Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN UMUM

PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH SESUAI DENGAN


PERMENDAGRI 19 TAHUN 2016 TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Oleh
DR. HARI NUR CAHYA MURNI, M.Si
Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah

DIREKTORAT BUMD, BLUD DAN BARANG MILIK DAERAH


DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DASAR HUKUM PENYUSUNAN
PERMENDAGRI 19/2016

AMANAT 1

Pasal 59
Ayat (3) Pasal 90 Pasal 98
Menteri Dalam Negeri Ketentuan mengenai tata
Usul untuk memperoleh Ayat (3) melakukan pembinaan Ayat (5) cara Penggunaan,
persetujuan Dewan pengelolaan Barang Milik Pemindahtanganan,
Perwakilan Rakyat Daerah Daerah dan menetapkan Penghapusan, Penatausahaan,
diajukan oleh kebijakan sesuai dengan pengawasan dan
Gubernur/Bupati/Walikota kebijakan umum BMN/D pengendalian Barang Milik
sesuai dengan pedoman Daerah berupa Rumah
dan/atau Kebijakan Teknis Negara diatur dengan
yang ditetapkan oleh BMN Peraturan Menteri Dalam
Menteri Dalam Negeri Negeri

AMANAT 2

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara


Pasal 27 penjualan BMD berupa Kendaraa n
Ayat (2) Peroarangan Dinas kepada Pegawai ASN
tanpa melalui lelang diatur dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri
LINGKUP PENGELOLAAN BMD
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
3

PEMANFAATAN

• Sewa Tertib Strategic


Tertib
• Pinjam Pakai Penge- Asset Hukum
lolaan
• Kerjasama Pemanfaatan Management
• Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna
• Kerjasama Penyediaan Insfrastruktur
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

PEMINDAHTANGANAN

• Penjualan
• Tukar Menukar
• Hibah BERDASARKAN ASAS FUNGSIONAL,
• Penyertaan Modal Pemerintah
KEPASTIAN HUKUM, TRANSPARANSI,
PEMUSNAHAN DAN PENGHAPUSAN
EFISIENSI, AKUNTABILITAS, DAN KEPASTIAN
NILAI
Pengawasan/ pengendalian. Pasal 3 PP 27/2014
BARANG MILIK
1. Dibeli/ DAERAH..? 2. Perolehan
diperoleh lainnya yang
APBD sah.

Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak antara lain berasal
dari:
a. kontrak karya;
b. kontrak bagi hasil;
c. kontrak kerjasama;
d. perjanjian dengan negara lain/lembaga internasional; dan
e. kerja sama pemerintah daerah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.

 BMD yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD, dilengkapi dokumen pengadaan
 BMD yang berasal dari perolehan lainnya yang sah dilengkapi dokumen perolehana
 BMD bersifat berwujud maupun tidak berwujud.

 Dilarang digadaikan/dijaminkan untuk mendapatkan pinjaman atau diserahkan kepada pihak lain
sebagai pembayaran atas tagihan kepada pemerintah daerah
 Tidak dapat disita sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PEMANFAATAN

Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak digunakan


untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan/atau optimalisasi barang
milik daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

Pasal 1 angka 32 Permendagri 19/2016


Bentuk Pemanfaatan

KSPI

BGS/BSG

KSP

Pinjam
Pakai
Sewa
Prinsip Umum Pemanfaatan

 Pemanfaatan BMD dilaksanakan berdasarkan


pertimbangan teknis dengan memperhatikan
kepentingan daerah dan kepentingan umum.
 Pemanfaatan BMD dapat dilakukan sepanjang tidak
mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
 Pemanfaatan BMD dilakukan tanpa memerlukan
persetujuan DPRD.
 Biaya pemeliharaan dan pengamanan barang milik
daerah serta biaya pelaksanaan yang menjadi objek
pemanfaatan dibebankan pada mitra pemanfaatan.
 Biaya persiapan pemanfaataan barang milik daerah
sampai dengan penunjukkan mitra Pemanfaatan
dibebankan pada APBD.
 Pendapatan daerah dari pemanfaatan BMD merupakan
penerimaan daerah yang wajib disetorkan seluruhnya ke
rekening Kas Umum Daerah.
 Pendapatan daerah dari pemanfaatan barang milik
daerah dalam rangka selain penyelenggaraan tugas dan
fungsi BLUD merupakan penerimaan daerah yang
disetorkan seluruhnya ke rekening Kas Umum Daerah
 BMD yang menjadi objek Pemanfaatan dilarang
dijaminkan atau digadaikan.
 BMD yang merupakan objek retribusi daerah tidak dapat
dikenakan sebagai objek pemanfaatan BMD
Sewa
 Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai
 Jangka waktu 5 (lima) Tahun dan dapat diperpanjang dan > 5 Tahun
untuk Kerjasama Infrastruktur, karakteristik tertentu dan ditentukan
oleh Undang-undang.
 Persetujuan : BMD pada Pengelola Barang Persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikora, dan BMD di Pengguna Barang
Persetujuan Pengelola Barang.
 Pembayaran sewa: Sekaligus secara tunai paling lambat 2 (dua) hari
kerja sebelum ditandatangi perjanjian sewa Kecuali penyetoran
uang sewa BMD untuk KSPI.
Pinjam Pakai

 Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan Barang antara pemerintah pusat


dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah dalam jangka waktu
tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir
diserahkan kembali kepada Gubernur/Bupati/Walikota.
 Objek : sebagian/se;uruh tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau
bangunan
 Pinjam Pakai Barang Milik Daerah dilaksanakan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan
 Jangka waktu 5 (lima) Tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali
dengan Persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota
KSP
 Kerja Sama Pemanfaatan yang selanjutnya disingkat KSP adalah pendayagunaan
barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan pendapatan daerah atau sumber pembiayaan lainnya.
 Dilaksanakan dalam rangka:
 mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah; dan/atau
 meningkatkan penerimaan pendapatan daerah.
 Objek : Tanah dan/Bangunan dan Selain Tanah dan/ Bangunan.
 dilaksanakan apabila tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBD
untuk memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang
diperlukan terhadap barang milik daerah yang dikerjasamakan
 Persetujuan : BMD pada Pengelola Barang Persetujuan Gubernur/Bupati/
Walikota, dan BMD di Pengguna Barang Persetujuan Pengelola Barang setelah
mendapat pertimbangan Gubernur/Bupati/Walikota.
 Pemilihan Mitra dapat dilakukan penunjukan langsung untuk yang bersifat
khusus.
 Jangka Waktu 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian dan dapat
diperpanjang serta KSP untuk penyediaan infrastruktur paling lama 50 (lima
puluh) tahun dan dapat diperpanjang Mitra KSP wajib menyetorkan
kontribusi tetap selama jangka waktu pengoperasian dan pembagian
keuntungan KSP
BGS/BSG
 Bangun Guna Serah yang selanjutnya disingkat BGS adalah pemanfaatan barang
milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya
diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
 Bangun Serah Guna yang selanjutnya disingkat BSG adalah pemanfaatan barang
milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya
diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang disepakati.
 BGS/BSG barang milik daerah dilaksanakan dengan pertimbangan .
a. Pengguna Barang memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan
pemerintahan daerah untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan
b. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBD untuk penyediaan
bangunan dan fasilitas tersebut.
 Objek berupaTanah pada Pengelola Barang/Pengguna Barang
 Pihak yang dapat melakukan BGS/BSG adalah Pengelola Barang setelah
persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota
 Mitra BGS atau mitra BSG selama jangka waktu pengoperasian wajib
membayar kontribusi ke rekening Kas Umum Daerah setiap tahun sesuai
besaran yang telah ditetapkan .
 Jangka waktu BGS/BSG paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian
ditandatangani dan hanya berlaku untuk 1 (satu) kali perjanjian dan tidak dapat
dilakukan perpanjangan.
KSPI
 Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur yang selanjutnya disingkat KSPI adalah
kerjasama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan
infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 KSPI atas barang milik daerah dilakukan dengan pertimbangan.
a. dalam rangka kepentingan umum dan/atau penyediaan infrastruktur guna
mendukung tugas dan fungsi pemerintahan;
b. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBD untuk penyediaan
infrastruktur; dan
c. termasuk dalam daftar prioritas program penyediaan infrastruktur yang
ditetapkan oleh pemerintah.
 Mitra KSPI selama jangka waktu KSPI c. dapat dibebankan pembagian kelebihan
keuntungan sepanjang terdapat kelebihan keuntungan yang diperoleh dari yang
ditentukan pada saat perjanjian dimulai (clawback).
 Jangka waktu KSPI paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak perjanjian
ditandatangani dan dapat diperpanjang. Perpanjangan hanya dapat dilakukan
apabila terjadi government force majeure, seperti dampak kebijakan pemerintah
yang disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi, politik, sosial, dan keamanan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai