Anda di halaman 1dari 37

BADAN

LAYANAN UMUM
AGENDA

Badan Layanan Umum

Diskusi Pengelolaan BLU

• SILPA (Saldo Kas / Anggaran)


• Ambang Batas BLUD dalam LKPD
• Pengesahan Pendapatan dan Belanja
BLUD
• Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan
• SPI, Dewan dan Auditor Eksternal
• Pengelolaan Rekening
• Kerjasama Pemanfaatan Aset

2
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UU 1/2004
Pasal 68-69

Perdirjen PB
002/2015
UU 23/2014
Pengesahan
Pasal 346
Pendapatan dan
Belanja BLU

PER-UUan
Perdirjen PB (DASAR HUKUM
47/2014 LPJ BLU) PMK 220
BLU Tahun 220
LK BLU

Perdirjen 20
PMK 92 / 2011
Pedoman Teknis
Penganggaran
Penganggaran
BLU
BLU
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UU 1/2004
Pasal 68-69

PERATURAN
UU 23/2014
KDH
Pasal 2 ayat (7) Pasal 346

PER-UUan
(DASAR HUKUM
BLUD)
Permendagri PP 58/2005
61/2007 Pasal 145-150

PP PP
74/2012 23/2005
BADAN LAYANAN UMUM

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

FLEKSIBILITAS BLU, a.l.:


1. Pendapatan dapat digunakan
KARAKTERISTIK BLU langsung, namun tetap melakukan
pengesahan ke KPPN TUJUAN BLU
1. Berkedudukan sebagai
2. Flexible budget dengan ambang batas Meningkatkan
instansi pemerintah
3. Investasi jangka pendek untuk pelayanan
(asetnya merupakan
pengelolaan kas kepada
kekayaan negara yang tidak
4. Melakukan utang jangka pendek masyarakat
dipisahkan)
5. Surplus digunakan pada tahun dalam rangka
2. Menghasilkan barang/jasa
anggaran berikutnya dan defisit memajukan
yang seluruh/sebagian
dimintakan dari APBN kesejahteraan
dijual kepada masyarakat
6. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan umum dan
3. Tidak mengutamakan
Profesional Non-PNS mencerdaskan
mencari keuntungan
7. Pengelolaan Barang dapat kehidupan
4. Dikelola secara otonom
dikecualikan dari aturan umum bangsa
dengan prinsip efisiensi dan
pengadaan.
produktivitas ala korporasi
8. Pengelolaan Kas pemanfaatan5idle
cash, hasil untuk BLU
TUJUAN BADAN LAYANAN UMUM

MENINGKATKAN
KUALITAS
PELAYANAN
MASYARAKAT

MENCERDASKAN MEMAJUKAN
KEHIDUPAN KESEJAHTERAAN
BANGSA UMUM

TUJUAN BLUD
BADAN LAYANAN UMUM
Pasal 346 UU 23/2014

• Daerah dapat membentuk Badan Layanan Umum


Daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dengan berpedoman pada
ketentuan perUUan

• ”Badan layanan umum daerah” adalah sistem yg


diterapkan oleh satuan kerja perangkat daerah atau
unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah dlm
memberikan pelayanan kpd masyarakat yg
mempunyai fleksibilitas dlm pola pengelolaan
keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan negara/daerah pada
umumnya
BADAN LAYANAN UMUM
Pasal 346 UU 23/2014

1. untuk tujuan pemberian layanan umum secara lebih efektif


dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh KDH.
2. BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah
yang dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan Pemda,
dengan status hukum tidak terpisah dari Pemda.
3. KDH bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan Contractual
penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan performance
kepada BLUD terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan. agreement
(perjanjian kinerja)
4. Pejabat pengelola BLUD bertanggungjawab atas Pasal 2
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang Permendagri
didelegasikan oleh KDH. 61 / 2007
5. Dalam pelaksanaan kegiatan, BLUD harus mengutamakan
efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum
kepada masyarakat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan.
6. BLUD diberikan fleksibilltas dalam pengelolaan
keuangannya.
PENGELOLAAN KEUANGAN BLU

DALAM FLEKSIBILITAS BLUD DISESUAIKAN


MELAKSANAKAN DIATUR DGN DENGAN
KEGIATAN, BLUD PERATURAN KDH, KEBUTUHAN DAN
DIBERIKAN KARAKTERISTIK
MEMUDAHKAN
FLEKSIBILITAS KONDISI DAERAH
IMPLEMENTASI
PENGELOLAAN  TIDAK LAGI
DI DAERAH SENTRALISTIK
KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM

PENGELOLAAN
PENDAPATAN

PENGELOLAAN
BARANG DAN PENGELOLAAN
JASA BELANJA

FLEKSIBILITAS
BLUD

PENGELOLAAN PENGELOLAAN
TARIF SDM PNS DAN
NON PNS

PENGELOLAAN
UTANG DAN
PIUTANG
FLEKSIBILITAS BLUD

FLEKSIBILITAS
BLUD

REMUNERASI

DEWAN
PENGAWAS
PENGELOLAAN
KERJASAMA DAN
INVESTASI
PENGELOLAAN
SURPLUS
PENGELOLAAN
BARANG
PELUANG BLUD

B LUD
N G
UA
PEL BLUD MEMILIKI DISKRESI DLM PENGELOLAAN KEUANGAN, NAMUN
TETAP ADA PENGAWASAN DARI KEPALA DAERAH MELALUI PPKD

PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD LEBIH EFISIEN, EFEKTIF,


PRODUKTIVITAS DAN MENERAPKAN PRAKTEK BISNIS YANG SEHAT

ORIENTASI PROGRAM BERBASIS KINERJA YANG LEBIH MENEKANKAN


PADA PROSES YANG AKAN DIHASILKAN (OUTPUT) BUKAN HANYA
SEKEDAR MEMBIAYAI MASUKAN (INPUT)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BLUD LEBIH TRANSPARAN DAN


INFORMATIF

PENINGKATAN KUALITAS KINERJA KEUANGAN, LAYANAN DAN


MANFAAT PADA PUBLIK
DISKUSI

Diskusi Pengelolaan BLU

• SILPA (Saldo Kas / Anggaran)


• Ambang Batas BLUD dalam LKPD
• Pengesahan Pendapatan dan Belanja
BLUD
• Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan
• SPI, Dewan dan Auditor Eksternal
• Pengelolaan Rekening
• Kerjasama Pemanfaatan Aset

13
SURPLUS DEFISIT BLUD
• Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran
berikutnya kecuali atas perintah Menteri Keuangan/Gubernur/
Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya, disetorkan sebagian
atau selurunya ke Kas Umum Negara / Daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLU.
• Defist anggaran BLU dapat diajukan dalam tahun anggaran berikutnya
 Menteri Keuangan / PPKD dapat mengajukan anggaran untuk
menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun
berikutnya.
• Surplus BLU  selisih lebih antara pendapatan dengan belanja
dihitung dari LK Operasional
• Surplus diestimasikan dalam RBA tahun berikutnya untuk disetujui.
• Defisit BLU  selisih kurang antara pendapatan dan belanja BLU

14
AMBANG BATAS BLU DALAM PELAPORAN

• Belanja BLU terdiri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang
dituangkan dalam RBA definitif.
• Pengelolaan belanja BLU diselenggarakan secara fleksibel berdasarkan
kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran,
mengikuti praktek bisnis yang sehat, dalam ambang batas sesuai dengan yang
ditetapkan dalam RBA.
• Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus mendapat
persetujuan Kepala Daerah.
• Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa kementerian
negara/lembaga.
• BLUD merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan  dikonsolidasikan
dengan laporan keuangan Instansi yang mengelola dan kemudian
digabungkan dengan LKPD  ambang batas yang ditetapkan akan
mempengaruhi deviasi anggaran.

15
PENGESAHAN

• Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber dari pendapatan


disampaikan kepada PPKD setiap triwulan.
• Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber sebagaimana,
dilakukan dengàn menerbitkan SPM Pengesahan yang dllampirl
dengan:
• Surat Pernyataan Tanggungjawab (SPTJ)  lampiran V
• Format faporan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran VI peraturan menteri ini.
• Pengesahaan mekanisme pencatatan pendapatan dan pengeluaran
BLUD dalam akuntansi PPGK.
• Pengesahan pendapatan tidak dijelaskan secara khusus.
• Pendapatan > Belanja
• Belanja < Pendaptaan
• Pendaptaan = Belanja

16
AKUNTANSI DAN PELAPORAN

• BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai


dengan kebutuhan dan praktek bisnis yang sehat.
• Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib.
• Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan.
• Dalam hal tidak terdapat standar akuntansinya, BLU dapat
menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah
mendapat persetujuan Menkeu.
• BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan
mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis
layanannya dan ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga.
Laporan Keuangan BLU (27)
• LK BLU setidak-tidaknya meliputi
– LRA/Laporan Operasional,
– Neraca,
– Laporan Arus Kas, dan
– CaLK,
– disertai laporan mengenai kinerja.
• LK unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh BLU dikonsolidasikan dalam LK BLU. Lembar muka
LK unit-unit usaha dimuat sebagai lampiran LK BLU.
• LK BLU disampaikan secara berkala kepada menteri/pimpinan lembaga, untuk dikonsolidasikan
dengan LKKL.
• LK disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga, paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode
pelaporan berakhir.
• LK BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan
KL.
• Penggabungan LK BLU pada LKKL dilakukan sesuai dengan SAP.
• Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan
ketentuan.
• Pimpinan BLU bertanggungjawab terhadap kinerja operasional BLU sesuai dengan tolok ukur
yang ditetapkan dalam RBA.
• Pimpinan BLU mengihktisarkan dan melaporkan kinerja operasional BLU secara terintegrasi
dengan laporan keuangan.
PENATAUSAHAAN

• Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:


a. pendapatan/biaya;
b. penerimaan/pengeluaran;
c, utang/piutang;
d. persediaan, aset tetap dan investasi; dan
e. ekuitas dana.
• Penatausahaan BLUD didasarkan pada prinsip pengelolaan keuangan
bisnis yang sehat.
• Penatausahaan BLUD), dilakukan secara tertib, efektif, efisien,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Permendagri 61/ 2007


AKUNTANSI BLUD

• BLUD menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai kebutuhan praktik bisnis
yang sehat.
• Transaksi keuangan BLUD dicatat dalam dokumen pendukung yang dikelola secara tertib.
• BLUD menyelenggarakan akuntansi dan iaporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
Penyelenggaraan akuntansi dan Iaporan keuangan, menggunakan basis akrual baik dalam
pengakuan pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana.
• Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi, BLUD dapat menerapkan standar akuntansi
industri yang spesifik setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.
• BLUD mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan berpedoman pada
standar akuntansi yang berlaku untuk BLUD yang bersangkutan dan ditetapkan oleh kepala
daerah dengan peraturan kepala daerah.
• Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis akrual ,
pemimpin BLUD menyusun kebijakan akuntansi yang berpedoman pada standar akuntansi
sesuai jenis layanannya.
• Kebijakan akuntansi BLUD, digunakan sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan biaya.

•  
Permendagri 61/ 2007
PELAPORAN BLUD

• Laporan keuangan BLUD terdiri dari:


• neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu;
• laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama
satu periode;
• laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama
periode tertentu; dan
• catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam laporan keuangan.
• Laporan keuangan, disertai dengan laporan kinerja yang berisikan
informasi pencapaian hasil/keluaran BLUD.
• Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Permendagri 61/ 2007


PELAPORAN BLUD

• Setiap triwulan BLUD-SKPD menyusun dan menyampaikan laporan operasional dan


laporan arus kas kepada PPKD, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode
pelaporan berakhir.
• Setiap semesteran dan tahunan BLUD-SKPD wajib menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD untuk
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan pemerintah daerah, paling lambat 2 (dua)
bulan setelah periode pelaporan berakhir.
• Setiap triwulan BLUD-Unit Kerja menyusun dan menyampaikan laporan operasional dan
laporan arus kas kepada PPKD melalui kepala SKPD, paling lambat 15 (lima belas) hari
setelah periode pelaporan berakhir.
• Setiap semesteran dan tahunan BLUD-Unit Kerja wajib menyusun dan menyampaikan
laporan keuangan lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD melalui kepala
SKPD untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah,
paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir.
•  Penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan.

Permendagri 61/ 2007


PELAPORAN BLUD

• Laporan keuangan BLUD terdiri dari:


• neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu;
• laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama
satu periode;
• laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama
periode tertentu; dan
• catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam laporan keuangan.
• Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai
dengan laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian
hasil/keluaran BLUD.
• Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaudit oleh
pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
•  
SPI, AUDITOR EKSTERNAL, DEWAN PENGAWAS

• Internal Auditor
– Internal Auditor BLU
– Internal Auditor Pemerintah / APIP
• Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan oleh pemeriksa
ekstern sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
• Dewan Pengawas dapat dibentuk untuk BLU dengan kriteria tertentu.
PEMERIKSA INTERN BLU

• Pemeriksa intern BLU dilaksanakan oleh satuan pemeriksaan


umum yagn merupakan unit kerja yang berkedudulan langsung di
bawah pimpinan BLU. (pasal 35 - PP)
• Pengawasan operasional BLUD dilakukan oleh pengawas
internal.
• Pengawas internal dilaksanakan oleh internal auditor yang
berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLUD.
•  Pengawas internal, dapat dibentuk dengan mempertimbangkan:
– keseimbangan antara rnanfaat dan beban;
– kompleksitas manajemen; dan
– volume dan/atau jangkauan pelayanan.
PEMERIKSA INTERN BLU

• Internal auditor bersama-sama jajaran manajemen BLUD menciptakan


dan meningkatkan pengendalian internal BLUD.
• Fungsi pengendalian internal BLUD, membantu manajemen BLUD
dalam :
a. pengamanan harta kekayaan;
b. menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d. mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek
bisnis yang sehat.
PEMERIKSA INTERN APIP

• BLUD bagian dari instansi pemerintah.


• Aktivitas dan laporan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan
darii instansi pemerintah.
• Pemriksa intern APIP dapat melakukan pemeriksaan intern atau
melakukan review atas laporan keuangan BLUD.
• Fokus peran APIP atas BLUD
– Review laporan keuangan atas BLUD dapat dilkauakn jika aktivitas dan
kegiatan tersebut signifikan atau memerlukan perhatian khusus.
– Dapat melakukan tindakan audit operasion dan investigasi dalam rangka
menindaklanjutan temuan auditor BLUN
PEMERIKSA EKSTERNAL BLU

• Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh pemeriksa


ekstern sesuai dengan peraturan perundang-undagnan (pasal 27 ayat 8)
• Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan oleh pemeriksa ekstern
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (pasal 35 ayat 1).
• BLUD merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan  Auditor LK
adalah BPK.
• Peran BPK
– Memeriksa LK BLUD karena merupakan bagian dari LK.
– Melalukan audit operasional
– Melakukan audit khusus
DEWAN PENGAWAS

a. Pelaksanaan pembinaan dapat dibentuk Dewan Pengawas.


b. Syarat tertentu (omzet atau aset minimum) ditetapkan Menkeu
c. Persyaratan jumlah Dewas sbb:
 Nilai omset Rp 15 miliar s.d 30 miliar/th atau nilai aset Rp 75
miliar s.d. 200 miliar  tiga Dewas.
 Nilai omset di atas Rp 30 miliar/th atau nilai aset di atas Rp 200
miliar  tiga atau lima Dewas.
d. Unsur dewas terdiri dari unsur kementerian negara/lembaga,
Kementerian Keuangan, dan tenaga ahli.
e. Dewan Pengawas dibetuk dengan persetujuan pimpinan
Menteri/pimpinan atas persetujuan Menkeu.

PP 23 Tahun 2005 pasal 34 (3) 29


PERAN DEWAN PENGAWAS

• Dewan Pengawas BLUD, adalah organ yang bertugas melakukan


pengawasan
• BLUD yang memiliki realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat
minimal, dapat dibentuk dewan pengawas.
• Jumlah anggota dewan pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tlga) orang
atau 5 (lima) orang dan seorang di antara anggota dewan pengawas
ditetapkan sebagai ketua dewan pengawas.
• Syarat minimal dan jumlah anggota dewan pengawas sebagaimana,
mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
• Dewan pengawas dibentuk dengan keputusan kepala daerah atas
usulan pemimpin BLUD.
• Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukari oleh pejabat pengelola
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
30
PERAN DEWAN PENGAWAS

• Dewan pengawas berkewajiban:


– memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai RBA yang
diusulkan oleh pejabat pengelola;
– mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran
kepada kepala daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BLUD;
– melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja BLUD;
– memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan pengelolaan
BLUD;
– melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan,
serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat
pengelola BLUD; dan
– memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
• Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya, kepada kepala daerah
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan.

31
PERAN DEWAN PENGAWAS

a. Peran Dewan Pengawas ditentukan dalam pola tata kelola (Board


Manual)
– Menetapkan organisasi
– Tata laksana – kewenangan pengambilan keputusan
– Akuntabilitas
– transparansi
b. Peran Dewan Pengawas
– Memberikan persetujuan atas transaksi signifikan
• Investasi, kerjasama operasi
– Memberikan tanggapan atas transaksi signifikan sebelum diputuskan oleh
Menteri / Kepala Daerah
• RBA, investasi jangka panjang
– Melakukan tugas monitoring

32
PENGELOLAAN REKENING

• Pengelolaan Rekening – pengelolaan kas: (Pasal 16 ayat 1)


– Menyimpan kas dan mengelola rekening bank
– Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek
– Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh
pendapatan tamabahan
• Pengelolaan kas didasarkan pada praktik yang sehat (Pasal 16 ayat 2)
• Pemanfaatan surplus kas  investasi jangka pendek pada
instrument keuangan dengan risiko rendah. (Pasal 16 ayat 5)
– Instrumen keuangan – jangka pendek dengan risiko rendan  deposito

PP 23 / 2005
Pengelolaan Kas

Memanfaatkan surplus kas


jangka pendek untuk
memperoleh pemdapatan
tamabahan. Dilakukan Merencanakan
sebagai investasi jangka penerimaan dan
pendek pada instrumen pengeluaran kas
keuangan dengan risiko
rendah.

Melakukan
PENGELOLA pemungutan
Mendapatkan sumber AN pendapatan/tagihan
dana untuk menutup
defisit jangka pendek KAS Kas
Pengelolaan

Menyimpan kas dan


Melakukan pembayaran. mengelola rekening
Penarikan dana yang bank
bersumber dari APBN/APBD
dengan menerbitkan SPM
MANAJEMEN KAS

• BLU mengelola kas secara mandiri


– Penggunaan kas kecil
– Pengelolaan kas melalui rekening
– Memanfaatkan kelebihan kas untuk investasi (pendek dan risiko rendah)
– Meminjam untuk kebutuhan jangka pendek

PP 23 / 2005
KERJASAMA PEMANFAATAN ASET

• BLU dapat melakukan kerjasama pemanfaatan aset,


• Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan hasil usaha lainnya
merupakan pendapatan bagi BLU  pendapatan negara bukan pajak
• Kerjasama operasional  sewa menyewa dan usaha lainnya yang
tidak berhubungan Degnan tugas pokok BLU
TERIMA KASIH

Dwi Martani - 081318227080


martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 37

Anda mungkin juga menyukai