipromosikan Kebijakan Kepala Daerah
milik daerah, penghapusan, serta neraca aset, dan
4. Sistem informasi manajemen asset tetap 5. Program Peningkatan dan
melaksanakan tuntutan ganti rugi. dicapainya WTP
yang masih perlu ditingkatkan. Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
3. Meningkatnya
kontribusi terhadap
pendapatan asli daerah
ADMINISTRASI BARANG
PENGURUS BARANG PENGURUS BARANG ASET PEJ. PEMBUAT KOMIT
PERSEDIAAN
BRG INV. Penca
1. BK BRG (INV.)
KIB A. (TANAH 01)
2. BK. BRG (PK HBS)
Sekretaris
3. BK.PENGADAAN BRG KIB B (PRLTN & MSN 02 - 10)
4. BK. PENERIMAAN BRG KIB C (GDG 11 - 12) Penyimpanan Pen
2. Kurang wajarnya pertambahan aset setiap tahunnya; (kurang akuntabel, dari penerimaan
hibah BAST Hibah tdk jelas/tdk ada)
3. Kurang wajarnya pengurangan aset setiap tahunnya; (proses pencatatan pengurangan aset
terlambat)
4. Setiap tahun, terjadi selisih antara realisasi Belanja Modal dgn penambahan nilai barang yg
dilaporkan (deviasi), karena :
a. Direaliasikan untuk Belanja Pemeliharaan & Barang Pakai Habis
b. Dibantukan kepada Pihak Lain
c. Belum mencatat data barang dari SKPD lain
5. Penempatan kode rekening Belanja kurang tepat ;
6. Tidak sinkron dengan data/laporan unit dibawahnya (data UPT/ unit tidak sama dengan data
SKPD)
7. Kurang terbukanya penjelasan data aset dalam CaLK aset (perlu sosialisasi)
Harmonisasi Pengaturan Pengelolaan BMD dan PK-BLUD