LION
OVERVIU
PENYELENGGARAAN SPIP
Agenda
Konsep Pengendalian Intern – Overviu
Siklus Penyelenggaraan SPIP
CSA
Penyelenggaraan SPIP Tingkat Entitas
Penyelenggaraan SPIP Tingkat Aktivitas
LATAR BELAKANG
SPIP YG
BURUK
TUJUAN
Pengendalian manajemen
dipengaruhi oleh manusia
10
DEFINISI SPIP
11 PP 60/2008
Persiapan Persiapan
Persiapan
Identifikasi tujuan/
Asesmen awal
sasaran
Pemilihan tujuan
Validasi hasil Asesmen terhadap yang relevan
identifikasi lingkungan
tujuan/sasaran pengendalian
Mengenali Mengevaluasi
Membahas Celah
pengendalian yang Pengendalian yang
Pengendalian
ada/ terpasang ada/ terpasang
5
Infrastruktur
Pengendalian yeng Membahas Infokom RTP
dibutuhkan
Metodologi
CONTROL SELF ASSESSMENT
Penjelasan tentang pendekatan CSA
Identifikasi Tujuan
Pengujian Pengendalian
Penilaian Risiko
Kegiatan Pengendalian
Reviu pengendalian yang
ada
Indentifikasi control gaps –
(tidak efektif atau kurang)
Penyusunan RTP
Aturan Main dalam CSA
Pembagian kelompok
Tugas kelompok
Output kelompok:
Hasil diskusi tujuan
Hasil diskusi risiko
Draft RTP
Peserta Diskusi
26
Peserta Diskusi:
Representasi Manajemen
Para Middle Manager wakil dari unit kerja
Tim Counterpart
Inspektorat dan wakil dari unit kerja
Peran dan Tanggungjawab
27
Peran:
BPKP Fasilitator – mengeksplor ide dan mengakselerasi proses
CSA
Peserta Diskusi Aktif diskusi dalam CSA
Tim Counterpart – Kelancaran dan akselerasi pelaksanaan workshop
Tanggungjawab:
Tim BPKP: Melaporkan kegiatan penyusunan RTP
draft RTP
Tim Counterpart: melaporkan progress dan hambatan pelaksanaan
Contoh: Rencana Tindak Pengendalian
Pendahuluan
Contoh: Rencana Tindak Pengendalian
28
Sekilas tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Lingkungan Pengendalian yang Diharapkan
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Rencana Perbaikan
Pengendalian Tingkat Korporat
Tujuan
1. Risiko xxxxxxxx
Pengendalian terpasang
Pengendalian yang dibutuhkan
2. Risiko xxxxxxxx
Pengendalian terpasang
Pengendalian yang dibutuhkan
Informasi dan Komunikasi
Monitoring dan Evaluasi
Lampiran:
PENGENDALIAN TINGKAT ENTITAS
Pengendalian tingkat entitas menunjukkan seberapa
baik pimpinan instansi pemerintah menciptakan
lingkungan pengendalian yang memotivasi seluruh
pegawainya untuk menaati kebijakan dan kegiatan
pengendalian yang ditetapkan.
pengendalian tingkat entitas beroperasi untuk
keseluruhan organisasi. Terkait pelaporan keuangan,
pengendalian tingkat entitas umumnya berhubungan
dengan unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
informasi dan komunikasi, serta pemantauan
PENGENDALIAN TINGKAT AKTIVITAS
TERIMA KASIH
KORUPSI vs SPIP(lipeng)
PENGENDALIAN VS FRAUD
Peterson & Gibson (2003) yang dikutip oleh Rae & Subramaniam (2008): 1)
1. Prosedur pengendalian internal yang jelek sebagai faktor yang memungkinkan terjadi fraud.
2. Melalui pengendalian internal, organisasi dapat mencegah, menghilangkan bahkan menekan need
dan greed yang mengawali terjadinya fraud oleh pegawai atau karyawan, dan membantu
mengurangi fraud karena adanya peluang (opportunity) akibat lemahnya sistem pengendalian
internal tersebut.
1. Bentuk tindakan korupsi: Penyalahgunaan wewenang, pembayaran fiktif, kolusi/ persekongkolan, biaya
perjalanan dinas fiktif, dan suap/uang pelicin.
2. Faktor utama penyebab korupsi : moral yang rendah, sanksi yang lemah, rendahnya disiplin, sifat
konsumtif dan kurangnya pengawasan dalam organisasi.
3. Upaya paling efektif dalam memberantas korupsi : pemberian contoh oleh atasan, sanksi yang tegas
tanpa pandang bulu, perbaikan penghasilan, pendidikan agama dan etika, perbaikan sistem birokrasi,
peningkatan pengawasan, transparansi kebijakan pemerintah, dan peningkatan peran lembaga
legislatif
1) Sulastri & Binsar H. Simanjuntak, Fraud pada Sektor Pemerintah Berdasarkan Faktor Keadilan Kompensasi, Sistem Pengendalian Internal, dan Etika
Organisasi Pemerintah (Studi Empiris Dinas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta), e-Journal Magister Akuntasi Trisakti Volume 1 Nomor 2 September
2014.
2) Penelitian Puslitbangwas BPKP tahun 1996/1997 berjudul “Penelitian Mengenai Korupsi: Jajak Pendapat Tentang Praktik, Faktor Penyebab,
Instansi yang Terlibat, Cara Penanggulangan, Kegiatan yang Rawan Korupsi, Hambatan yang Dihadapi dan Tendensi Korupsi”
PENGENDALIAN VS FRAUD
Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko
Analisis Risiko
Feed Forward
KEGIATAN UTAMA
39
Work Process
Control Process vs Work Process
40
Control Processes
Work Process
Control Environment vs Control Process vs Work Process
41
Control Environment
Control Processes
Work Process
42
Control Process vs Work Process
Infokom
Kegiatan
Risiko
Utama Control
Activities
K/L
Monitoring
Control Environment
43 Integritas &
Kompetensi
Etika
Infokom
Pendeleg Conduci
asian ve
KEGIATAN Leaders
UTAMA Control
hip
Risiko Act.
K/L
Pembi-
naan
SDM SOTK
Monitoring
Hubungan
APIP Efektif
Kerja
Risiko Risiko
Risiko Risiko
Risiko
Risiko
Monitoring
dan Evaluasi
Aktivitas
Pengendalian
Contoh:
Kegiatan Pelayanan Laboratorium (RSU)
48
Pengambilan Pengujian/
Pengisian Labelisasi
sampel darah analisis
Data Pasien Sampel
atau urin sampel uji
Laporan hasil
Distribusi
penujian/
Laporan
analisis
Proses Identifikasi Risiko
Pengambilan
Pengisian Dan
sampel darah
Data Pasien seterusnya
atau urin
Dimensi
Keamanan/Keselam ……………?????
atan
Proses Identifikasi Risiko
Pengambilan
Pengisian Dan
sampel darah
Data Pasien seterusnya
atau urin
Dimensi
Keamanan/Keselam Pasien terkena infeksi
atan
Proses Identifikasi Risiko
Pengambilan
Pengisian Dan
sampel darah
Data Pasien seterusnya
atau urin
Machine ………………………..?????
Keuangan ………………….?????
Salah dalam
menginput
data pasien Target kecepatan dan
Kinerja ketepatan pelayanan tdk
perpenuhi
Salah dalam
mengambil Reputasi Komplain
sampel darah
dan urin
Salah dalam
Apakah berkaitan dengan?
menginput
data pasien
Soft Control Lingkungan Pengendalian
Man
Penilaian Risiko
Aktivitas Pengendalian
Hard Control
Pemisahan Fungsi
Aktivitas Otorisasi Transaksi dan
Pengendalian Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan
Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas
Kompetensi Sumber Daya
SDM yang Akuntabilitas terhadap Sumber
rendah Daya
Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern
Penentuan Infrastruktur Pengendalian
Pengambilan
Pengisian Dan
sampel darah
Data Pasien seterusnya
atau urin
Salah dalam
menginput Salah dalam
data pasien mengambil
sampel darah
dan urin
Sarana Komunikasi
Informasi dan
Komunikasi
Sistem Informasi
Kompetensi
SDM yang
rendah
Penentuan Infrastruktur Pengendalian
Pengambilan
Pengisian Dan
sampel darah
Data Pasien seterusnya
atau urin
Tindak Lanjut
Kompetensi
SDM yang
rendah
UPAYA MENGINTERNAISASIKAN SPIP
MEMBANGUN BUDAYA KERJA (adanya Role
Model sebagai contoh keteladanan)
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UNTUK MEMANTAU
PRILAKU (misalnya: CCTV, Bar code, Finger Print dll)
SUPERVISI DARI SETIAP ATASAN LANGSUNG
MEMBERIKAN REWARD
MELAKUKAN LAW ENFORCEMENT SECARA
KONSISTEN
Contoh Perilaku Setiap Individu Yang Telah
Menginternalisasikan Unsur Intagritas dan
Nilai Etika
“Saya merasa resah dan bersalah jika tidak dapat menyelesaikan
tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan”
“Saya siap menerima sanksi jika tidak mampu mencapai target yang
telah ditetapkan”
“Saya merasa resah dan malu jika melakukan pelanggaran
terhadap kode etik organisasi”
“Saya siap menerima sanksi jika melakukan pelanggaran terhadap
kode etik organisasi”
“Saya merasa harus mengingatkan rekan sejawat atau mengarahkan
staf saya jika beliau tidak melaksanakan tugas dengan baik”
“Saya merasa harus menegur rekan sejawat atau membina staf saya
jika beliau melakukan tindakan yang melanggar kode etik
organisasi”
“Saya harus melaporkan ke atasan langsung saya dan ke KPK jika
menerima gratifikasi”
Contoh Perilaku Individu Yang Telah
Menginternalisasikan Unsur Komitmen
Terhadap Kompetensi
“Saya, dalam menetapkan keputusan meningkatkan
kompetensi pegawai, selalu mempertimbangkan gap antara
standar kompetensi dan kompetensi yang dimiliki
pegawainya”
“Saya selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi
dengan mempelajari berbagai keilmuan dan keahlian yang
relevan dengan tugas saya”
“Saya selalu menyebarluaskan keilmuan dan keahlian yang
saya miliki kepada seluruh rekan sejawat”
“Saya selalu berdiskusi dengan rekan sejawat dalam
memecahkan berbagai permasalahan dalam organisasi”
“Saya selalu mengoptimalkan kompetensi yang saya miliki
dalam menyelesiakan tugas “
Contoh Perilaku Individu Yang Telah
Menginternalisasikan Unsur Kepemimpinan
Yang Kondusif
“Saya selalu mempertimbangkan risiko dalam setiap proses
pengambilan keputusan”
“Saya sadar dan selalu mengambil langkah antisipatif
menghadapi berbagai risiko dalam mencapai target kinerja
yang telah ditetapkan”
“Saya selalu memantau dan menganalisis pencapaian
kinerja individu setiap staf”
“Kendaraan dinas hanya saya gunakan untuk keperluas
dinas saja”
“Setiap informasi yang bersifat rahasia akan selalu saya
jaga kerahasiaannya”
“Saya sangat terbuka untuk berkomunikasi dan menerima
berbagai masukan yang relevan dari setiap pegawai”
GOOD
GOVERNANCE
64