PEMBANGUNAN PASAR
TRADISIONAL MODERN
REMBANG
Ka
ji
r r
i i
BAB
I
PENDAHUL
UAN
A. Latar Belakang
Dalam
proses
mendukung
terbentuknya
percepatan
bidang
merupakan
konsekuensi
logis
bagi
Pemerintah
Daerah
dan
seluruh
lapisan
menginginkan
kesiapannya
perkembangan
dan
mengelola
sarana
kota
dimaksud
sarana perdagangan
disini
berupa
adalah
penyediaan
Pembangunan
Pasar
Rembang
kemudahan
kesempatan
kerja
dan
Modern
peningkatan
juga memberikan
pendapatan
bagi
pasar.
Salah
satu
yang
dibutuhkan
oleh pengelola
adalah penyempurnaan manajemen,
Kajian Potensi KPS-Pembangunan
Pasarpasar
Tradisional
2
Modern Rembang
Modern
akan
memberikan
, Pasar
angin
kajian
mendalam
khususnya
Kabupaten
pasar
Rembang
salah
memiliki
satunya
potensi
adalah
yang
sangat
pengembangan
ini terkesan
masyarakatpun
pasar
modern
pedagang
yang
terus
bertambah.
Kondisi
mini
market
sebagai
pilihan
memilih
dalam
Rembang untuk
2. Tujuan
Menata
untuk
dan mengembangkan
eks. Relokasi
Pasar Rembang
pedoman
penataan
rencana
diantaranya memuat
Pembangunan
Pasar
dan
panduan
rancangan
skenario
penataan,
masterplan
menampung
para
pedagang
yang saat
ini
tidak
dan refresentatif
menjadi
C. Dasar
Hukum
1. Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria;
2.
3.
4.
BAB
II
GAMBARAN UMUM OBYEK
KERJASAMA
Kecamatan
Rembang
ini
sepanjang
merupakan
4,5
km.
wilayah pinggiran
27 desa, 7
: Kecamatan Lasem
Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Barat
: Kecamatan Kaliori
Sebelah Selatan
: Kecamatan Sulang
Penduduk
86.506
di
Kecamatan
jiwa,
Rembang
pada
Tahun
2013
sebanyak
Rembang
sebagai
salah
potensi
satu
wilayah
yang cukup
pinggiran,
setrategis,
mengingat berada pada jalur ekonomi nasional yaitu jalan pantura yang
cukup padat sebagai jalur transportasi nasional untuk angkutan barang
dan
jasa,
dari Jakarta,
Semarang
sekitarnya. Kecenderungan
strategis
ini
perdagangan
telah
dan
pemanfaatan
nampak
jasa
menuju
pada
Surabaya
daerah
lokasi
yang
kontribusi
sektor
peluang
dari menonjolnya
dasa
serta
warsa
terakhir
dalam PDRB
pantura.
keunggulan
Dengan
sektor
demikian potensi
pengangkutan
sinergi
terutama
pengembangan
sektor
ini
menunjukkan
kecenderungan
yang
sangat potensial.
indikator
berkinerja maju.
yang
dapat
diartikan
sebagai
sektor
yang
Peluang
sektor
dikembangkan
perdagangan
yang
sangat
potensial
suatu
untuk
daerah.
Meski
kontribusinya
dalam
yang
muncul
PDRB Kabupaten
Umumnya sarana
tradisional
realisasi
yang
melayani
pengembangan
mengoptimalkan
fisik
potensi
toko dan
sektor
perdagangan
perdagangan
yang
relevan
dalam
upaya
dan
urgent
selaian
itu terdapat
dan lembaga
keuangan non perbankan. Pasar Kota Rembang adalah salah satu pasar
tradisional yang terbesar di Kabupaten Rembang, terletak di wilayah
Desa Sumberjo
2
belum
pernah
mengalami
renovasi,
hanya
ada
beberapa
penambahan tempat usaha yang berupa los ikan dan los pedagang
pelataran. Kondisi eksisting Pasar Tradisional Rembang yang memiliki
2
dengan jumlah pedagang 226 orang dan jumlah los 12 dengan jumlah
pedagang 472 orang, jumlah total pedagang 698 orang.
Pada tahun
jumlah
1997
sampai dengan
pedagang sehingga
2011
menimbulkan
terjadi pertambahan
pembangunan
23
los
tambahan dan tempat jualan baru yang berupa lesehan yang berada
diemperan
jumlah seluruh
226 orang
: 1.247 orang
:
83 orang
Rp
.
Rp
.
Rp
.
163.100.00
0,5.990.40
0,598.425.00
0,-
permasalahan-permasalahan
saatnya
Pemerintah
10,8 %
yang ada
Kabupaten
Rembang
lokasi
pilihan
Tradisional Modern
alternatif
berada
di
untuk
membangun
Tanah
Eks.
Relokasi
sebuah
Pasar
BAB
III
RENCANA PENGEMBANGAN OBYEK KERJASAMA
dengan rincian :
2
2.815 m
1.200 m
: 18.181 m
Sebelah Utara
: Jalan Umum
Sebelah Timur
: Pemukiman Warga
Sebelah Barat
: Pemukiman Warga
Sebelah Selatan
: Pemukiman Warga
Mampu
menampung
jumlah
pedagang
sekarang
pedagang
sebanyak
untuk
1.556
2 tahun
Mewujudkan
dapat
menjadi
pasar
tradisional
dengan
fasilitas
modern
yang
Mewujudkan
pasar
tradisional
dengan
fasilitas
modern
yang
bersih,
sehat,
Terintegrasinya
penguatan
dan
kegiatan
aspek-aspek
Dengan
pasar
akan
bangunan
modern
bertambah banyak,
obyek wisata,
bersih
karena
tertata
rapi,
pasarpun
maka
dapat
pengunjung
dipakai
sebagai
semakin kuat,
dapat
dilakukan,
dan
pengunjung
disisi
sehingga
lain
diharapkan
peningkatan
potensi ekonomi
retribusi
secara
Secara
keseluruhan,
rencana
pembangunan
pasar
tradisional
Komponen Pekerjaan
Pekerjaan pembangunan ruko / toko / kios
- Pekerjaan pembangunan ruko (6X10)
- Pekerjaan pembangunan toko / kios (6X4)
- Pekerjaan pembangunan toko / kios (3X4)
- Pekerjaan pembangunan Los
10
11
12
JU MLAH
M2
Keteranga
n
9,64
8
2,70
0
2,23
2
756
3,96
0
1,09
2
2,16
7
3,53
9
42
45
Unit
93
Unit
63
Unit
1056
Unit
35
40
18
8
400
45
2,85
6
19.89
0
16
16
Adapun
dilingkungan
untuk
mewujudkan
kenyamanan
dan
keamanan
BAB
IV
ANALISIS KESESUAIAN REGULASI
tanah
merupakan
Pasar Rembang
upaya
peningkatan
dalam
masih
penyediaan
operasional
sarana
dan
sekarang
Banyak pedagang
Rembang
dengan
kedepan
harus
memperhatikan
tentang Rencana
Pembangun an Jan gka Menengah (R PJM) Nasion al Tahun 2010-2014.
Upaya untuk menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat
perlu dilakukan perbaikan pasar-pasar tradisional agar mampu bersaing
dengan pasar modern. Salah satu kebijakannya
adalah
melalui
jaringan
distribusi perdagangan
melalui
untuk mendorong
dapat
terjaga;
melalui persaingan
menengah,
waralaba,
(b) meningkatkan
menguntungkan
usaha perdagangan
peningkatan
termasuk
iklim
usaha ritel
tradisional
pengembangan
antarpelaku
dan modern,
bisnis
sama yang
saling
pola kerja
usaha;
(c)
usaha kecil
mendorong
penciptaan
transparansi harga dan pengelolaan risiko harga, yang antara lain melalui
optimalisasi
pemanfaatan
perdagangan
berjangka
dan
pengelolaan
yang efisien.
Berdasarkan strategi dan arak kebijakan pembangunan tersebut,
fokus prioritas dan kegiatan prioritas kegiatan 5 tahun kedepan adalah :
1. Fokus Prioritas Peningkatan Jaringan Distribusi untuk Menunjang
Pengembangan
Logistik Nasional, yang didukung oleh kegiatan prioritas sebagai
berikut :
a. Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan Pokok;
b. Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan; dan
c. Koordinasi Penataan dan Pengembangan Sistem Logistik
Nasional.
2. Fokus Prioritas Penguatan Pasar Domestik Dan Efisiensi
Pasar Komoditi, yang didukung oleh kegiatan prioritas sebagai
berikut :
a. Pengembangan Kelembagaan dan Pelaku Usaha Perdagangan;
b. Pemberdayaan Dagang Kecil dan Menengah;
c. Pengembangan Ekonomi Kreatif;
Tin jauan dari Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 tahun
2014 tentang R encana Pembangun an Jan gka Men engah (RPJM)
Daerah Provin si Jawa Ten gah Tah un 2013-2018.
Kondisi
mengakibatkan
diindikasikan
krisis
ekonomi
global
yang
terjadi
saat
ini
melemahnya
standar, lemahnya
akses
kurang
kondusifnya
iklim
usaha
yang dihadapi
serta
belum
adalah
terpadunya
pengangguran
pedesaan
melalui
yang sasarannya
peningkatkan
kelembagaan
ekonomi
kelembagaan
jumlah
pasar
ekonomi
desa
yang
antara
lain
menyebutkan
(a)
optimalisasi
mendorong
penerapan
standar
negeri.
Dengan kebijakan diatas dilakukan
peningkatan
dan
sarana
mengembangkan
koordinasi
lain
perekonomian
pasar
perkulakan
dan fasilitasi
kemampuan
antara
perijinan
(a)
pengembangan
produk
unggulan
dan permodalan
daerah;
(b)
usaha serta
dan kecil sehingga memiliki posisi tawar yang lebih baik dengan pihak
ketiga; (c) fasilitasi pengembangan kemitraan usaha dalam perdagangan
dan
industri
untuk
daerah Kabupaten
regional/nasional;
perdagangan
mengembangkan
Rembang
(d)
skala
fasilitasi
kecil
dan
ke
pasar
luar
produk
negeri
dan
unggulan
pasar
dalam mengahadapi
di pusat-pusat
aktivitas
perekonomian
permodalan usaha sehingga memiliki posisi tawar yang lebih baik dengan
pihak
ketiga;
(3)
peningkatan
fasilitasi
bagi
pedagang
kecil
dan
di
kota-kota
besar dan
perlindungan
usaha
fasilitasi
skala
kecil
dan
dan
program
kegiatan
Pengembangan
Ekonomi
Rembang
tersebut
program kegiatan
diarahkan
PER
pada : pertama,
lembaga pendukung
UMKM
Kabupaten
kelancaran
prasarana
di bidang perdagangan
distribusi
distribusi
tradisional modern
bahan
pokok
perdagangan.
Rembang
serta
adalah
Sehingga
diatas
tanah
peningkatan
pembangunan
Ex.
Pasar
pasar
Rembang
memperhatikan
semua
keterangan
diatas
bahwa
2.
Tinjauan Kesesuaian
dengan RTRW Kabupaten
Kegiatan
sebagaimana
investasi
Proyek
sebagai
Kerjasama
bentuk
pemanfaatan
ruang,
kegiatan
pemanfaatan
memperoleh
RTRW Kabupaten.
ijin
ruang
pemanfaatan
RTRW Kabupaten
dan
ruang
bahwa
segala
pembangunan prasarana
yang
menjadisalah
mengacu
satu
pada
pedoman
sebagai
pengembangan
kawasan
sektor
pantai
kelautan
unggulan
dan
yang
perikanan,
didukung
pertanian,
rangka
mencapai
tujuan
penataan
ruang
Kabupaten
mempertahankan
luasan
lahan
perikanan
darat
yang
telah
sentra-sentra
produksi
dan
usaha
memadai
sebagaipendukung
keanekaragaman
aktivitas
ekonomi.
C. Kebijakan pengembangan potensi sektor pertambangan ditempuh
dengan strategi meliputi:
mengkaji kawasan potensi pertambangan dan zonasi
wilayahpertambangan;
mengelola
kawasan
peruntukan
pertambangan
sesuai
kawasan
peruntukan
industri
yang terletak
di semuawilayah kecamatan;
membangun kawasan industri Kabupaten Rembang; dan
mengembangkan dan pemantapan klaster industri.
E.
Kebijakan
pelayanan
dalam
pengembangan
dan
yangterkoneksi dengan
rangka
pemantapan
sistem
pengurangankesenjangan
fungsi
prasarana
pusat
wilayah
pendayagunaan
tinggi.Kriteria
penentuan
sumberdaya
kawasan
alam
strategis
dan/atau
dari
sudut
sektor
unggulan
yang
dapat
menggerakkan
pengembangan
kawasan
strategis kabupaten
yang
perikanan
perikanan,
permukiman.
kelautan,
sektor
pengembangan
KBT
Rembang.Kedua,
terletak
Kawasan
di
industri
pengolahan
pariwisata
bahari
dan
Desa
Tasikagung
Bonang-Binangun-Sluke
penataan
Kecamatan
(BBS), yaitu
didukung
pelestarian
kawasan
SDA.Lokasi
cagar
meliputi
Kecamatan
Lasem
dan
Kecamatan
menjadi
pelabuhan
direncanakan
berubah
umum
Rembang
telah
dan
Pelabuhan
Umum Semarang
dan Tanjung
Perak cukup
pengembangan pelabuhan.
Pengembangan pelabuhan terintegrasi dengan rencana
pembangunan kawasan industri.
Keempat,
Kawasan
Minapolitan
yaitu
merupakan
perikanan
berbasis
konsep
wilayah
dengan
Rembang,
yaitu
progres
pengembangan
telah
kawasan
tumbuh
strategis
beberapa
simpul
kabupaten
kegiatan
investasi di Kabupaten
RTRW
Kabupaten
Rembang
bahwa
PKL Perkotaan
pemerintahan
Rembang,
Kabupaten
pusat
permukiman,
pusat
Rembang
pengembangan
transportasi
sebagai
wilayah,
pusat
pusat
34
34
35
35
BWP ini bertujuan untuk mengalirkan kepadatan perkotaan yang saat ini
terpusat di sekitar jalur pantura. Pengembangan
perkotaan
di sub
BWP ini didukung juga aksesibilitas yang baik. Aksesibilitas wilayah ini
cukup baik karena dilewati jalan lingkar dalam kota dan jalan kolektor
yang menghubungkan Kecamatan Rembang dengan Kecamatan Sulang
dan Kabupaten Blora.
Wilayah perkotaan Kecamatan Rembang eksisting yang berada di
koridor jalan pantura
(first
road)
memiliki
fungsi
sebagai
kawasan
jasa.Kondisi
eksisting
prasarana
dan
sarana
perdagangan
perekonomian
dan
eks
bioskop
era.
Kedua
lokasi
tersebut berpeluang
Potensi
Kerjasama
Invest
asi
Revitalisasi
kawasan
menjadi
pusat perdagangan
Berada di koridor
jalan lokal (jalan
kabupaten)
Kesesuaian RTRW
:
Revitalisasi
kawasan
menjadi
pusat
pasar
tradisional modern
Rembang
Berada di koridor
jalan lokal (jalan
kabupaten)
Termasuk
dalam
rencana
struktur
ruang (PKL Rembang)
dan
kawasan
budidaya
(kawasan
peruntukan
permukiman)
pada
RTRW
Kabupaten
Rembang
Tahun
2011-
Tahun
melaksanakan
Pemerintah
daerah
dana/anggaran.
kewenangan
tangganya
23
fungsinya
seringkali
Tentang
dengan
efektif
dihadapkan
pada
dan
dimiliki
untuk
secara maksimal,
pendanaan
mengatur
Pemerintah
lainnya
dan
efisien,
keterbatasan
yang
sumber-sumber
201 4
mengurus
serta
rumah
diantaranya
melalui
kerjasama
38
38
dimana
pemerintah
diberikan wewenang
daerah
39
39
(1)
dan
efektivitas
pelayanan
pada pertimbangan
publik
serta
saling
menguntungkan.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
oleh Daerah dengan:
a.
Daerah lain;
b.
c.
(3) Kerja
ayat
sama
dengan
(2) huruf
Daerah
lain sebagaimana
dimaksud
pada
sama sukarela.
Selanjutnya pada pasal 366 dijelaskan bahwa Kerja sama Daerah
dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 363 ayat (2)
huruf b meliputi:
a.
b.
c.
d.
sama
tambah
dalam
pengelolaan
aset
untuk
meningkatkan
ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195 dan Pasal 196 diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah). Dalam Bab I Pasal 1 PP No 50/2007 ini
disebutkan bahwa kerja sama daerah adalah kesepakatan antara gubernur
dengan gubernur atau gubernur dengan bupati/wali kota atau antara
bupati/wali kota dengan bupati/wali kota
yang lain, dan atau gubernur, bupati/wali kota dengan pihak ketiga,
yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.
Bila
mengacu
kerjasama
daerah
pada
PP
No.50/2007,
maka
ada 11
prinsip
nasional
Republik Indonesia[11];
8)
itu
Departemen/Lembaga
atau
sebutan
Pemerintah
Non
Departemen
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Yayasan, dan
lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum. Kedua, adanya
badan kerja sama yaitu suatu forum untuk melaksanakan kerja sama yang
keanggotaannya
yang
dikeluarkan
pemberitahuan
dan
tanda
adanya
Surat
oleh
kepala
bukti
yang
Kuasa,
yaitu
naskah
daerah sebagai
alat
berisi
pemberian
mandat
atas wewenang dari kepala daerah kepada pejabat yang diberi kuasa
untuk bertindak atas nama kepala daerah untuk menerima naskah kerja
sama daerah, menyatakan persetujuan pemerintah
mengikatkan
sama
daerah,
daerah
untuk
dan/atau menyelesaikan
pihak ketiga wajib memperhatikan prinsip kerja sama dan objek kerja
sama. Dalam melakukan kerjasama, terdapat tata cara kerja sama
daerah dilakukan dengan:
1)
Kepala daerah atau salah satu pihak dapat memprakarsai atau
menawarkan rencana kerja sama
kepada kepala daerah yang lain dan pihak ketiga mengenai objek tertentu.
2)
kerja
sama
tersebut
dapat
ditingkatkan
dengan
membuat
teranggarkan
Daerah
tahun anggaran
kerja
dalam
perangkat
daerah
Anggaran Pendapatan
berjalan
dan
dan
biayanya
Belanja
perjanjian
kerja
Rakyat Daerah
2.
3.
Adapun hasil kerja sama daerah dapat berupa uang, surat berharga
dan aset, atau nonmaterial berupa keuntungan. Hasil kerja sama daerah
yang menjadi hak daerah yang berupa uang, harus disetor ke kas
daerah
sebagai pendapatan
perundang-undangan.
daerah yang
Hasil
asli daerah
kerja
sama daerahyang
menjadi
hak
yang
didirikan
Indonesia.
menurut
hukum
Indonesia
dan
berkedudukan
di
negara
Indonesia;
Badan
Hukum
yang
didirikan menurut
tersurat
menyebut
UUPA
bahwa
Departemen,
Sedangkan
angka
Hak pengelolaan
Direktorat,
pengertian
PP
menguasai
negara
diberikan
kepada
40/1996
dapat
yaitu
Hak
dinyatakan
dalam Pasal 1
Pengelolaan
adalah
hak
Pasal
67
Peraturan
Menteri
Negara
Agraria/Kepala
Badan
Pemerintah
Daerah;
b.
Badan
PT. Persero; e.
Instansi Pemerintah
Usaha
Milik Negara; c.
hukum sebagaimana
sepanjang
sesuai
dimaksud
dapat
diberikan
Hak
48
48
Pertanahan
Nasional
Kabupaten/Kota.
RI
melalui
Kepala
Pertanahan
oleh Kepala
49
49
kepada
Kepala
diterbitkan
Badan
Sertifikat
Pertanahan
Kabupaten
setempat
untuk
Terbitnya
pakai
diberikan
berhak menguasai
dengan
pakai
dan
selama
mempergunakan
tanah
yang
tanah
pelaksanaan
yaitu
:1)
membayar
uang
pemasukan
yang
jumlah
dan
hak
pakai
atas
2)menggunakan
tanah
sebagaimana ditetapkan
tanah
sesuai
Hak
atau
dalam
perjanjian
Milik;
peruntukannya
dan
persyaratan
yang
diberikan
dengan
pemegang
hak pengelolaan
atau
hak
tersebut
dan
pakai
hapus;
hak
pakai
pemegang
kepada
hak
milik
negara,
sesudah
a.
barang
Pendapatan
yang
dan
dibeli
Belanja
atau
Milik Negara/Daerah
diperoleh
atas beban
Negara/Daerah; dan b.
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1) huruf
b meliputi: a.
barang
Barang
barang
barang
sebagai
yang diperoleh
perundang-undangan;
atau
pelaksanaan
sesuai
d.
dari perjanjian/kontrak;
dengan
barang yang
ketentuan peraturan
diperoleh
berdasarkan
dalam
Gubernur/Bupati/Walikota
Pasal
adalah
5,
dinyatakan
pemegang
kekuasaan
bahwa
pengelolaan
Penggunaan,
Barang
Daerah ; menyetujui
Milik
Pemanfaatan,
usul
atau Pemindahtanganan
Pemanfaatan
Barang
Milik
bangunan; dan
dan
yang
Pengguna
Barang
Milik
bertanggungjawab menggunakan
berada dalam
penyelenggaraan
tugas
dan
penguasaannya
fungsi
satuan
Barang Milik
Perwakilan
Rakyat
Milik
dan Pemindahtanganan
Dewan
yang
Pemanfaatan
bangunan
Daerah
untuk kepentingan
serta
dan/atau
kerja
Barang
satuan
yang
Daerah
tidak
mengajukan
usul
Daerah
berupa
memerlukan persetujuan
dan Barang
Milik Daerah
selain
Bab
VI
Pasal
26
menjelaskan
mengenai
pemanfaat
untuk
Barang
dengan
Milik
persetujuan
Gubernur/
Barang
dengan
tanah dan/atau
bangunan
yang
masih
digunakan oleh
a. Sewa;
b. Pinjam Pakai;
c. KerjaSama Pemanfaatan;
d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah
Guna; atau e. KerjaSama Penyediaan
Infrastruktur.
Adapun
pemanfaatan
adalah pendayagunaan
barang
milik
tentunya
tidak bisa
diperlukan
bagi
penyelenggaraan
tugas
milik
negara/daerah
dilakukan
pemerintahan
(2) Pemindahtanganan
dengan
cara
dijual,
Persetujuan
DPR sebagaimana
dilakukan untuk:
a.
pemindahtanganan tanah dan/atau
bangunan.
b.
negara
berdasarkan
keputusan
pengadilan
yang
ketentuan
perundang-undangan,
yang
jika
status
54
54
serta (5)
55
55
usaha perdagangan
usaha perdagangan
eceran
eceran modern
agar
saling
adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu
baik yang disebut sebagai Pasar Tradisional
pasar
tradisional
adalah
pasar
dibangun
dan
dikelola
tempat
dimiliki/dikelola
usaha
berupa
toko,
kios,
los
dengan swasta
dan
tenda
yang
swadaya masyarakat
usaha
skala
kecil,
modal
kecil
dan
dengan
proses jual beli barang dagangan melalaui tawar menawar. Adapun toko
adalah bangunan gedung dengan fungsi usaha yang digunakan
untuk
menjual barang dan terdiri dari hanya satu penjual, sehingga dapat
dikatakan bahwa toko merupakan bagian dari pasar tradisional.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 pada Bab III
Pasal 2 menyebutkan bahwa :
1.
2.
Pendirian Pasar Tradisional wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a.
Memperhitungkan
keberadaan
Toko
kondisi
sosial
Pasar Tradisional,
Modern
serta
Usaha
ekonomi
Pasar
masyarakat
Tradisional
Modern
dan
dan
Menyediakan
areal
parkir
paling
sedikit
seluas
kebutuhan
2
yang
menjamin
Pasar
Tradisional
B.
dan
Lokasi
untuk
Modern
dan
Pendirian
Pasar
Tradisional,
Pasar
Tradisional
Tata
Kabupaten/Kota
Ruang
yang
belum
memiliki
Rencana
Tata
memberi
ijin lokasi
serta jarak antara Pasar Tradisional Modern dan Toko Modern dengan
Pasar Pasar Tradisional atau toko eceran tradisional
Pemerintah
Daerah setempat.
Pemerintah
Daerah
ditetapkan
oleh
antara lain :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
yang sinergi
pengelolaan
pelaksanaan
pemberdayaan
dan
pasar
tradisional
pengendalian
pasar tradisional
pasar
yang
meliputi
tradisional.
perencanaan,
Sedangkan
Pemerintah
sebagai
penggerak
roda
3.
Tempat usaha beragam dan menyatu dalam
lokasi yang sama.
4.
Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan
berbahan baku lokal.
Dalam peraturan ini diterangkan lebih lanjut bahwa Bupati/Walikota
melalui Kepala SKPD
melakukan perencanaan pasar tradisional, yang meliputi perencanaan
fisik dan non fisik. a.
Penentuan lokasi.
Sarana
Pendukung
Perencanaan
fisik
pembangunan
dengan
pasar
penentuan
baru,
lokasi
sedangkan
berlaku
penyediaan
untuk
fasilitas
Penentuan lokasi
harus :
Mengacu
pada
Kabupaten/Kota.
RTRW
sarana
menghubungkan
Kecamatan
c.
dan
penduduk
prasarana
transportasi
Ibukota Kabupaten/Kota
dan
yang
Ibukota
meliputi :
Kantor
pengelola.
Areal
parkir.
Tempat
pembuangan
pengelolaan sampah.
Air
Bersih.
Sanitasi
Drainase.
sampah
sementara/sarana
Tempat
Ibadah.
Toilet
UMUM.
Pos
keamanan.
Tempat pengelolaan limbah/Instalasi Pengelolaan
Air Limbah.
Hidran dan fasilitas pemadam
kebakaran.
Sarana
komunikasi.
Area bongkar
dagangn.
Lebih
lanjut
melakukan
pasar
muat
dijelaskan
pula
kerjasama dengan
baru,
rehabilitasi
bahwa
pihak
pasar
Bupati/Walikota
ketiga
lama
untuk
dapat
membangun
D.
Pera turan Menteri Perdagangan Republ ik Indonesia Nomor 48/MDAG/ PER/8/2013 tentang Pedo man Pemban gunan dan Pengelolaan
Sarana Distribusi Perdagangan
Bahwa sarana distribusi
dan
pusat
distribusi
perdagangan
memiliki
dalam bentuk
peran
yang
pasar tradisional
sangat
penting
dalam
strategis
dalam pengembangan
sarana
distribusi
Milik
swasta
Negara,
Menteri
Badan
Teknis,
Pemerintah
dalam melaksanakan
pembangunan
Daerah,
Koperasi
Badan
dan/atau
Pasar Tradisional yang bersih, sehat, aman, nyaman, tertib, jujur dan
ramah lingkungan serta dapat meningkatkan daya saing.
b.
dan pengelolaan
Sarana
Perdagangan meliputi :
Pasar
Tradisional. b.
Pusat Distribusi.
Pasar Tradisional
(empat) tipe :
diklasifikasikan
atas 4
a.
Pasar Tradisional tipe A memiliki
kriteria :
2
1.
2.
3.
6.
mudah diakses
dan didukung
dengan sarana
transportasi umum.
7. Pasar Tradisional dikelola secara langsung oleh manajemen
pengelolaan pasar.
8.
9.
b.
3.
4.
5.
6.
9.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
d.
1.
2.
3.
4.
6.
E.
Pera turan Da erah Kabupaten Rembang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Pengel olaan Pasar
Tradisional, Pasar Tradi sional
Kabupaten Remban g
Bahwa
dengan
perdagangan
modern
pesatnya
semakin
suatu
tradisional
besar
usaha
dan
perkembangan
eceran di pasar
yang
diperlukan
Modern
di
konkrit
Toko Modern di
dan pertumbuhan
dan
usaha
perdagangan
eceran
Kabupaten Rembang,
untuk
melakukan
maka
pengelolaan
Perindagkop
kewajiban menyelenggarakan
pengelolaan
Rembang
mempunyai
dan pemberdayaan
pasar
tradisional di Daerah.
Perencanaan pasar tradisional daerah meliputi perencanaan fisik dan
perencanaan
non fisik.
Dinas
dapat
melakukan
kerjasama
dalam
ketentuan
Pemerintah
peraturan
perundang-undangan.
kerjasama
Selain
itu
ekonomi
pedagang lama.
Lebih
lanjut
dijelaskan
bahwa
pendirian
Pasar
Tradisional
Daerah
Memperhitungkan
keberadaan
2.
1(satu)
(seratus
daerah.
sosial
ekonomi
masyarakat
dan
Menyediakan
parkir
kondisi
area
parkir
paling
buah kendaraan
meter persegi)
roda
sedikit
seluas
empat
untuk
kebutuhan
setiap
100
3.
Menyediakan fasilitas
yang bersih, sehat
yang menjamin
pasar tradisional
daerah
itu,
Bupati
dapat
melakukan
perluasan, pemindahan
dengan kerjasama
pengembangan
pasar
yang
dilakukan setiap hari mulai pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 18.00
WIB dan dapat melebihi waktu tersebut dengan
ketentuan
ketetapan
BAB
V
ANALISIS BIAYA DAN
MANFAAT
Aspek
memperoleh
ini
penting
gambaran
untuk
dikaji
atas manfaat
yang
terlebih
akan
dahulu
guna
diperoleh
dari
Modern
mekanisme
Rembang
KPS,
Rencana
Pembangunan
menuntut
diperlukannya
Pasar
dilaksanakan
analisis
Biaya
terhadap
manfaat
akan
demikian
dilakukan
pendekatan-
didasarkan pada
yang direncanakan
untuk Pembangunan
Pasar Tradisional
diketahui
apakah
Pembangunan
Pasar
Tradisional
Modern
yang ditempuh
dalam
menganalisis
efisiensi
suatu
Dimana
yang
berpengaruh
investor,
diperhitungkan.
secara
sehingga
finansial
semua
dan
komponen
langsung
biaya
bagi
akan
A.
Analisis Biaya
Komponen biaya yang berhubungan dengan pembangunan Pasar
Tradisional
Modern
Rembang
diantaranya
adalah
biaya
dan
investasi
biaya
yang
Biaya Investasi
Biaya investasi terdiri dari :
a.
KOMPONEN
PEKERJAAN
Persiapan
Perencanaan
Pengawasan
Administrasi
JUMLAH A
Pekerjaan Konstruksi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
%
1.80 %
1.22 %
0.31 %
(m2
)
9,648
2,700
2,232
756
3,960
1,092
2,167
3,539
42
35
40
18
8
400
45
HARGA
SATUAN
JUMLAH
29,953,234,6
00
29,953,234,6
488,237,7
24
326,490,2
00
29,953,234,6
00
57
74,883,0
87
889.611.
HARGA
SATUAN
068
JUMLAH
2,993,14 8,081,478,0
0
00
2,746,00 6,129,072,0
0
2,746,00 00
2,075,976,0
0
00
2,746,00 10,874,160,0
0 178,90 00195,358,8
0
00
178,90
387,676,3
0
00
178,90
633,127,1
0
00
2,746,00
115,332,0
0
00
2,746,00
96,110,0
0
00
2,746,00
109,840,0
0
00
2,746,00
49,428,0
0
00
2,746,00
21,968,0
0
00
1,373,00
549,200,0
0
00
2,746,00
123,570,0
0
00
73
73
12
J U M L A H A dan
B
Pembulatan
2,856
19,890
178,90
0
510,938,4
00
29,953,234,
600
30,842,845,
668
30,842,846,
000
74
74
2.
TOTAL
B.
Biaya Operasional
1 Gaji Karyawan
2 Biaya Operasional
- Listrik
- Air
- Pemeliharaan
3 Kontribusi Pemanfaatan aset
daerah
Rp/Tahu
n
414,000,0
00
411,616,6
16
119,206,0
80
28,617,300
263,793,2
36
352,152,0
00
1,177,768,
616
Analisis Manfaat
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari pembangunan Pasar
Tradisional Modern
Manfaat Langsung
Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung diperoleh
dengan
Rembang
adanya pembangunan
dapat
berupa
Pasar
Tradisional
Modern
Dengan
terbangunnya
pasar
diharapkan
selain
kontribusi
pemanfaatan
asset
Kabupaten
Rembang),
pemerintah
tradisional
modern
ini
(manfaat
keuntungan
bagi
(bagi investor)
tertib,
nyaman,
bersih
dan
tumpahan
yang
indah.
yang
Dengan
ruko diharapkan
dapat
seringkali
menimbulkan
kemacetan
dan
UMKM
maupun
pedagang
lainnya
sehingga
dapat
1.
2.
KOMPON
EN
PENDAPATAN
Pendapatan dari Sewa bangunan ruko, toko
dan kios (yang diangsur selama 5 tahun)
Pendapatan dari Jasa pelayanan Listrik dan
air/Tahun
JUMLAH
(Rp.)
38,835,000,0
00
173.880.0
00
3.
4.
5.
6.
7.
185.940.0
00
173.880.0
00
450.000.0
00
360.000.0
00
49.230.0
00
2.
namun sebagai
pembangunan
Pasar
dampak
Tradisional
dari
adanya
proyek
Modern Rembang .
Manfaat
dan
kesempatan
sehingga
dapat
berdampak
akan
menjadi
berusaha
pada
ladang
bagi masyarakat
pengurangan
jumlah
terkait merupakan
dinyatakan
keuntungan-keuntungan
yang sulit
di
lokasi
Pasar
melakukan
pembangunan
transaksi.
Selain
dengan
itu
meningkatkan
daya
saing
pedagang
dan
baik
diharapkan
secara harga
Pendapat/persepsi masyarakat
Berdasarkan
yang terdiri
hasil
wawancara
terhadap
12
responden
setuju,
17%
sangat
setuju
pembangunan Pasar
rencana
yang
dan
sangat
Tradisional
sangat
baik,
setuju
Modern
Mereka yang
berpendapat
tersebut
bahwa
merupakan
mengingat
lokasi
kondisinya
pasar
tradisional
Rembang
yang
pasar
banyak
warga
berjualan.
tradisional
sekitar
Sedangkan
modern
lokasi
nantinya,
yang
menurut
akan
mereka
lokasi
dibangunnya
pasar
mapan
berdagang
dan
Dengan
harapan mereka
tertarik
yang
ada
hewan
akan
dan
tidak
ikut
setuju,
yang
sudah
tergeser dengan
yang
selama
mempunyai konsumen
ini
sudah
tetap.
Mereka
Selebihnya,
pedagang
lama
dibangun,
mereka
direvitalisasi
akan
turun
lebih
(tidak
mereka berpendapat
setuju
dengan
letaknya berdekatan).
bila
pasar
bila
swasta,
maka
harga
sewa
Ada
juga
dari
mereka
tradisional
pasar
lama
baru,
sepi,
apalagi
dibangun
gunanya
modern
yang
tradisional
pasar
membangun
bahwa omset
dengan
akan sangat
Menurut mereka, 1
kalau
ada
pasar.
saja ke
dan
swasta,
10%
agar
harga
sewa
gunanya
murah
dan
terjangkau.
menurut
responden,
semuanya
(100%)
Peningkatan
PAD, penyerapan
membuka lapangan
masyarakat
(khususnya
kenyataannya.
jumlah
pedagang)
pendapatan
masih
diragukan
pedagangnya
bertambah,
Dengan kenyataan
melakukan
pembangunan
penilaian
kelayakan
terhadap
rencana
manfaat (benefit)
dengan biaya
dapat
diklasifikasi
menjadi
jenis,
yaitu
manfaat
Period.
Adapun
asumsi-asumsi
2.
Jenis
Harga/Unit
Unit
Bangunan
Ruko
(6x10 m2)
Rp.
45
300Juta
Kios (4x6 m2)
Rp.
125
93
Juta
Kios (3x4 m2)
Rp. 50
63
Juta
Los (1.5x2.5
Rp 10
1.05
m2) Total Harga Jual/Sewa
Juta Guna Bangunan
6
Cara Pembayaran:
Tota
l
Rp
13,500,000,000
Rp
11,625,000,000
Rp
3,150,000,000
Rp
10,560,000,000
Rp
38,835,000,000
3.
4.
30
Ribu/Bulan
25
Ribu/Bulan
20
Ribu/Bulan
15
Ribu/Bulan
30
Ribu/Bulan
25
Ribu/Bulan
20
Ribu/Bulan
10
Ribu/Bulan
25
Ribu/Bulan
20
Ribu/Bulan
15
Ribu/Bulan
10
Ribu/Bulan
10.000 /
Bulan
7.500 /
Bulan /
5.000
Bulan
2.500 /
Bulan
dan pengeluaran
serta Perhitungan
NPV, B/C
Ratio, IRR dan Payback period (Baik untuk masa kontrak 5 Tahun, 10
Tahun, 15 Tahun, 20 Tahun, 25 Tahun maupun 30
Tahun) selengkapnya tercantum dalam Lampiran.
Adapun hasil Perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio dan Payback Period dengan
menggunakan asumsi memperhitungkan
Uraia
n Value
Net Present
(NPV)
Internal Rate of
Return (IRR)
Hasil
Perhitungan
621,604,752
13.05 %
Keterangan
> 0 ; layak
> 12% ; layak
Keterangan
BI
Rate=7.5%
;
(Pada Tahun
3
4
Metode Benefit
Cost
Ratio (B/C
Ratio)
Payback
Period
1.2
4
5
> 1 ; layak
Umur
ekonomis
Bangunan 10
ke-5 sudah
kembali modal
dan telah
memperoleh
keuntungan
membandingkan
semua
yang diubah
dalam besaran
sebesar
621,604,752,-
Rp.
komponen
nilai
untuk
biaya
sekarang.
dan
manfaat
Mengingat
NPV
13.05%
yang
Tradisional
mengingat
IRR
menunjukkan
Modern
lebih
Rembang
besar
dari
layak
12%
untuk
(tingkat
dilaksanakan
suku
bunga
yang digunakan).
3.
dengan
mencari
indeks
yang
menggambarkan
tingkat
Payback Period
Merupakan
pengembalian
periode
pengembalian
modal
atau
jangka
waktu
pengeluaran pertahun.
dihasilkan
dari
manfaat
suatu
komponen
biaya
dan
kontrak
Tahun)
sebesar
Rp.
1.24, IRR sebesar 13.05% dan masa pengembalian investasi pada tahun
ke 5, maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan Pasar Tradisional
Modern Rembang layak untuk dilaksanakan.
BAB VI
ANALISIS
SKEMA KPS
masyarakat
publik
yang
dan pertumbuhan
berorientasi
konstruksi
serta
berpartisipasi
operasional
dan
infrastruktur
yang
memberikan
dalam pembiayaan,
pemeliharaan
ketersediaan
pada
memadai
terhadap
terkelola
secara
menjembatani
dengan berbagai
antara
instrumennya
khususnya yang berupa tanah yang sampai saat ini belum optimal
dimanfaatkan,
dikembangkan
merupakan
dan
obyek kerjasama
didayagunakan
bagi
potensial
penyediaan
untuk
layanan publik
untuk
pembangunan
Pasar
Tradisional
Modern
Rembang ini adalah barang milik daerah (berupa tanah) yaitu tanah
Hak Pakai Tahun 1993 (merupakan tanah eks relokasi pasar rembang)
2
seluas 22.196 m
dengan rincian :
2
2.815 m
1.200 m
18.181 m
2
2
27
disebutkan
bahwa
Bentuk
Pemanfaatan
Barang
Milik
Pemanfaatan;
d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna;
atau e. Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pemerintah daerah dapat
melakukan pemanfaatan aset daerah khususnya aset berupa benda tak
bergerak berupa tanah atau bangunan/gedung, terutama yang belum
didayagunakan
secara
optimal,
melalui
penggunausahaan
yaitu
pendayagunaan aset daerah (tanah dan atau bangunan) oleh pihak ketiga
(perusahaan
(Sewa,
swasta)
dengan
menggunakan
kelima
skema
di atas
atau Bangun
Serah
Guna
dalam
penyediaan
infrastruktur
sangatlah
dipengaruhi
oleh
kapabilitas dari sektor privat/swasta yang dapat dilihat dari kesiapan pada
hal-hal
teknis
(konstruksi
(keuangan,sumberdaya,
menjadi elemen
pemerintah
pemeliharaan)
penting
swasta,
dan
dalam
interaksi
sampai
antara
dari
manajemen
sebuah
kerjasama
antara
dalam
membuat
harus menyaring
kesepakatan
pihak swasta
dengan
pihak swasta.
yang akan
harus
terlibat
dan
minimum yang
berdampak
buruk.
Di
pihak
swasta
juga
ada beberapa
terhadap
dalam
antara
disini
bahwa
keberhasilan
pelaksanaan
proyek
pihak
kerjasama.
jelas
pemerintah
Masing-masing
dengan
pihak
pihak swasta
baik pemerintah
dan memenuhi
sebagai
maupun
mitra
swasta
pertimbangan-pertimbangan
aset
merupakan
hak atas
kepemilikan
terhadap
aset
besar
keterlibatan
mereka
bekerjasama/berinvestasi.
Kepemilikan
aset
dapat
dan
dan
pengelolaan
aset
mengindentifikasikan pendelegasian
merupakan
kriteria
berpeluang
kerjasama.
Operasional
menjadi
untuk
dan
yang
memperoleh
kepemilikan
pendapatan
aset
dapat
Pihak yang
dari aset
dibedakan
bersama.
3. In vestasi modal atau pen anam
modal
Investasi modal merupakan kriteria berkaitan dengan siapa yang akan
menanamkan modal tersebut pada aset yang akan dikerjasamakan.
Investasi modal dapat dibedakan menjadi investasi pemerintah, swasta,
atau investasi dengan modal bersama.
4. Risiko -risiko yang akan
terjadi
Kajian Potensi KPS-Pembangunan Pasar Tradisional
Modern Rembang
93
93
Risiko komersial
merupakan
muncul
dikerjasamakan.
selama
komersial
pembangunan
Risiko
komersial
tersebut
dan pengelolaan
yang
akan
siapa yang
yang
nanti
aset
yang
terjadi
dapat
94
94
2.
3.
pertumbuhan
atas,
yang
maka pilihan
paling
optimal
skema
dalam
kerjasama
pemerintah
swasta
Kesimpulan
ini
Kriteria/pertimbangan-
didapatkan
berdasarkan
pertimbangan
pada
sebagaimana
penilaian
tabel
di
bawah,
bagi
hubungan
kerjasama
antar
Nilai Ekonomi
Tujuan
Kerjasama
Kerjasa
ma
Pemanfaat
an
+
Kerjasam
a
Penyediaa
n
-
daerah berupa
Tanah
Hak
Pakaiperiod 5
Payback
Th
Meningkatkan
+
+
+
+
dayaguna dan
hasil dari aset
yang
dikerjasamakan
Mendorong
+
+
+
+
PAD
Penyediaan
Layanan
dengan biaya
Pembangunan
Pasar
Tradisional
Aset/barang milik
Sewa
Pinjam
Pakai
BOT/BTO
pertumbuhan
sektor swasta dan
Meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi daerah
efisiensi layanan
public
Efektifitas kinerja
Factor
penyebab
munculnya
inisiasi
kerjasama
Pemasukan ke
Kas Daerah
Perpanjangan
Kontrak
Kesimpulan
layanan,
transfer
teknologi dan
manajemen
tidak tersedia atau
tidak cukup
tersedia dana
dalam
APBD
untuk penyediaan
bangunan dan
Skema
terpilih
Dengan
bagi
terpilihnya
skema
BOT/BTO
sebagai
skema
terbaik
Pemerintah
Pasar Tradisional
Kabupaten
agar
Modern
Rembang,
Periode
konsesi
jangka
waktu
memegang
hak
operasi
lain yang
terjadi
pemindah
hak
permanen
2.
guna
usaha)
maupun
pemindahan
hak
secara
besaran
dana
(hak kepemilikan).
Penambahan
sepenuhnya
dan
perubahan-perubahan
hak
dan
kewajiban
masing-masing
investasi
dengan
BOT/BTO
pada prisipnya
adalah
menutup
investasi
dan memperoleh
keuntungan
dalam
Kabupaten
skema
untuk
BOT/BTO
(transfer
of
adalah
managerial
oleh
bekerjasama dengan
swasta
adanya
skill
obyek
nantinya
Transfer
dan
yang
pihak
manajerial
knowledge),
telah
ketiga
dan
sehingga
dibangun
dan
keahlian ini harus secara tegas dan jelas diatur dalam perjanjian BOT/BTO
sehingga apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing Pihak
dapat dipenuhi sesuai kesepakatan dalam perjanjian.
BAB VII
KESIMPU
LAN
maksimal.
Bagi
Pemerintah
masyarakat.
Pasar
Tradisional
modern
misalnya,
biaya
(swasta).
Kerjasama
permintaan/tuntutan
kerjasama
semacam
kebutuhan
ini
dengan
pihak ketiga
sangat dibutuhkan
masyarakat
yang
Salah
karena
semakin
cepat
Kerjasama
pemerintah-swasta
tidak
hanya
lebih
diyakini
Dari
Analisis
Tradisional
Kesesuaian
rencana
KPS
pembangunan
Pasar
dengan
Kabupaten
adalah
peningkatan
sarana dan
prasarana
tradisional
di bidang
perdagangan
Rembang
diatas
tanah
Ex.
Relokasi
Pasar
Nasional,
Pembangunan Pasar
Provinsi
maupun Kabupaten.
Dengan
Tradisional
Modern
Rembang
diharapkan
dapat
menjadi
pusat
sarana
dan prasarana
untuk
meningkatkan
taraf
pada
kesempatan
umumnya
dengan
berusaha sehingga
perdagangan,
meningkatkan
masyarakat,
meningkatkan
sarana
prasarana
dan
menciptakan
dapat
perdagangan,
dan
meningkatkan
pendapatan
pelayanan
kerja
laju
asli daerah
dan
memperlancar
arus
struktur
peruntukan
Tahun
Rembang
permukiman)
2011-2031.
termasuk
dan kawasan
pada
Pengembangan
RTRW
dalam
budidaya
Kabupaten
fasilitas
kawasan
Kecamatan
Rembang,
dan
perdagangan
di
dengan
Regulasi
yang
mengaturnya
dapat
ditarik
kesimpulan
sumber
menyelenggarakan
kemampuan
agar
otonomi daerah,
pemerintah
pemerintahan
daerahnya sendiri.
dan
diperlukan
daerah
dapat
pembangunan
dengan
hal
merupakan
Pelaksanaan
salah
satu
subyek
kerjasama(dimana
perjanjian
kerja
perangkat
sama
daerah),
dapat
dilakukan
oleh
oleh
satuan
daerah
kerja
merupakan
menjadi
kewenangan
daerah
penyediaan
pelayanan
melakukan
kerjasama dengan
Departemen/Lembaga
lain,
perusahaan
publik),
otonom
dan
dan
dapat
pemerintah
pihak
ketiga
swasta
yang
berbadan
daerah
(baik
berupa
itu
dengan
atau
hukum,
bisa
sebutan
Badan Usaha
oleh
Tanah
dapat
sesuai
sebagaimana
yang
RTRW
daerah
berwenang
mengajukan
tanah
Dewan
peruntukannya
ditetapkan dalam
memperhatikan
perangkat
dengan
dan
persyaratan
pemberiannya
Kepala satuan
Pengguna
Barang
bertanggungjawab
serta
kerja
Milik
salah
Daerah
satunya
bangunan
Perwakilan
selain tanah
Kabupaten.
adalah
usul
dan/atau
keputusan
dan
Rakyat
yang
tidak
Daerah
dan/atau bangunan.
memerlukan persetujuan
dan Barang
Milik
Daerah
dan Hak
Pakai diatasnya, pada tanah Hak Pakai tidak dapat diusulkan hak
atas tanah diatasnya.
dengan
pihak
ketiga
Sehingga,
dilakukan
dengan
pihak
ketiga
berpindahtangannya
pihak lain.
berprinsip
tidak
apabila kerjasama
pemerintah
diatas
tanah
Hak
Pakai
secara
jelas
dalam
maka
perjanjian
hilangnya
atau
pembangunan
Pasar
Tradisional
dapat melakukan
kerjasama
Selain
dengan
itu Pemerintah
pihak lain untuk
bertambahnya
hak
untuk
beban
pedagang
yang
dalam
penempatan
harus
mendapatkan
lama.
pengembangan
persetujuan
DPRD
Kabupaten
Selain
itu, Bupati
dapat
melakukan
tradisional
kepentingan
Selanjutnya
dalam
(penyediaan
sarana
agar
derah
hanya
pengelolaan
tahap
konstruksi
prasarana
mengikuti
pasar
pasar
dapat
tradisional
dan
daerah.
penataan
ruang
fasilitas
umum)
maupun
ketentuan-ketentuan
dipergunakan
teknis
dan
peraturan
Dari
Analisis
Modern
Manfaat
terhadap
rencana
KPS
Pasar
Tradisional
adalah
pendapatan
asset daerah/PAD
Rembang),
pengelolaan,
jasa
di
dan
indah.
dari
penerimaan
kontribusi
pemanfaatan
(manfaat
bagi
pemerintah
Kabupaten
keuntungan
pengembalian
modal
juga
(bagi investor)
maupun
dapat
keuntungan
terwujud
kawasan
selama
perdagangan
masa
dan
manfaat
pedagang
yang ada di
UMKM
maupun
pedagang
baru
lainnya
sehingga
dapat
Modern
yang dirasakan
Pasar
maupun
konsumen
ketika
mereka bertransaksi.
Selain
Tradisional
Rembang akan
Modern
itu
dengan
pembangunan
Pasar
saing
pedagang
barang dagangan.
terhadap
12
baik
Selain
responden
secara
itu,
Berdasarkan
yang terdiri
tradisional
Rembang,
Perangkat
Pasar
harga
Pedagang
di
dari
lokasi
maupun
hasil
wawancara
pedagang
yang
kualitas
pasar
akan dibangun,
Pemerintah
Kabupaten
apabila
Lokasi
eks relokasi
pasar
yang
sangat
baik,
mengingat
lokasi
pasar
tradisional
di jalan
yang
kumuh. Dengan
adanya
sering
timbul
pasar
kemacetan
tradisional
dan
modern
terkesan
nantinya,
harapan mereka banyak warga sekitar lokasi yang akan tertarik dan
ikut berjualan.
berpendapat
ada
bahwa
aktivitas
perdagangan
hewan
setuju,
yang
sudah
tetap.
tertata
Selebihnya, mereka
turun
bila
tradisional
modern
setuju
bila pasar
tradisional
lama
dibangun,
direvitalisasi
mereka
(tidak dengan
lebih
membangun
pasar
pasar
melibatkan swasta, maka harga sewa gunanya akan sangat mahal dan
memberatkan pedagang kecil.
10%
kenapa sebagian
tidak tahu/terserah
besar
menyatakan
pemerintah
lebih
saja.
baik dikelola
terbiasa dengan aturan main pasar yang selama ini dikelola oleh
pemerintah.
Selanjutnya menurut responden, semuanya (100%) menyatakan
bahwa pembangunan Pasar Tradisional Modern akan memiliki dampak
bagi lingkungan, Peningkatan PAD, penyerapan tenaga kerja lokal,
membuka
lapangan
kerja
baru,
peningkatan
layanan
publik,
kenyataannya.
bahwa meskipun
konsumennya
Hal
bagi
pedagang)
ini didasari
jumlah pedagangnya
barang
tersebut,
tentu
maka
pada
bertambah,
Dengan kenyataan
sudah
(khususnya
masih
keyakinan
tetapi jumlah
pendapatan
pedagang
lama
Dari
Analisis
Modern
Biaya
terhadap
rencana
KPS
Tradisional
Pasar
NPV
(masa
(>0=Layak);
kontrak
Tahun)
Rp.30,842,846,000,-.
sebesar Rp.621,604,752,-
bangunan=10Tahun).
Dengan
demikian
proyek
Dari
analisis
Rembang
Pemilihan
Skema
KPS
Pasar
Tradisional
Modern
Modern
mempertimbangkan
Rembang
adanya
hal
transfer
ini
mengingat
teknologi,
Keahlian
dan
dan
saat
Pasar
11
11
Tradisional
Modern
tersebut
dilanjutkan
pengelolaannya
oleh
lamanya
mempertimbangkan
masa
kontrak
kerjasama
agar
11
21
LAMPIR
AN
61