Anda di halaman 1dari 105

AKUNTANSI

BLUD
Berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
AKUNTANSI DAN PELAPORAN BLUD

LAP. KEU Lampiran/


BLUD-SKPD Dikonsolidasikan LAP. KEU
Pemda

LAP. KEU
BLUD-Unit Kerja

❑ Laporan Keuangan BLUD-SKPD / BLUD Unit Kerja disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
❑ Laporan Keuangan BLUD-SKPD (Selaku Entitas Akuntansi) Dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah, Lap. Keuangan BLUD-Unit Kerja (Selaku Entitas Akuntansi) dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan SKPD
di atasnya.

20XX Contoso business plan 2


AKUNTANSI??

Identifikasi
Pencatatan
PROSES Pengukuran LK Interpretasi
Pengklasifikasian
Pengikhtisaran

Penyajian
Transaksi dan Kejadian
Keuangan
PP 71/2010, Psl 1 ayat (2)

3
PROSES AKUNTANSI BLUD
Dokumen Catatan Laporan
Pencatatan & Penggolongan Peringkasan
Bukti: SKP, SKRD, Buku Kas Pelaporan Laporan
BAST, SP2D, SPJ, & Umum Buku Jurnal Buku Besar
Keuangan
Lainnya

Kertas
Buku
Pembantu Kerja

• Bukti Penerimaan Kas •LRA


Kumpulan Rekening •Laporan Operasional
•Bukti Pengeluaran Kas (Ringkasan •LPE
Buku Jurnal Umum
dan Rincian) •Neraca
•Bukti Memorial •Laporan Arus Kas
•Lap Perubahan SAL
•CaLK

Kebijakan Akuntansi
4
EKUITAS

EKUITAS
EKUITAS
EKUITAS

5
Konsepsi Anggaran dan Keuangan
LO disusun sebagai bagian dari laporan keuangan yang berbasis akrual, sehingga penyusunan LO,
Laporan perubahan ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan

BASIS KAS
ANGGARAN
ANGGARAN
Laporan
TRANSAKSI LRA SILPA/SIKPA Perubahan
SAL

BASIS
AKRUAL KEUANGAN
KEUAN GANPerubahan
KEUANGAN
Surplus/ Laporan
LO Defisit-LO
Neraca
Ekuitas
Keterkaitan Antar Laporan Keuangan

Pendapatan-LRA

Belanja LRA LPSAL

PP 71/2010 Pendapatan-LO
Beban LO LPE
C
Kas & Setara Kas A
Permen dagri Kebijakan Akt Piutang L
64/2013 & SAPD
Persediaan K
**)
Neraca
Aset Tetap, Penyusutan &
KDP
Aset Lainnya LAK
Kewajiban
Koreksi Kesalahan
FORMAT LRA
DAN LO

PSAP 13
FORMAT LPSAL DAN LPE
FORMAT NERACA
FORMAT NERACA
12

AKUNTANSI
BLUD

BELANJA &
PENDAPATAN KAS, PIUTANG PERSEDIAAN ASET TETAP KEWAJIBAN
BEBAN
13
AKUNTANSI PENDAPATAN
Uraian Pendapatan-LO Pendapatan-LRA
Definisi Kenaikan manfaat ekonomi atau Semua penerimaan Bendahara Umum
potensi jasa dalam periode Daerah yang menambah Saldo Anggaran
pelaporan yang Lebih dalam periode tahun anggaran
menaikkan/menambah Ekuitas, bersangkutan yang tidak akan dibayar
yang dapat berupa penerimaan kembali oleh pemerintah
atau timbulnya hak

Penyajian Disajikan dalam Disajikan dalam


Laporan Operasional (LO) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Diukur dan diakui Basis akrual Basis kas

Unsur pembentuk Laporan Operasional (LO) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Kode Kode akun 8 Kode akun 4


14 PENGAKUAN PENDAPATAN
• timbulnya hak atas pendapatan, kriteria ini
dikenal juga dengan earned; atau
Pendapatan- • pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran
LO masuk sumber daya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized)

• diterima di rekening Kas Umum Daerah; atau


Pendapatan • diterima oleh SKPD; atau
LRA • diterima entitas lain diluar pemerintah daerah
atas nama BUD.
(basis kas)
PENGAKUAN PENDAPATAN
15
Dengan memperhatikan sumber, sifat dan prosedur penerimaan pendapatan, maka
pengakuan pendapatan dapat diklasifkasikan kedalam beberapa alternatif:
1. Pengakuan pendapatan ketika pendapatan didahului dengan adanya penetapan terlebih
dahulu
2. Pengakuan pendapatan yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak
(self assessment) dan dilanjutkan dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan
perhitungan tersebut
3. Pengakuan pendapatan yang pembayarannya dilakukan di muka oleh wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan.
4. Pengakuan pendapatan yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak
(self assessment) dan pembayarannya diterima di muka untuk memenuhi kewajiban
selama beberapa periode ke depan
5. Pengakuan pendapatan yang tidak perlu ada penetapan terlebih dahulu
PENGUKURAN PENDAPATAN
16
❑ Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
❑ Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
❑ Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
❑ Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
❑ Pendapatan Hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal transaksi
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
17
Penyajian

• Pendapatan-LRA disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan


Arus Kas.
• Pendapatan-LO disajikan pada Laporan Operasional
• Pendapatan LRA dan Pendapatan LO disajikan dalam mata uang rupiah.
• Apabila penerimaan dalam mata uang asing, maka penerimaan tersebut
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
• Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs pada tanggal
transaksi.
PENYAJIAN PENDAPATAN
Pendapatan LRA disajikan disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran sesuai klasifikasi dalam BAS
18
19
PENYAJIAN PENDAPATAN
Pendapatan LO disajikan
pada Laporan Operasional
sesuai klasifikasi dalam BAS
20
PENGUNGKAPAN PENDAPATAN
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
terkait dengan pendapatan adalah:

❑ Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya


tahun anggaran.

❑ Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan yang


bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus.

❑ Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pendapatan


daerah.

❑ Informasi lainnya yang dianggap perlu.


21 JURNAL STANDAR - BLUD
1. Pencatatan dalam LRA (Basis Kas)

Perubahan SAL...................................................... xxx


Pendapatan-LRA............................................................ xxx

2. Penerimaan pendapatan BLUD secara tunai

Kas di Bendahara Penerimaan.......................... xxx


Pendapatan-LO................................................. xxx
22 JURNAL STANDAR - BLUD
2. Penerimaan pendapatan BLUD dengan tagihan/klaim atas layanan

Piutang Layanan................................................ xxx


Pendapatan-LO………………….................. xxx

Pada saat diterima pembayaran atas tagihan/klaim

Kas di Bendahara Penerimaan/BLUD........................... xxx


Piutang Layanan …………………….................... xxx

3. Penerimaan pendapatan tunai atas manfaat lebih dari satu periode

Kas di Bendahara Penerimaan/BLUD.................... xxx


Pendapatan Diterima Dimuka………........... xxx
Pada saat akhir periode, dilakukan penjurnalan atas penyesuaian
Pendapatan Diterima Dimuka……........................... xxx
Pendapatan-LO ….…………………….................... xxx
23 AKUNTANSI BEBAN & BELANJA
BEBAN BELANJA

▪ Penurunan manfaat ekonomi ▪ Semua pengeluaran dari


atau potensi jasa dalam periode Rekening Kas Umum
pelaporan yang menurunkan Daerah/BLUD yang mengurangi
ekuitas, yang dapat berupa Saldo Anggaran Lebih dalam
pengeluaran atau konsumsi aset periode tahun anggaran
atau timbulnya kewajiban. bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya
▪ Kewajiban pemerintah yang kembali oleh pemerintah.
diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
Uraian Beban Belanja
24 Beban Vs Definisi Penurunan manfaat Semua pengeluaran oleh Bendahara
ekonomi atau potensi jasa Umum Daerah/BLUD yang
Belanja dalam periode pelaporan mengurangi Saldo Anggaran Lebih
yang menurunkan ekuitas, dalam periode tahun anggaran
yang dapat berupa bersangkutan yang tidak akan
pengeluaran atau konsumsi diperoleh pembayarannya kembali
aset atau timbulnya oleh pemerintah
kewajiban
Letak Disajikan dalam Disajikan dalam
Laporan Operasional (LO) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Diukur dan Basis akrual Basis kas
diakui
Unsur Laporan Operasional (LO) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
pembentuk
Kode Kode akun 9 Kode akun 5
25
KLASIFIKASI BEBAN & BELANJA
Beban dan belanja diklasifikasi menurut:
▪ Klasifikasi ekonomi terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban bunga,
beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset
tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga

▪ Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis


belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi meliputi belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
dan belanja lainlain. Klasifikasi ekonomi meliputi belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja tak
terduga.

▪ Klasifikasi beban dan belanja berdasarkan organisasi adalah klasifikasi


berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran
PENGAKUAN BELANJA
26
• Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk
seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan
definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang
1 terjadi di SKPD dan PPKD

• Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya


terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh pengguna anggaran setelah diverifikasi oleh PPK-
2 SKPD

• Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu


pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan
3 layanan umum
27 PENGAKUAN BEBAN
•Timbulnya kewajiban
1

•Terjadinya konsumsi aset


2

•Terjadinya penurunan manfaat


3 ekonomi atau potensi jasa
28
METODE PENGAKUAN BEBAN
• Pendekatan Beban

Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat


sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk
digunakan atau konsumsi segera mungkin

• Pendekatan Aset
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang
dan jasa itu dimaksud untuk digunakan dalam satu
periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga
29
PENGUKURAN BEBAN DAN BELANJA
Biaya dicatat/dinilai:
a. jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut
dibayar pada periode berjalan
b. jumlah biaya periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang
akan datang
c. alokasi sistematis untuk periode berjalan atas biaya yang telah
dikeluarkan
d. jumlah kerugian atas transaksi ekonomi yang terjadi
30
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BEBAN DAN BELANJA
a. Untuk setiap kelompok/jenis biaya disajikan secara terpisah dalam
Laporan Keuangan
b. Rincian jenis biaya diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan
c. Informasi lain yang penting berkaitan dengan pos biaya
31
JURNAL STANDAR – BELANJA BLUD
Standar Jurnal Debet Kredit

Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx

Perubahan SAL xxx


32 JURNAL STANDAR – BEBAN BLUD
• Mencatat Tagihan Beban dan dibayar melalui Uang Persediaan

Standar Jurnal Debet Kredit


Beban - .......... xxx

Utang …. xxx

 Pada saat pembayaran

Standar Jurnal Debet Kredit


Utang - .......... xxx

Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

 Dalam rangka menghasilkan Laporan Realiasi Anggaran pada saat yang bersamaan
Standar Jurnal Debet Kredit

Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx

Perubahan SAL xxx


33 JURNAL STANDAR – BEBAN PERSEDIAAN (PENDEKATAN BEBAN) - LS
• Mencatat Pengakuan timbulnya Beban Persediaan
Standar Jurnal Debet Kredit
Beban Prsediaan (ATK, Perangko, Bahan Obat-obatan) xxx

Utang Beban Persediaan xxx

 saat pembayaran Beban Persediaan – Asumsi LS

Standar Jurnal Debet Kredit


Utang Beban Persediaan xxx

Kas di BLUD xxx

 Dalam rangka menghasilkan Laporan Realiasi Anggaran pada saat yang bersamaan

Standar Jurnal Debet Kredit


LRA - Belanja Alat Tulis Kantor xxx

LRA – Belanja Perangko, Materai, Benda Pos xxx

LRA – Belanja Bahan Obat-obatan xxx

Perubahan SAL xxx


JURNAL STANDAR – BEBAN PERSEDIAAN (PENDEKATAN BEBAN)
34 UP/GU/TU
• Mencatat Pengakuan dan Pembayaran Beban Persediaan

Standar Jurnal Debet Kredit


Beban Persediaan (ATK, Perangko, Bahan Obat-obatan) xxx

Kas di Bendahara Pengeluaran xxx


 Dalam rangka menghasilkan Laporan Realiasi Anggaran pada saat yang bersamaan
Standar Jurnal Debet Kredit
LRA - Belanja Alat Tulis Kantor xxx
LRA – Belanja Perangko, Materai, Benda Pos xxx
LRA – Belanja Bahan Obat-obatan xxx
Perubahan SAL xxx

• Penyesuaian Untuk Mencatat Beban Persediaan yang Digunakan (Pendekatan


Beban)
Standar Jurnal Debet Kredit
Persediaan xxx
Beban Persediaan xxx
KAS
35

• DEFINISI:
• uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintah daerah yang sangat likuid yang siap dijabarkan/
dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan
• Kas juga meliputi seluruh Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) yang
wajib dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam neraca. Saldo simpanan di bank
yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran.

• KAS & SETARA KAS


• investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta
bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
36 KLASIFIKASI KAS
Kas Kas di Kas Daerah Kas di Kas Daerah
Potongan Pajak dan Lainnya
Kas Lainnya
Kas di Bendahara Penerimaan Pendapatan Yang Belum Disetor
Uang Titipan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Sisa Pengisian Kas UP/GU/TU
Pajak di SKPD yang Belum Disetor
Uang Titipan
Kas di BLUD Kas Tunai BLUD
Kas di Bank BLUD
Pajak yang Belum Disetor BLUD
Uang Muka Pasien RSUD/Puskesmas BLUD
Kas Transitoris
Setara Kas Deposito (kurang dari 3 bulan) Deposito (kurang dari 3 bulan)

Surat Utang Negara /Obligasi (kurang dari 3 bulan) Surat Utang Negara /Obligasi (kurang dari 3 bulan)
37 AKUNTANSI KAS
• Pengakuan kas dan setara kas secara umum jika memenuhi kriteria:
• Memenuhi definisi kas dan/atau setara kas dan;
• Penguasaan dan/atau kepemilikan kas dan/atau setara kas telah berpindah ke BLUD.

• Pengukuran & penilaian


• Kas dicatat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya.
• Apabila terdapat kas dalam bentuk valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada
tanggal neraca.

• Penyajian & pengungkapan kas


• Saldo kas dan setara kas harus disajikan dalam Neraca dan Laporan Arus Kas.
• Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan tersebut
merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan merupakan bagian dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan
transitoris pada Laporan Arus Kas.

• Pengungkapan kas dan setara kas dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) sekurang kurangnya mengungkapkan
1. Rincian kas dan setara kas;
2. Kebijakan manajemen setara kas; dan
3. Informasi lainnya yang dianggap penting
38
PENYAJIAN KAS
39
DEFINISI PIUTANG
• Piutang adalah hak yang timbul dari penyerahan barang
atau jasa dalam rangka kegiatan operasional.
• Transaksi piutang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Terdapat penyerahan barang, jasa, uang, atau timbulnya hak
untuk menagih berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
• Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak terkait; dan
• Jangka waktu pelunasan.
40
KLASIFIKASI PIUTANG
• Pos-pos piutang antara lain:
• piutang pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi,
dan piutang lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal pelaporan.

• Terhadap piutang yang jatuh temponya lebih dari 12 (dua belas) bulan
maka piutang tersebut dikategorikan ke dalam perkiraan “Aset
Lainnya.”
• Apabila piutang tersebut jatuh tempo dalam kurun waktu 12 bulan,
maka dikategorikan sebagai “Aset Lancar” dengan akun “Bagian Lancar
Piutang………..”
41
PENGAKUAN PIUTANG
Piutang diakui saat timbul klaim/hak untuk menagih
uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada entitas
lain.

Piutang dapat diakui ketika:


1. diterbitkan surat ketetapan/dokumen yang sah; atau
2. telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan
penagihan; atau
3. belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.
42
PENGUKURAN DAN PENILAIAN PIUTANG
• Piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable
value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih.
• Besarnya penyisihan piutang ditetapkan dalam kebijakan akuntansi
yang mengacu regulasi yang ada.
• Penyisihan kerugian piutang tak tertagih dibentuk sebesar nilai piutang
yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang.

• Penghapusan piutang tak tertagih dilakukan berdasarkan


ketentuan yang berlaku.
43 KUALITAS PIUTANG
Kualitas Piutang adalah hampiran atas ketertagihan piutang yang diukur
berdasarkan kepatuhan membayar kewajiban oleh debitor
Jatuh
tempo
MERUPAKAN
piutang
CARA UKUR kepatuhan
KETERTAGIH membayar
AN PIUTANG Upaya
penagihan

BEDA PIUTANG, BEDA KARAKTERISTIK


sehingga untuk menjembatani perbedaan
DIGUNAKAN 4 (EMPAT) JENIS KUALITAS:
1. KUALITAS LANCAR
2. KUALITAS KURANG LANCAR
3. KUALITAS DIRAGUKAN
4. KUALITAS MACET
44
KUALITAS PIUTANG
45 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN PIUTANG
• Piutang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun disajikan pada kelompok
aset lancar dalam neraca.
• Sedangkan piutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun disajikan dalam kelompok aset
non lancar.
• Piutang disajikan sebesar jumlah bersih, yaitu jumlah seluruh tagihan piutang dikurangi
dengan penyisihan kerugian piutang.
• Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
• rincian jenis dan jumlah piutang;
• jumlah piutang dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa;
• jumlah penyisihan kerugian piutang yang dibentuk disertai daftar umur piutang;
• kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pembentukan penyisihan kerugian piutang;
• jumlah piutang yang dijadikan agunan;
• jumlah piutang yang dijual (anjak piutang).
46
PENYAJIAN
47
48
JURNAL STANDAR
49
PEMBAYARAN PIUTANG MELALUI
BENDAHARA PENERIMAAN
PERSEDIAAN
• Definisi: Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
• Cakupan
A. Barang/perlengkapan yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah;
B. Bahan/perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi;
C. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan
kepada masyarakat;
D. Barang yang disimpan untuk dijual/diserahkan pada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan.

(PSAP 05 Par. 4)

50
51
PERSEDIAAN
❖ Contoh:
❖ Barang konsumsi
❖ Amunisi
❖ Bahan untuk pemeliharaan
❖ Suku cadang
❖ Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
❖ Pita Cukai dan leges
❖ Bahan baku
❖ Barang dalam proses/setengah jadi
❖ Tanah/bangunan untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat
❖ Hewan dan tanaman, untuk dijual/diserahkan pd masyarakat
❖ Pengakuan
52
PERSEDIAAN

• Kode akun Persediaan diawali dengan angka “1”, yaitu:


• 1.6.1x.xx.xx Persediaan bahan pakai habis
• 1.6.2x.xx.xx Persediaan barang/material
• 1.6.3x.xx.xx Persediaan barang lainnya

• Pengakuan persediaan
• Saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan
mempunyai nilai/biaya yg dpt diukur dgn andal
• Saat diterima/hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah
53
PENYAJIAN PERSEDIAAN
BIAYA Persediaan diperoleh Harga pembelian + biaya pengangkutan +
=
PEROLEHAN dengan pembelian biaya penanganan – potongan harga – rabat

HARGA
Persediaan diperoleh =
POKOK Biaya Langsung + biaya tidak langsung
dgn produksi sendiri
PRODUKSI

Diperoleh dengan
NILAI WAJAR cara lain, misalnya = Nilai tukar aset secara wajar
donasi/rampasan
PENILAIAN PERSEDIAAN
54
Persediaan dinilai dengan menggunakan:

✓ Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang

✓ Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan
bermacam-macam jenis

✓ Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai menggunakan nilai wajar
55 PENGUKURAN PERSEDIAAN
✓ Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods)
✓ Persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian
dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yg dipakai dikali nilai per unit
sesuai metode penilaian yang digunakan
✓ Persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran pemakaian
dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu saldo awal ditambah
pembelian/ perolehan dikurangi saldo akhir dikali nilai per unit sesuai
metode penilaian persediaan.
✓ Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan
hasil inventarisasi fisik
56
PENGUKURAN PERSEDIAAN
57 PENCATATAN PERSEDIAAN
• Barang kriteria barang “pecah belah” seperti gelas dan piring tidak diperlakukan
sebagai persediaan pakai habis, tetapi dicatat sebagai barang ekstra komptabel dengan
pertimbangan mudah tidak berfungsi karena mudah pecah atau rusak.
• Tirai/gorden/vertical blind/sejenis yg utk cadangan penggantian yg rusak (untuk
pemeliharaan) dicatat sebagai persediaan. Utk pengadaan baru tirai/gorden/vertical
blind/sejenis yang memenuhi batas kapitalisasi diperlakukan sebagai aset tetap.

• Barang berupa flashdisk/usb/sejenis yang belum digunakan diperlakukan sebagai


persediaan pakai habis, dengan pertimbangan barang tersebut relatif mudah
rusak/hilang.
58 PENCATATAN PERSEDIAAN
• Barang persediaan yang sudah dikeluarkan dari gudang
SKPD/UKPD untuk kegiatan operasional SKPD/UKPD diakui
sebagai beban persediaan.
• Barang persediaan yang sudah dikeluarkan dari gudang
SKPD/UKPD untuk diserahkan kepada masyarakat diakui sebagai
beban barang diserahkan kepada masyarakat.
• Barang persediaan yang diperoleh dari hibah atau transfer dari
SKPD/UKPD lain dicatat berdasarkan BAST.
• Barang persediaan yang diperoleh dari reklasifikasi Belanja modal
atau aset tetap dicatat berdasarkan tanggal dokumen pendukung
(contohnya : BA rekonsiliasi Aset tetap).
59
DOKUMEN SUMBER PERSEDIAAN

• Berita Acara Serah Terima (BAST)


• Berita Acara Opname Fisik
• Bukti Pemakaian/Pengeluaran dari Gudang
• SK Penghapusan
• Dokumen lainnya yang sah
60
ASET TETAP
❑ DASAR HUKUM
❑ Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP):
• PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap,
• PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi
Dalam Pengerjaan
❑ Buletin Teknis SAP No. 15 tentang
Akuntansi Aset Tetap
61
DEFINISI ASET TETAP
❑ Aset Berwujud yg mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
❑ PSAP 07 tidak diterapkan untuk:
▪ Hutan dan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (regenerative natural resources)
▪ Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian
mineral, minyak, gas alam dan sumber daya alam
serupa yang tidak dapat diperbaharuhi (non-
regenerative natural resources)
KLASIFIKASI ASET TETAP
62
•Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah
Tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai
•Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan
Peralatan dan Mesin bermotor, alat elektonik, inventaris kantor, dan peralatan
lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai
•Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan
Gedung dan Bangunan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai
dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai
•Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki
dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai
•Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat
Aset Tetap Lainnya dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Konstruksi dalam •Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang
sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal
Pengerjaan laporan keuangan belum selesai seluruhnya

Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya
63 PENGAKUAN & PENGUKURAN ASET TETAP
❑ PENGAKUAN
❑ Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan handal;
❑ Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap:
a) Berwujud;
b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d) Tidak dimaksudkan untuk dijual; dan
e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
❑ Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan
hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
❑ PENGUKURAN
❑ Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan
❑ Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar
pada saat perolehan
64 PENGUKURAN ASET TETAP
Aset tetap Harga beli + seluruh biaya yg
BIAYA =
diperoleh dengan dikeluarkan sampai dengan aset siap
PEROLEHAN
pembelian digunakan/dipakai

• Biaya Langsung = tenaga kerja +


Aset tetap
bahan baku
diperoleh dengan
= • Biaya tidak langsung = Biaya
membangun
perencanaan dan pengawasan,
sendiri
perlengkapan, sewa peralatan, dll

AT diperoleh dgn
NILAI WAJAR cara lain, = Nilai tukar aset secara wajar
misalnya hibah
65 PENGUKURAN ASET TETAP
➢ Penilaian awal aset tetap harus diukur berdasarkan
biaya perolehan
➢ Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya
aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat
aset tersebut diperoleh
➢ Untuk penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya
perolehan aset tetap adalah nilai wajar pada saat
neraca awal tersebut disusun.
66 PENGUKURAN ASET TETAP
▪ Biaya perolehan aset tetap terdiri dari harga beli/konstruksinya,
termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dlm membawa aset ke kondisi dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan.
▪ Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung:
✓ Biaya persiapan tempat
✓ Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan
bongkar muat (handling cost)
✓ Biaya pemasangan (instalation cost)
✓ Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
✓ Biaya konstruksi
67 PENGUKURAN ASET TETAP
▪ Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan
merupakan suatu komponen biaya aset tetap sepanjang
biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung
pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke
kondisi kerjanya.
▪ Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa
tidak merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya
tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya
KOMPONEN BIAYA ASET TETAP
68
• Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan
• Biaya perolehan mencakup:
• Harga pembelian atau pembebasan tanah, Biaya yg dikeluarkan dalam
rangka memperoleh hak, Biaya penimbunan, dan biaya lainnya yang
TANAH dikeluarkan maupun yang masih harus dikeluarkan sampai tanah
tersebut siap pakai
• Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah
yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk
dimusnahkan

• Biaya perolehan PM menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dan


yang masih harus dilakukan untuk memperoleh PM sampai siap pakai
PERALATAN DAN • Biaya perolehan meliputi:
MESIN • Harga pembelian, Biaya pengangkutan, Biaya instalasi, Serta biaya lainnya
yg dikeluarkan sampai PM tersebut siap untuk digunakan
KOMPONEN BIAYA ASET TETAP
69
• Biaya perolehan GB menggambarkan seluruh biaya yg dikeluarkan dan masih
harus dikeluarkan untuk memperoleh GB sampai siap pakai
GEDUNG DAN • Biaya perolehan meliputi:
BANGUNAN • Harga pembelian atau biaya konstruksi, Biaya pengurusan IMB, notaris dan
pajak

• Biaya perolehan JIJ menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan


masih harus dikeluarkan untuk memperoleh JIJ sampai siap pakai.
JALAN, IRIGASI • Biaya perolehan meliputi:
DAN JARINGAN • Biaya konstruksi, dan Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai JIJ
tersebut siap pakai

• Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang


ASET TETAP dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh aset
LAINNYA tersebut sampai siap pakai
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN & PERTUKARAN
70 ASET TETAP
❑ PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
❑ Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset
yang bersangkutan.

❑ PERTUKARAN ASET TETAP


❑ Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa atau aset lainnya diukur
berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang
ditransfer/diserahkan.
❑ Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memiliki
manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam
pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan
kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat
(carrying amount) atas aset yang dilepas.
71

KAPITALISASI
ASET TETAP
72 UMUR EKONOMIS
ASET TETAP
73
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN

 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap


yang memperpanjang masa manfaat atau yang
kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di
masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas,
mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,
harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.
74
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN

Pengeluaran tersebut dapat dikategorikan sebagai


Belanja Modal jika memenuhi persyaratan:

Pengeluaran tersebut mengakibatkan bertambahnya masa


manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset yang telah
dimiliki

DAN

Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimal nilai


kapitalisasi aset tetap/aset lainnya
75
PENILAIAN KEMBALI ASET TETAP

❑ Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada


umumnya tidak diperkenankan karena SAP
menganut penilaian aset berdasarkan biaya
perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan
dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku
secara nasional.
❑ Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat
dibukukan dalam akun ekuitas.
76
ASET DONASI
❑ Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat
sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
❑ Perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria perolehan aset
donasi, maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan operasional
❑ Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh
pemerintah yang karena umur dan kondisinya aset tetap tersebut harus
dilindungi oleh peraturan yang berlaku dari segala macam tindakan
yang dapat merusak aset tetap tersebut
❑ Diungkapkan dalam CaLK tanpa nilai
❑ Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya
kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya untuk ruang
perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-
prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
KASUS-KASUS KEPEMILIKAN TANAH
77
1
Dikuasai dan/atau digunakan ▪ Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
oleh pemerintah namun belum disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca
ada bukti kepemilikan yang sah pemerintah.
▪ Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
2
Tanah dimiliki oleh pemerintah, ▪ Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
namun dikuasai dan/atau disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca
digunakan oleh pihak lain pemerintah
▪ Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
bahwa tanah tersebut dikuasai pihak lain
3
Tanah dimiliki oleh suatu entitas ▪ Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah, namun dikuasai pemerintah yang mempunyai bukti
dan/atau digunakan oleh entitas kepemilikan, serta diungkapkan di CaLK.
pemerintah yang lain ▪ Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau
menggunakan tanah cukup mengungkapkan
tanah tersebut secara memadai dalam CaLK
4
Perlakuan tanah yang masih
1 2
dalam sengketa atau proses = dan
pengadilan
78
TANAH WAKAF
Tanah yang digunakan/dipakai oleh instansi pemerintah yang
berstatus tanah wakaf tidak disajikan dan dilaporkan sebagai aset
tetap tanah pada neraca pemerintah, melainkan cukup diungkapkan
secara memadai pada CaLK.
79
VARIASI PENCATATAN PENYELESAIAN KDP

Berita Acara Penyelesaian


No. Pembangunan Aset Pemanfaatan Aset Penyajian
Pekerjaan (BAPP)
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah dimanfaatkan Aset Tetap
2. Selesai Sudah diperoleh Belum dimanfaatkan Aset Tetap
3. Selesai Belum diperoleh Sudah dimanfaatkan KDP
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP
dimanfaatkan
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena bencana alam/force KDP dapat
majeur) aset tersebut hilang, maka penanggung jawab aset tersebut membuat dihapuskan
pernyataan hilang
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
RENOVASI ASET TETAP
80 •Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang memenuhi
syarat kapitalisasi.
Renovasi aset
•Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
tetap milik
sendiri •Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan,
atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat
sebagai KDP

•Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai
Renovasi aset aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap.
tetap bukan
•Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
milik-dalam
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka
lingkup entitas
akan dicatat sebagai KDP.
pelaporan
•Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik

•Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan
sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok
Renovasi aset aset tetap.
tetap bukan
•Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
milik-di luar
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka
lingkup entitas
akan dicatat sebagai KDP.
pelaporan
•Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini seyogyanya
diserahkan pada pemilik
81 PENGHENTIAN / PELEPASAN
Penghentian Penggunaan Aset Tetap:
▪ Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
▪ Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika
dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan
penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa
yang akan datang.
▪ Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau
dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan
dalam CaLK.
82 PENGHENTIAN / PELEPASAN
Penghentian Penggunaan Aset Tetap:
▪ Contoh:
Sebuah mobil dibeli tanggal 1 Maret 20X6 dgn harga Rp200.000.000 rusak berat
tertimpa runtuhan bangunan karena bencana alam gempa bumi pada bulan
Agustus tahun 20X9. Pada akhir bulan Agustus 20X9 telah ada penetapan dari
bahwa mobil yang rusak berat tersebut dihentikan dari penggunaan aktif
untuk selanjutnya diproses penghapusannya sesuai dengan ketentuan.
Pada tanggal 10 Oktober 20X9 telah diterbitkan penetapan dari entitas yang
berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD bahwa mobil yang rusak berat tersebut dapat
dikeluarkan dari neraca. Nilai buku mobil pada saat kena gempa bumi adalah
sebesar Rp80.000.000
83 PENGHENTIAN / PELEPASAN
Penghentian Penggunaan Aset Tetap:
▪ Contoh:
Jurnal untuk mencatat reklasifikasi dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya pada tanggal 30
Agustus 20X9:

Tanggal Uraian Debet Kredit

30/08/20X9 Aset Lainnya 200.000.000


Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 120.000.000
Peralatan dan Mesin 200.000.000
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 120.000.000

Jurnal untuk mengeluarkan Aset Lainnya dari neraca pada tanggal 10 Oktober 20X9:

Tanggal Uraian Debet Kredit

30/08/20X9 Beban Non Operasional 80.000.000


Akumulasi Penyusutan Aset Aset Lainnya 120.000.000
Aset Lainnya 200.000.000
PENGHENTIAN / PELEPASAN
84 Pelepasan Aset:
• Pelepasan aset tetap di lingkungan pemerintah lazim disebut sebagai pemindahtanganan.
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD,
pemerintah dapat melakukan pemindahtanganan BMN/BMD yang di dalamnya termasuk
aset tetap dengan cara: dijual, dipertukarkan, dihibahkan; atau dijadikan penyertaan modal
negara/daerah.
• Apabila suatu aset tetap dilepaskan karena dipindahtangankan, maka aset tetap yang
bersangkutan harus dikeluarkan dari neraca.
• Aset tetap yang dilepaskan melalui penjualan, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan
risalah lelang atau dokumen penjualan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
• Aset tetap yang dihibahkan, dikeluarkan dari neraca pada saat telah diterbitkan berita acara
serah terima hibah oleh entitas sebagai tindak lanjut persetujuan hibah.
• Aset tetap yang dipindahtangankan melalui mekanisme penyertaan modal negara/daerah,
dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan penetapan penyertaan modal negara/daerah
PENGHENTIAN / PELEPASAN
85
Aset Tetap Hilang:
• Aset tetap hilang harus dikeluarkan dari neraca setelah diterbitkannya
penetapan oleh pimpinan entitas yang bersangkutan berdasarkan keterangan
dari pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Terhadap aset tetap yang hilang, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perlu dilakukan proses untuk mengetahui apakah terdapat unsur kelalaian
sehingga mengakibatkan adanya tuntutan ganti rugi.
• Aset tetap hilang dikeluarkan dari neraca sebesar nilai buku. Apabila terdapat
perbedaan waktu antara penetapan aset hilang dengan penetapan ada atau
tidaknya tuntutan ganti rugi, maka pada saat aset tetap dinyatakan hilang,
entitas melakukan reklasifikasi aset tetap hilang menjadi aset lainnya (aset tetap
hilang yang masih dalam proses tuntutan ganti rugi).
• Selanjutnya, apabila berdasarkan ketentuan perundang-undangan dipastikan
terdapat tuntutan ganti rugi kepada perorangan tertentu, maka aset lainnya
tersebut direklasifikasi menjadi piutang tuntutan ganti rugi. Dalam hal tidak
terdapat tuntutan ganti rugi, maka aset lainnya tersebut direklasifikasi menjadi
beban.
86 BEBAN PENYUSUTAN
• Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset tetap
→ penyesuaian nilai akibat pemanfaatan dari suatu aset.
• Metode penyusutan yang dapat digunakan:
– Metode garis lurus
– Metode saldo menurun ganda
– Metode unit produksi
• Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di
neraca.
• Beban penyusutan → identik dengan beban pemakaian aset
tetap
• Beban penyusutan → beban LO tidak ada dalam LRA
87 REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN
• Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode
tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset.
• Rekonsiliasi data :
• akumulasi penyusutan awal periode
• +/+ beban penyusutan
• -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan
• = akumulasi penyusutan akhir periode
• Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir periode – akumulai
penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan barang yang terjual
88 REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN
• Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal
dan akan dicatat dalam siklus akuntansi sebagai penambah aset tetap.
• Dalam akhir periode harus dilakukan rekonsiliasi :
• Aset tetap akhir periode = Aset tetap awal + penambahan
• Penambahan = pembelian (belanja modal) + hibah aset dari pihak lain
• Pengurangan = penjualan aset tetap + aset yang dihibahkan kepada pihak
lain + aset yang dihapuskan.
• Jika terjadi penjualan aset harus dihitung keuntungan atau kerugian
penjualan aset = harga jual aset – (harga perolehan aset yang dijual –
akumulasi depresiasi yang telah diakui).
• Jika aset dihapuskan juga haru dihitung keuntungan / kerugiannya. Jika
nilai aset yang dihapuskan tidak nol maka akan muncul kerugian.
89
KEWAJIBAN
❑ DEFINISI
❑ Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah

❑KLASIFIKASI
❑ Kewajiban Jangka Pendek : Diharapkan dibayar dalam waktu 12 bulan
setelah tanggal pelaporan
❑ Kewajiban Jangka Panjang : diselesaikan dalam waktu lebih dari 12 bulan.
90
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban yg jatuh tempo dalam waktu 12 bulan


berikutnya tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang jika :
• jangka waktu aslinya untuk periode lebih dari 12 bulan
• entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas
dasar jangka panjang
• maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali
(refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang
diselesaikan sebelum Laporan Keuangan disetujui
91
PENGAKUAN KEWAJIBAN
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat
pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan
andal
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh
pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan
kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul.
92
PENGUKURAN KEWAJIBAN

▪ Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal


▪ Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah
▪ Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal neraca
93 UTANG KEPADA PIHAK KE-3
• Pada saat pemerintah menerima hak atas barang,
termasuk barang dalam perjalanan yang telah
menjadi haknya, pemerintah harus mengakui
kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan
untuk barang tersebut
• Jumlah kewajiban yang disebabkan transaksi antar
unit pemerintahan harus dipisahkan dengan
kewajiban kepada unit non-pemerintahan
94 UTANG
• Utang transfer
• Merupakan kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan pembayaran
kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan perundang-undangan
• Diakui dan dinilai sesuai dengan peraturan yang berlaku
• Utang Bunga
• Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah
terjadi dan belum dibayar
• Bunga dimaksud dapat berasal dari utang pemerintah baik dari dalam maupun luar
negeri
• Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar harus diakui pada setiap
akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan
• Utang PFK (Perhitungan Fihak Ketiga)
• Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/ potongan berupa PFK yang belum
disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan sebesar jumlah
yang masih harus disetorkan
95
BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG

Nilai yang dicantumkan dalam laporan


keuangan untuk bagian lancar utang jangka
panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan
96 TUNGGAKAN & RESTRUKTURISASI HUTANG
• Tunggakan:
• Adalah jumlah tagihan yang telah jatuh tempo namun pemerintah tidak mampu untuk
membayar jumlah pokok dan/atau bunganya sesuai jadwal
• Jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah harus disajikan dalam bentuk Daftar Umur (aging
schedule) Kreditur pada CaLK sebagai bagian pengungkapan kewajiban

• Restrukturisasi Hutang
• Dalam restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur harus mencatat
dampak restrukturisasi secara prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak boleh
mengubah nilai tercatat utang pada saat restrukturisasi kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi
jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru.
• Informasi restrukturisasi harus diungkap pada CaLK
97 PENGHAPUSAN UTANG
• Pembatalan secara sukarela tagihan oleh kreditur kepada debitur
• Melalui penyerahan aset kas/nonkas dgn nilai utang di bwh nilai
tercatat
➢Jika dengan aset kas→debitur harus mengurangi nilai tercatat
utang ke jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran kas masa
depan sesuai persyaratan baru
➢Jika dengan aset nonkas→debitur harus melakukan penilaian
kembali aset nonkas ke nilai wajarnya kemudian mengurangi nilai
tercatat utang ke jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran
kas masa depan sesuai persyaratan baru
• Penilaian kembali aset akan menghasilkan perbedaan antara nilai
wajar dan nilai aset yang dialihkan kepada kreditur
• Diungkapkan dalam CaLK
98
BIAYA-BIAYA YG BERHUBUNGAN DENGAN HUTANG
PEMERNTAH

• Biaya bunga dan biaya lainnya yg timbul dlm kaitan dengan peminjaman
dana :
→bunga dan provisi
→ commitment fee
→amortisasi diskonto atau premium
→amortisasi kapitalisasi biaya terkait pinjaman (bi. konsultan, ahli hukum,
dll)
→perbedaan nilai tukar pada pinjaman dengan mata uang asing
• Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan
atau produksi suatu aset tertentu (qualifying asset) harus dikapitalisasi sebagai
bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut
• Apabila suatu dana pinjaman tidak secara khusus digunakan untuk
perolehan aset maka biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tertentu
dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang atas akumulasi biaya seluruh aset
tertentu yg berkaitan selama periode pelaporan
99 PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
• Utang pemerintah hrs diungkapkan rinci dlm daftar skedul utang
• Informasi yang harus disajikan dalam CaLK :
(a) Jml saldo kewajiban jk. pendek & jk. panjang berdasarkan pemberi pinjaman
(b) Jml saldo kewajiban utang berdasarkan jenis sekuritas & jatuh temponya
(c) Bunga pinjaman yang berlaku
(d) Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
(e) Perjanjian restrukturisasi utang (pengurangan pinjaman, modifikasi
persyaratan utang, pengurangan tingkat bunga pinjaman, pengunduran jatuh
tempo pinjaman, pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman, pengurangan
jumlah bunga terutang)
(f) Jumlah tunggakan pinjaman →daftar umur utang berdasarkan kreditur
(g) Biaya pinjaman (perlakuan,jumlah yang dikapitalisasi,tingkat kapitalisasi)
100 EKUITAS
• DEFINISI
• Kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
• Dalam Basis Akrual, pemerintah hanya menyajikan satu jenis pos ekuitas.
• Saldo akhir ekuitas diperoleh dari perhitungan pada Laporan Perubahan
Ekuitas.
• Ekuitas disajikan dalam Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
• PENGAKUAN
• Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi: Kenaikan atau Penurunan
Ekuitas tahun pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya.
101 PENGUKURAN DAN PENILAIAN EKUITAS

Ekuitas Akhir:
Ekuitas Awal:
• Ekuitas.
• Surplus/defisit-LO pada periode
• Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
bersangkutan
kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
• Koreksi-koreksi yang langsung
• Ekuitas SAL.
menambah/mengurangi ekuitas, yang
berasal dari dampak kumulatif perubahan • Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam rangka penyusunan Laporan
kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL.
mendasar, misalnya: • Ekuitas untuk Dikonsolidasikan.
• Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan • Ekuitas untuk Dikonsolidasikan digunakan untuk mencatat reciprocal account untuk
yang terjadi pada periode-periode sebelumnya kepentingan konsolidasi, yang mencakup antara lain Rekening Koran PPKD.
• Perubahan nilai aset tetap revaluasi aset tetap
102
KODE AKUN DAN DOKUMEN SUMBER

Kode Akun:
Kode akun Ekuitas diawali dengan angka “3”.

Dokumen Sumber:
•Dokumen sumber hibah: dokumen dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST)
•Dokumen sumber lainnya: BLUD membuat buku pembantu dan summary
investasi BLUD serta Memo penyesuaian.
Ilustrasi Jurnal
103 • Menerima Hibah selain Kas
Jurnal Akrual – Hibah:

Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit Laporan

Rekening

XXXX X.X.X.X Aset Tetap XXX Neraca

X.X.X.X Ekuitas XXX Neraca


104 Ilustrasi Jurnal (Lanjutan):
Jurnal Penutup untuk menutup akun Surplus/Defisit
Jurnal Akrual-Menutup rekening surplus/defisit-LO ke rekening Ekuitas:
Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit Laporan
Rekening
XXXX X.X.X.X Ekuitas XXX Neraca

X.X.X.X Surplus dan XXX


LO
Defisit – LO

Jurnal Akrual-Menutup rekening surplus/defisit-LRA ke rekening Perubahan SAL:

Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit Laporan
Rekening

XXXX X.X.X.X Perubahan SAL XXX LP SAL

X.X.X.X Surplus/Defisit – LRA XXX LRA


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai