Oleh:
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
Iskandar Novianto, Ak., M.Si., CFrA., CA., QIA., CIPSAS., CGCAE
PKD
Perkada ttg Sisdur
PP 12/2019
Pengelolaan Keuda
Penerimaan Daerah;
Batasan Pengertian/
Lingkup Keuda
Pengeluaran Daerah;
Pasal 2 Vs Bab 2
Pemda
DILARANG Hasil
Kepala Daerah dikenai
sanksi administratif tidak pungutan
Melakukan pungutan atau yang Jika dibayarkan hak-hak wajib
disebut nama lain yang Dilakukan keuangannya yang diatur disetorkan
dipersamakan dengan pungutan dalam ketentuan per-UU- seluruhnya
di luar yang diatur dalam an selama 6 (enam)
undang-undang ke Kas
bulan
Negara
Pasal 32 Pasal 33
Struktur Belanja
PP 58/2005 &
KEPMENDAGRI 29/2002
PERMENDAGRI 13/2006
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Belanja Transfer
Belanja Bagi Hasil; dan
Belanja Bantuan Keuangan
Struktur Belanja
PP 58/2005 &
KEPMENDAGRI 29/2002
PERMENDAGRI 13/2006 PP 12/2019 & PERMENDAGRI 77/20
Urusan Pemerintahan Daerah
APARATUR & PELAYANAN PUBLIK Bidang Urusan
Organisasi
Program
Kegiatan
Sub Kegiatan
Dianggarkan sesuai dengan kemampuan keuda setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan
wajib dan pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan per-UU-an.
Belanja Hibah (2)
Belanja Hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran, program, kegiatan, dan sub
kegiatan pemda dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat
untuk masyarakat.
Hibah kepada badan dan lembaga dapat diberikan dengan persyaratan paling sedikit:
a. memiliki kepengurusan di daerah domisili;
b. memiliki keterangan domisili dari lurah/kades setempat; dan
c. berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah dan/atau badan dan
Lembaga yang berkedudukan di luar wilayah administrasi Pemerintah Daerah untuk
menunjang pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan pemerintah daerah
pemberi hibah.
Hibah kepada organisasi kemasyarakatan dapat diberikan dengan persyaratan paling sedikit:
a. telah terdaftar pada kementerian yang membidangi urusan huham;
b. berkedudukan dlm wilayah administrasi Pemda yang bersangkutan; dan
c. memiliki sekretariat tetap di daerah yang bersangkutan.
Belanja Hibah (3)
Belanja Hibah berupa Uang dan Barang atau Jasa dianggarkan pada SKPD terkait dan
dirinci menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek pada program, kegiatan, dan
sub kegiatan sesuai tupoksi SKPD.
Pemberian hibah didasarkan atas usulan tertulis yang disampaikan kepada Kepala Daerah.
Penerima hibah bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang
diterimanya.
Pemerintah
Pusat
Pemda Lain USUL KDH
BUMN/BUMD TERTULIS
Badan dan
Lembaga MENUNJUK
Ormas
Parpol (Tanpa
Usulan) SKPD
REKOMENDASI SKPD
+
Add Text
TERKAIT
KUA DAN PERTIMBANGAN TAPD
SESUAI PRIORITAS
DAN KEMAMPUAN
(MENGEVALUASI
USULAN DAN
PPAS KEUDA REKOMENDASI)
(HIBAH UANG,
BARANG DAN/ATAU REKOMENDASI
JASA) TAPD KEPADA KDH
MELALUI TAPD
Belanja Bantuan Sosial
Bansos berupa uang adalah uang yang diberikan secara langsung kepada penerima
seperti beasiswa bagi anak miskin, yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin,
masyarakat lanjut usia, terlantar, cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putri
pahlawan yang tidak mampu. Add Text
Bansos berupa barang adalah barang yang diberikan secara langsung kepada
penerima seperti bantuan kendaraan operasional untuk sekolah luar biasa swasta
dan masyarakat tidak mampu, bantuan perahu untuk nelayan miskin, bantuan
makanan/pakaian kepada yatim piatu/tuna sosial, termasuk bagi kelompok masy.
kurang mampu.
Belanja Bansos
Bansos yang direncanakan dianggarkan pada SKPD terkait dan dirinci menurut
objek, rincian objek, dan sub rincian objek pada program, kegiatan, dan sub
kegiatan sesuai tupoksi SKPD terkait.
Add Text
Penganggaran Bansos yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dianggarkan
dalam Belanja Tidak Terduga (BTT).
Pagu alokasi anggaran Bansos yang tidak dapat direncanakan tidak melebihi
pagu alokasi anggaran Bansoso yg direncanakan.
Anggota/
Kelompok Masyarakat/ USUL TERTULIS KDH
Kepala SKPD
MENUNJUK
SKPD TERKAIT
(MENGEVALUASI USULAN DAN
REKOMENDASI)
Anggota/
Kelompok USUL TERTULIS KDH
Masyarakat/
Kepala SKPD MENUNJUK
REKOMENDASI SKPD
+
PERTIMBANGAN TAPD SKPD TERKAIT
SESUAI PRIORITAS DAN (MENGEVALUASI USULAN)
KEMAMPUAN KEUDA
34
Belanja Tidak Terduga
BTT digunakan untuk menganggarkan pengeluaran untuk (1) keadaan darurat termasuk
(2) keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya dan (3) pengembalian
atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya serta
untuk (4) bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
Pengunaan BTT untuk kebutuhan tanggap darurat bencana meliputi pencarian dan
penyelamatan korban bencana, pertolongan darurat, evakuasi korban bencana,
kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan, dan
penampungan serta tempat hunian sementara.
Add Text
Batas waktu penggunaan BTT keadaan darurat adalah waktu status keadaan darurat
bencana yaitu dimulai saat tanggap darurat ditetapkan oleh kepala daerah sampai
ketetapan tahap tanggap darurat selesai.
Belanja Tidak Terduga (3)
Bersifat Mengikat merupakan belanja yang dibutuhkan secara terus menerus dan harus
dialokasikan oleh Pemda dengan jumlah yang cukup untuk keperluan setiap bulan dalam TA
berkenaan, seperti: (1) belanja pegawai: kekurangan gaji, tunjangan; dan (2) belanja barang dan
jasa antara lain untuk pembayaran TALI.
Penjadwalan ulang capaian program, kegiatan, dan sub kegiatan diformulasikan terlebih
dahulu dalam Perubahan DPA SKPD.
Belanja Tidak Terduga (5)
Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesak ditetapkan dalam Perda tentang APBD
tahun berkenaan.
Bansos yang tidak dapat direncanakan sebelumnya diusulkan oleh SKPD, terkait dengan tata
cara sebagai berikut:
1) kepala SKPD mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) paling lama 1 (satu) hari
kepada PPKD selaku BUD;
2) PPKD selaku BUD melakukan verifikasi dan mencairkan BTT kepada kepala SKPD paling
lama 1 hari sejak diterimanya RKB.
Belanja Tidak Terduga (6)
Dalam hal BTT tidak mencukupi untuk mendanai keadaan darurat, pemerintah
daerah menggunakan:
1) dana dari hasil penjadwalan ulang capaian program, kegiatan, dan sub
kegiatan lainnya serta pengeluaran Pembiayaan dalam tahun anggaran
berjalan; dan/atau
2) memanfaatkan kas yang tersedia.
Add Text
Penjadwalan ulang capaian program, kegiatan, dan sub kegiatan
diformulasikan terlebih dahulu dalam Perubahan DPA SKPD.
Belanja Tidak Terduga (7)
(Pembebanan Langsung pada BTT)
Tata cara penggunaan BTT untuk mendanai Keadaan Darurat dilakukan dengan
tahapan:
1) Kepala daerah menetapkan status tanggap darurat untuk bencana alam, bencana
non-alam, bencana sosial termasuk konflik sosial, kejadian luar biasa sesuai
ketentuan per-UU-an;
2) Berdasarkan penetapan status kepala daerah dan/atau dokumen lain sesuai
ketentuan per-UU-an, Kepala SKPD yang membutuhkan sesuai dengan tugas dan
fungsi mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) kepada PPKD selaku BUD.
3) Berdasarkan RKB, PPKD selaku BUD mencairkan dana kebutuhan belanja kepada
Kepala SKPD yang membutuhkan sesuai Add Textdengan tugas dan fungsi, paling lambat 1
(satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB.
Belanja Tidak Terduga (8)
(Pergeseran BTT - 1)
Tata cara penggunaan BTT untuk mendanai Keperluan Mendesak dilakukan melalui
Pergeseran Anggaran dari BTT kepada Belanja SKPD/Unit SKPD yang membidangi,
dengan tahapan:
1) Dalam hal anggaran belum tersedia, penggunaan BTT dahulu diformulasikan dalam
RKA-SKPD yang membidangi keuda;
2) Dalam hal anggaran belum tercukupi, penggunaan BTT terlebih dahulu
diformulasikan dlm Perubahan DPA-SKPD; dan
3) RKA-SKPD dan/atau Perubahan Add DPA-SKPD
Text menjadi dasar dalam melakukan
perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD untuk selanjutnya ditampung dalam
Perda tentang Perubahan APBD atau dituangkan dalam Laporan Realisasi Anggaran
bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan perubahan APBD atau telah
melakukan perubahan APBD.
Belanja Tidak Terduga (9)
(Pergeseran BTT - 2)
Tata cara penggunaan BTT yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya
sesuai ketentuan per-UU-an SELAIN keadaan darurat dan keperluan mendesak
dilakukan dengan tahapan:
1) Dalam hal anggaran belum tersedia, penggunaan BTT terlebih dahulu
diformulasikan dlm RKA-SKPD yg membidangi keuda;
2) Dalam hal anggaran belum tercukupi, penggunaan BTT terlebih dahulu
diformulasikan dalam Perubahan DPA-SKPD; dan
3) RKA-SKPD dan/atau Perubahan AddDPA-SKPD
Text menjadi dasar dalam melakukan
perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD untuk selanjutnya ditampung
dalam Perda tentang Perubahan APBD atau dituangkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran bagi Pemda yang tidak melakukan perubahan APBD atau
telah melakukan perubahan APBD.
HAL BARU - PENGANGGARAN BELANJA
PP 12/2019
antara Lain
Pasal 50
Pengaturan Daerah tidak memenuhi alokasi belanja sesuai dengan ketentuan per-UU-an, Menteri Keuangan
melakukan Penundaan dan/atau Pemotongan Penyaluran Dana Transfer Umum (DBH & DAU), setelah
berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Teknis terkait.
Pasal 58
Pengaturan Pemberian Tambahan Penghasilan (TPP) kepada ASN berpedoman pada PP. Dalam hal
belum adanya PP, Kepala Daerah dapat memberikan TPP bagi ASN setelah mendapat Persetujuan
Add Text
Menteri Dalam Negeri.
Pasal 91
Penegasan Kepala Daerah menetapkan rancangan KUA dan rancangan PPAS menjadi KUA dan PPAS
berdasarkan RKPD, apabila Kepala Daerah dan DPRD tidak bersepakat dan selanjutnya mengajukan
Rancangan APBA.
STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan:
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
6. Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai ketentuan per-UU-an
B. Pengeluaran Pembiayaan:
1. Pembayaran Cicilan Pokok Utang
Addyang
Text Jatuh Tempo
2. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
3. Pembentukan Dana Cadangan
4. Pemberian Pinjaman Daerah
5. Pengeluaran Pembiayaan Lainnya sesuai ketentuan per-UU-an
Pembiayaan Neto (A – B)
PENYUSUNAN RKA-SKPD
Menekankan penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah dan penganggaran terpadu yang
dilakukan berdasarkan capaian kinerja.
RKA-SKPD memuat rencana Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang dirinci sampai dengan Sub Rincian Obyek.
RKA-SKPD juga memuat informasi mengenai Urusan Pemerintahan Daerah, Bidang Urusan, Organisasi, Standar Harga Satuan, dan
Kinerja yang akan dicapai dari Program, Kegiatan & Sub Kegiatan.
Rencana Pendapatan yang akan diterima oleh SKPD sesuai dengan Tupoksi serta ditetapkan sesuai dengan ketentuan per-UU-an.
Rencana Belanja dirinci atas Urusan Pemerintahan Daerah, Bidang Urusan, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok,
Jenis, Obyek, Rincian Obyek Belanja dan Sub Rincian Obyek.
Rencana Pembiayaan memuat kelompok Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.
Add Text
RKA-SKPD disampaikan ke TAPD melalui PPKD untuk diverifikasi, yaitu untuk menelaah kesesuaian dengan KUA dan PPAS, Prakiraan
maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya; capaian Kinerja; indikator Kinerja; ASB; Standar Harga Satuan (SHS); RKBMD,
SPM, proyeksi perkiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya, serta Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan antar RKA-SKPD.
Standar Harga Satuan Regional – Perpres 33/2020, sebagai Pedoman Daerah - SHS.
RKBMD sebagai Lampiran RKA-SKPD.
FORMAT-FORMAT
DALAM RANGKA PENYUSUNAN APBD
Dokumen/format pada tahapan penyusunan APBD, antara lain:
a. KUA;
b. Nota Kesepakatan KUA;
c. PPAS;
d. Nota Kesepakatan KUA;
e. Nota Keuangan;
f. RKA-SKPD; dan
g. dll
Add Text
merupakan ilustrasi format yang bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan yang
disajikan setiap tahun dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
misalnya, update atas format dalam rangka Penyusunan APBD akan tercantum dalam Permendagri mengenai Pedoman
Penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan
PENGANGGARAN SUB KEGIATAN TAHUN JAMAK
Kepala Daerah wajib mengajukan Raperda APBD kepada DPRD paling lambat 60 (enam puluh)
hari sebelum 1 (satu) bulan tahun anggaran berakhir untuk memperoleh persetujuan bersama
antara Kepala Daerah dan DPRD. Jika tidak, Kepala Daerah dikenai sanksi administratif sesuai
dengan ketentuan per-UU-an.
PENETAPAN APBD - 1
Jadwal penyampaian, pembahasan Raperda APBD kpd DPRD dan pengambilan keputusan
bersama terhadap Raperda APBD dgn DPRD serta proses evaluasi.
Menitikberatkan pembahasan Raperda APBD pada kesesuaian program kegiatan dgn KUA
& PPAS.
Pengaturan mengenai penetapan APBD apabila DPRD tidak mengambil keputusan
bersama thd Raperda APBD.
Mekanisme, jadwal, penyempurnaan hasil Evaluasi Raperda APBD & Raperbup ttg
Penjabaran APBD serta penetapan Perda APBD & Perbup ttg Penjabaran APBD oleh
Add Text
Kepala Daerah (preventif).
Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama Raperda tentang APBD paling lambat
1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun
PENETAPAN APBD - 2
DPRD dan Kepala Daerah yang tidak menyetujui bersama Raperda APBD dalam 1
(satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun dikenai sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak mengambil persetujuan bersama
dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak disampaikan Raperda tentang APBD oleh
Kepala Daerah kepada DPRD, Kepala Daerah menyusun rancangan Perkada
tentang APBD paling tinggi sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya.
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 23/2014, UU 33/2004)
5 tahun
Renstra
SKPD
5 tahun
1 tahun
Renja
RKPD RKP
SKPD Dibahas bersama
1 tahun DPRD
KUA PPAS
PEDOMAN
RKA-SKPD PENYUSUNAN
RKA-SKPD
TAPD
Dibahas bersama
DPRD
Raperda
APBD
KEBIJAKAN
PENYUSUNAN
BANGNAS & KEUDA DAN PENETAPAN
PERDA APBD
RPJMD
KERANGKA EK. MAKRO
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Jaring Aspirasi
RKPD
MUSRENBANGDA
EVALUASI KINERJA
MASA LALU
KEBIJAKAN UMUM
RENSTRA SKPD APBD &
PEMDA Prioritas & Plafon DPRD
Anggaran Sementara
Klarifikasi RAPBD
RKA-SKPD
TIM ANGGARAN
PEMDA Sosialisasi kpd Masy
Pengajuan Raperda
RAPBD APBD
54
TAHAPAN DAN JADWAL PROSES PENYUSUNAN APBD
11 Penyempurnaan Raperda tentang APBD sesuai hasil evaluasi yang Paling lama 7 hari kerja
ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD tentang sejak diterima keputusan
penyempurnaan Raperda tentang APBD hasil evaluasi dari
Menteri/Gubernur
12 Penyampaian Keputusan DPRD ttg penyempurnaan Raperda APBD 3 hari kerja setelah
Add Text
ttg APBD kepada Menteri/Gubernur keputusan DPRD
ditetapkan
13 Penetapan Perda tentang APBD dan Perkada tentang Penjabaran Paling lambat akhir
APBD sesuai dengan hasil evaluasi Desember
(31 Desember)
14 Penyampaian Perda ttg APBD dan Perkada ttg Penjabaran APBD Paling lambat 7 hari kerja
kepada Menteri/Gubernur setelah Perda Perkada
ditetapkan
PERGESERAN ANGGARAN
Pergeseran anggaran dapat dilakukan antar organisasi, antar unit organisasi, antar program,
antar kegiatan, antar sub kegiatan, dan antar kelompok, antar jenis, antar objek, antar rincian
objek dan/atau sub rincian objek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Pergeseran anggaran yang tidak menyebabkan perubahan APBD yang dilakukan sebelum
perubahan APBD, dapat dilakukan tanpa melakukan perubahan Perkada penjabaran APBD
terlebih dahulu. Ketika perubahan APBD dilakukan, pergeseran anggaran tersebut ditetapkan
dalam Perkada perubahan penjabaran APBD.
Pergeseran anggaran yang tidak menyebabkan perubahan APBD yang dilakukan setelah
perubahan APBD ditampung dalam laporan realisasi anggaran.
PERUBAHAN APBD
Laporan realisasi semester pertama APBD dan progonosis 6 bulan mendatang menjadi
dasar perubahan APBD.
59
HAL BARU
EVALUASI APBD/PAPBD & TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI
Dalam melakukan evaluasi Raperda ttg APBD, Menteri (Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat)
(berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri) dan selanjutnya Menteri Dalam Negeri berkoordinasi
dengan Menteri Keuangan.
Evaluasi dilakukan untuk menguji kesesuaian Raperda tentang APBD dan Raperkada tentang
Penjabaran APBD dengan:
a. Ketentuan peraturan per-UU-an yang lebih tinggi;
b. Kepentingan umum *);
c. RKPD, KUA, dan PPAS; dan
d. RPJMD.
Add Text
Dalam hal hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Daerah dan DPRD, dan Kepala Daerah
menetapkan Raperda APBD menjadi Perda dan Raperkada Penjabaran ttg APBD menjadi Perkada
APBD, Menteri (Gubernur mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri), selanjutnya Menteri Dalam
Negeri mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk melakukan Penundaan dan/atau Pemotongan
Dana Transfer Umum (DBH & DAU) sesuai dengan ketentuan per-UU-an.
HAL BARU
KRITERIA KEPENTINGAN UMUM
DOKUMEN
PENYEBAB KETERANGAN
PERUBAHAN APBD PENGANGGARAN PELAKSANAAN (Permendagri 77/2020)
RKA-SKPD
DPA-SKPD
Perkembangan Asumsi KUA yang Tidak Sesuai (Sub Kegiatan Baru)
Perubahan DPA-SKPD Perubahan DPA-SKPD