Anda di halaman 1dari 30

06.

PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


(PEMUNGUT PPN)
Pemungut PPN adl 1. Pajak yg terutang a-tas
Bend. Pem, Badan,  PEMUNGUT PPN peny. BKP atau peny.
atau Instansi Pem. yg JKP kpd Pemu-ngut
ditunjuk Menkeu utk PPN, dipungut, disetor
memungut, menyetor,
UU PPN dan dilapor-kan oleh
dan melaporkan pajak 1984 Pemungut PPN
yg terutang oleh PKP 2. Tata cara pemungu-
atas peny. BKP dan tan, penyetoran, dan
atau atas. Peny. JKP Ps.1 pelaporan oleh Pemu-
Ps.
kpd Bend. Pem, Angka ngut PPN sbgmn
Badan atau Instansi 27 16A dimaksud ay.(1) diatur
Pem. dgn KMK

KMK No. 563/KMK.03/2003 PMK No. 73/PMK.03/2010 PMK No. 85/PMK.03/2012


Tgl. 24 Desember 2003 Tgl. 31 Maret 2010 Tgl. 06 JUNI 2012

Menunjuk Bend. Menunjuk Kontr. KKS Pengusahaan MIGAS BUMN selaku


Pem. selaku dan Kontr./ Pemegang Kuasa/ Pemegang Ijin Pemungut PPN
Pemungut PPN Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi
selaku Pemungut PPN

Mulai berlaku Mulai berlaku Mulai berlaku


01 Januari 2004 01 Pebruari 2005 01 Juli 2012
Pemungut

Non
Bendahara
Bendahara

1. kontraktor kontrak kerja


sama pengusahaan
minyak dan gas bumi;
2. kontraktor atau pemegang
kuasa/pemegang izin
Badan Usaha
pengusahaan sumber BUMN Tertentu
daya panas bumi
Skema Umum Pemungutan PPN

NEGARA

PPN

Harga + PPN

PENJUAL Faktur Pajak PEMBELI


PKP
Barang/ Jasa

4
Skema Pasal 16A UU PPN (Pemungut PPN)

NEGARA

PPN

Harga tanpa PPN

PENJUAL Faktur Pajak PEMBELI


PKP PEMUNGUT PPN
Barang/ Jasa

5
 OBJEK PEMUNGUTAN Bendaharawan
(KMK NO. 563/KMK.03/2003, 24-12-2003)

PPN PPn BM

SETIAP PEMBAYARAN OLEH PEMUNGUT PPN, SETIAP PEMBAYARAN


KECUALI : ATAS PENYER. BKP YG
1. Tidak > Rp 1 juta (termasuk PPN & PPn BM) TERGOLONG MEWAH YG
bukan mrp jml yg terpecah-pecah DILAKUKAN OLEH
2. Utk pembebasan tanah PABRIKAN DARI BKP YG
3. Utk penyer. BKP yg PPN-nya TDP atau TERGOLONG MEWAH
DIBEBASKAN
4. Atas BBM& non BBM yg penyer.-nya olah
PERTAMINA
5. Atas Rekening Telepon
6. Atas jasa angk. udara yg diserahkan oleh
Perush. Penerbangan.
7. Atas penyer. Non BKP/ Non JKP *)

*) Apabila harga kontrak sudak termasuk PPN & PPn BM atau PPN, meskipun
seharusnya tidak terutang pajak, maka pajak dimaksud wajib dipungut)
 KEWAJIBAN PKP REKANAN
DALAM PEMUNGUTAN PAJAK OLEH PEMUNGUT PPN BEND. PEMERINTAH
(Ps. 16A UU PPN 1984 jo. KMK-563/KMK.03/2003 jo. PP-44/PJ./2010)

PENYERAHAN
PENAGIHAN PEMBAYARAN
BKP/JKP

12/01/11 18/02/11 16/04/11

MEMBUAT :
1. FP 18/02/2011
diisi lengkap SPT Masa PPN
2. SSP diisi Bulan Pebruari 2011
a. Identitas
b. Jml pajak
1111 A2
Lb.1- Utk PKP Rekanan
Lb. 1 - Utk Pemungut PPN
Lb.2- Utk KPP melalui KPKN
Lb. 2 - Utk arsip PKP Lb.3- Utk PKP Rek. Lamp. SPT
Lb.4- Utk Bank/Kantor Pos
Lb. 2 - Utk KPP melalui Pemungut PPN
Lb.5- Utk Arsip Pemungut PPN
FP
SSP
 MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK
OLEH PEMUNGUT PPN BEND. PEMERINTAH
(KMK-563/KMK.03/2003)
PENYER.
PENAGIHAN PEMBAYARAN
BKP/JKP

12/01/11 18/02/11 16/04/11 07/05/11 20/05/11

MENERIMA : PEMUNGU
1. FP 18/02/2011 diisi SETOR LAPOR
-TAN PPN
lengkap
2. SSP diisi
SSP
a. Identitas LEMBAR 1
b. Jml pajak
SSP
LEMBAR 3
Lb.1- Utk PKP Rekanan DICAP
Lb. 1 - Utk Pemungut PPN SSP “DISETOR
Lb.2- Utk KPP melalui KPKN LEMBAR 2 TANGGAL”
Lb. 2 - Utk arsip PKP Lb.3- Utk PKP Rek. Lamp.
SPT
Lb.4- Utk Bank/Kantor Pos
Lb. 2 - Utk KPP melalui FP LEMBAR 1
Lb.5- Utk Arsip Pemungut
Pemungut PPN PKP
PPN
FP Reka- FP LEMBAR 3
SSP nan
 OBJEK PEMUNGUTAN BUMN, BU Tertentu, KKKS

PPN PPn BM

SETIAP PEMBAYARAN OLEH PEMUNGUT PPN, SETIAP PEMBAYARAN


KECUALI : ATAS PENYER. BKP YG
1. Tidak > Rp 10 juta (termasuk PPN & PPn BM) TERGOLONG MEWAH YG
bukan mrp jml yg terpecah-pecah DILAKUKAN OLEH
2. Utk Penyerahan yg Tidak Dipungut/Dibebaskan PABRIKAN DARI BKP YG
3. Atas BBM& non BBM yg penyer.-nya olah TERGOLONG MEWAH
PERTAMINA
4. Atas Rekening Telepon
5. Atas jasa angk. udara yg diserahkan oleh
Perush. Penerbangan.
6. Atas penyer. Non BKP/ Non JKP
Pemungutan PPN oleh BENDAHARAWAN
Tata Cara Penggunaan Kode Transaksi pada Faktur Pajak yang
dibuat oleh Rekanan mengacu pada ketentuan yang berlaku
(kode transaksi “02”)

0 2 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0

Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut

Kode Status

Kode FP Nomor Seri FP

10
Penunjukan Badan Usaha Milik Negara
sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

Pemungut PPN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Dasar Hukum
Undang-Undang No 8 Tahun 1983 stdtd Undang-Undang No
42 Tahun 2009 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM
 Pasal 1 angka 27
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai adalah bendahara Pemerintah, badan, atau
instansi pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada
bendahara Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah tersebut.

 Pasal 16A
1) Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan
Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dipungut, disetor,
dan dilaporkan oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
2) Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan pajak oleh Pemungut
Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan.
(PMK No 85 /PMK.03/2012)
12
Historis Penunjukan BUMN sebagai Pemungut PPN

- Berlaku sejak 1 Januari 1989


Keppres 56 Tahun 1988 jo - Pertamina, BUMN dan BUMD, Bank
KMK 1289/KMK.04/1988 Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah,
ditunjuk sebagai Pemungut PPN
Dicabut dengan

- Berlaku sejak 1 Januari 2000


KMK 547/KMK.04/2000 jo - Pertamina, BUMN dan BUMD, Bank
KMK 549/KMK.04/2000 Pemerintah dan Bank Daerah, dan Bank
Indonesia, ditunjuk sebagai Pemungut PPN
Dicabut dengan

- Berlaku sejak 1 Januari 2004


KMK 563/KMK.03/2003 - Badan-badan tertentu, termasuk BUMN, tidak
lagi ditunjuk sebagai Pemungut PPN

13
Penunjukan Kembali BUMN Sebagai Pemungut PPN

PMK Nomor 85 /PMK.03/2012


Berlaku sejak 1 Juli 2012

BUMN Ditunjuk
Sebagai Pemungut PPN

1. Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
2. BUMN terdiri dari:
a. Persero (minimal 51% sahamnya dimiliki Pemerintah); dan
b. Perum (seluruh modalnya dimiliki Pemerintah).
(Pasal 9 UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN)

14
D A F T A R B U M N
1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 37. PT Boma Bisma Indra (Persero) 72. PT Nindya Karya (Persero) 105. Perum Produksi Film Negara
1. Perum Perhutani(Persero) 38. PT Cambrics Primissima (Persero) 73. PT Pembangunan Perumahan (Persero) 106. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
2. Perum Prasarana Perikanan Samudera 39. PT Dahana (Persero) 74. PT Pengerukan Indonesia (Persero)
3. PT Inhutani I(Persero) 40. PT Dirgantara Indonesia (Persero) 75. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 11) Jasa Keuangan dan Asuransi
4. PT Inhutani II (Persero) 41. PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) 107. Perum Jamkrindo
5. PT Inhutani III (Persero) 42. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) 108. PT
7) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Asabri
Mobil dan(Persero)
Motor
6. PT Inhutani IV (Persero) 43. PT Garam (Persero) 76. Perum Bulog 109. PT Askrindo (Persero)
7. PT Inhutani V (Persero) 44. PT Indofarma (Persero) Tbk 77. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)110. PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)
8. PT Perikanan Nusantara(Persero) 45. PT Industri Gelas (Persero) 78. PT PP Berdikari (Persero) 111. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
9. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) 46. PT Industri Kapal Indonesia (Persero) 79. PT Sarinah (Persero) 112. PT Asuransi Jasa Rahardja (Persero)
10. PT Perkebunan Nusantara II (Persero) 47. PT Industri Kereta Api (Persero) 113. PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
11. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) 48. PT Industri Sandang Nusantara (Persero) 8) Transportasi dan Pergudangan 114. PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero)
12. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) 49. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)80. Perum DAMRI 115. PT Bahana PUI (Persero)
13. PT Perkebunan Nusantara V (Persero) 50. PT Kertas Kraft Aceh (Persero) 81. Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta 116. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
14. PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) 51. PT Kertas Leces (Persero) 82. PT Angkasa Pura I (Persero) 117. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
15. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) 52. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 83. PT Angkasa Pura II (Persero) 118. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
16. PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) 53. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 84. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 119. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
17. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) 54. PT LEN Industri (Persero) 85. PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) 120. PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
18. PT Perkebunan Nusantara X (Persero) 55. PT PAL Indonesia (Persero) 86. PT Djakarta Lloyd (Persero) 121. PT Danareksa (Persero)
19. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) 56. PT Pindad (Persero) 87. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 122. PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero)
20. PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) 57. PT Pradnya Paramita (Persero) 88. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 123. PT PANN Multi Finance (Persero)
21. PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) 58. PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero)89. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 124. PT Pegadaian(Persero)
22. PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) 59. PT Semen Baturaja (Persero) 90. PT Kawasan Industri Makasar (Persero) 125. PT Permodalan Nasional Madani (Persero)
23. PT Pertani (Persero) 60. PT Semen Gresik (Persero) Tbk 91. PT Kawasan Industri Medan (Persero) 126. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)
24. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) 61. PT Semen Kupang (Persero) 92. PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (Persero) 127. PT Reasuransi Umum Indonesia (Persero)
25. PT Sang Hyang Seri (Persero) 93. PT Kereta Api Indonesia (Persero) 128. PT Taspen (Persero)
4) Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara94. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
Dingin
2) Pertambangan dan Penggalian 62. PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk 95. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 12) Real Estate
26. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 63. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 96. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 129. PT Bali Tourism & Development Corporation (P
27. PT Bukit Asam (Persero) Tbk 97. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 130. PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko
28. PT Pertamina (Persero) 98. PT
5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang, Pelabuhan Indonesia
Pembuangan IV (Persero)
Pembersihan Limbah dan Sampah
29. PT Sarana Karya(Persero) 64. Perum Jasa Tirta I 99. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) 13) Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
30. PT Timah (Persero) Tbk 65. Perum Jasa Tirta II 100. PT Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam(Persero)
131. PT Bina Karya (Persero)
101. PT Pos Indonesia (Persero) 132. PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
3) Industri Pengolahan 6) Konstruksi 102. PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) 133. PT Energy Management Indonesia (Persero)
31. Perum Percetakan Negara Indonesia 66. Perum Pembangunan Perumahan Nasional 134. PT Indah Karya (Persero)
32. Perum Percetakan Uang Republik Indonesia 67. PT Adhi Karya (Persero) Tbk 9) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 135. PT Indra Karya (Persero)
33. PT Balai Pustaka (Persero) 68. PT Amarta Karya(Persero) 103. PT Hotel Indonesia Natour (Persero) 136. PT Sucofindo (Persero)
34. PT Barata Indonesia (Persero) 69. PT Brantas Abipraya (Persero) 137. PT Survey Udara Penas (Persero)
35. PT Batan Teknologi (Persero) 70. PT Hutama Karya (Persero) 10) Informasi dan Komunikasi 138. PT Surveyor Indonesia (Persero)
36. PT Bio Farma (Persero) 71. PT Istaka Karya(Persero) 104. Perum LKBN ANTARA 139. PT Virama Karya (Persero)
140. PT Yodya Karya (Persero)
Di bawah Kemenkeu : 1. PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) (Sumber: http://www.bumn.go.id per 11 Juni 2012)
2. PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) (PII) 15
3. PT. Sarana Multigriya Finansial (SMF)
3. badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh
Badan badan usaha milik negara yaitu
1) PT Telekomunikasi Selular,

Usaha 2) PT Indonesia Power,


3) PT Pembangkitan Jawa-Bali,
4) PT Semen Padang,
Tertentu 5) PT Semen Tonasa,
6) PT Elnusa Tbk,
7) PT Krakatau Wajatama,
8) PT Rajawali Nusindo,
9) PT Wijaya Karya Beton Tbk,
10) PT Kimia Farma Apotek,
11) PT Kimia Farma Trading & Distribution
12) PT Badak Natural Gas Liquefaction,
13) PT Tambang Timah,
14) PT Terminal Petikemas Surabaya,
15) PT Indonesia Comnets Plus,
16) Bank Syariah Mandiri,
PMK-37/2015 17) Bank BRI Syariah, dan
SMB 01-04-2015 18) Bank BNI Syariah
Objek PPN
Pasal 4 (1) UU PPN
PPN dikenakan atas:
a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha;
b. impor Barang Kena Pajak;
c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean;
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean;
f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan
h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

17
Kewajiban BUMN sebagai Pemungut PPN

Atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa


Kena Pajak oleh Rekanan kepada BUMN, BUMN
wajib:
1. memungut;
2. menyetor; dan
3. melaporkan
PPN dan PPnBM yang terutang.

18
Pemungutan PPN oleh BUMN (1)

 Rekanan wajib membuat Faktur Pajak dan SSP untuk


setiap penyerahan BKP dan/atau JKP kepada BUMN.
 pembuatan Faktur Pajak oleh Rekanan dan
Pemungutan PPN oleh BUMN harus dilakukan pada
saat:
1. penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
2. penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP
dan/atau JKP; atau
3. penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan.
19
Pemungutan PPN oleh BUMN (2)
Tata Cara Penggunaan Kode Transaksi pada Faktur Pajak yang
dibuat oleh Rekanan mengacu pada ketentuan yang berlaku
(kode transaksi “03”)

0 3 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0

Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut

Kode Status

Kode FP Nomor Seri FP

20
Pemungutan PPN oleh BUMN (3)

 Jumlah PPN dan PPnBM yang harus dipungut oleh BUMN


adalah :
a. PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan
Dasar Pengenaan Pajak; dan
b. PPnBM sebesar tarif PPnBM yang berlaku dikalikan
dengan Dasar Pengenaan Pajak (dalam hal selain terutang
PPN juga terutang PPnBM).
 Jika dalam kontrak tidak disebutkan nilai kontrak tersebut
termasuk PPN dan PPnBM, maka kewajiban PPN 10% dan
PPnBM dihitung dari nilai kontrak.
 BUMN yang melakukan pemungutan harus membubuhkan
cap "Disetor Tanggal ......" dan menandatanganinya pada
Faktur Pajak.
21
Dikecualikan dari Pemungutan PPN oleh BUMN
PPN dan PPnBM tidak dipungut oleh BUMN dalam hal:
a. pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
termasuk jumlah PPN dan PPnBM yang terutang dan tidak merupakan pembayaran
yang terpecah-pecah;
b. pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut ketentuan
perundang-undangan di bidang perpajakan mendapat fasilitas PPN tidak dipungut
atau dibebaskan dari pengenaan PPN;
c. pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak
oleh PT Pertamina (Persero);
d. pembayaran atas rekening telepon;
e. pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan; dan/atau
f. pembayaran lainnya untuk penyerahan barang dan/atau jasa yang menurut
ketentuan perundang-undangan perpajakan tidak dikenai PPN dan PPnBM.

PPN dan PPnBM yang terutang di atas dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh
Rekanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
22
Penyetoran PPN Yang Telah Dipungut oleh BUMN

 BUMN wajib menyetorkan PPN dan PPnBM yang telah


dipungut ke Kantor Pos/Bank Persepsi paling lama tanggal
15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
 Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran pajak bertepatan
dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur
nasional, penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
 SSP diisi dengan membubuhkan NPWP serta identitas
Rekanan, tetapi penandatanganan SSP dilakukan oleh
BUMN sebagai penyetor atas nama Rekanan.

23
SURAT SETORAN PAJAK
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. LEMBAR 1
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SSP) Untuk Arsip Wajib Pajak

NPWP :
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

NAMA WP : ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
Diisi dengan Identitas PKP
ALAMAT WP : ………….……………………...……………………………………….……………………………………………………………………………………………. Rekanan
………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….

NOP :
Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak

ALAMAT OP : ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
………….……………………...……………………………………….……………………………………………………………………………………………. Kode Akun Pajak:
Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran
Uraian Pembayaran : ……………………………………………...……………………………….
……………………………………………...…………………..…………………………………………………….
- PPN DN: 411211
……………………………………………...…………………..……………………………………………………
……………………………………………...…………………..…………………………………………………… - PPN Impor: 411212
Masa Pajak
Tahun Pajak
- PPnBM DN: 411221
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
- PPnBM Impor: 411222
Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan Diisi Tahun terutangnya Pajak
- PTLL: 411619
Nomor Ketetapan : / / / /
Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT Kode Jenis Setoran: 900
Jumlah Pembayaran : …………………………………………………………………………….……………………………………. Diisi dengan rupiah penuh
Terbilang : ………………………………….……………………………………………...…………………………...……………………………………………………………………
………………………………………………….…….……………...………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………….…….……………...………………………………………………………………………………………………………………………………..
Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Penyetor
Tanggal ……………………………………………
Cap dan tanda tangan
……………………………….. , Tanggal ……………...………….
Cap dan tanda tangan
Diisi dengan nama dan
tanda tangan pengurus,
serta nama dan NPWP
Nama Jelas : ……………………………………. Nama Jelas :

" Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa "
…………………………………………..
BUMN
Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

24
F.2.0.32.01
Pelaporan PPN Yang Telah Dipungut dan Disetor oleh BUMN

• BUMN wajib melaporkan PPN dan PPnBM yang telah


dipungut dan disetor ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
BUMN terdaftar paling lama pada akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.
• Dalam hal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari
libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,
pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
• Pelaporan atas pemungutan dan penyetoran PPN dan
PPnBM dilakukan setiap bulan dengan menggunakan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN 1107
PUT).
25
SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN 1107 PUT (1)
• Induk SPT - Formulir 1107 PUT
• Lampiran 1 Daftar PPN dan PPn BM Yang Dipungut Oleh Bendaharawan Pemerintah -
Formulir 1107 PUT 1
• Lampiran 2 Daftar PPN dan PPn BM Yang Dipungut Oleh Selain Bendaharawan
Pemerintah - Formulir 1107 PUT 2
LAMPIRAN 1 FORMULIR
DAFTAR PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH
SURAT PEMBERITAHUAN MASA FORMULIR
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
Masa Pajak : s.d. - 1107
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN)DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
BAGI PEMUNGUT PPN
Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN 1107 PUT
Pembetulan Ke- : …… (………….)
PUT 1
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Beri tanda X dalam yang sesuai
NAMA PEMUNGUT : LAMPIRAN 2 FORMULIR
DAFTAR PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
Nama Pemungut

Alamat
:

:
NPWP

Masa
:

:
-

s.d.
-

-
-
NPWP
-

DEPARTEMEN KEUANGAN RI
-
: Masa Pajak : s.d. - 1107
No. Telp

Usaha
:

:
Pembetulan Ke : …….. (……………………)
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

No. Nama Rekanan NPWP Rekanan


Pembetulan Ke- : …… (……….……….)
FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor
Seri FP Yang DPP (Rupiah) PPN (Rupiah) PPn BM (Rupiah)
PUT 2
Tanggal Bayar
Tanggal Setor
Kode dan Nomor Seri Tanggal Tagihan PPN PPn BM
Diganti
NAMA PEMUNGUT :
A. PPN dan PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH PENERBIT SPM MELALUI KPPN
Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU
Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPT Masa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani atau tidak sepenuhnya dilampiri

A. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH

1 PPN yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN Rp NPWP 1 :


PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN Rp 2
Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Tanggal Setor
Rp
melalui KPPN No. Nama
3 Rekanan NPWP Rekanan Seri FP Yang DPP (Rupiah) PPN (Rupiah) PPn BM (Rupiah)
Kode dan Nomor Seri Tanggal PPN PPn BM
Diganti
4
keterangan dan/atau dokumen yang ditetapkan, maka SPT Saudara dianggap tidak disampaikan.

2 PPN yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Rp 1

PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Rp 5


2
Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Bendahara dst
Rp 3
Pengeluaran

4 JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT 1


B. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH

PPN yang dipungut Rp 5 B. PPN dan PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARA PENGELUARAN

PPn BM yang dipungut Rp 6 1

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut Rp 2


7

Lampiran : Surat Kuasa Khusus 8 3


SSP
9 4
1 PPN sebanyak ….………. Lembar Rp …………………………
10 5
2 PPn BM sebanyak …………. Lembar Rp …………………………
11 dst
…………………………..
Perhatian

12 JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT 2

13 C. JUMLAH (A+B)
P e rn y a ta a n ……………………, ……………………………….
De n g a n m e n y a d a ri s e p e n u h n y a a ka n s e g a la a kib a tn y a , s a y a 14 D.1.2.32.03
m e n y a ta ka n b a h wa a p a y a n g te la h s a y a b e rita h u ka n d i a ta s Kuasa Bendaharawan/Pengurus
b e s e rta la m p ira n -la m p ira n n y a a d a la h b e n a r, le n g ka p , je la s d a n
tid a k b e rs y a ra t 15
Tanda tangan :
Nama Jelas : dst
Pemungut Jabatan :
JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT 3 26
Kuasa Cap Perusahaan :
D.1.2.32.04
F.1.2.32.02
SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN 1107 PUT (2)

 SPT Masa PPN 1107 PUT dapat berbentuk :


a. formulir kertas (hard copy); atau
b. data elektronik (menggunakan e-SPT) yang
disampaikan dalam bentuk media elektronik.

 Apabila tidak ada pemungutan PPN dan PPnBM


dalam suatu Masa Pajak, maka Lampiran SPT Masa
PPN 1107 PUT tidak perlu disampaikan, sedangkan
induk SPT tetap harus disampaikan.

27
SURAT PEMBERITAHUAN MASA FORMULIR
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN)
BAGI PEMUNGUT PPN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
yang sesuai
1107 PUT
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Beri tanda X dalam

Nama Pemungut : NPWP : - - - - -

Alamat : Masa : s.d. -

No. Telp : Pembetulan Ke : …….. (……………………)

Usaha :
Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU
Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPT Masa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani atau tidak sepenuhnya dilampiri

A. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH

1 PPN yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN Rp

PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN Rp


Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM
melalui KPPN
Rp
B. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
keterangan dan/atau dokumen yang ditetapkan, maka SPT Saudara dianggap tidak disampaikan.

2 PPN yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Rp

PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Rp PPN yang dipungut Rp 3


Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Bendahara
Rp
Pengeluaran

B. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH


PPn BM yang dipungut Rp
PPN yang dipungut Rp

PPn BM yang dipungut Rp Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut Rp


Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut Rp

Lampiran : Surat Kuasa Khusus

SSP Lampiran : Surat Kuasa Khusus


1 PPN sebanyak ….………. Lembar Rp …………………………

2 PPn BM sebanyak …………. Lembar Rp …………………………


SSP
…………………………..
Perhatian

1 PPN sebanyak ….………. Lembar Rp …………………………


P e rn y a ta a n ……………………, ……………………………….
De n g a n m e n y a d a ri s e p e n u h n y a a ka n s e g a la a kib a tn y a , s a y a
m e n y a ta ka n b a h wa a p a y a n g te la h s a y a b e rita h u ka n d i a ta s Kuasa Bendaharawan/Pengurus

2 PPn BM sebanyak …………. Lembar Rp …………………………


b e s e rta la m p ira n -la m p ira n n y a a d a la h b e n a r, le n g ka p , je la s d a n
tid a k b e rs y a ra t
Tanda tangan :
Nama Jelas :

Pemungut Jabatan :

Kuasa Cap Perusahaan :


F.1.2.32.02

LAMPIRAN 2 FORMULIR
DAFTAR PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
Masa Pajak : s.d. - 1107
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Pembetulan Ke- : …… (……….……….)
PUT 2
NAMA PEMUNGUT :

NPWP :

FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Tanggal Setor


No. Nama Rekanan NPWP Rekanan Seri FP Yang DPP (Rupiah) PPN (Rupiah) PPn BM (Rupiah)
Kode dan Nomor Seri Tanggal PPN PPn BM
Diganti
1

2 FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Tanggal Setor


3

4
No. Nama Rekanan NPWP Rekanan Seri FP Yang DPP (Rupiah) PPN (Rupiah) PPn BM (Rupiah)
5
Kode dan Nomor Seri Tanggal PPN PPn BM
6

7
Diganti
8

1
9

10

11

12

13

14 2
15

dst

JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT


D.1.2.32.04
3
28
Saat Kewajiban Pemungutan PPN oleh BUMN

> 51% sahamnya dimiliki < 51% sahamnya tidak


Pemerintah dimiliki Pemerintah

15 15

JULI AGUSTUS

Tidak menjadi
Menjadi Pemungut PPN
Pemungut PPN

1. Pada tanggal 15 Juli Wajib Pajak ditunjuk menjadi Pemungut PPN dan mulai tanggal tersebut
berkewajiban melakukan pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN.
2. Pada tanggal 15 Agustus Wajib Pajak tidak ditunjuk menjadi Pemungut PPN dan mulai tanggal
tersebut tidak berkewajiban melakukan pemungutan PPN. Penyetoran dan pelaporan PPN yang
dipungut pada tanggal 1 s.d 14 Agustus tetap dilaporkan sebagaimana mestinya.

29
Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya

www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai