Anda di halaman 1dari 25

PPn dan PPnBm

DENNY NOVI SATRIA


PUSPITA RAMA NOPIANA
DOSEN PENGAMPU PERPAJAKAN
Jafri SE, MM & Rahmat Kurniawan, SE, MA, AK, CA

Pengertian dan Karakteristik PPN
suatu barang yang dikonsumsi berupa barang kena
pajak atau jasa kena pajak yang mana
penyerahannya dilakukan oleh pengusaha kena
pajak baik di dalam maupun diluar Daerah Pabean.

Karakteristik PPn
Pajak Objektif
Dikenakan pada setiap rantai distribusi (Multi Stage Tax)
Menggunakan mekanisme pengkreditan
Merupakan pajak atas konsumsi dalam negeri
Merupakan beban konsumen akhir
Netral terhadap persaingan
Menganut destination principle
Mekanisme Pemungutan PNN
Pelaporan dilakukan setiap bulan dan laporan
disampaikan ke KPP tempat BUMN terdaftar paling
lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya
masa pajak dengan menggunakan formulir Surat
Pemberitahuan Masa PPN bagi pemungut PPN dan
dilampiri dengan faktur pajak lembar ke-3 dan Surat
Setoran Pajak (SSP) lembar ke-5 dalam hal terdapat
pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.

Objek Pajak PPN




Objek PPNBM
Tarif PPN dan PPNBM
Cara menghitung PPN yang terutang
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
menjadi PKP;


Barang dan Jasa Kena Pajak
Barang Kena Pajak
Barang Berwujud
Barang Bergerak
Barang Tidak Bergerak
Barang Tidak Berwujud
Barang Kena Pajak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya;
barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;
makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya;
uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.
Jasa Kena Pajak
Pada dasarnya setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau
perbuatan hokum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas
petunjuk pemesan dikenakan pajak kecuali UU menetapkan sebaliknya.


Cont
Jasa Kena Pajak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;
jasa di bidang pelayanan sosial;
jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko;
jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi;
jasa di bidang keagamaan;
jasa di bidang pendidikan;
jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan;
jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan;
jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air;
jasa di bidang tenaga kerja;
jasa di bidang perhotelan;
jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.

Daerah Pabean dan Kawasan Berikat
Daerah pabean adalah wilayah RI yang didalamnya berlaku peraturan
perundang-undangan Pabean yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Economi Eksklusif dan
Landas Kontinen. Dengan demikian, maka seluruh wilayah Republik Indonesia
adalah Daeah Pabean.
Pemanfaatan BKP tidak Berwujud atau JKP dari Luar Daerah Pabean
didalam Daerah Pabean
Titik tolak yang mendasari pengenaan pajak atas pemanfaatan BKP tidak
berwujud dan JKP dari luar daerah pabean didalam daerah pabean adalah
prinsip destinasi. Berdasarkan prinsip ini, pajak dikenakan di tempat tujuan
BKP atau JKP dimanfaatkan. BKP tidak berwujud dapat berupa hak paten, hak
cipta dan merk dagang. Saat mulai pemanfaatan ditentukan oleh peristiwa
hukum yang lebih dahulu dilakukan , yaitu :
Saat secara nyata BKP tidak berwujud atau JKP tersebut digunakan
Saat harga perolehannya dinyatakan sebagai utang
Saat harga jual atau penggantian ditagih oleh pihak yang menyerahkan
Saat harga perolehan dibayar sebagian atau seluruhnya
Saat ditandatangani surat perjanjian



Saat Terutang Pajak
Tempat Terutang Pajak
Faktur Pajak
Cont
Kewajiban Membuat Faktur Pajak
Dasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor,
Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung
pajak yang terutang.

Hubungan Istimewa
Indikasi adanya hubungan istimewa antara beberapa Wajib Pajak
dapat diketahui dengan adanya hubungan seperti :
Hubungan Kepemilikan
Hubungan Penguasaan
Pengendalian adalah kepemilikan langsung melalui anak
perusahaandengan lebih dari setengah hak suara dari suatu
perusahaan atau suatu kepentingan substansial dalam hak suara
dan kekuasaan untuk mengarahkan kebijakan keuangan dan
operasi manajemen perusahaan berdasakan angaran dasar dan
perjanjian. Hubungan penguasaan antara Wajib Pajak yang
merupakan indikasi adanya hubungan istimewa dapat terjadi
karena :
- Penguasaan manajemen
-Penguasaan teknologi
Hubungan Keluarga
Hubungan antara Utang dan Modal
DPP pada hubungan istimewa
Dalam hal harga jual atau penggantian
dipengaruhi oleh hubungan istimewa,
maka Harga Jual atau Penggantian
dihitung atas dasar harga pasar wajar
pada saat penyerahan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak itu
dilakukan.

Perhitungan dan Pelaporan
PPnBM Terutang = Tarif PPnBM x DDP
KASUS
( PPN yang dipungut oleh Badan Swasta )
PT. Amrico Jaya Jakarta yang beralamat di Jl. Juanda No.1 Jakarta Selatan,
NPWP : 02.133.222.1.041.000 pada bulan november 2009 membeli alat
alat kantor untuk keperluan operasional nya sebagai berikut :

Pada tanggal 5 November 2009 membeli 10 unit pesawat telex dari toko
Elektronik yang beralamat di Jl. Cik Ditiro No. 7 Jakarta NPWP :
04.873.111.3.041.000 dengan harga Rp 9.100.000 / unit ( harga ini termasuk
PPN 10%, Discoun 20% )
Pada tanggal 15 November 2009 membeli 5 set AC untuk ruang kepala
bagian dari took AC yang beralamat di Jl. Ring Road No.98 Jakarta Selatan
NPWP : 04.712.333.2.041.000 dengan harga Rp 4.800.000 / unit ( harga
tersebut termasuk PPN 10% dan PPnBM 10% )
Pada tanggal 29 November 2009 membeli 1000 box kabel dengan harga per
box Rp 500.000 dari PT. Kabelindo Persada, yang beralamat di Jl.
Kemerdekaan No. 101 Jakarta Selatan, NPWP : 01.331.224.1.022.0000 (
harga tersebut tidak termasuk PPN ) tetapi ditambah ongkos angkut 10%
yang ditanggung oleh pembeli
Menghitung besar PPN dan PPnBM
1. 10 unit pesawat telex @Rp 9.100.000 Rp 91.000.000
Disc 20% x Rp 91.000.000 Rp 18.200.000 -
Rp 72.800.000

DPP 100 x Rp 72.800.000 Rp 66.181.818
110

PPN 10% x Rp 66.181.818 Rp 6.618.181


2. 5 set AC @Rp 4.800.000 Rp 24.000.000
DPP 100 x Rp 24.000.000 Rp 20.000.000
120



PPN 10% x Rp20.000.000 Rp 2.000.000
PPnBM 10% x Rp 20 Juta Rp 2.000.000
Rp 24.000.000

3. 1000 box kabel @Rp 500.000 Rp 500.000.000
PPN 10 % x Rp 500.000.000 Rp 50.000.000
Total harga barang Rp 550.000.000

Ongkos 10% x Rp 500 Juta Rp 50.000.000 +
Total yang harus dibayar Rp 600.000.000

TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai