Anda di halaman 1dari 67

DOKUMENTASI

PEMERIKSAAN

DIKLAT JFPAP

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Dokumentasi Pemeriksaan

KATA PENGANTAR

Pendidikan dan pelatihan (diklat) Jabatan Fungsional Pemeriksa


(JFP) merupakan diklat berjenjang yang ditujukan untuk
menyiapkan calon pemeriksa atau pemeriksa agar dapat
melaksanakan peran dan tanggung jawab sesuai dengan jenjang
jabatan fungsional pemeriksa yang dituju. Diklat JFP dilaksanakan
untuk setiap jenjang yaitu Pemeriksa Ahli Pertama, Pemeriksa Ahli
Muda, Pemeriksa Ahli Madya, dan Pemeriksa Ahli Utama.
Pengembangan kompetensi yang diperlukan dalam setiap jabatan
fungsional pemeriksa dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang tertuang
dalam bentuk kurikulum, silabus, dan bahan ajar. Dengan demikian, peserta yang
lulus diklat ini diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai jabatannya
dan layak untuk diangkat dalam jabatan fungsional pemeriksa.
Diklat JFP akan dilaksanakan dengan metode distance learning yaitu teknik belajar
dengan memanfaatkan teknologi informasi (e-learning). Pelaksanaan pembelajaran
akan dilakukan dengan pendekatan andragogy atau pembelajaran orang dewasa
dengan menggunakan experiential learning approach. Dengan metode belajar ini,
diasumsikan peserta sudah mengetahui kebutuhan akan pengetahuan, keterampilan
teknis dan keterampilan sikap yang harus dikembangkan untuk menjalankan
jabatannya. Dengan demikian, Buku Peserta ini hanya sebagai acuan minimal dan
peserta diklat didorong untuk mencari informasi-informasi lain yang akan melengkapi
dan memastikan tercapainya standar kompentensi diklat yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan fasilitas pembelajaran seperti perpustakaan, internet atau
media lainnya yang tersedia.
Selamat belajar dan salam sukses.

Jakarta, Juli 2022


Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Pemeriksaan Keuangan Negara

Dr. Suwarni Dyah Setyaningsih S.E., Ak., M.Ak., CA., CSFA


NIP 197012221996032002

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id i


Dokumentasi Pemeriksaan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................2
A. Deskripsi Singkat Mata Diklat ................................................................................ 2
B. Tujuan Pembelajaran ............................................................................................. 2
C. Metodologi Pembelajaran ..................................................................................... 2
D. Deskripsi Singkat Struktur Buku Peserta .............................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM DOKUMENTASI PEMERIKSAAN .......................................... 4
A. Gambaran Umum dan Lingkup Dokumentasi Pemeriksaan ................................ 5
B. Fungsi dan Manfaat Dokumentasi Pemeriksaan .................................................. 8
C. Anggapan yang Salah Tentang KKP ...................................................................... 8
D. Syarat Dokumentasi Pemeriksaan ........................................................................ 9
E. Isi Dokumentasi Pemeriksaan .............................................................................. 10
F. Kode dan Simbol ................................................................................................... 11
G. Proses Pengelolaan KKP ....................................................................................... 14
BAB III PERENCANAAN KKP ............................................................................................. 16
A. Penyusunan Pola Indeksasi KKP........................................................................... 17
B. Penyiapan Instrumen KKP ................................................................................... 27
BAB IV PELAKSANAAN KKP ..............................................................................................32
A. Penyusunan KKP .................................................................................................. 33
B. Pemberian Referensi Silang (Cross Reference) .................................................... 41
C. Pereviuan KKP ...................................................................................................... 43
D. Penyerahan KKP ................................................................................................... 46
E. Penyimpanan KKP ................................................................................................ 47
BAB V PENGENDALIAN KKP ............................................................................................. 51
A. Pemberian TRPM ................................................................................................. 52
B. Pereviuan KKP untuk Pemerolehan Keyakinan Mutu ........................................ 54
C. Peminjaman KKP .................................................................................................. 55
D. Pemindahan KKP ke Arsip ................................................................................... 58
E. Pemindaian (Scanning) ........................................................................................ 58
F. Pemusnahan KKP ................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 61

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id ii


Dokumentasi Pemeriksaan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 1


Dokumentasi Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat Mata Diklat


Mata diklat ini membahas gambaran umum dokumentasi pemeriksaan dan pengelolaan Kertas
Kerja Pemeriksaan (KKP) yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian KKP.
Dokumentasi pemeriksaan yang memadai memberikan pemahaman yang jelas atas prosedur
pemeriksaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh dan kesimpulan. Dokumentasi pemeriksaan dapat
berupa dokumen fisik maupun dokumen elektronis. Dokumentasi menyediakan informasi bagi
Pemeriksa yang berpengalaman dan tanpa pengetahuan sebelumnya mengenai pemeriksaan
tersebut, untuk dapat memahami: (1) sifat, saat, lingkup, dan hasil dari prosedur yang dilakukan, (2)
bukti yang diperoleh untuk mendukung kesimpulan pemeriksaan, (3) alasan di balik semua hal
signifikan yang memerlukan pertimbangan profesional, dan (4) kesimpulan. Dokumentasi
pemeriksaan harus dikelola dalam suatu sistem pengelolaan dokumentasi pemeriksaan yang aman,
tidak cepat rusak, teratur, efisien, dan efektif.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat mampu memahami pengelolaan kertas kerja
dan dokumentasi dalam pemeriksaan, serta mendokumentasikan proses pemeriksaan ke dalam
kertas kerja pemeriksaan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut,
peserta diklat harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Memahami gambaran dokumentasi kertas kerja pemeriksaan.
2. Memahami pengelolaan kertas kerja dan dokumentasi dalam pemeriksaan.
3. Mendokumentasikan proses pemeriksaan ke dalam kertas kerja pemeriksaan sesuai dengan
pedoman yang berlaku.

C. Metodologi Pembelajaran
Agar peserta mampu memahami mata diklat ini, proses belajar mengajar menggunakan
pendekatan andragogi. Dengan pendekatan ini, peserta didorong untuk berpartisipasi secara aktif
melalui komunikasi dua arah. Untuk metode yang digunakan merupakan kombinasi dari ceramah
dan tanya jawab, diskusi serta latihan soal dan kasus. Instruktur membantu peserta dalam
memahami materi melalui ceramah dan dalam proses ini peserta diberikan kesempatan untuk
melakukan tanya jawab. Agar proses pendalaman materi dapat berlangsung dengan baik,
dilakukan pula diskusi kelompok, sehingga peserta benar-benar dapat secara aktif terlibat dalam

Badan Diklat PKN BPK RI 2


Dokumentasi Pemeriksaan

proses belajar mengajar. Dalam modul ini disertakan pula latihan soal untuk membantu peserta
dalam mempercepat dan mempermudah memahami materi.

D. Deskripsi Singkat Struktur Buku Peserta


Buku Peserta ini disusun dengan kerangka bahasan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan penjelasan umum sebagai gambaran menyeluruh
atas isi modul meliputi deskripsi singkat mata diklat, tujuan pembelajaran,
metodologi pembelajaran dan deskripsi singkat struktur modul.
BAB II Gambaran Umum Dokumentasi Pemeriksaan
Bab ini memuat tentang pengertian dan ruang lingkup, fungsi, syarat-syarat,
isi dokumentasi pemeriksaan, pemberian kode dan simbol, serta proses
pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).
BAB III Perencanaan KKP
Bab ini membahas tentang penyusunan pola indeksasi KKP dan penyiapan
instrumen KKP.
BAB IV Pelaksanaan KKP
Bab ini menjelaskan penyusunan KKP, pemberian referensi silang, pereviuan
KKP, penyerahan dan penyimpanan KKP.
BAB V Pengendalian KKP
Bab ini membahas tentang pemberian TRPM, pereviuan KKP untuk
pemerolehan keyakinan mutu, peminjaman KKP, pemindahan ke arsip,
pemindaian dan pemusnahan KKP.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 3


Dokumentasi Pemeriksaan

BAB II GAMBARAN UMUM DOKUMENTASI PEMERIKSAAN

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami gambaran umum mengenai
dokumentasi pemeriksaan dan pengelolaan kertas kerja pemeriksaan dan dokumentasi dalam
pemeriksaan.

Indikator keberhasilan pembelajaran :

1. Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup dokumentasi pemeriksaan


2. Mampu menjelaskan fungsi, manfaat, dan tujuan KKP
3. Mampu menjelaskan beberapa anggapan yang salah tentang KKP
4. Mampu menjelaskan syarat-syarat KKP
5. Mampu menjelaskan isi dokumentasi pemeriksaan
6. Mampu menjelaskan kode dan simbol dalam KKP
7. Mampu menjelaskan pengelolaan KKP

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 4


Dokumentasi Pemeriksaan

A. Gambaran Umum dan Lingkup Dokumentasi Pemeriksaan


Dalam rangka melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN), pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi
pemeriksaan dalam bentuk KKP. Dokumentasi pemeriksaan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup
untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan
dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 5


Dokumentasi Pemeriksaan

dapat menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa. Selain itu,
dokumentasi pemeriksaan harus mendukung opini, temuan, simpulan dan rekomendasi
pemeriksaan.
Pemeriksa harus menyusun dokumentasi pemeriksaan guna memberikan informasi yang
jelas dan memadai. Melalui dokumentasi tersebut, Pemeriksa lain yang tidak memiliki latar
belakang pengetahuan atas pemeriksaan tersebut dapat memahami sifat, waktu, lingkup, dan
hasil dari prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh dalam mendukung
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi pemeriksaan, serta alasan dibalik semua hal signifikan
yang dibutuhkan dalam mengambil pertimbangan profesional dan kesimpulan terkait.
Implementasi SiAP LK merubah paradigma penyusunan KKP dari proses manual menjadi
proses otomatis. SiAP LK adalah sistem yang berfungsi untuk pendokumentasian Hasil
Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan (HP3) secara elektronis dan sistematis dengan
menggunakan bantuan komputer guna meningkatkan kualitas pengelolaan dokumen
pemeriksaan di mana penyimpanan dan pengelolaannya dilakukan dalam suatu sistem
terintegrasi yang terpusat dan dijaga keamanannya.
Berkaitan dengan dokumentasi pemeriksaan, selain memperhatikan Juklak tentang
Kertas Kerja Pemeriksaan yang berlaku, Pemeriksa juga harus memperhatikan ketentuan yang
relevan dalam SA 230 tentang Dokumentasi Audit.
Dokumentasi pemeriksaan meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan Pemeriksa
(perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan), bukti-bukti pemeriksaan yang
kompeten, relevan, dan cukup untuk mendukung catatan dan/atau hasil pekerjaan Pemeriksa.
Dokumentasi pemeriksaan yang diunggah pada aplikasi SiAP LK meliputi catatan yang
dibuat oleh Pemeriksa atau informasi dari entitas yang dinilai penting untuk mendukung
analisis Pemeriksa terkait dengan pelaksanaan prosedur pemeriksaan. Contoh dalam
pemeriksaan atas pengadaan barang/aset tetap dan tidak ditemukan indikasi ketidakpatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku atau penyimpangan lainnya, maka Pemeriksa tidak perlu
mengunggah scan dokumen kontrak, berita acara serah terima, Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan, Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), SPM, SP2D, dan sebagainya. Namun
demikian, Pemeriksa cukup menuangkan hasil analisisnya atas prosedur pemeriksaan yang
telah dilakukan.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 6


Dokumentasi Pemeriksaan

Sedangkan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dalam Pedoman Manajemen Pemeriksaan


(PMP) Tahun 2015 memiliki pengertian sebagai berikut:
“KKP merupakan catatan-catatan yang diselenggarakan oleh pemeriksa
tentang prosedur pemeriksaan yang ditempuh, pengujian yang
dilakukan, informasi yang diperoleh, dan simpulan yang dibuat
sehubungan dengan penugasan pemeriksaannya. “

Berdasarkan pengertian di atas, kita akan memperoleh kesan bahwa KKP hanya
mendokumentasikan catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa di lapangan. Sebagaimana
diatur dalam Juklak Pengelolaan KKP, KKP tidak hanya mendokumentasikan langkah-langkah
pemeriksaan di lapangan tetapi juga mendokumentasikan perencanaan pemeriksaan serta
pelaporan pemeriksaan sehingga hubungan antara perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
pemeriksaan dapat terlihat.
KKP merupakan cerminan tingkat profesionalitas pemeriksa didalam melakukan
pemeriksaan dan sebagai salah satu penilaian atas kualitas hasil pemeriksaan. Oleh karena itu,
KKP merupakan dukungan utama atas opini atau simpulan, temuan, dan rekomendasi. KKP
juga memuat informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa lain memperoleh
informasi yang memadai dalam mendukung tugas-tugasnya, seperti untuk perencanaan
pemeriksaan berikutnya, reviu KKP, serta pengendalian mutu kinerja pemeriksaan.
KKP dapat didokumentasikan dalam media kertas dan/atau media elektronis (e-KKP). E-
KKP dapat menggantikan KKP hasil print out atau fotokopi dengan syarat bahwa sistem e-KKP
dapat mengakomodasi proses review KKP secara elektronik yang dilakukan berjenjang sebagai
bagian dari kegiatan pengendalian mutu. Selain itu sistem e-KKP harus dapat menjamin
ketersediaan dan keamanan data dan informasi yang disimpan dalam bentuk elektronik
tersebut.
Bentuk KKP dapat berupa catatan hasil pelaksanaan prosedur pemeriksaan, bukti-bukti
seperti surat konfirmasi, surat representasi, daftar uji (check list), hasil analisis pemeriksa, hasil
wawancara, termasuk korespondensi baik manual maupun elektronis (e-mail).
Namun KKP bukan merupakan pengganti suatu dokumen akuntansi sebagai sumber
pencatatan (records) atau pertanggungjawaban entitas yang diperiksa. E-KKP dapat
menggantikan KKP hasil print out atau fotokopi dengan syarat bahwa sistem e-KKP dapat
mengakomodasi proses review KKP secara elektronik yang dilakukan berjenjang sebagai
bagian dari kegiatan pengendalian mutu. Selain itu sistem e-KKP harus dapat menjamin
ketersediaan dan keamanan data dan informasi yang disimpan dalam bentuk elektronik
tersebut. Buku peserta ini hanya akan membahas pengelolaan KKP secara manual.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 7


Dokumentasi Pemeriksaan

B. Fungsi dan Manfaat Dokumentasi Pemeriksaan


Dokumentasi pemeriksaan berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban pemeriksaan
yang dilakukan Pemeriksa, bahan penilaian kualitas pemeriksaan, serta satu di antara sumber
atau referensi pemeriksaan berikutnya.
Manfaat dokumentasi pemeriksaan adalah untuk:
1. dasar penyusunan LHP atau alat penghubung antara pekerjaan pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan;
2. alat mereviu, mengendalikan, dan mengawasi pekerjaan para pelaksana pemeriksaan;
3. alat pembuktian yang mendukung LHP;
4. sarana mengevaluasi seluruh atau sebagian hasil pemeriksaan;
5. sumber data atau informasi bagi kelanjutan pemeriksaan dan perencanaan pemeriksaan
berikutnya; dan
6. membantu Pemeriksa dalam pelaksanaan dan supervisi pemeriksaan.

C. Anggapan yang Salah Tentang KKP


1. KKP tidak penting dibanding temuan
Hal ini terjadi karena temuan menjadi prioritas utama sehingga pelaksanaan pemeriksaan
diarahkan untuk mencari temuan-temuan. Sebagai akibatnya, pemeriksa hanya terfokus
pada penyusunan KKP yang mendukung temuan.
2. KKP hanya menjadi formalitas
Hal ini terjadi karena ketua tim dan pejabat di atasnya tidak melakukan reivu terhadap KKP
yang disusun oleh anggota tim. Hal ini yang membuat KKP hanya menjadi formalitas.
3. KKP disusun belakangan
Berdasarkan anggapan ini, penyusunan KKP dilakukan setelah pemeriksaan selesai atau
apabila ada pengawasan/reviu atau bahkan ketika muncul suatu kasus. Sebagai akibatnya,
KKP hanya dibuat asal-asalan atau “yang penting ada KKP”.
4. KKP memperlambat pemeriksaan
Pekerjaan penyusunan KKP membutuhkan waktu sehingga jika tidak dikelola dengan baik
maka dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan memperlambat pemeriksaan pada
akhirnya.
5. KKP disamakan dengan bukti pemeriksaan
Berdasarkan anggapan ini, KKP hanya berisikan bukti-bukti saja tanpa didukung oleh hasil
analisis pemeriksa.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 8


Dokumentasi Pemeriksaan

D. Syarat Dokumentasi Pemeriksaan


Untuk menjaga mutu kinerja pemeriksaan serta sesuai dengan fungsi dan manfaatnya,
KKP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Cukup, yaitu harus memadai untuk mendukung temuan-temuan, simpulan dan
rekomendasi berdasarkan pertimbangan profesional pemeriksa.
2. Kompeten, yaitu memiliki dukungan bukti yang kuat.
3. Relevan, yaitu sesuai dengan waktu dan substansi pemeriksaan dalam program
pemeriksaan.
4. Akurat atau tepat, yaitu sesuai dengan fakta dan bukti, termasuk hasil analisis atau hasil
perhitungan.
5. Lengkap, sesuai dengan lingkup dalam program pemeriksaan, dan mengandung isi seperti
disebutkan dalam Juklak dan Juknis ini.
6. Ringkas, yaitu merupakan ringkasan dan penafsiran data yang dilakukan oleh pemeriksa
dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan entitas ke dalam KKP.
7. Jelas dan informatif, yaitu tidak menimbulkan arti ganda, mudah dimengerti, dan tidak
diperlukan penjelasan lisan tambahan yang menggambarkan proses pemeriksaan yang
dilakukan.
8. Sistematis, yaitu memiliki tata urutan yang jelas dan konsisten.
9. Rapi, yaitu mudah dibaca, mudah diketahui jejak, dan mudah direviu.
10. Aman, yaitu bebas dari akses pihak lain yang tidak berkepentingan dalam proses
pemeriksaan sehingga terjaga kerahasiannya dan bebas dari risiko hilang serta rusak.
11. Mudah diakses, yaitu dapat dicari dan diperoleh sesuai dengan ketentuan penggunaan
KKP; dan
12. Bersih, yaitu terjaga dari kotoran yang dapat merusak dan menyulitkan penggunaan KKP
sesuai ketentuan penggunaannya.
Pemeriksa dan pejabat yang terlibat dalam pengelolaan KKP, bertanggung jawab untuk
dapat memenuhi dan menjaga tercapainya persyaratan pendokumentasian hasil pemeriksaan
seperti telah disebutkan di atas. Persyaratan tersebut harus dipenuhi pada tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian KKP.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 9


Dokumentasi Pemeriksaan

E. Isi Dokumentasi Pemeriksaan


Dokumentasi pemeriksaan harus berisikan informasi yang cukup untuk memungkinkan
pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan
tersebut dapat memastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti
yang mendukung pertimbangan, opini, temuan, simpulan dan rekomendasi pemeriksaan.
Dokumentasi pemeriksaan harus dikelola dalam suatu sistem pengelolaan dokumentasi
pemeriksaan yang aman, tidak cepat rusak, teratur, efisien, dan efektif.
Di dalam Kerangka Konseptual Pemeriksaan SPKN menyatakan bahwa dokumentasi
pemeriksaan menyediakan informasi bagi Pemeriksa yang berpengalaman dan tanpa
pengetahuan sebelumnya mengenai pemeriksaan tersebut, untuk dapat memahami:
1. sifat, saat, lingkup, dan hasil dari prosedur yang dilakukan,
2. bukti yang diperoleh untuk mendukung kesimpulan pemeriksaan,
3. alasan di balik semua hal signifikan yang memerlukan pertimbangan profesional, dan
4. kesimpulan.
Sementara itu, dalam juklak pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) No.4/2011
mengatur bahwa KKP berisi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa yang paling tidak
memuat informasi sebagai berikut:
1. Judul KKP.
2. Nama, paraf, dan tanggal penyusun, pereviu, dan pemberi persetujuan.
3. Indeks KKP.
4. Referensi silang (cross reference) yang menggambarkan hubungan antar KKP dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, termasuk pula
hubungan dengan KKP periode sebelumnya (bila diperlukan).
5. Catatan pemeriksa terkait dengan informasi yang disajikan dalam KKP tersebut.
6. Simpulan pemeriksa yang didukung oleh hasil analisis sesuai dengan lingkup program
pemeriksaan.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 10


Dokumentasi Pemeriksaan

F. Kode dan Simbol


KKP dilengkapi dengan kode dan simbol tertentu secara konsisten dan sistematik. Kode
dan simbol tersebut meliputi indeksasi KKP; referensi silang (cross reference) antar KKP pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan serta KKP sebelumnya; tick
marks; dan tanda reviu. Penggunaan kode atau simbol pada KKP harus dijelaskan pemeriksa.
Penjelasan tersebut termasuk dalam KKP.
KKP yang disusun secara manual maupun melalui media aplikasi SiAP LK harus
memuat informasi mengenai identitas BPK (simbol dan nama), pernyataan “Kertas Kerja
Pemeriksaan”, entitas dan tahun yang diperiksa, nomor kode indeks KKP, nama/inisial, tanggal
dan paraf, simbol analisis (tickmark), dan pemberian referensi silang (cross reference).
Tick marks adalah tanda berupa simbol/huruf/angka yang digunakan untuk menandakan
bahwa suatu prosedur pemeriksaan telah dilakukan oleh pemeriksa, atau menandakan
pemberian penjelasan lebih lanjut atas suatu informasi. Tick marks digunakan untuk
menyederhanakan pendokumentasian pekerjaan yang telah dilakukan dan kondisi yang
ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan. Tick marks ini diletakkan di dekat/di sebelah data
yang dijelaskannya.
Penulisan tick marks sebaiknya menggunakan warna yang berbeda dengan warna
tulisan yang merupakan isi dari dokumen pemeriksaan tersebut. Setiap penggunaan tick marks
ini harus disertai dengan label keterangan (legenda) yang menjelaskan maksud dari
penggunaan tanda tersebut. Legenda tersebut sebaiknya singkat dan dapat menjelaskan hasil
dari prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
Tick marks tidak boleh diberikan apabila prosedur tersebut tidak dilakukan oleh
pemeriksa. Contoh kode tick marks yang dapat digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Pemeriksa dapat mengembangkan sendiri kode tick mark yang lain, sesuai dengan kebutuhan
di lapangan. Perhatikan juga contoh penggunaan tick marks dalam pelaksanaan pemeriksaan
di lapangan sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.1.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 11


Dokumentasi Pemeriksaan

Tabel 2.1. Contoh tick marks

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 12


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 2.1. Contoh penggunaan tick marks dalam pelaksanaan pemeriksaan di lapangan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 13


Dokumentasi Pemeriksaan

G. Proses Pengelolaan KKP


Pengelolaan KKP terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1. Perencanaan KKP, meliputi:
a. Penyusunan pola indeksasi KKP
b. penyiapan instrumen KKP
2. Pelaksanaan KKP, meliputi:
a. Penyusunan KKP
b. Pemberian referensi silang (cross reference)
c. Pereviuan KKP
d. Penyerahan KKP
e. Penyimpanan KKP
3. Pengendalian KKP, meliputi:
a. Pemberian Tanda Reviu Pengendali Mutu (TRPM)
b. Pereviuan KKP untuk pemerolehan keyakinan mutu
c. Peminjaman KKP
d. Pemindahan KKP ke arsip
e. Pemindaian (scanning) KKP
f. Pemusnahan KKP

Adapun tahapan pendokumentasian Pemeriksaan LKPP/LKKL/LKBUN meliputi


perencanaan indeksasi KKP, penyusunan KKP, pemberian tanda simbol analisis, pemberian
referensi silang, proses review KKP, pelabelan KKP, penyerahan KKP, pengendalian mutu KKP,
dan penyimpanan KKP. Pendokumentasian pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
aplikasi SiAP LK.
Sedangkan tahapan pendokumentasian pemeriksaan LKPD meliputi perencanaan
indeksasi KKP, penyusunan KKP, pemberian tanda simbol analisis, pemberian referensi silang,
pereviuan KKP, pelabelan KKP, penyerahan KKP, pengendalian mutu KKP, dan penyimpanan
KKP.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 14


Dokumentasi Pemeriksaan

Latihan
1. Jelaskan pengertian KKP!
2. Jelaskan fungsi KKP!
3. Sebutkan apa saja syarat KKP!
4. Sebutkan isi KKP!
5. Sebut dan jelaskan tahapan pengelolaan KKP!

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 15


Dokumentasi Pemeriksaan

BAB III PERENCANAAN KKP

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami pengelolaan kertas kerja dan
dokumentasi dalam pemeriksaan di BPK.

Indikator keberhasilan pembelajaran:

1. Mampu menjelaskan pola indeksasi KKP


2. Mampu menjelaskan proses penyiapan instrumen KKP

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 16


Dokumentasi Pemeriksaan

A. Penyusunan Pola Indeksasi KKP


Pola indeksasi dibuat pada saat penyusunan P2. Tim Perencanaan Pemeriksaan (TPP)
atau pemeriksa yang ditunjuk untuk menyusun P2, bertanggung jawab untuk menyusun pola
indeksasi KKP.
Pola indeksasi dilakukan sesuai kelompok akun laporan keuangan atau kegiatan atau
program objek yang diperiksa atau prosedur pemeriksaan yang ada dalam P2.
Pola indeksasi dibuat sistematis dan tidak terlalu rumit, sehingga dapat memudahkan
pemeriksa dalam melakukan indeksasi. Pola indeks KKP dimulai dengan hasil atau output akhir
pekerjaan pemeriksa.
Indeksasi KKP dikelompokkan, sebagai berikut:
1. Indeks A untuk dokumentasi perencanaan pemeriksaan;
2. Indeks B untuk dokumentasi pelaksanaan pemeriksaan; dan
3. Indeks C untuk dokumentasi pelaporan hasil pemeriksaan.
Selain Indeks tersebut, khusus untuk pemeriksaan LKPP dan LKKL/LKBUN, Indeks KKP
ditambah dengan Indeks D untuk hal-hal lain yang relevan dalam KKP. Hal tersebut diatur
dalam Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 7/K/I-XIII.2/6/2020
tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga/Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara.

1. KKP Indeks A
KKP indeks A meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa dalam tahap
perencanaan pemeriksaan yang menghasilkan surat tugas, P2, dan Program Kerja
Perorangan (PKP), Pemahaman Entitas, struktur organisasi, peraturan-peraturan terkait,
pemahaman SPI, pemahaman dan penilaian risiko, dan prosedur analitikal awal.
Untuk setiap tahapan diberikan indeksasi A.1, A.2, A.3, …., A19.
Dokumen tetap (permanent file) seperti struktur organisasi, tata kerja entitas yang
diperiksa, dan peraturan perundang-undangan disimpan dalam suatu media penyimpanan
dokumen tetap/database entitas. Apabila tidak ada perubahan informasi atas dokumen
tetap pada pemeriksaan tahun berjalan maka pemeriksa tidak perlu memperoleh dokumen
tetap tersebut. Selanjutnya, pemeriksa cukup membuat catatan atau referensi silang yang
menunjukkan kode/indeks media penyimpanan dokumen tetap tersebut disimpan.
Selain disimpan dalam suatu media penyimpanan dokumen tetap, dokumen tetap
juga dapat dirujuk (refer) ke sistem aplikasi database entitas apabila sistem aplikasi
tersebut telah dibuat dan dimutakhirkan. Pemeriksa memutakhirkan informasi dan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 17


Dokumentasi Pemeriksaan

dokumen tetap yang mengalami perubahan sebagai bagian dari pekerjaan perencanaan
pemeriksaan dalam bentuk catatan dan/atau hasil pekerjaannya pada KKP tahun berjalan.
2. KKP Indeks B
KKP indeks B meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa serta bukti-bukti
pendukung yang diperoleh dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan yang menghasilkan
simpulan dan temuan pemeriksaan serta pengakhiran pemeriksaan.
Untuk setiap tahapan diberikan indeksasi B.1, B.2, B.3, …., B11.
KKP indeks B untuk pemeriksaan keuangan terdiri dari temuan pemeriksaan,
tanggapan entitas yang diperiksa, dan pengujian akun-akun Neraca, Laporan Realisasi
Anggaran, dan Laporan Operasional yang dibuat KKP-nya disusun satu kesatuan dengan
urutan sebagai berikut:
a. Lembar sampul (cover sheet) disingkat CS;
b. Hasil Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan (HP3);
c. Lembar Utama (lead schedule) disingkat LS;
d. Lembar Pendukung (supporting schedule) disingkat LS;
e. Lembar Pelaksanaan Pengujian Substantif (substantive test) disingkat ST;
f. Lembar Pelaksanaan Pengujian Pengendalian (control test) disingkat CT;
g. Lembar Pelaksanaan Pengujian Penyajian dan Pengungkapan disingkat PD;
h. Dokumen/bukti relevan yang diperoleh dari auditee disingkat BA;
i. Berita Acara Pengujian Cek Fisik/Opname Fisik disingkat BD;
j. Hasil konfirmasi dari pihak ketiga disingkat BK; dan
k. Hasil wawancara secara tertulis disingkat BW.
KKP indeks B untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT terdiri dari temuan pemeriksaan,
tanggapan entitas yang diperiksa, lembar sampul, dan HP3. Untuk pemeriksaan kinerja dan
PDTT tidak menggunakan KKP Utama dan KKP Pendukung.

3. KKP Indeks C
KKP indeks C meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa dalam tahap pelaporan
pemeriksaan. Semua dokumen pada tahap pelaporan, yang dimulai sejak penyusunan
Konsep LHP sampai dengan LHP, dikelompokkan pada KKP indeks C. Dokumen-dokumen
tersebut antara lain dokumen pelaporan atas hasil pemeriksaan, mulai dari Konsep Laporan
Hasil Pemeriksaan, hasil reviu penanggung jawab dan/atau pemberi tugas sampai dengan
finalisasi Laporan Hasil Pemeriksaan. Dalam KKP indeks C ini, termasuk pula KKP Risalah
Diskusi, yang mendokumentasikan proses perubahan dari Konsep LHP menjadi LHP.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 18


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 3.1. Contoh penyusunan pola indeksasi KKP untuk pemeriksaan LK

Ketiga kelompok KKP tersebut dilengkapi dengan daftar indeks KKP yang berisi seluruh
KKP yang akan disusun pemeriksa. Penyusunan daftar indeks bersumber dari hasil penyusunan
pola indeksasi sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Daftar indeks ini berfungsi sebagai
petunjuk/katalog bagi tim pemeriksa dan pihak terkait dalam keperluan penyusunan hasil
pemeriksaan dan keperluan lainnya. Lihat Tabel 3.1 untuk contoh daftar indeks KKP untuk
pemeriksaan keuangan, Tabel 3.2 dan 3.3 untuk Indeks dan Daftar KKP Pemeriksaan LKPP,
LKKL, dan LKBUN serta Tabel 3.4 untuk contoh daftar indeks KKP pemeriksaan kinerja dan
PDTT. Isi KKP dari daftar indeks tersebut hanya merupakan contoh. Dalam praktik di lapangan,
isi daftar indeks disesuaikan dengan dokumentasi yang dibuat pemeriksa berdasarkan
program pemeriksaan dan langkah-langkah yang diatur dalam pedoman pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan PDTT.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 19


Dokumentasi Pemeriksaan

Tabel 3.1. Contoh daftar indeks KKP untuk pemeriksaan keuangan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 20


Dokumentasi Pemeriksaan

Tabel 3.2 Indeksasi KKP Pemeriksaan LKPP, LKKL, dan LKBUN


A KKP INDEKS A: PERENCANAAN (Terdiri atas 2 (dua) digit, sebagai contoh indeks A.01)
1) A menunjukkan bahwa KKP ini adalah KKP tahap perencanaan pemeriksaan:
2) 01 s.d. 13 menunjukkan nomor urut KKP Indeks A sesuai dengan pengaturan pada
Tabel 3.3; dan
3) Apabila pemeriksa mendapati hal-hal yang dapat dan/atau relevan untuk dimasukkan
dalam Indeks A, maka pemeriksa dapat menggunakan digit 14 dan digit-digit
selanjutnya.
B KKP INDEKS B: PELAKSANAAN (Terdiri dari 5 digit, sebagai contoh indeks B.01.01.CT.01)
Digit pertama dan kedua diatur sebagai berikut:
1) B.01.: ASET
2) B.02.: UTANG
3) B.03.: EKUITAS
4) B.04.: PENERIMAAN/PENDAPATAN LO
5) B.05.: BELANJA/BEBAN
6) B.06.: PENERIMAAN PEMBIAYAAN
7) B.07.: PENGELUARAN PEMBIAYAAN
8) B.08.: AKUN LAK UNTUK AKTIVITAS NON ANGGARAN
9) B.09.: NON AKUN, PENGUNGKAPAN, KONSOLIDASIAN, DAN PENYELESAIAN
PENUGASAN
10) B.10.: TEMUAN DAN TANGGAPAN INSTANSI
11) B.11.: LAIN-LAIN, misalnya Laporan Kemajuan Pekerjaan, Korespondensi, dan
sebagainya
Digit ketiga menggambarkan jenis aset misalnya 01 menunjukkan Kas (disesuaikan
dengan keadaaan di masing-masing tim)
Digit keempat diatur sebagai berikut:
1) CS: Lembar Sampul (Cover Sheet/CS)
2) LS: Kertas Kerja Utama (Lead Schedule/LS)
3) SS: Kertas Kerja Pendukung (Supporting Schedule/SS)
4) CT: untuk Pengujian Pengendalian (Control Test/CT)
5) COT: untuk Pengujian Kepatuhan (Compliance Test/COT)
6) AT: untuk Prosedur Analitis (Analytical Test/AT)
7) ST: untuk Pengujian Substantif (Substantive Test/ST)
Digit kelima, untuk tim pemeriksa KL diserahkan pengaturannya pada masing-masing tim
KL, sedangkan untuk Tim BUN diatur sebagai berikut:
UT = Untuk BA 999.01
HB = Untuk BA 999.02
IP = Untuk BA 999.03
PP = Untuk BA 999.04
TD = Unuk BA 999.05
BS = Untuk BA 999.07
BL = Untuk BA 999.08
TK = Untuk BA 999.99
PKN = Untuk akun-akun Kas pada Pemeriksa Kuasa BUN
UBL = Untuk akun Aset Lainnya pada UBL
Contoh untuk BUN:
B.01.02.CT.TK.—digit tambahan—(Untuk akun Kas di Rekening Pemerintah Lainnya pada
BA 999.99)

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 21


Dokumentasi Pemeriksaan

Khusus untuk pemeriksa BUN, digit keenam disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing tim pemeriksa
C KKP INDEKS C : PELAPORAN (Terdiri dari 2 digit, contoh “C.01”)
1) C menunjukkan bahwa KKP ini adalah KKP tahap pelaporan pemeriksaan;
2) 01 s.d. 06 menunjukkan nomor urut KKP Indeks C sesuai dengan pengaturan pada
Tabel 3.3; dan
3) Apabila pemeriksa mendapati hal-hal yang dapat dan/atau relevan untuk dimasukkan
dalam Indeks C, maka pemeriksa dapat menggunakan digit 07 dan digit-digit
selanjutnya.
D KKP INDEKS D : LAIN-LAIN (Terdiri dari 2 digit, contoh “D.01”)
1) D menunjukkan bahwa KKP ini adalah dukungan atas KKP Indeks A, B, dan C yang
berisi hal-hal relevan diluar kegiatan utama pemeriksaan;
2) 01 s.d. 06 menunjukkan nomor urut KKP Indeks D sesuai dengan pengaturan pada
Tabel 3.3; dan
3) Apabila pemeriksa mendapati hal-hal yang dapat dan/atau relevan untuk dimasukkan
dalam Indeks D, maka pemeriksa dapat menggunakan digit 08 dan digit-digit
selanjutnya.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 22


Dokumentasi Pemeriksaan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 23


Dokumentasi Pemeriksaan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 24


Dokumentasi Pemeriksaan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 25


Dokumentasi Pemeriksaan

Tabel 3.3. Daftar KKP untuk Pemeriksaan LKPP, LKKL, dan LKBUN

Indeksasi KKP secara keseluruhan untuk Pemeriksaan LKPD dimuat dalam LAMPIRAN
VI.1 Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 1/K/I-XIII.2/1/2021
tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Tabel 3.4. Contoh daftar indeks KKP untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 26


Dokumentasi Pemeriksaan

B. Penyiapan Instrumen KKP


Ketua tim bertanggung jawab atas kelengkapan instrumen KKP, yaitu formulir-formulir
KKP, media penyimpanan KKP (kardus, ordner, map), dan Tanda Reviu Pengendalian Mutu
(TRPM).

Formulir KKP
Formulir-formulir KKP disiapkan sebelum tahapan pemeriksaan dilakukan. Format
formulir disesuaikan dengan format yang diatur dalam juklak dan juknis yang relevan. Contoh
formulir-formulir tersebut dapat dilihat pada bab selanjutnya.
Ketua tim pemeriksa bertanggung jawab atas kesiapan media penyimpanan dan TRPM
untuk penyerahan KKP kepada pemberi tugas dan/atau pejabat eselon III satuan kerja
pelaksana BPK di bidang pemeriksaan. TRPM dikelola oleh Kepala Sekretariat AKN atau
Kasubbag Humas dan TU Kalan, sedangkan media penyimpanan KKP dapat diperoleh dari Biro
Umum/Sub Bagian Umum dan TI. TRPM diperoleh Kepala Sekretariat AKN/Kasubbag Humas
dan TU Kalan melalui permintaan tertulis ke Biro Umum. Media penyimpanan KKP dalam
bentuk kardus diperoleh ketua tim dari Biro Umum/Sub Bagian Umum dan TI melalui
permintaan tertulis dari pejabat Eselon II/III satuan kerja pelaksana BPK di bidang
pemeriksaan.

Media Penyimpanan KKP


Media penyimpanan KKP terdiri atas kardus, ordner, dan map. Untuk bentuk kardus,
berikut adalah spesifikasinya (lihat juga Gambar 3.1) :
1. Kardus KKP menggunakan bahan kardus berwarna coklat yang tidak mudah rusak dengan
ketebalan bahan minimal 2 (dua) mm.
2. Kardus KKP berbentuk kotak dengan ukuran panjang 38,5 cm, lebar 18,5 cm dan tingginya
30 cm.
3. Bagian atas kardus merupakan penutup dari kardus tersebut dengan kait penutup kardus
yang memiliki panjang 38,5 cm dan lebar 8 cm.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 27


Dokumentasi Pemeriksaan

3 8 ,5 c m
18
,5
cm

30 cm
U k u ra n K a rd u s K K P

BPK RI 2 m m

K e te b a la n K a rd u s K K P
K o t a k in i

30 cm
d ii s i d e n g a n 3 8 ,5 c m
Label
Id e n t ita s
18
,5
KKP ATAS cm

8 cm
1 8 ,5 c m
S is i Id e n tita s K a r d u s U k u ra n K a it P e n u tu p K a rd u s

Gambar 3.1. Spesifikasi kardus sebagai media penyimpanan KKP

Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM)


TRPM digunakan untuk mengendalikan mutu KKP. TRPM diperoleh dari Kepala
Sekretariat AKN/Kasubbag Humas dan TU Kalan melalui permintaan tertulis sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan penanggung jawab tim. TRPM memiliki persyaratan
sebagai berikut : (lihat juga Gambar 3.2)
1. TRPM terbuat dari bahan kertas stiker berlapis plastik yang tidak mudah rusak dan
mengelupas;
2. TRPM berwarna biru langit;
3. TRPM berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar 6,5 cm;
4. TRPM terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang dilekatkan pada kardus KKP dan Lembar
Kontrol Pengendalian Mutu dengan nomor seri berurutan (prenumbered); dan
5. TRPM memuat simbol BPK dan tahun penggunaan, tanda dan tingkat reviu, paraf pereviu
dan tanggal reviu.

Gambar 3.2. Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM)

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 28


Dokumentasi Pemeriksaan

Penomoran TRPM dibuat tercetak yang terdiri dari tujuh digit angka. Satu digit
kelompok pertama TRPM menunjukkan unit kerja di level eselon I (AKN), tiga digit kelompok
kedua menunjukkan satuan kerja pada level eselon II sedangkan tiga kelompok digit
selanjutnya menunjukkan urutan TRPM.
Contoh penomoran TRPM adalah sebagai berikut: Kode 5193015. Kode 5 menunjukkan
unit kerja AKN 5. Angka 193 menunjukkan Kantor Perwakilan NAD, sedangkan 015
menunjukkan urutan TRPM.

Gambar 3.3. Penomoran TRPM


No. Kode Satuan Kerja No. Kode Satuan Kerja
1 151 Auditorat I.A 28 19G BPK RI Perwakilan Provinsi
Bengkulu
2 152 Auditorat I.B 29 19H BPK RI Perwakilan Provinsi Banten
3 153 Auditorat I.C 30 19I BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa
Tengah
4 161 Auditorat II.A 31 201 Auditorat VI.A
5 162 Auditorat II.B 32 202 Auditorat VI.B
6 163 Auditorat II.C 33 204 BPK RI Perwakilan Provinsi
Kalimantan Barat
7 171 Auditorat III.A 34 205 BPK RI Perwakilan Provinsi
Kalimantan Tengah
8 172 Auditorat III.B 35 206 BPK RI Perwakilan Provinsi
Kalimantan Selatan
9 173 Auditorat III.C 36 207 BPK RI Perwakilan Provinsi
Kalimantan Timur
10 181 Auditorat IV.A 37 208 BPK RI Perwakilan Provinsi Bali
11 182 Auditorat IV.B 38 209 BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa
Tenggara Timur
12 183 Auditorat IV.C 39 20A BPK RI Perwakilan Provinsi
Sulawesi Selatan
13 191 Auditorat V.A 40 20B BPK RI Perwakilan Provinsi
Sulawesi Tenggara
14 192 Auditorat V.B 41 20C BPK RI Perwakilan Provinsi
Sulawesi Utara
15 193 BPK RI Perwakilan Provinsi Nangroe 42 20D BPK RI Perwakilan Provinsi Maluku
Aceh Darussalam
16 194 BPK RI Perwakilan Provinsi 43 20E BPK RI Perwakilan Provinsi Maluku

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 29


Dokumentasi Pemeriksaan

No. Kode Satuan Kerja No. Kode Satuan Kerja


Sumatera Utara Utara
17 195 BPK RI Perwakilan Provinsi Riau 44 20F BPK RI Perwakilan Provinsi Papua
18 196 BPK RI Perwakilan Provinsi 45 20G BPK RI Perwakilan Provinsi Papua
Sumatera Selatan Barat
19 197 BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi 46 20H BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa
Tenggara Barat
20 198 BPK RI Perwakilan Provinsi 47 20I BPK RI Perwakilan Provinsi
Lampung Sulawesi Tengah
21 199 BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah 48 20J BPK RI Perwakilan Provinsi
Khusus Ibukota Jakarta Gorontalo
22 19A BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa 49 20O BPK RI Perwakilan Provinsi
Barat Sulawesi Barat
23 19B BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah 50 211 Auditorat VII.A
Istimewa Yogyakarta
24 19C BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa 51 212 Auditorat VII.B
Timur
25 19D BPK RI Perwakilan Provinsi 52 213 Auditorat VII.C
Sumatera Barat
26 19E BPK RI Perwakilan Provinsi 53 214 Auditorat VII.D
Kepulauan Riau
27 19F BPK RI Perwakilan Provinsi Bangka
Belitung
Tabel 3.5. Kode satuan kerja setingkat eselon II untuk pengisian pada kolom digit kelompok kedua
TRPM. Kode ini merujuk pada pengkodean yang telah digunakan dalam Sistem Manajemen
Pemeriksaan BPK

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 30


Dokumentasi Pemeriksaan

Latihan
1. Sebut dan jelaskan kelompok indeksasi KKP!
2. Sebutkan contoh formulir KKP dan kapan disiapkannya!
3. Sebutkan beberapa syarat TRPM!

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: bpkcorpu@bpk.go.id 31


Dokumentasi Pemeriksaan

BAB IV PELAKSANAAN KKP

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami pengelolaan kertas kerja dan
dokumentasi dalam pemeriksaan di BPK

Indikator keberhasilan pembelajaran:

1. Mampu menjelaskan penyusunan KKP


2. Mampu menjelaskan pemberian referensi silang
3. Mampu menjelaskan pereviuan KKP
4. Mampu menjelaskan penyerahan KKP
5. Mampu menjelaskan penyimpanan KKP

Badan Diklat PKN BPK RI 32


Dokumentasi Pemeriksaan

A. Penyusunan KKP
KKP disusun oleh Anggota Tim dan Tenaga Ahli (jika ada) untuk di-review secara
berjenjang oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis dan/atau Penanggung Jawab Pemeriksaan pada
saat pelaksanaan pemeriksaan. KKP yang disusun setidaknya memuat informasi mengenai:
1. Identitas BPK (simbol dan nama);
2. Pernyataan “Kertas Kerja Pemeriksaan”;
3. Objek, entitas, dan tahun yang diperiksa;
4. Nomor atau kode indeks KKP;
5. Nama dan paraf penyusun, pereviu dan pemberi persetujuan KKP, serta tanggal
penyusunan, pereviuan, dan persetujuannya;
6. Kegiatan dan/atau langkah pemeriksaan yang dilakukan;
7. Hasil kegiatan dan/atau simpulan yang dihasilkan pemeriksa; dan
8. Referensi silang yang memadai.
Seluruh informasi terkait akun/program/area kunci tertentu yang telah diperoleh selama
pemeriksaan serta simpulan akhir pemeriksa dituangkan dalam suatu KKP lembar sampul
(cover sheet).
Penyusunan KKP untuk tahap perencanaan dan pelaporan pemeriksaan tidak perlu
menggunakan lembar sampul. Pendokumentasiannya menggunakan format yang sudah ada
dalam pedoman pemeriksaan terkait.
Penyusunan KKP untuk tahap pelaksanaan pemeriksaan dilakukan anggota tim
pemeriksa melalui KKP lembar sampul. KKP lembar sampul memuat informasi mengenai:
1. Hasil pemeriksaan yang merupakan rangkuman dari KKP hasil pelaksanaan prosedur
pemeriksaan (HP3). Isi hasil pemeriksaan pada KKP lembar sampul ini antara lain adalah
jurnal koreksi, pokok-pokok temuan pemeriksaan, dan/atau hasil pelaksanaan prosedur
pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Simpulan yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan atas akun/program/ area
kunci yang diperiksa tersebut, meliputi kewajaran penyajian akun, terpenuhinya aspek
ekonomis/efisiensi/efektivitas suatu area kunci, tingkat kepatuhan suatu pelaksanaan
program dan sebagainya.

Badan Diklat PKN BPK RI 33


Dokumentasi Pemeriksaan

Terdapat dua macam KKP lembar sampul berdasarkan pemeriksaan, yaitu :


1. Pemeriksaan keuangan
KKP lembar sampul pemeriksaan keuangan meliputi: (lihat Gambar 4.1)
a) nama dan deskripsi akun atau pos;
b) saldo sebelum diperiksa (unaudited balance);
c) jurnal koreksi saldo akun, apabila ada;
d) saldo setelah diperiksa (audited balance);
e) apabila memungkinkan,hasil pemeriksaan; dan
f) simpulan.
Simpulan dan hasil pemeriksaan dalam lembar sampul pemeriksaan keuangan didukung
oleh KKP utama (lead schedule) dan KKP pendukung (supporting schedule) yang relevan.
Informasi dalam KKP pendukung, didukung oleh KKP tentang HP3.
2. Pemeriksaan kinerja dan PDTT
KKP lembar sampul untuk pelaksanaan pemeriksaan kinerja dan PDTT merupakan
dokumentasi hasil dan simpulan pelaksanaan P2 oleh anggota tim pemeriksa atas
program/area kunci tertentu. Pemeriksaan kinerja dan PDTT tidak perlu menggunakan
KKP utama dan KKP pendukung.
Contoh formulir lembar sampul pemeriksaan kinerja dan PDTT dapat dilihat pada Gambar
4.4.

Gambar 4.1. Lembar sampul untuk pemeriksaan keuangan yang berisi ringkasan hasil pemeriksaan atas
akun yang diperiksa

Badan Diklat PKN BPK RI 34


Dokumentasi Pemeriksaan

Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok
akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan pendapatan pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kode akun.
(9) : Diisi dengan keterangan singkat mengenai akun dan saldo normal akun.
(10) : Diisi dengan saldo atas akun sebelum diperiksa (unaudited), nilai koreksi atas saldo
(koreksi pemeriksaan) dan saldo akhir setelah diperiksa (audited)
(11) : Diisi dengan hasil pemeriksaan dan dilengkapi dengan referensi indeks KKP. Pada kolom ini
juga dapat diisi dengan temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan SPI maupun
kepatuhan, yang diperoleh pada saat pemeriksaan.
(12) : Diisi dengan simpulan atas hasil pemeriksaan. Simpulan ini berisi tentang penilaian
pemeriksa atas kewajaran penyajian saldo akun dalam laporan keuangan.

Badan Diklat PKN BPK RI 35


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 4.2. KKP utama

Keterangan:
(1) : Diisi dengan nama entitas yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun laporan keuangan yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) - (6) : Diisi dengan nama dan paraf pemeriksa yang membuat, yang mereviu dan yang menyetujui KKP disertai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan lain
sebagainya.
(8) : Diisi dengan kode akun
(9) : Diisi dengan referensi indeks KKP.
(10) : Diisi dengan saldo akun tahun berjalan yang belum diperiksa (unaudited current year balance).
(11), (12) : Diisi dengan jurnal koreksi penyesuaian hasil pemeriksaan (adjustment journal entries).
(13), (14) : Diisi dengan jurnal koreksi reklasifikasi hasil pemeriksaan (reclassification journal entries)
(15) : Diisi dengan saldo akhir setelah diperiksa (audited balance).
(16) : Diisi dengan saldo akun yang telah diperiksa tahun sebelumnya (prior year audited balance).

Badan Diklat PKN BPK RI 36


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 4.3. KKP pendukung

Badan Diklat PKN BPK RI 37


Dokumentasi Pemeriksaan

Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan pendapatan
pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kelompok akun, misalnya kelompok akun Kas, Aset Tetap, dan sebagainya.
(9) : Diisi dengan saldo akun tahun yang diperiksa .
(10) : Cukup jelas
(11) : Diisi dengan rincian dari akun (sub akun)
(12) : Diisi dengan kode tiap rincian dari sub akun
(13) : Diisi dengan saldo tahun berjalan yang belum diperiksa
(14), (15) : Diisi dengan nilai jurnal penyesuaian pemeriksaan
(16), (17) : Diisi dengan nilai jurnal reklasifikasi pemeriksaan
(18) : Diisi dengan saldo akhir setelah koreksi pemeriksaan
(19) : Diisi dengan referensi indeks KKP atas kertas kerja pendukung yang lebih rinci
(20) : Diisi dengan penjelasan pemeriksa atas selisih yang ditemukan berdasarkan hasil analisanya (bila ada)
(21) : Diisi dengan kesimpulan pemeriksa tentang akun ini, berdasarkan hasil pemeriksaannya.

Badan Diklat PKN BPK RI 38


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 4.4. Lembar sampul untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT yang berisi ringkasan hasil
pemeriksaan atas area kunci yang diperiksa

Keterangan:
(1) : Diisi dengan jenis dan objek pemeriksaan.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan area kunci yang dianalisis.
(8) : Diisi dengan hasil pemeriksaan dan dilengkapi dengan referensi indeks KKP. Pada kolom ini
juga dapat diisi dengan temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan SPI maupun
kepatuhan, yang diperoleh pada saat pemeriksaan.
(9) : Diisi dengan simpulan atas hasil pemeriksaan.

Objek pemeriksaan dalam KKP lembar sampul didukung oleh KKP Hasil Pelaksanaan
Prosedur Pemeriksaan (HP3). HP3 merupakan dokumentasi dari setiap prosedur yang harus
dilaksanakan oleh pemeriksa di lapangan sesuai dengan P2/PKP. HP3 ini antara lain memuat:
(contoh formulir HP3 dapat dilihat pada Gambar 4.5.)
1. tujuan, yaitu tujuan pelaksanaan suatu prosedur pemeriksaan, sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam P2;
2. langkah/prosedur yang dilakukan;
3. hasil pemeriksaan, dapat berupa jurnal koreksi, kondisi yang ditemukan berdasarkan
prosedur yang telah dilakukan, baik kondisi yang positif (sesuai dengan kriteria) ataupun
negatif (tidak sesuai dengan kriteria);
4. simpulan pemeriksaan, yang merupakan jawaban atas tujuan dari prosedur pemeriksaan
yang telah dilakukan.

Badan Diklat PKN BPK RI 39


Dokumentasi Pemeriksaan

Pada setiap pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran


profesionalnya secara cermat dan seksama dalam menerapkan standar pemeriksaan. Akan
tetapi, dapat terjadi bahwa pemeriksa tidak dapat mematuhi standar pemeriksaan dan juga
tidak dapat mengundurkan diri dari penugasan pemeriksaan ataupun tidak dapat
menindaklanjuti suatu prosedur pemeriksaan sesuai dengan Program Pemeriksaan. Dalam
keadaan demikian, pemeriksa harus mendokumentasikan permasalahan tersebut dalam KKP
disertai dengan alasan dan dampak dari permasalahan yang dihadapi. Kondisi ini akan menjadi
dasar bagi pemeriksa dalam mengambil opini/simpulan pemeriksaan. Apabila dipandang perlu,
seorang pemeriksa juga dapat memperluas pengujian pemeriksaan. Oleh karena itu akan
dibuat prosedur tambahan atau dapat merubah prosedur dalam P2. Prosedur perubahan atas
P2 mengacu pada PMP BPK.
Penyusunan untuk tahap pelaporan tidak perlu menggunakan KKP lembar sampul,
namun informasi mengenai objek pemeriksaan dan hasil kegiatan harus dipenuhi dalam setiap
KKP untuk tahap pelaporan. Perubahan terkait substansi maupun susunan KHP sejak dari
konsep awalnya, didokumentasikan dalam KKP tersendiri. KKP untuk tahap pelaporan hasil
pemeriksaan meliputi LHP, konsep LHP, risalah pembahasan dalam rangka penyusunan
konsep LHP, dokumen dan/atau laporan dari yang diperiksa seperti tanggapan atas konsep
LHP, representasi dari pihak yang diperiksa, lembar reviu, dan dokumen pendukung lain yang
relevan.

Gambar 4.5. KKP HP3 berisi analisis dan kesimpulan dari suatu prosedur pemeriksaan yang telah
dilakukan oleh pemeriksa

Badan Diklat PKN BPK RI 40


Dokumentasi Pemeriksaan

Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan kode referensi silang dengan P2/PKP, sesuai dengan kode numbering tujuan
tersebut dalam P2/PKP tentang prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan dianalisis pada
lembar ini.
(8) : Diisi dengan kode referensi silang dengan P2/PKP, sesuai dengan kode numbering
prosedur tersebut dalam P2/PKP yang dilakukan dan dianalisis pada lembar ini. Sebagai
contoh, apabila dalam PKP, prosedur/langkah-langkah pemeriksaan ini sudah disebut,
dengan kodering 2.1 sampai dengan 2.4, maka pada kolom prosedur ini dapat ditulis
referensi silang ke PKP tersebut dengan menulis “lihat PKP 2.1 s/d 2.4”.
(9) : Diisi dengan hasil pemeriksaan dan dilengkapi dengan referensi indeks KKP ke dokumen
pendukungnya.
(10) : Diisi dengan simpulan atas hasil pemeriksaan. Simpulan pemeriksaan ini merupakan
jawaban dari tujuan dari prosedur yang dilakukan.

B. Pemberian Referensi Silang (Cross Reference)


Anggota tim pemeriksa memberikan referensi silang (cross reference) pada KKP yang
disusunnya. Referensi silang tersebut menghubungkan KKP dalam satu indeks dengan KKP
indeks lain yang relevan.
Pereviu KKP menggunakan referensi silang untuk melihat hubungan antar KKP tersebut
sekaligus memperoleh keyakinan yang memadai atas hasil pekerjaan pemeriksa dalam
mendukung suatu simpulan dan melaksanakan program pemeriksaan.
Penggunaan referensi silang dapat dilihat antara lain sebagai berikut:
1. Langkah-langkah yang dimuat dalam P2 dihubungkan dengan PKP masing-masing
anggota tim yang ada di indeks A. Prosedur pemeriksaan yang dituangkan dalam PKP
dihubungkan dengan KKP lembar sampul atau HP3 yang ada di indeks B. Referensi silang
ini untuk mempermudah kontrol atas pelaksanaan P2/PKP.
2. KKP lembar sampul untuk pemeriksaan keuangan dihubungkan dengan KKP Utama. KKP
utama dihubungkan dengan KKP Pendukung, KKP Pendukung dihubungkan dengan HP3,
dan HP3 dihubungkan dengan bukti-bukti pendukungnya. Untuk pemeriksaan kinerja dan
PDTT, tidak perlu dibuat KKP utama dan KKP pendukung.
3. Konsep final Temuan Pemeriksaan (TP) dihubungkan dengan masing-masing lembar
sampul yang relevan. Kriteria dalam TP pun dapat dihubungkan dengan permanent file
atau KKP tentang kriteria yang digunakan dalam pemeriksaan.
4. KKP indeks B yang memuat temuan pemeriksaan diberikan referensi silang dengan KKP
indeks C tentang konsep final LHP yang memuat temuan pemeriksaan tersebut. Demikian
pula, pada KKP indeks C diberikan referensi silang KKP indeks B tersebut.

Badan Diklat PKN BPK RI 41


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 4.6 memperlihatkan penggunaan referensi silang yang menghubungkan KKP


indeks A, B, dan C, dengan penjelasan sebagai berikut:
Program pemeriksaan dengan indeks A.2 diturunkan menjadi program kerja perorangan
yang diberikan indeks A.3.1. Pada indeks A.3.1, yaitu mengenai program pemeriksaan kas,
dituliskan ‘mengacu ke’ indeks B.1. Hal ini berarti bahwa langkah-langkah pemeriksaan pada
indeks A.3.1 telah dilaksanakan pemeriksaannya dengan hasil sebagaimana dimuat pada KKP
indeks B.1 yang merupakan lembar sampul atas Pemeriksaan Akun Kas. Hasil pemeriksaan
tersebut mengacu pada KKP utama dengan indeks B.1.1. Selanjutnya, saldo-saldo kas yang
tertuang pada KKP indeks B.1.1 didukung dengan KKP pendukung yang ada di KKP indeks
B.1.1.1. KKP pendukung ini didukung oleh KKP HP3 dengan indeks B.1.1.1.1. KKP HP3 ini
didukung oleh KKP indeks B.1.1.1.a yang merupakan Berita Acara Pemeriksaan Fisik Kas.
Sementara itu, hubungan KKP indeks B dengan KKP indeks C ditunjukkan dengan LHP yang
mengacu pada lembar sampul, yaitu KKP indeks C.1 mengacu pada KKP Indeks B.1. Hubungan
antar KKP indeks C diperlihatkan melalui hubungan antara risalah diskusi yang diberikan indeks
C.2 dengan konsep LHP yang diberikan indeks C.3.

Indek: B.1
LEMBAR SAMPUL Indek: C.1
Indek: A.2
Draft
PROGRAM
Laporan Hasil Pemeriksaan
PEMERIKSAAN
Akun yang diperiksa: KAS
Akun Prosedur KKP Ref Catatan
Hasil Pemeriksaan: Kondisi Lihat B.1
a. Kas.. 1. periksa.. A.3.1
Terjadi selisih karena penggunaan kas untuk lihat Krteria
b. Piutang
dipinjam oleh karyawan sebesar Rp 400 B.1.1 Sebab
dst
Usulan jurnal koreksi: Akibat
D Piutang Pegawai
K Kas di Bendahara
Kesimpulan:
Akun disajikan secara wajar.
Indek: A.3.1 Indeks: C.2
Indek: B.1.1
PROGRAM KERJA PERORANGAN KERTAS KERJA UTAMA Risalah Diskusi
Nama Pemeriksa: XXXXXXXX AKUN KAS
Akun Prosedur KKP Ref Catatan Nama Akun Kode Akun KKP Ref Saldo AJE (D) AJE (K) Audited
a. Kas.. 1. periksa fisik B.1 Temuan 1 & 2 digabung
KAS 121.001 B.1.1.1 15.000 0 400 14.600
2.tarik mundur Perbaikan substansi kondisi ke C.3
b. Piutang kas
Indek: B.1.1.1
dst
KERTAS KERJA PENDUKUNG
AKUN KAS
Nama Akun Kode Akun KKP Ref Saldo AJE (D) AJE (K) Audited
Kas di PK 121.001 B.1.1.1.1 650 0 400 250
Indek: C.3
Kas di BPD 122.001 B.1.2 4.500 0 0 4.500
Draft Final
dst... dst... dst... dst... dst... dst... dst..
Laporan Hasil Pemeriksaan
Total 15.000 14.600
Ke B.1.1
Gabungan TP 1 dan 2 Lihat C.2
Indeks: B.1.1.1.1
Indeks: B.1.1.1.a
Hasil Pelaksanaan
Berita Acara Pemeriksaan
Prosedur Pemeriksaan
Kas Prosedur:
Pemeriksaan fisik kas di bendahara
Terdapat selisih fisik kas Tujuan:
sebesar Rp 400 Menguji asersi keberadaan dan kelengkapan
ke B.1.1.1 saldo kas di bendahara
Hasil Pemeriksaan: selisih kas Rp 400
Kesimpulan: .......................

Gambar 4.6. Contoh hubungan antar KKP dan referensi silang

Badan Diklat PKN BPK RI 42


Dokumentasi Pemeriksaan

C. Pereviuan KKP
KKP disusun oleh anggota tim dan telah dilengkapi dengan identitas nama/inisial, paraf
penyusun, tanggal, hasil analisis dan referensi silang kemudian direviu oleh Ketua Tim
dan/atau Ketua Subtim saat pelaksanaan pemeriksaan. Ketua Tim dan/atau Ketua Subtim
membubuhkan tanda tickmark (√), paraf, dan tanggal, serta pengarahan atau catatan tertulis
dalam melaksanakan reviu atas KKP anggota tim. Pereviuan KKP dilakukan oleh Ketua Tim,
Pengendali Teknis dan/atau Penanggung Jawab Pemeriksaan sesuai dengan kewenangannya.
Pekerjaan pemeriksaan/KKP Ketua Subtim dapat direviu oleh Ketua Tim. Hasil reviu
dituangkan dalam lembar reviu (review sheet) dan/atau lembar sampul KKP dengan membuat
catatan dan simpulan reviu. Apabila digunakan lembar reviu tersendiri, maka lembar reviu
tersebut digabungkan dalam lembar KKP yang direviu.
Bila reviu dilakukan langsung pada KKP secara tertulis maka pemeriksa yang direviu
wajib mendokumentasikan hasil reviu tersebut dalam lembar reviu. Lembar reviu tersebut
harus ditandatangani oleh pereviu yang bersangkutan, sebagai pendokumentasian proses
reviu.
Pengendali Teknis dan/atau Penanggung Jawab Pemeriksaan wajib mereviu KKP secara
menyeluruh, membuat checklist atas seluruh pelaksanaan langkah-langkah P2 dengan tata
cara yang diatur dalam Juklak Pengelolaan KKP. Sedangkan prosedur review KKP diatur lebih
lanjut dalam perangkat lunak terkait.
Batasan reviu internal tim berbeda-beda tergantung dari peran/jabatan dalam tim
tersebut. Pengaturan tentang batasan reviu internal tim tersebut mengacu pada PMP.
Pereviuan KKP untuk tahap pelaporan dapat menggunakan lembar reviu seperti dimuat
pada Gambar 4.7. atau langsung pada konsep laporan atau hasil kegiatan pelaporan hasil
pemeriksaan dengan kejelasan identitas pereviu (nama/inisial dan paraf) dan tanggal hasil
reviu disampaikan serta catatan dan/atau simpulan.
Pereviu KKP memberikan identitas nama/inisial, paraf, dan tanggal penyampaian hasil
reviunya untuk ditindaklanjuti oleh anggota tim apabila diperlukan atau tanggal penyampaian
ke jenjang lebih tinggi untuk pereviuan dan/atau persetujuan.
Setelah proses penyusunan dan reviu KKP selesai dilakukan, Tim Pemeriksa diwajibkan
untuk mengisi daftar uji (checklist) kuesioner kinerja pemeriksaan yang ada pada Juklak SPKM.
Adapun tatacara reviu ini dapat dilihat pada tahap pengendalian KKP yang akan dibahas pada
bab selanjutnya.
Setelah direviu, Konsep LHP yang dimuat dalam KKP indeks C (pelaporan) adalah
Konsep LHP akhir dan yang memuat perubahan substansi yang material. Konsep LHP yang

Badan Diklat PKN BPK RI 43


Dokumentasi Pemeriksaan

memuat perubahan terkait dengan koreksi tidak material dan kesalahan ketik tidak perlu
dimuat.
File e-KKP dalam Aplikasi SiAP diberikan label dengan memuat informasi kode unit kerja,
entitas, kode unik untuk surat tugas, dan tahun pemeriksaan.
Dalam aplikasi SiAP, proses Reviu berjenjang KKP tetap dilakukan oleh KST, KT, dan PT.
Proses reviu diakomodir dengan dua cara yaitu pengarahan (Coaching KKP) dan persetujuan
(Approve KKP). Baik fungsi coaching maupun approve KKP akan ditandai oleh sistem dengan
legend yang berbeda bentuk dan warnanya untuk masing-masing PFP.
Berikut informasi legend pada aplikasi SiAP LK:
ROLE LEGEND VERSI KETERANGAN
KT KT melakukan coaching ke AT

KT KT meng-approve KKP AT

PT PT melakukan coaching ke KT

PT PT meng-approve KKP

PJ PJ melakukan coaching ke PT

PJ PJ meng-approve KKP

Badan Diklat PKN BPK RI 44


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 4.7. Lembar reviu KKP

Keterangan:
- Pereviu dapat menggunakan P2 atau Program Kerja Perorangan, untuk memonitor apakah prosedur yang ditentukan telah dipenuhi oleh pemeriksa.
- Penanggung jawab dapat menggunakan format reviu sheet ini bila diperlukan
*) Bila dalam tim terdapat jabatan Ketua Sub Tim

Badan Diklat PKN BPK RI 45


Dokumentasi Pemeriksaan

D. Penyerahan KKP
Penanggung jawab pemeriksaan menyerahkan seluruh KKP dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan kepada pemberi tugas atau pejabat yang
diberikan kewenangan oleh pemberi tugas untuk mengelola KKP, paling lama 10 hari kerja
setelah tanggal surat keluar LHP. Penyerahan KKP disertai dengan Berita Acara Serah Terima
KKP.
Pada aplikasi SiAP LK, dengan selesainya reviu berjenjang oleh Ketua Subtim, Ketua Tim,
Pengendali Teknis, dan Penanggung Jawab Pemeriksaan, KKP dapat dinyatakan sebagai
penyerahan pekerjaan pemeriksaan oleh Anggota Tim.
Pengelolaan KKP menjadi tanggung jawab pejabat yang diberikan kewenangan oleh
pemberi tugas untuk mengelola KKP (paling rendah setingkat eselon III) setelah KKP tersebut
diserahkan oleh Penanggung Jawab melalui berita acara. Pejabat yang diberikan kewenangan
oleh pemberi tugas untuk mengelola KKP selanjutnya disebut Pejabat Pengelola KKP.
Dalam praktik, penyerahan KKP dari Penanggung Jawab Pemeriksaan kepada Pejabat
Pengelola KKP tersebut dilakukan melalui nota pemberitahuan penyerahan KKP secara
tertulis, dengan tembusan kepada pemberi tugas.

Gambar 4.8. Berita Acara Penyerahan KKP. Berita acara ini sebaiknya dilampiri dengan Daftar Indeks
KKP yang berisi tentang seluruh isi KKP yang diserahterimakan beserta indeksasinya

Badan Diklat PKN BPK RI 46


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 4.9. Nota pemberitahuan penyerahan KKP

Keterangan:
(1) : Nomor surat dapat disesuaikan dengan masing-masing unit kerja
(2) : Berkas yang dilampirkan bersama nota pemberitahuan ini adalah Berita Acara Penyerahan
KKP dan Daftar Isi KKP.

E. Penyimpanan KKP
KKP yang telah direviu dan dikemas ke dalam media penyimpanan serta diberi stiker
Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM) oleh pejabat tersebut disimpan dalam tempat
penyimpanan satuan kerja pelaksana BPK di bidang pemeriksaan yang bersangkutan (Sub
Auditorat) secara rapi, sistematis, dan aman, dengan jangka waktu simpan selama 2 (dua)
tahun dari pemeriksaan dilakukan. Lamanya penyimpanan di Sub Auditorat juga berdasarkan
pertimbangan dari Kasubaud mengenai nilai guna dari KKP terkait. KKP hasil pemindaian yang
disimpan dalam CD, flashdisk, dan/atau media penyimpanan lainnya diberikan label sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Badan Diklat PKN BPK RI 47


Dokumentasi Pemeriksaan

Untuk penyimpanan KKP yang sistematis dan jelas serta memudahkan dalam
pencariannya, maka tiap-tiap media penyimpanan KKP (kardus/ordner/map) diberi label
identitas yang jelas, meliputi:
1. Nama objek, entitas, tahun yang diperiksa, dan tahun pemeriksaan;
2. Daftar Isi KKP;
3. Nomor dan jumlah kardus KKP; dan
4. Satuan kerja BPK bidang pemeriksaan (sampai tingkat eselon III).
Map/ordner KKP dalam kardus disimpan sesuai indeksnya secara berurutan. Masing-
masing map/ordner diberi label identitas KKP dan daftar isi KKP yang disimpan dalam
map/odner tersebut.
Setiap media penyimpanan KKP dilengkapi dengan daftar isi untuk memudahkan
pencarian atas isi dari media penyimpanan tersebut. Pada kardus KKP, daftar isi tersebut
ditempelkan pada bagian samping luar kardus KKP dimaksud, sehingga akan mudah terbaca
saat kardus disimpan dalam lemari/rak. Sedangkan untuk map/ordner KKP, daftar isi dapat
ditempelkan pada sisi bagian dalam sampul depan map/ordner.
Untuk tim pemeriksa yang menggunakan SiAP, penyimpanan KKP yang telah final
disimpan secara otomatis dan sistematis oleh aplikasi SiAP sesuai indeks. Secara teknis
penyimpanan KKP elektronis dilakukan oleh SiAP dengan menempatkan file-file KKP ke dalam
sebuah folder yang hirarkinya sesuai dengan indeks.
Contoh daftar isi KKP dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Badan Diklat PKN BPK RI 48


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 4.10. Daftar isi KKP

Keterangan:
1. Untuk daftar isi yang dilekatkan pada ordner /map, daftar isi KKP ini diletakkan di bagian dalam sampul
ordner/map. Isi KKP dalam daftar isi ini harus sesuai dengan setiap judul KKP yang dikelompokkan
dalam kelompok KKP ini.
2. Untuk daftar isi yang dilekatkan pada kardus, daftar isi KKP ini diletakkan pada bagian samping kardus.
Isi KKP dalam daftar isi cukup diisi dengan jenis/kelompok akun yang diperiksa, untuk pemeriksaan
keuangan, atau jenis area kunci/obyek tertentu untuk pemeriksaan kinerja atau PDTT.

Badan Diklat PKN BPK RI 49


Dokumentasi Pemeriksaan

Latihan

1. Sebutkan informasi apa saja yang dimasukkan dalam penyusunan KKP!


2. Sebutkan salah satu contoh penggunaan referensi silang!
3. Jelaskan jenjang pereviuan KKP!
4. Jelaskan proses penyerahan KKP!
5. Sebutkan isi label identitas di media penyimpanan KKP!

Badan Diklat PKN BPK RI 50


Dokumentasi Pemeriksaan

BAB V PENGENDALIAN KKP

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan akan dapat memahami pengelolaan kertas kerja dan
dokumentasi dalam pemeriksaan di BPK.

Indikator keberhasilan pembelajaran:

1. Mampu menjelaskan kegiatan pemberian TRPM


2. Mampu menjelaskan pereviuan KKP untuk pemerolehan keyakinan mutu
3. Mampu menjelaskan mekanisme peminjaman KKP
4. Mampu menjelaskan pemindahan KKP ke arsip
5. Mampu menjelaskan mekanisme pemindaian (scanning) KKP dan pemusnahan KKP

Badan Diklat PKN BPK RI 51


Dokumentasi Pemeriksaan

A. Pemberian TRPM
KKP yang telah diserahkan kemudian direviu untuk memperoleh keyakinan mutu, dan
diberikan Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM) pejabat.
Permintaan TRPM
TRPM diperoleh penanggung jawab pemeriksaan dan pejabat terkait dari Kasubbag
Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU Kalan melalui
permintaan tertulis sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pertimbangan penanggung jawab.
Pengendalian TRPM
Kasubbag Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU
Kalan memberikan TRPM kepada penanggung jawab dan pejabat terkait serta mengendalikan
pendistribusian dan penomoran TRPM dalam daftar monitoring (buku maupun file komputer)
sesuai lembar kendali yang disimpan dengan ketentuan berikut.
1. Kasubbag Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU
Kalan mengambil lembar kontrol dari TRPM dan mencatat dalam daftar monitoring dan
menyimpan lembar kontrol tersebut sesuai urutan nomor seri; dan
2. Kasubbag Ketatausahaan AKN/Kasubbag Ketatausahaan AUI/Kasubbag Humas dan TU
Kalan mengiventarisasi secara fisik TRPM yang dikelolanya secara periodik (triwulanan)
dengan membandingkan pada daftar monitoring dan lembar kontrol yang disimpannya.

Penempelan TRPM
Penanggung jawab dan pejabat terkait menempelkan TRPM pada kardus KKP yang
telah lengkap dan telah direviu. Penempelan TRPM dilakukan secara melintang pada kardus
KKP seperti pada gambar berikut:

Gambar 5.1. Penempelan TRPM secara melintang pada kardus KKP

Badan Diklat PKN BPK RI 52


Dokumentasi Pemeriksaan

Pemberian Tanda Centang, Paraf, dan Tanggal


Penanggung jawab dan Pejabat Pengelola KKP memberikan tanda centang (√) dan paraf
serta tanggal penempelan TRPM pada kolom yang tersedia pada TRPM tersebut.

Gambar 5.2. Isi dalam daftar monitoring

Keterangan:
(1) : Diisi dengan jenis pemeriksaan dari KKP yang disegel
(2) : Diisi dengan nama objek pemeriksaan dari KKP yang disegel
(3) : Diisi dengan:
a. nama reviewer dan tanggal reviu (pada saat penyegelan awal);
b. nama peminjam KKP dan tanggal peminjaman (bila perobekan segel karena dipinjam);
c. nama reviewer dan tanggal reviu (bila perobekan segel karena reviu yang lebih tinggi).
(4) : Diisi dengan nomor segel yang dirobek untuk diganti dengan segel yang baru.
(5) : Diisi dengan alasan penyegelan atau perobekan segel.
(6) : Ditempel dengan Lembar Kontrol Pengendalian Mutu pada saat penyegelan.

Badan Diklat PKN BPK RI 53


Dokumentasi Pemeriksaan

B. Pereviuan KKP untuk Pemerolehan Keyakinan Mutu


Pemberi tugas atau pejabat yang diberikan kewenangan oleh pemberi tugas dan
penanggung jawab, pengendali teknis, dan ketua tim, mereviu KKP baik kelengkapan KKP
sesuai dengan indeks dan daftar isi maupun kesesuaiannya dengan P2 dan juklak serta juknis
yang relevan.
Reviu KKP untuk memperoleh keyakinan mutu dilakukan dengan menilai Sistem
Pengendalian Mutu (SPM) kinerja pemeriksaan. Penilaian SPM oleh satker atau tim pemeriksa
ini dilaksanakan berdasarkan petunjuk yang ada pada Lampiran 12.3 Keputusan Badan
Pemeriksa Keuangan nomor 3/K/I-XIII.2/3/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem
Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM) beserta petunjuk-petunjuk teknis yang relevan dengan
SPKM BPK RI. Penilaian SPM kinerja pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengisi daftar uji
(checklist) penilaian SPM.
Pereviu pada tingkatan ini diminta untuk membuat kesimpulan reviunya pada lembar
daftar uji penilaian SPM tersebut.
Aturan dan tata cara pemberian kesimpulan hasil reviu terhadap hasil pemeriksaan
tersebut akan mengacu kepada petunjuk relevan yang diterbitkan oleh Inspektorat Utama
(Itama).
Hasil dari reviu ini dibuat rangkap tiga dengan distribusi penyimpanan atau
penyampaiannya sebagai berikut:
 Disimpan melekat sebagai bagian dari KKP indeks C dari masing-masing hasil
pelaksanaan pemeriksaan;
 Disimpan di Kepala Sub Auditorat sebagai laporan pelaksanaan reviu di tingkat satuan
kerja pemeriksa; dan
 Disampaikan kepada Itama sebagai bahan pelaksanaan reviu tingkat selanjutnya.

Reviu Itama
Selain itu, KKP juga direviu oleh Itama BPK sebagai bagian dari Sistem Pemerolehan
Keyakinan Mutu (SPKM) yang diatur dalam Juklak SPKM dan berdasarkan perencanaan Itama.

Peer review
KKP dapat juga direviu oleh intitusi pemeriksa keuangan (supreme audit intitution /SAI)
negara lain sebagai peer reviewer, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan SPKM.

Badan Diklat PKN BPK RI 54


Dokumentasi Pemeriksaan

Pembukaan kardus KKP


Apabila reviu terhadap KKP tersebut dilakukan dengan membuka kardus KKP, maka
TRPM digunting tanpa melepas TRPM dari kardus KKP. Apabila reviu telah selesai, maka tim
reviu dan Kasubaud menempelkan TRPM baru pada kardus KKP yang dibuka setelah
mengecek kelengkapan KKP dalam kardus yang bersangkutan. Tim reviu dan pejabat terkait
memberikan tanda centang (), paraf, dan tanggal reviu pada TRPM yang baru ditempel
tersebut.

C. Peminjaman KKP
KKP yang dikelola oleh pejabat pengelola KKP dapat dipinjamkan dengan persetujuan
pemberi tugas atau pejabat pengelola KKP tersebut.
Peminjaman KKP dilakukan secara tertulis melalui nota peminjaman KKP dari pihak
peminjam kepada pejabat pengelola KKP. Peminjaman ini didokumentasikan dalam suatu
Berita Acara Peminjaman KKP, oleh pejabat pengelola KKP, yang didalamnya menyebutkan
identitas peminjam, tujuan atau keperluan peminjaman, batas waktu peminjaman, dan
pernyataan tanggung jawab atas kelengkapan dan keutuhan KKP yang dipinjam serta
memenuhi persyaratan peminjaman KKP.
Pejabat yang mengelola KKP dapat memberikan persetujuan peminjaman KKP tersebut
setelah meneliti identitas peminjam, tujuan atau keperluan peminjaman dan persyaratan lain
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, termasuk SPKN, PMP, Kode Etik, dan
juklak serta juknis yang relevan.
KKP dapat dipinjamkan untuk kepentingan:
1. perencanaan pemeriksaan;
2. reviu pengendalian mutu;
3. kegiatan penyidikan;
4. alat bukti di pengadilan; dan/atau
5. keperluan kedinasan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk peminjaman KKP dalam rangka perencanaan pemeriksaan dan reviu
pengendalian mutu, dapat diberikan hak akses aplikasi SiAP sebagai ganti KKP dalam bentuk
hardcopy.
Persyaratan peminjaman KKP adalah sebagai berikut:
1. Peminjam hanya dapat menggunakan KKP tersebut di kantor BPK. Penggunaan KKP di
luar kantor BPK harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pemberi tugas sesuai
ketentuan perundang-undangan;

Badan Diklat PKN BPK RI 55


Dokumentasi Pemeriksaan

2. Peminjam menjaga kebersihan, kelengkapan, keutuhan, dan keamanan KKP yang


dipinjam;
3. Peminjam dilarang mengubah KKP, memindahkan KKP ke tempat lain yang tidak sesuai,
dan menghilangkan KKP;
4. Peminjam dapat menggandakan KKP dengan persetujuan pejabat pengelola KKP
dan/atau pemberi tugas;
5. Peminjam dilarang meminjamkan KKP kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis
pejabat pengelola KKP dan/atau pemberi tugas; dan
6. Peminjam mengembalikan KKP dalam keadaan lengkap dan utuh seperti ketika KKP
dipinjam dan sesuai dengan waktu peminjaman.
Penggunaan lain atas KKP, seperti peminjaman untuk proses penyelidikan dan/atau
penyidikan aparat penegak hukum dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Apabila terdapat pelanggaran peminjaman KKP, pejabat yang mengelola KKP atau
penanggung jawab memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas dengan tembusan
kepada Itama yang akan melakukan pengecekan dan memproses pelanggaran tersebut.

Gambar 5.3. Berita Acara Peminjaman KKP. Berita Acara ini dibuat rangkap dua, lembar satu untuk pihak
yang meminjam dan lembar dua untuk tim pemeriksa BPK

Badan Diklat PKN BPK RI 56


Dokumentasi Pemeriksaan

Gambar 5.4. Lampiran Berita Acara Peminjaman KKP


Keterangan:
(1) : Diisi dengan nama peminjam/pengganda KKP yang bertanggung jawab atas
peminjaman/penggandaan KKP BPK
(2) : Diisi dengan nama instansi peminjam/pengganda KKP BPK
(3) : Diisi dengan jabatan peminjam/pengganda pada instansinya
(4) : Diisi dengan jenis pemeriksaan
(5) : Diisi dengan nama entitas yang diperiksa
(6) : Diisi dengan tahun objek yang diperik
(7) : Diisi dengan tujuan peminjaman/penggandaan KKP oleh pihak ekstern
(8) : Diisi dengan dasar pemberian ijin peminjaman/pengandaan KKP, baik berupa surat resmi
dari Ketua/Wakil Ketua/Anggota dan atau MOU antara BPK dengan instansi terkait
(9) : Diisi dengan tanggal, dasar pemberian ijin seperti dimaksud di atas
(10) : Diisi dengan tanggal berakhirnya batas waktu peminjaman
(11) : Diisi dengan indeks KKP yang dipinjam/digandakan
(12) : Diisi dengan judul KKP yang dipinjam/digandakan
(13) : Diisi dengan jumlah KKP yang dipinjam/digandakan (lembar,bendel,dll)

Badan Diklat PKN BPK RI 57


Dokumentasi Pemeriksaan

D. Pemindahan KKP ke Arsip


KKP yang telah melewati waktu 2 (dua) tahun di satker Pelaksana BPK di bidang
pemeriksaan (paling rendah setingkat unit eselon III) dipindahkan oleh pejabat terkait kepada
Subbagian terkait dengan suatu berita acara yang dilengkapi daftar KKP yang diserahkan.
Pemindahan KKP tersebut disertai dengan pemindahan file KKP hasil pemindaian.
Bagian Pengelolaan Dokumen d.h.i. Subbagian Pengelolaan Arsip pada Biro Umum atau
Subbagian terkait mengecek kelengkapan KKP sesuai dengan daftar, indeks KKP, dan daftar isi
bersama dengan pejabat pengelola KKP sebelum menandatangani berita acara. Setelah
pengecekan, kardus KKP diberikan TRPM baru yang diparaf oleh pejabat pengelola KKP. KKP
tersebut disimpan pada tempat yang memenuhi persyaratan arsip dan penyimpanan KKP.
Ijin peminjaman KKP yang telah diarsipkan hanya dapat diberikan oleh pejabat
pengelola KKP sesuai ketentuan peminjaman KKP. Bagian Pengelolaan Dokumen d.h.i.
Subbagian Pengelolaan Arsip pada Biro Umum atau Subbagian terkait dilarang meminjamkan
KKP yang disimpan tanpa persetujuan tertulis dari pejabat pengelola KKP.
Pemindahan KKP ke arsip terkait dengan e-KKP pada aplikasi SiAP secara berkala akan
dilakukan dari server SiAP ke Document Management System (DMS) BPK. E-KKP yang
dipindahkan ke DMS adalah KKP dari tim yang penugasannya telah berakhir dan LHP-nya
sudah final. Hal-hal lebih detil mengenai tata cara pemindahan e-KKP ke DMS akan diatur
dalam panduan khusus mengenai KKP elektronis.

E. Pemindaian (Scanning)
Penanggung jawab dan/atau pejabat pengelola KKP melakukan pemindaian (scanning)
sebelum KKP tersebut dipindahkan ke arsip. Pemindaian ini bertujuan sebagai dokumen
cadangan (back up file) atas pemeriksaan. Hasil pemindaian KKP dibuat rangkap dua. Rangkap
pertama disimpan oleh penanggung jawab tim dan/atau pejabat pengelola KKP. Rangkap
kedua disampaikan kepada bagian arsip atau subbagian terkait bersama KKP yang diserahkan.
Pemindaian ini tidak menghilangkan struktur penyusunan KKP sesuai dengan indeks dan
petunjuk di atas. Hasil pindai KKP harus diklasifikasikan ke dalam folder-folder sesuai dengan
indeks KKP serta diberikan nama file sesuai dengan nomor indeks yang sesuai dengan
ketentuan.
Penanggung jawab dan/atau pejabat pengelola KKP serta bagian arsip atau subbagian
terkait menyimpan hasil pemindaian KKP dalam suatu media penyimpanan baik berupa disk
atau dalam file komputer dengan memerhatikan keamanan hasil pemindaian KKP tersebut.

Badan Diklat PKN BPK RI 58


Dokumentasi Pemeriksaan

Dalam pemanfaatan Aplikasi SiAP, proses pemindaian hanya dibutuhkan untuk


dokumen pendukung KKP yang masih belum berbentuk elektronis, misalnya dokumen-
dokumen yang diperoleh dan disediakan oleh entitas terperiksa.

F. Pemusnahan KKP
Pemusnahan KKP dilakukan oleh bagian arsip atau subbag terkait sesuai dengan
ketentuan pengelolaan arsip dalam peraturan perundang-undangan dan memperoleh
persetujuan tertulis dari pejabat pengelola KKP dan/atau pemberi tugas yang relevan dengan
KKP yang dimusnahkan tersebut. Pemusnahan dituangkan dalam berita acara pemusnahan
sesuai dengan ketentuan pengelolaan arsip dalam peraturan perundang-undangan. Berita
acara pemusnahan KKP atau arsip tersebut disampaikan pula kepada pejabat pengelola KKP
dan/atau pemberi tugas untuk keperluan pengendalian dan bukti pemusnahan KKP. Proses
pemusnahan KKP mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan e-KKP, pemusnahan KKP terkait pengelolaan arsip tidak lagi menjadi
pertimbangan sebab tidak ada batasan ruang fisik bagi e-KKP. Selama kapasitas penyimpanan
elektronis (hardisk) bisa disiapkan maka e-KKP masih bisa terus disimpan sesuai dengan
kebutuhan.

Pada saat ini, BPK sedang mengembangkan sebuah sistem aplikasi berbasis teknologi
informasi (IT) guna membantu mengefisienkan dan mengektifkan pelaksanaan pemeriksaan
atas LKPD, yang dinamakan dengan SiAP LKPD. SiAP LKPD ini membantu memfasilitasi dan
mendokumentasikan seluruh proses pemeriksaan LKPD, mulai dari perencanaan (termasuk
persiapan pemeriksaan), pelaksanaan, dan pelaporan.

Badan Diklat PKN BPK RI 59


Dokumentasi Pemeriksaan

Latihan
1. Sebutkan kegiatan apa saja yang termasuk kegiatan pemberian TRPM!
2. Sebutkan proses pereviuan KKP untuk pemerolehan keyakinan mutu!
3. Sebutkan syarat peminjaman KKP!
4. Jelaskan proses penyerahan KKP ke arsip!
5. Jelaskan mekanisme pemindaian (scanning) KKP dan pemusnahan KKP!

Badan Diklat PKN BPK RI 60


Dokumentasi Pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA

Alvin A Arens, Randal J Elder, Mark S Beasley Auditing and Assurance Services Integrated Approach
15th edition, Prentice Hall, New Jersey USA 2015.
Mulyadi, Auditing, Edisi ke- 6, Tahun 2011, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Standar Audit (SA) Seksi 339 Kertas Kerja Tahun 2001.
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Tahun 2017, Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia, Jakarta.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksaan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 3/K/I-XIII.2/3/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM).
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 109/K/X-XIII.2/3/2016 Petunjuk Teknis Pemerolehan
Keyakinan Mutu atas Pemeriksaan Keuangan
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 4/K/I-XIII.2/5/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 5/K/I-XIII.2/10/2015 tentang Pedoman Manajemen
Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 5/K/I-XIII.2/5/2016 tentang Pedoman Manajemen
Penunjang Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 7/K/I-XIII.2/6/2020 tentang
Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga / Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara.
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 1/K/I-XIII.2/1/2021 tentang
Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Keputusan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/K/I-XIII.2/12/2016
tentang Jadwal Retensi Arsip Badan Pemeriksa Keuangan.
Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 449/K/I-
XIII.2/11/2015 tentang Prosedur Operasional Standar Pemindahan, Penyimpanan, dan
Peminjaman Arsip Kertas Kerja Pemeriksaan Kepada Unit Pengelola Arsip pada Badan
Pemeriksaan Keuangan.
Manual Sistem Aplikasi Pemeriksaan (SiAP).

Badan Diklat PKN BPK RI 61


Dokumentasi Pemeriksaan

MARS BPK
WAHAI SANG ABDI NEGARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

HAYATILAH DAN AMALKAN PENGABDIANMU

DENGAN MENJUNJUNG TINGGGI INDEPENDENSI INTEGRITAS DAN PROFESIONALISME

MEMERIKSA PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

DEMI BANGSAKU INDONESIA TANAH AIR TERCINTA

KAMI SIAP JIWA DAN RAGA MENGABDI UNTUK NEGARA

TEGAR TAKKAN GENTAR MENJAGA MENGAYOMI HARTA NEGARA

DENGAN SEMANGAT PANCASILA

HYMNE BPK
KAMI SANG ABDI NEGARA

MENGEMBAN TUGAS MULIA

UNTUK TANAH AIR TERCINTA

DEMI BANGSAKU INDONESIA

KAMI SIAP JIWA DAN RAGA

MENGABDI UNTUKMU NEGARA

TEGAR TAKKAN PERNAH GENTAR

MENJAGA HARTA NEGARA

DENGAN SMANGAT PANCASILA

Badan Diklat PKN BPK RI 62


Dokumentasi Pemeriksaan

Profil Penulis

MOCHAMMAD RUDI WAHYUDI


W i d ya i s w a ra M a d y a

Pria yang akrab disapa Coach (Koh) Rudi ini lahir di Sukabumi pada Tanggal 27 Juni 1976. Rudi
menempuh pendidikan dari SD hingga SLTA di Kota Sukabumi. Setelah lulus dari dari SMA Negeri
1 Sukabumi pada Tahun 1995, pendidikan yang ditempuh selanjutnya berturut-turut adalah
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1998), FE Universitas Brawijaya Malang Jurusan Akuntansi
(2001), MAKSI Universitas Indonesia Konsentrasi Manajemen Keuangan Publik (2004). Adapun
pendidikan profesi yang pernah ditempuh antara lain adalah Certified Corporate Coach,
Approved Coach Specific Training Hours (ACSTH) 66 hours dari International Coach Federation
(ICF).
Rudi memulai karir sebagai CPNS di BPK terhitung mulai tanggal (TMT) 1 November 1998 sebagai
penilik pada Auditorat Utama Keuangan Negara I. Sempat bergabung dengan Unit Pemeriksa
Investigatif pada Tahun 2006 – 2007, Rudi kemudian menduduki posisi sebagai Kepala Seksi
Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan Kinerja I Direktorat EPP Ditama Revbang BPK s.d. Tahun
2014 karena mutasi menjadi Kepala Subbag Modul Pusdiklat BPK hingga akhirnya memilih
menjadi Widyaiswara pada Tahun 2018. Sebelum menjadi Widyaiswara, posisi terakhir yang
dijabat adalah Kepala Subbidang Perancangan Bahan Ajar Kelembagaan Pusdiklat BPK.

CONTACT PHONE:
+628158948317

EMAIL:
mochamad.wahyudi@bpk.go.id
rudi.wahyudi76@gmail.com

Badan Diklat PKN BPK RI 63


Dokumentasi Pemeriksaan

Tim Perevisi 2022

Mochammad Rudi Wahyudi


Poerwandy Arifin
Nuril Qomar
Surya Tri Wardhana

Badan Diklat PKN BPK RI 64

Anda mungkin juga menyukai