PEMERIKSAAN
DIKLAT JFPAP
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat mampu memahami pengelolaan kertas kerja
dan dokumentasi dalam pemeriksaan, serta mendokumentasikan proses pemeriksaan ke dalam
kertas kerja pemeriksaan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut,
peserta diklat harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Memahami gambaran dokumentasi kertas kerja pemeriksaan.
2. Memahami pengelolaan kertas kerja dan dokumentasi dalam pemeriksaan.
3. Mendokumentasikan proses pemeriksaan ke dalam kertas kerja pemeriksaan sesuai dengan
pedoman yang berlaku.
C. Metodologi Pembelajaran
Agar peserta mampu memahami mata diklat ini, proses belajar mengajar menggunakan
pendekatan andragogi. Dengan pendekatan ini, peserta didorong untuk berpartisipasi secara aktif
melalui komunikasi dua arah. Untuk metode yang digunakan merupakan kombinasi dari ceramah
dan tanya jawab, diskusi serta latihan soal dan kasus. Instruktur membantu peserta dalam
memahami materi melalui ceramah dan dalam proses ini peserta diberikan kesempatan untuk
melakukan tanya jawab. Agar proses pendalaman materi dapat berlangsung dengan baik,
dilakukan pula diskusi kelompok, sehingga peserta benar-benar dapat secara aktif terlibat dalam
proses belajar mengajar. Dalam modul ini disertakan pula latihan soal untuk membantu peserta
dalam mempercepat dan mempermudah memahami materi.
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan penjelasan umum sebagai gambaran menyeluruh
atas isi modul meliputi deskripsi singkat mata diklat, tujuan pembelajaran,
metodologi pembelajaran dan deskripsi singkat struktur modul.
BAB II Gambaran Umum Dokumentasi Pemeriksaan
Bab ini memuat tentang pengertian dan ruang lingkup, fungsi, syarat-syarat,
isi dokumentasi pemeriksaan, pemberian kode dan simbol, serta proses
pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).
BAB III Perencanaan KKP
Bab ini membahas tentang penyusunan pola indeksasi KKP dan penyiapan
instrumen KKP.
BAB IV Pelaksanaan KKP
Bab ini menjelaskan penyusunan KKP, pemberian referensi silang, pereviuan
KKP, penyerahan dan penyimpanan KKP.
BAB V Pengendalian KKP
Bab ini membahas tentang pemberian TRPM, pereviuan KKP untuk
pemerolehan keyakinan mutu, peminjaman KKP, pemindahan ke arsip,
pemindaian dan pemusnahan KKP.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami gambaran umum mengenai
dokumentasi pemeriksaan dan pengelolaan kertas kerja pemeriksaan dan dokumentasi dalam
pemeriksaan.
dapat menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa. Selain itu,
dokumentasi pemeriksaan harus mendukung opini, temuan, simpulan dan rekomendasi
pemeriksaan.
Pemeriksa harus menyusun dokumentasi pemeriksaan guna memberikan informasi yang
jelas dan memadai. Melalui dokumentasi tersebut, Pemeriksa lain yang tidak memiliki latar
belakang pengetahuan atas pemeriksaan tersebut dapat memahami sifat, waktu, lingkup, dan
hasil dari prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh dalam mendukung
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi pemeriksaan, serta alasan dibalik semua hal signifikan
yang dibutuhkan dalam mengambil pertimbangan profesional dan kesimpulan terkait.
Implementasi SiAP LK merubah paradigma penyusunan KKP dari proses manual menjadi
proses otomatis. SiAP LK adalah sistem yang berfungsi untuk pendokumentasian Hasil
Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan (HP3) secara elektronis dan sistematis dengan
menggunakan bantuan komputer guna meningkatkan kualitas pengelolaan dokumen
pemeriksaan di mana penyimpanan dan pengelolaannya dilakukan dalam suatu sistem
terintegrasi yang terpusat dan dijaga keamanannya.
Berkaitan dengan dokumentasi pemeriksaan, selain memperhatikan Juklak tentang
Kertas Kerja Pemeriksaan yang berlaku, Pemeriksa juga harus memperhatikan ketentuan yang
relevan dalam SA 230 tentang Dokumentasi Audit.
Dokumentasi pemeriksaan meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan Pemeriksa
(perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan), bukti-bukti pemeriksaan yang
kompeten, relevan, dan cukup untuk mendukung catatan dan/atau hasil pekerjaan Pemeriksa.
Dokumentasi pemeriksaan yang diunggah pada aplikasi SiAP LK meliputi catatan yang
dibuat oleh Pemeriksa atau informasi dari entitas yang dinilai penting untuk mendukung
analisis Pemeriksa terkait dengan pelaksanaan prosedur pemeriksaan. Contoh dalam
pemeriksaan atas pengadaan barang/aset tetap dan tidak ditemukan indikasi ketidakpatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku atau penyimpangan lainnya, maka Pemeriksa tidak perlu
mengunggah scan dokumen kontrak, berita acara serah terima, Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan, Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), SPM, SP2D, dan sebagainya. Namun
demikian, Pemeriksa cukup menuangkan hasil analisisnya atas prosedur pemeriksaan yang
telah dilakukan.
Berdasarkan pengertian di atas, kita akan memperoleh kesan bahwa KKP hanya
mendokumentasikan catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa di lapangan. Sebagaimana
diatur dalam Juklak Pengelolaan KKP, KKP tidak hanya mendokumentasikan langkah-langkah
pemeriksaan di lapangan tetapi juga mendokumentasikan perencanaan pemeriksaan serta
pelaporan pemeriksaan sehingga hubungan antara perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
pemeriksaan dapat terlihat.
KKP merupakan cerminan tingkat profesionalitas pemeriksa didalam melakukan
pemeriksaan dan sebagai salah satu penilaian atas kualitas hasil pemeriksaan. Oleh karena itu,
KKP merupakan dukungan utama atas opini atau simpulan, temuan, dan rekomendasi. KKP
juga memuat informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa lain memperoleh
informasi yang memadai dalam mendukung tugas-tugasnya, seperti untuk perencanaan
pemeriksaan berikutnya, reviu KKP, serta pengendalian mutu kinerja pemeriksaan.
KKP dapat didokumentasikan dalam media kertas dan/atau media elektronis (e-KKP). E-
KKP dapat menggantikan KKP hasil print out atau fotokopi dengan syarat bahwa sistem e-KKP
dapat mengakomodasi proses review KKP secara elektronik yang dilakukan berjenjang sebagai
bagian dari kegiatan pengendalian mutu. Selain itu sistem e-KKP harus dapat menjamin
ketersediaan dan keamanan data dan informasi yang disimpan dalam bentuk elektronik
tersebut.
Bentuk KKP dapat berupa catatan hasil pelaksanaan prosedur pemeriksaan, bukti-bukti
seperti surat konfirmasi, surat representasi, daftar uji (check list), hasil analisis pemeriksa, hasil
wawancara, termasuk korespondensi baik manual maupun elektronis (e-mail).
Namun KKP bukan merupakan pengganti suatu dokumen akuntansi sebagai sumber
pencatatan (records) atau pertanggungjawaban entitas yang diperiksa. E-KKP dapat
menggantikan KKP hasil print out atau fotokopi dengan syarat bahwa sistem e-KKP dapat
mengakomodasi proses review KKP secara elektronik yang dilakukan berjenjang sebagai
bagian dari kegiatan pengendalian mutu. Selain itu sistem e-KKP harus dapat menjamin
ketersediaan dan keamanan data dan informasi yang disimpan dalam bentuk elektronik
tersebut. Buku peserta ini hanya akan membahas pengelolaan KKP secara manual.
Gambar 2.1. Contoh penggunaan tick marks dalam pelaksanaan pemeriksaan di lapangan
Latihan
1. Jelaskan pengertian KKP!
2. Jelaskan fungsi KKP!
3. Sebutkan apa saja syarat KKP!
4. Sebutkan isi KKP!
5. Sebut dan jelaskan tahapan pengelolaan KKP!
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami pengelolaan kertas kerja dan
dokumentasi dalam pemeriksaan di BPK.
1. KKP Indeks A
KKP indeks A meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa dalam tahap
perencanaan pemeriksaan yang menghasilkan surat tugas, P2, dan Program Kerja
Perorangan (PKP), Pemahaman Entitas, struktur organisasi, peraturan-peraturan terkait,
pemahaman SPI, pemahaman dan penilaian risiko, dan prosedur analitikal awal.
Untuk setiap tahapan diberikan indeksasi A.1, A.2, A.3, …., A19.
Dokumen tetap (permanent file) seperti struktur organisasi, tata kerja entitas yang
diperiksa, dan peraturan perundang-undangan disimpan dalam suatu media penyimpanan
dokumen tetap/database entitas. Apabila tidak ada perubahan informasi atas dokumen
tetap pada pemeriksaan tahun berjalan maka pemeriksa tidak perlu memperoleh dokumen
tetap tersebut. Selanjutnya, pemeriksa cukup membuat catatan atau referensi silang yang
menunjukkan kode/indeks media penyimpanan dokumen tetap tersebut disimpan.
Selain disimpan dalam suatu media penyimpanan dokumen tetap, dokumen tetap
juga dapat dirujuk (refer) ke sistem aplikasi database entitas apabila sistem aplikasi
tersebut telah dibuat dan dimutakhirkan. Pemeriksa memutakhirkan informasi dan
dokumen tetap yang mengalami perubahan sebagai bagian dari pekerjaan perencanaan
pemeriksaan dalam bentuk catatan dan/atau hasil pekerjaannya pada KKP tahun berjalan.
2. KKP Indeks B
KKP indeks B meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa serta bukti-bukti
pendukung yang diperoleh dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan yang menghasilkan
simpulan dan temuan pemeriksaan serta pengakhiran pemeriksaan.
Untuk setiap tahapan diberikan indeksasi B.1, B.2, B.3, …., B11.
KKP indeks B untuk pemeriksaan keuangan terdiri dari temuan pemeriksaan,
tanggapan entitas yang diperiksa, dan pengujian akun-akun Neraca, Laporan Realisasi
Anggaran, dan Laporan Operasional yang dibuat KKP-nya disusun satu kesatuan dengan
urutan sebagai berikut:
a. Lembar sampul (cover sheet) disingkat CS;
b. Hasil Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan (HP3);
c. Lembar Utama (lead schedule) disingkat LS;
d. Lembar Pendukung (supporting schedule) disingkat LS;
e. Lembar Pelaksanaan Pengujian Substantif (substantive test) disingkat ST;
f. Lembar Pelaksanaan Pengujian Pengendalian (control test) disingkat CT;
g. Lembar Pelaksanaan Pengujian Penyajian dan Pengungkapan disingkat PD;
h. Dokumen/bukti relevan yang diperoleh dari auditee disingkat BA;
i. Berita Acara Pengujian Cek Fisik/Opname Fisik disingkat BD;
j. Hasil konfirmasi dari pihak ketiga disingkat BK; dan
k. Hasil wawancara secara tertulis disingkat BW.
KKP indeks B untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT terdiri dari temuan pemeriksaan,
tanggapan entitas yang diperiksa, lembar sampul, dan HP3. Untuk pemeriksaan kinerja dan
PDTT tidak menggunakan KKP Utama dan KKP Pendukung.
3. KKP Indeks C
KKP indeks C meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa dalam tahap pelaporan
pemeriksaan. Semua dokumen pada tahap pelaporan, yang dimulai sejak penyusunan
Konsep LHP sampai dengan LHP, dikelompokkan pada KKP indeks C. Dokumen-dokumen
tersebut antara lain dokumen pelaporan atas hasil pemeriksaan, mulai dari Konsep Laporan
Hasil Pemeriksaan, hasil reviu penanggung jawab dan/atau pemberi tugas sampai dengan
finalisasi Laporan Hasil Pemeriksaan. Dalam KKP indeks C ini, termasuk pula KKP Risalah
Diskusi, yang mendokumentasikan proses perubahan dari Konsep LHP menjadi LHP.
Ketiga kelompok KKP tersebut dilengkapi dengan daftar indeks KKP yang berisi seluruh
KKP yang akan disusun pemeriksa. Penyusunan daftar indeks bersumber dari hasil penyusunan
pola indeksasi sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Daftar indeks ini berfungsi sebagai
petunjuk/katalog bagi tim pemeriksa dan pihak terkait dalam keperluan penyusunan hasil
pemeriksaan dan keperluan lainnya. Lihat Tabel 3.1 untuk contoh daftar indeks KKP untuk
pemeriksaan keuangan, Tabel 3.2 dan 3.3 untuk Indeks dan Daftar KKP Pemeriksaan LKPP,
LKKL, dan LKBUN serta Tabel 3.4 untuk contoh daftar indeks KKP pemeriksaan kinerja dan
PDTT. Isi KKP dari daftar indeks tersebut hanya merupakan contoh. Dalam praktik di lapangan,
isi daftar indeks disesuaikan dengan dokumentasi yang dibuat pemeriksa berdasarkan
program pemeriksaan dan langkah-langkah yang diatur dalam pedoman pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan PDTT.
Khusus untuk pemeriksa BUN, digit keenam disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing tim pemeriksa
C KKP INDEKS C : PELAPORAN (Terdiri dari 2 digit, contoh “C.01”)
1) C menunjukkan bahwa KKP ini adalah KKP tahap pelaporan pemeriksaan;
2) 01 s.d. 06 menunjukkan nomor urut KKP Indeks C sesuai dengan pengaturan pada
Tabel 3.3; dan
3) Apabila pemeriksa mendapati hal-hal yang dapat dan/atau relevan untuk dimasukkan
dalam Indeks C, maka pemeriksa dapat menggunakan digit 07 dan digit-digit
selanjutnya.
D KKP INDEKS D : LAIN-LAIN (Terdiri dari 2 digit, contoh “D.01”)
1) D menunjukkan bahwa KKP ini adalah dukungan atas KKP Indeks A, B, dan C yang
berisi hal-hal relevan diluar kegiatan utama pemeriksaan;
2) 01 s.d. 06 menunjukkan nomor urut KKP Indeks D sesuai dengan pengaturan pada
Tabel 3.3; dan
3) Apabila pemeriksa mendapati hal-hal yang dapat dan/atau relevan untuk dimasukkan
dalam Indeks D, maka pemeriksa dapat menggunakan digit 08 dan digit-digit
selanjutnya.
Tabel 3.3. Daftar KKP untuk Pemeriksaan LKPP, LKKL, dan LKBUN
Indeksasi KKP secara keseluruhan untuk Pemeriksaan LKPD dimuat dalam LAMPIRAN
VI.1 Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 1/K/I-XIII.2/1/2021
tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Tabel 3.4. Contoh daftar indeks KKP untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT
Formulir KKP
Formulir-formulir KKP disiapkan sebelum tahapan pemeriksaan dilakukan. Format
formulir disesuaikan dengan format yang diatur dalam juklak dan juknis yang relevan. Contoh
formulir-formulir tersebut dapat dilihat pada bab selanjutnya.
Ketua tim pemeriksa bertanggung jawab atas kesiapan media penyimpanan dan TRPM
untuk penyerahan KKP kepada pemberi tugas dan/atau pejabat eselon III satuan kerja
pelaksana BPK di bidang pemeriksaan. TRPM dikelola oleh Kepala Sekretariat AKN atau
Kasubbag Humas dan TU Kalan, sedangkan media penyimpanan KKP dapat diperoleh dari Biro
Umum/Sub Bagian Umum dan TI. TRPM diperoleh Kepala Sekretariat AKN/Kasubbag Humas
dan TU Kalan melalui permintaan tertulis ke Biro Umum. Media penyimpanan KKP dalam
bentuk kardus diperoleh ketua tim dari Biro Umum/Sub Bagian Umum dan TI melalui
permintaan tertulis dari pejabat Eselon II/III satuan kerja pelaksana BPK di bidang
pemeriksaan.
3 8 ,5 c m
18
,5
cm
30 cm
U k u ra n K a rd u s K K P
BPK RI 2 m m
K e te b a la n K a rd u s K K P
K o t a k in i
30 cm
d ii s i d e n g a n 3 8 ,5 c m
Label
Id e n t ita s
18
,5
KKP ATAS cm
8 cm
1 8 ,5 c m
S is i Id e n tita s K a r d u s U k u ra n K a it P e n u tu p K a rd u s
Penomoran TRPM dibuat tercetak yang terdiri dari tujuh digit angka. Satu digit
kelompok pertama TRPM menunjukkan unit kerja di level eselon I (AKN), tiga digit kelompok
kedua menunjukkan satuan kerja pada level eselon II sedangkan tiga kelompok digit
selanjutnya menunjukkan urutan TRPM.
Contoh penomoran TRPM adalah sebagai berikut: Kode 5193015. Kode 5 menunjukkan
unit kerja AKN 5. Angka 193 menunjukkan Kantor Perwakilan NAD, sedangkan 015
menunjukkan urutan TRPM.
Latihan
1. Sebut dan jelaskan kelompok indeksasi KKP!
2. Sebutkan contoh formulir KKP dan kapan disiapkannya!
3. Sebutkan beberapa syarat TRPM!
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami pengelolaan kertas kerja dan
dokumentasi dalam pemeriksaan di BPK
A. Penyusunan KKP
KKP disusun oleh Anggota Tim dan Tenaga Ahli (jika ada) untuk di-review secara
berjenjang oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis dan/atau Penanggung Jawab Pemeriksaan pada
saat pelaksanaan pemeriksaan. KKP yang disusun setidaknya memuat informasi mengenai:
1. Identitas BPK (simbol dan nama);
2. Pernyataan “Kertas Kerja Pemeriksaan”;
3. Objek, entitas, dan tahun yang diperiksa;
4. Nomor atau kode indeks KKP;
5. Nama dan paraf penyusun, pereviu dan pemberi persetujuan KKP, serta tanggal
penyusunan, pereviuan, dan persetujuannya;
6. Kegiatan dan/atau langkah pemeriksaan yang dilakukan;
7. Hasil kegiatan dan/atau simpulan yang dihasilkan pemeriksa; dan
8. Referensi silang yang memadai.
Seluruh informasi terkait akun/program/area kunci tertentu yang telah diperoleh selama
pemeriksaan serta simpulan akhir pemeriksa dituangkan dalam suatu KKP lembar sampul
(cover sheet).
Penyusunan KKP untuk tahap perencanaan dan pelaporan pemeriksaan tidak perlu
menggunakan lembar sampul. Pendokumentasiannya menggunakan format yang sudah ada
dalam pedoman pemeriksaan terkait.
Penyusunan KKP untuk tahap pelaksanaan pemeriksaan dilakukan anggota tim
pemeriksa melalui KKP lembar sampul. KKP lembar sampul memuat informasi mengenai:
1. Hasil pemeriksaan yang merupakan rangkuman dari KKP hasil pelaksanaan prosedur
pemeriksaan (HP3). Isi hasil pemeriksaan pada KKP lembar sampul ini antara lain adalah
jurnal koreksi, pokok-pokok temuan pemeriksaan, dan/atau hasil pelaksanaan prosedur
pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Simpulan yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan atas akun/program/ area
kunci yang diperiksa tersebut, meliputi kewajaran penyajian akun, terpenuhinya aspek
ekonomis/efisiensi/efektivitas suatu area kunci, tingkat kepatuhan suatu pelaksanaan
program dan sebagainya.
Gambar 4.1. Lembar sampul untuk pemeriksaan keuangan yang berisi ringkasan hasil pemeriksaan atas
akun yang diperiksa
Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok
akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan pendapatan pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kode akun.
(9) : Diisi dengan keterangan singkat mengenai akun dan saldo normal akun.
(10) : Diisi dengan saldo atas akun sebelum diperiksa (unaudited), nilai koreksi atas saldo
(koreksi pemeriksaan) dan saldo akhir setelah diperiksa (audited)
(11) : Diisi dengan hasil pemeriksaan dan dilengkapi dengan referensi indeks KKP. Pada kolom ini
juga dapat diisi dengan temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan SPI maupun
kepatuhan, yang diperoleh pada saat pemeriksaan.
(12) : Diisi dengan simpulan atas hasil pemeriksaan. Simpulan ini berisi tentang penilaian
pemeriksa atas kewajaran penyajian saldo akun dalam laporan keuangan.
Keterangan:
(1) : Diisi dengan nama entitas yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun laporan keuangan yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) - (6) : Diisi dengan nama dan paraf pemeriksa yang membuat, yang mereviu dan yang menyetujui KKP disertai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan lain
sebagainya.
(8) : Diisi dengan kode akun
(9) : Diisi dengan referensi indeks KKP.
(10) : Diisi dengan saldo akun tahun berjalan yang belum diperiksa (unaudited current year balance).
(11), (12) : Diisi dengan jurnal koreksi penyesuaian hasil pemeriksaan (adjustment journal entries).
(13), (14) : Diisi dengan jurnal koreksi reklasifikasi hasil pemeriksaan (reclassification journal entries)
(15) : Diisi dengan saldo akhir setelah diperiksa (audited balance).
(16) : Diisi dengan saldo akun yang telah diperiksa tahun sebelumnya (prior year audited balance).
Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan pendapatan
pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kelompok akun, misalnya kelompok akun Kas, Aset Tetap, dan sebagainya.
(9) : Diisi dengan saldo akun tahun yang diperiksa .
(10) : Cukup jelas
(11) : Diisi dengan rincian dari akun (sub akun)
(12) : Diisi dengan kode tiap rincian dari sub akun
(13) : Diisi dengan saldo tahun berjalan yang belum diperiksa
(14), (15) : Diisi dengan nilai jurnal penyesuaian pemeriksaan
(16), (17) : Diisi dengan nilai jurnal reklasifikasi pemeriksaan
(18) : Diisi dengan saldo akhir setelah koreksi pemeriksaan
(19) : Diisi dengan referensi indeks KKP atas kertas kerja pendukung yang lebih rinci
(20) : Diisi dengan penjelasan pemeriksa atas selisih yang ditemukan berdasarkan hasil analisanya (bila ada)
(21) : Diisi dengan kesimpulan pemeriksa tentang akun ini, berdasarkan hasil pemeriksaannya.
Gambar 4.4. Lembar sampul untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT yang berisi ringkasan hasil
pemeriksaan atas area kunci yang diperiksa
Keterangan:
(1) : Diisi dengan jenis dan objek pemeriksaan.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan area kunci yang dianalisis.
(8) : Diisi dengan hasil pemeriksaan dan dilengkapi dengan referensi indeks KKP. Pada kolom ini
juga dapat diisi dengan temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan SPI maupun
kepatuhan, yang diperoleh pada saat pemeriksaan.
(9) : Diisi dengan simpulan atas hasil pemeriksaan.
Objek pemeriksaan dalam KKP lembar sampul didukung oleh KKP Hasil Pelaksanaan
Prosedur Pemeriksaan (HP3). HP3 merupakan dokumentasi dari setiap prosedur yang harus
dilaksanakan oleh pemeriksa di lapangan sesuai dengan P2/PKP. HP3 ini antara lain memuat:
(contoh formulir HP3 dapat dilihat pada Gambar 4.5.)
1. tujuan, yaitu tujuan pelaksanaan suatu prosedur pemeriksaan, sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam P2;
2. langkah/prosedur yang dilakukan;
3. hasil pemeriksaan, dapat berupa jurnal koreksi, kondisi yang ditemukan berdasarkan
prosedur yang telah dilakukan, baik kondisi yang positif (sesuai dengan kriteria) ataupun
negatif (tidak sesuai dengan kriteria);
4. simpulan pemeriksaan, yang merupakan jawaban atas tujuan dari prosedur pemeriksaan
yang telah dilakukan.
Gambar 4.5. KKP HP3 berisi analisis dan kesimpulan dari suatu prosedur pemeriksaan yang telah
dilakukan oleh pemeriksa
Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan kode referensi silang dengan P2/PKP, sesuai dengan kode numbering tujuan
tersebut dalam P2/PKP tentang prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan dianalisis pada
lembar ini.
(8) : Diisi dengan kode referensi silang dengan P2/PKP, sesuai dengan kode numbering
prosedur tersebut dalam P2/PKP yang dilakukan dan dianalisis pada lembar ini. Sebagai
contoh, apabila dalam PKP, prosedur/langkah-langkah pemeriksaan ini sudah disebut,
dengan kodering 2.1 sampai dengan 2.4, maka pada kolom prosedur ini dapat ditulis
referensi silang ke PKP tersebut dengan menulis “lihat PKP 2.1 s/d 2.4”.
(9) : Diisi dengan hasil pemeriksaan dan dilengkapi dengan referensi indeks KKP ke dokumen
pendukungnya.
(10) : Diisi dengan simpulan atas hasil pemeriksaan. Simpulan pemeriksaan ini merupakan
jawaban dari tujuan dari prosedur yang dilakukan.
Indek: B.1
LEMBAR SAMPUL Indek: C.1
Indek: A.2
Draft
PROGRAM
Laporan Hasil Pemeriksaan
PEMERIKSAAN
Akun yang diperiksa: KAS
Akun Prosedur KKP Ref Catatan
Hasil Pemeriksaan: Kondisi Lihat B.1
a. Kas.. 1. periksa.. A.3.1
Terjadi selisih karena penggunaan kas untuk lihat Krteria
b. Piutang
dipinjam oleh karyawan sebesar Rp 400 B.1.1 Sebab
dst
Usulan jurnal koreksi: Akibat
D Piutang Pegawai
K Kas di Bendahara
Kesimpulan:
Akun disajikan secara wajar.
Indek: A.3.1 Indeks: C.2
Indek: B.1.1
PROGRAM KERJA PERORANGAN KERTAS KERJA UTAMA Risalah Diskusi
Nama Pemeriksa: XXXXXXXX AKUN KAS
Akun Prosedur KKP Ref Catatan Nama Akun Kode Akun KKP Ref Saldo AJE (D) AJE (K) Audited
a. Kas.. 1. periksa fisik B.1 Temuan 1 & 2 digabung
KAS 121.001 B.1.1.1 15.000 0 400 14.600
2.tarik mundur Perbaikan substansi kondisi ke C.3
b. Piutang kas
Indek: B.1.1.1
dst
KERTAS KERJA PENDUKUNG
AKUN KAS
Nama Akun Kode Akun KKP Ref Saldo AJE (D) AJE (K) Audited
Kas di PK 121.001 B.1.1.1.1 650 0 400 250
Indek: C.3
Kas di BPD 122.001 B.1.2 4.500 0 0 4.500
Draft Final
dst... dst... dst... dst... dst... dst... dst..
Laporan Hasil Pemeriksaan
Total 15.000 14.600
Ke B.1.1
Gabungan TP 1 dan 2 Lihat C.2
Indeks: B.1.1.1.1
Indeks: B.1.1.1.a
Hasil Pelaksanaan
Berita Acara Pemeriksaan
Prosedur Pemeriksaan
Kas Prosedur:
Pemeriksaan fisik kas di bendahara
Terdapat selisih fisik kas Tujuan:
sebesar Rp 400 Menguji asersi keberadaan dan kelengkapan
ke B.1.1.1 saldo kas di bendahara
Hasil Pemeriksaan: selisih kas Rp 400
Kesimpulan: .......................
C. Pereviuan KKP
KKP disusun oleh anggota tim dan telah dilengkapi dengan identitas nama/inisial, paraf
penyusun, tanggal, hasil analisis dan referensi silang kemudian direviu oleh Ketua Tim
dan/atau Ketua Subtim saat pelaksanaan pemeriksaan. Ketua Tim dan/atau Ketua Subtim
membubuhkan tanda tickmark (√), paraf, dan tanggal, serta pengarahan atau catatan tertulis
dalam melaksanakan reviu atas KKP anggota tim. Pereviuan KKP dilakukan oleh Ketua Tim,
Pengendali Teknis dan/atau Penanggung Jawab Pemeriksaan sesuai dengan kewenangannya.
Pekerjaan pemeriksaan/KKP Ketua Subtim dapat direviu oleh Ketua Tim. Hasil reviu
dituangkan dalam lembar reviu (review sheet) dan/atau lembar sampul KKP dengan membuat
catatan dan simpulan reviu. Apabila digunakan lembar reviu tersendiri, maka lembar reviu
tersebut digabungkan dalam lembar KKP yang direviu.
Bila reviu dilakukan langsung pada KKP secara tertulis maka pemeriksa yang direviu
wajib mendokumentasikan hasil reviu tersebut dalam lembar reviu. Lembar reviu tersebut
harus ditandatangani oleh pereviu yang bersangkutan, sebagai pendokumentasian proses
reviu.
Pengendali Teknis dan/atau Penanggung Jawab Pemeriksaan wajib mereviu KKP secara
menyeluruh, membuat checklist atas seluruh pelaksanaan langkah-langkah P2 dengan tata
cara yang diatur dalam Juklak Pengelolaan KKP. Sedangkan prosedur review KKP diatur lebih
lanjut dalam perangkat lunak terkait.
Batasan reviu internal tim berbeda-beda tergantung dari peran/jabatan dalam tim
tersebut. Pengaturan tentang batasan reviu internal tim tersebut mengacu pada PMP.
Pereviuan KKP untuk tahap pelaporan dapat menggunakan lembar reviu seperti dimuat
pada Gambar 4.7. atau langsung pada konsep laporan atau hasil kegiatan pelaporan hasil
pemeriksaan dengan kejelasan identitas pereviu (nama/inisial dan paraf) dan tanggal hasil
reviu disampaikan serta catatan dan/atau simpulan.
Pereviu KKP memberikan identitas nama/inisial, paraf, dan tanggal penyampaian hasil
reviunya untuk ditindaklanjuti oleh anggota tim apabila diperlukan atau tanggal penyampaian
ke jenjang lebih tinggi untuk pereviuan dan/atau persetujuan.
Setelah proses penyusunan dan reviu KKP selesai dilakukan, Tim Pemeriksa diwajibkan
untuk mengisi daftar uji (checklist) kuesioner kinerja pemeriksaan yang ada pada Juklak SPKM.
Adapun tatacara reviu ini dapat dilihat pada tahap pengendalian KKP yang akan dibahas pada
bab selanjutnya.
Setelah direviu, Konsep LHP yang dimuat dalam KKP indeks C (pelaporan) adalah
Konsep LHP akhir dan yang memuat perubahan substansi yang material. Konsep LHP yang
memuat perubahan terkait dengan koreksi tidak material dan kesalahan ketik tidak perlu
dimuat.
File e-KKP dalam Aplikasi SiAP diberikan label dengan memuat informasi kode unit kerja,
entitas, kode unik untuk surat tugas, dan tahun pemeriksaan.
Dalam aplikasi SiAP, proses Reviu berjenjang KKP tetap dilakukan oleh KST, KT, dan PT.
Proses reviu diakomodir dengan dua cara yaitu pengarahan (Coaching KKP) dan persetujuan
(Approve KKP). Baik fungsi coaching maupun approve KKP akan ditandai oleh sistem dengan
legend yang berbeda bentuk dan warnanya untuk masing-masing PFP.
Berikut informasi legend pada aplikasi SiAP LK:
ROLE LEGEND VERSI KETERANGAN
KT KT melakukan coaching ke AT
KT KT meng-approve KKP AT
PT PT melakukan coaching ke KT
PT PT meng-approve KKP
PJ PJ melakukan coaching ke PT
PJ PJ meng-approve KKP
Keterangan:
- Pereviu dapat menggunakan P2 atau Program Kerja Perorangan, untuk memonitor apakah prosedur yang ditentukan telah dipenuhi oleh pemeriksa.
- Penanggung jawab dapat menggunakan format reviu sheet ini bila diperlukan
*) Bila dalam tim terdapat jabatan Ketua Sub Tim
D. Penyerahan KKP
Penanggung jawab pemeriksaan menyerahkan seluruh KKP dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan kepada pemberi tugas atau pejabat yang
diberikan kewenangan oleh pemberi tugas untuk mengelola KKP, paling lama 10 hari kerja
setelah tanggal surat keluar LHP. Penyerahan KKP disertai dengan Berita Acara Serah Terima
KKP.
Pada aplikasi SiAP LK, dengan selesainya reviu berjenjang oleh Ketua Subtim, Ketua Tim,
Pengendali Teknis, dan Penanggung Jawab Pemeriksaan, KKP dapat dinyatakan sebagai
penyerahan pekerjaan pemeriksaan oleh Anggota Tim.
Pengelolaan KKP menjadi tanggung jawab pejabat yang diberikan kewenangan oleh
pemberi tugas untuk mengelola KKP (paling rendah setingkat eselon III) setelah KKP tersebut
diserahkan oleh Penanggung Jawab melalui berita acara. Pejabat yang diberikan kewenangan
oleh pemberi tugas untuk mengelola KKP selanjutnya disebut Pejabat Pengelola KKP.
Dalam praktik, penyerahan KKP dari Penanggung Jawab Pemeriksaan kepada Pejabat
Pengelola KKP tersebut dilakukan melalui nota pemberitahuan penyerahan KKP secara
tertulis, dengan tembusan kepada pemberi tugas.
Gambar 4.8. Berita Acara Penyerahan KKP. Berita acara ini sebaiknya dilampiri dengan Daftar Indeks
KKP yang berisi tentang seluruh isi KKP yang diserahterimakan beserta indeksasinya
Keterangan:
(1) : Nomor surat dapat disesuaikan dengan masing-masing unit kerja
(2) : Berkas yang dilampirkan bersama nota pemberitahuan ini adalah Berita Acara Penyerahan
KKP dan Daftar Isi KKP.
E. Penyimpanan KKP
KKP yang telah direviu dan dikemas ke dalam media penyimpanan serta diberi stiker
Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM) oleh pejabat tersebut disimpan dalam tempat
penyimpanan satuan kerja pelaksana BPK di bidang pemeriksaan yang bersangkutan (Sub
Auditorat) secara rapi, sistematis, dan aman, dengan jangka waktu simpan selama 2 (dua)
tahun dari pemeriksaan dilakukan. Lamanya penyimpanan di Sub Auditorat juga berdasarkan
pertimbangan dari Kasubaud mengenai nilai guna dari KKP terkait. KKP hasil pemindaian yang
disimpan dalam CD, flashdisk, dan/atau media penyimpanan lainnya diberikan label sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk penyimpanan KKP yang sistematis dan jelas serta memudahkan dalam
pencariannya, maka tiap-tiap media penyimpanan KKP (kardus/ordner/map) diberi label
identitas yang jelas, meliputi:
1. Nama objek, entitas, tahun yang diperiksa, dan tahun pemeriksaan;
2. Daftar Isi KKP;
3. Nomor dan jumlah kardus KKP; dan
4. Satuan kerja BPK bidang pemeriksaan (sampai tingkat eselon III).
Map/ordner KKP dalam kardus disimpan sesuai indeksnya secara berurutan. Masing-
masing map/ordner diberi label identitas KKP dan daftar isi KKP yang disimpan dalam
map/odner tersebut.
Setiap media penyimpanan KKP dilengkapi dengan daftar isi untuk memudahkan
pencarian atas isi dari media penyimpanan tersebut. Pada kardus KKP, daftar isi tersebut
ditempelkan pada bagian samping luar kardus KKP dimaksud, sehingga akan mudah terbaca
saat kardus disimpan dalam lemari/rak. Sedangkan untuk map/ordner KKP, daftar isi dapat
ditempelkan pada sisi bagian dalam sampul depan map/ordner.
Untuk tim pemeriksa yang menggunakan SiAP, penyimpanan KKP yang telah final
disimpan secara otomatis dan sistematis oleh aplikasi SiAP sesuai indeks. Secara teknis
penyimpanan KKP elektronis dilakukan oleh SiAP dengan menempatkan file-file KKP ke dalam
sebuah folder yang hirarkinya sesuai dengan indeks.
Contoh daftar isi KKP dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Keterangan:
1. Untuk daftar isi yang dilekatkan pada ordner /map, daftar isi KKP ini diletakkan di bagian dalam sampul
ordner/map. Isi KKP dalam daftar isi ini harus sesuai dengan setiap judul KKP yang dikelompokkan
dalam kelompok KKP ini.
2. Untuk daftar isi yang dilekatkan pada kardus, daftar isi KKP ini diletakkan pada bagian samping kardus.
Isi KKP dalam daftar isi cukup diisi dengan jenis/kelompok akun yang diperiksa, untuk pemeriksaan
keuangan, atau jenis area kunci/obyek tertentu untuk pemeriksaan kinerja atau PDTT.
Latihan
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami pengelolaan kertas kerja dan
dokumentasi dalam pemeriksaan di BPK.
A. Pemberian TRPM
KKP yang telah diserahkan kemudian direviu untuk memperoleh keyakinan mutu, dan
diberikan Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM) pejabat.
Permintaan TRPM
TRPM diperoleh penanggung jawab pemeriksaan dan pejabat terkait dari Kasubbag
Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU Kalan melalui
permintaan tertulis sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pertimbangan penanggung jawab.
Pengendalian TRPM
Kasubbag Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU
Kalan memberikan TRPM kepada penanggung jawab dan pejabat terkait serta mengendalikan
pendistribusian dan penomoran TRPM dalam daftar monitoring (buku maupun file komputer)
sesuai lembar kendali yang disimpan dengan ketentuan berikut.
1. Kasubbag Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU
Kalan mengambil lembar kontrol dari TRPM dan mencatat dalam daftar monitoring dan
menyimpan lembar kontrol tersebut sesuai urutan nomor seri; dan
2. Kasubbag Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU
Kalan mengiventarisasi secara fisik TRPM yang dikelolanya secara periodik (triwulanan)
dengan membandingkan pada daftar monitoring dan lembar kontrol yang disimpannya.
Penempelan TRPM
Penanggung jawab dan pejabat terkait menempelkan TRPM pada kardus KKP yang
telah lengkap dan telah direviu. Penempelan TRPM dilakukan secara melintang pada kardus
KKP seperti pada gambar berikut:
Keterangan:
(1) : Diisi dengan jenis pemeriksaan dari KKP yang disegel
(2) : Diisi dengan nama objek pemeriksaan dari KKP yang disegel
(3) : Diisi dengan:
a. nama reviewer dan tanggal reviu (pada saat penyegelan awal);
b. nama peminjam KKP dan tanggal peminjaman (bila perobekan segel karena dipinjam);
c. nama reviewer dan tanggal reviu (bila perobekan segel karena reviu yang lebih tinggi).
(4) : Diisi dengan nomor segel yang dirobek untuk diganti dengan segel yang baru.
(5) : Diisi dengan alasan penyegelan atau perobekan segel.
(6) : Ditempel dengan Lembar Kontrol Pengendalian Mutu pada saat penyegelan.
Reviu Itama
Selain itu, KKP juga direviu oleh Itama BPK sebagai bagian dari Sistem Pemerolehan
Keyakinan Mutu (SPKM) yang diatur dalam Juklak SPKM dan berdasarkan perencanaan Itama.
Peer review
KKP dapat juga direviu oleh intitusi pemeriksa keuangan (supreme audit intitution /SAI)
negara lain sebagai peer reviewer, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan SPKM.
C. Peminjaman KKP
KKP yang dikelola oleh pejabat pengelola KKP dapat dipinjamkan dengan persetujuan
pemberi tugas atau pejabat pengelola KKP tersebut.
Peminjaman KKP dilakukan secara tertulis melalui nota peminjaman KKP dari pihak
peminjam kepada pejabat pengelola KKP. Peminjaman ini didokumentasikan dalam suatu
Berita Acara Peminjaman KKP, oleh pejabat pengelola KKP, yang didalamnya menyebutkan
identitas peminjam, tujuan atau keperluan peminjaman, batas waktu peminjaman, dan
pernyataan tanggung jawab atas kelengkapan dan keutuhan KKP yang dipinjam serta
memenuhi persyaratan peminjaman KKP.
Pejabat yang mengelola KKP dapat memberikan persetujuan peminjaman KKP tersebut
setelah meneliti identitas peminjam, tujuan atau keperluan peminjaman dan persyaratan lain
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, termasuk SPKN, PMP, Kode Etik, dan
juklak serta juknis yang relevan.
KKP dapat dipinjamkan untuk kepentingan:
1. perencanaan pemeriksaan;
2. reviu pengendalian mutu;
3. kegiatan penyidikan;
4. alat bukti di pengadilan; dan/atau
5. keperluan kedinasan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk peminjaman KKP dalam rangka perencanaan pemeriksaan dan reviu
pengendalian mutu, dapat diberikan hak akses aplikasi SiAP sebagai ganti KKP dalam bentuk
hardcopy.
Persyaratan peminjaman KKP adalah sebagai berikut:
1. Peminjam hanya dapat menggunakan KKP tersebut di kantor BPK. Penggunaan KKP di
luar kantor BPK harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pemberi tugas sesuai
ketentuan perundang-undangan;
Gambar 5.3. Berita Acara Peminjaman KKP. Berita Acara ini dibuat rangkap dua, lembar satu untuk pihak
yang meminjam dan lembar dua untuk tim pemeriksa BPK
E. Pemindaian (Scanning)
Penanggung jawab dan/atau pejabat pengelola KKP melakukan pemindaian (scanning)
sebelum KKP tersebut dipindahkan ke arsip. Pemindaian ini bertujuan sebagai dokumen
cadangan (back up file) atas pemeriksaan. Hasil pemindaian KKP dibuat rangkap dua. Rangkap
pertama disimpan oleh penanggung jawab tim dan/atau pejabat pengelola KKP. Rangkap
kedua disampaikan kepada bagian arsip atau subbagian terkait bersama KKP yang diserahkan.
Pemindaian ini tidak menghilangkan struktur penyusunan KKP sesuai dengan indeks dan
petunjuk di atas. Hasil pindai KKP harus diklasifikasikan ke dalam folder-folder sesuai dengan
indeks KKP serta diberikan nama file sesuai dengan nomor indeks yang sesuai dengan
ketentuan.
Penanggung jawab dan/atau pejabat pengelola KKP serta bagian arsip atau subbagian
terkait menyimpan hasil pemindaian KKP dalam suatu media penyimpanan baik berupa disk
atau dalam file komputer dengan memerhatikan keamanan hasil pemindaian KKP tersebut.
F. Pemusnahan KKP
Pemusnahan KKP dilakukan oleh bagian arsip atau subbag terkait sesuai dengan
ketentuan pengelolaan arsip dalam peraturan perundang-undangan dan memperoleh
persetujuan tertulis dari pejabat pengelola KKP dan/atau pemberi tugas yang relevan dengan
KKP yang dimusnahkan tersebut. Pemusnahan dituangkan dalam berita acara pemusnahan
sesuai dengan ketentuan pengelolaan arsip dalam peraturan perundang-undangan. Berita
acara pemusnahan KKP atau arsip tersebut disampaikan pula kepada pejabat pengelola KKP
dan/atau pemberi tugas untuk keperluan pengendalian dan bukti pemusnahan KKP. Proses
pemusnahan KKP mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan e-KKP, pemusnahan KKP terkait pengelolaan arsip tidak lagi menjadi
pertimbangan sebab tidak ada batasan ruang fisik bagi e-KKP. Selama kapasitas penyimpanan
elektronis (hardisk) bisa disiapkan maka e-KKP masih bisa terus disimpan sesuai dengan
kebutuhan.
Pada saat ini, BPK sedang mengembangkan sebuah sistem aplikasi berbasis teknologi
informasi (IT) guna membantu mengefisienkan dan mengektifkan pelaksanaan pemeriksaan
atas LKPD, yang dinamakan dengan SiAP LKPD. SiAP LKPD ini membantu memfasilitasi dan
mendokumentasikan seluruh proses pemeriksaan LKPD, mulai dari perencanaan (termasuk
persiapan pemeriksaan), pelaksanaan, dan pelaporan.
Latihan
1. Sebutkan kegiatan apa saja yang termasuk kegiatan pemberian TRPM!
2. Sebutkan proses pereviuan KKP untuk pemerolehan keyakinan mutu!
3. Sebutkan syarat peminjaman KKP!
4. Jelaskan proses penyerahan KKP ke arsip!
5. Jelaskan mekanisme pemindaian (scanning) KKP dan pemusnahan KKP!
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A Arens, Randal J Elder, Mark S Beasley Auditing and Assurance Services Integrated Approach
15th edition, Prentice Hall, New Jersey USA 2015.
Mulyadi, Auditing, Edisi ke- 6, Tahun 2011, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Standar Audit (SA) Seksi 339 Kertas Kerja Tahun 2001.
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Tahun 2017, Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia, Jakarta.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksaan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 3/K/I-XIII.2/3/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM).
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 109/K/X-XIII.2/3/2016 Petunjuk Teknis Pemerolehan
Keyakinan Mutu atas Pemeriksaan Keuangan
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 4/K/I-XIII.2/5/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 5/K/I-XIII.2/10/2015 tentang Pedoman Manajemen
Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 5/K/I-XIII.2/5/2016 tentang Pedoman Manajemen
Penunjang Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 7/K/I-XIII.2/6/2020 tentang
Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga / Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 1/K/I-XIII.2/1/2021 tentang
Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Keputusan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/K/I-XIII.2/12/2016
tentang Jadwal Retensi Arsip Badan Pemeriksa Keuangan.
Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 449/K/I-
XIII.2/11/2015 tentang Prosedur Operasional Standar Pemindahan, Penyimpanan, dan
Peminjaman Arsip Kertas Kerja Pemeriksaan Kepada Unit Pengelola Arsip pada Badan
Pemeriksaan Keuangan.
Manual Sistem Aplikasi Pemeriksaan (SiAP).
MARS BPK
WAHAI SANG ABDI NEGARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
HYMNE BPK
KAMI SANG ABDI NEGARA
Profil Penulis
Pria yang akrab disapa Coach (Koh) Rudi ini lahir di Sukabumi pada Tanggal 27 Juni 1976. Rudi
menempuh pendidikan dari SD hingga SLTA di Kota Sukabumi. Setelah lulus dari dari SMA Negeri
1 Sukabumi pada Tahun 1995, pendidikan yang ditempuh selanjutnya berturut-turut adalah
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1998), FE Universitas Brawijaya Malang Jurusan Akuntansi
(2001), MAKSI Universitas Indonesia Konsentrasi Manajemen Keuangan Publik (2004). Adapun
pendidikan profesi yang pernah ditempuh antara lain adalah Certified Corporate Coach,
Approved Coach Specific Training Hours (ACSTH) 66 hours dari International Coach Federation
(ICF).
Rudi memulai karir sebagai CPNS di BPK terhitung mulai tanggal (TMT) 1 November 1998 sebagai
penilik pada Auditorat Utama Keuangan Negara I. Sempat bergabung dengan Unit Pemeriksa
Investigatif pada Tahun 2006 – 2007, Rudi kemudian menduduki posisi sebagai Kepala Seksi
Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan Kinerja I Direktorat EPP Ditama Revbang BPK s.d. Tahun
2014 karena mutasi menjadi Kepala Subbag Modul Pusdiklat BPK hingga akhirnya memilih
menjadi Widyaiswara pada Tahun 2018. Sebelum menjadi Widyaiswara, posisi terakhir yang
dijabat adalah Kepala Subbidang Perancangan Bahan Ajar Kelembagaan Pusdiklat BPK.
CONTACT PHONE:
+628158948317
EMAIL:
mochamad.wahyudi@bpk.go.id
rudi.wahyudi76@gmail.com