Penulis
Dimensi : 14 x 21 cm
DAFTAR ISI
@historyofpersib
Prakata ……………………………………………………………………………… vii
@historyofpersib
Data Pertandingan Persib, Cinta Yang Tak Kunjung Usai …….. 1
Novan Herfiyana
Lambang Kodya Pada Jersey ……………………………………………… 4
Yudi Kurniadi
Selamat Ulang Tahun Persib! Tapi Kamu Masih Jauh Dari Harapan
…………………………………………………………………………………………… 7
Aun Rahman
Persib Bagi Kami Para Pendatang ………………………………………. 10
@razifapermana
Kapsul Waktu Untuk Bobotoh, Dari Aku, Bobotoh …………….. 13
@erikfajarr
Persib dan Candu Yang Menyiksa ……………………………………… 28
Robby Rachman
Persib Itu Ibarat Bangunan Bersejarah Yang Menjadi Cagar
Budaya …………………………………………………………………..…………. 31
@coretanemha
Persib Mah Bahasa Hate …………………………………………………… 34
@MRifki_A
Dibuang Sayang Disimpan Bulukan …………………………………… 38
Abdi Muhammad
Persib Sebagai Warisan Budaya ……………………………………….. 41
Endra Sept
(Ilustrasi) Walk With Father ….………….………………………….. 49
Arya Luthfy
Match Analysis, Arema FC vs Persib Bandung ………………….. 50
Dika Bilhaqqi
Memoar Cinta Pertama, Persib 2007 ……………………………….. 55
@erikstmurdany
Kejujuran Mendukung Persib …………………………………………… 65
Anggalarang
Ibu, Bapa, dan Persib ……………………………………………………….. 68
Dwiki Alif
(Ilustrasi) Kado Milangkala Aceng……………………………………… 76
Muhammad Ikbal
Kruger
Kang Otang Begins …………………………………………………………….. 92
@el__piji
(Ilustrasi) Pelatih Asing XI ………………………………………………….. 97
@erifajarr
Menikmati Persib Lewat Radio ………………………………………….. 98
Abdi Muhammad
Nobar Persib ……………………………………………………………………… 101
@L1_Segitiga
Merenungi Nasib Bersama Carlton Cole …………………………….. 123
Ricky N. Sastramihardja
Obituari: Mengenang Hendra, Playmaker Persib Bergelar
Doktor ……………………………………………………………………………..... 126
Nurhadi Santoso
#PERSI87UARA …………………………………………………………………… 129
Aditya Wijaya
Warisan Itu Bernama Persib ………………………………………………. 132
Robby Rachman
Ayo Benahi Aktivitas Media Sosial Twitter-mu Sib!!! …………. 141
Bob @thedhan11
Menjadi Bobotoh di Japapura dan Kecintaan Orang Asli Papua
Pada Persib Bandung ………………………………………………………… 148
Anggia Permatasari
Kenang ………………………………………………………………………………. 155
Niskala
Bentang Lapang …………………………………………………………………. 157
@historyofpersib
(Ilustrasi) Milangkala 87 Tahun Persib .………………………………. 158
Terus ari hadiah jang Persib naon? Padahal mah teu kudu
dipikiran, da Persib ge (meureun) tara mikiran. Ngan angger weh
ari ku nya’ah mah.. si kasebelan. Sampe ahirna pucunghul ide
spontan, nya tutulisan deui weh, nu leuwih ringan… ngan jangka
waktu 10 poe ka tanggal 14 mah sigana riweuh, kumaha mun
ngajak bobotoh nu lain? Semacam kompilasi deui, ngarah beda
weh jeung klub nu sejen, da asa can pernah ningali di batur mah
rereongan tutulisan. Tapi teuing ketang, da tara merhatikeun
batur.
Terus terang weh ieu mah, pas ditilpun Pa Teddy aya rasa bagja
nu teu bisa diungkapkeun kata-kata. Maklum, Persib itu tim
impian saya sejak kecil. Dengan dijadikannya saya sebagai target
buruan Persib di musim ini, sebagai Done ke-7, Insya Allah saya
siap bersaing. Ngan hanjakal, Pa Teddy teu pisan mengarah ka
arah eta, teu pisan ngobrolkeun kontrak. Padahal mah wios pa,
abdi mah… janten cadangan oge.
@historyofpersib
(tukang ide hungkul)
87 tahun Persib, berarti sudah 31.755 hari dilalui oleh klub ini.
Dengan usia yang cukup tua, raihan puluhan piala, ditambah
jutaan orang yang memujanya, pantaslah jika klub ini disebut-
sebut sebagai klub besar di Indonesia.
Maka sampai pada bulan Maret 2020 ini, saya telah mencatat
1903 pertandingan Persib dari kurun 1933 sampai sekarang.
Data yang mencakup tanggal, event, lawan, skor, venue, dan
pencetak gol. Jumlah tersebut belum seluruh pertandingan
tercatat, menurut perhitungan kasar, baru mencapai 81,32%.
Bukan angka yang sempurna, tapi jika berkaca pada hitung-
hitungan Pemilu, persentase tersebut sudah bisa
mencerminkan bagaimana kekuatan Persib sebenarnya.
Pada masa ini, kemenangan Persib atas kedua tim dari Sumatera
itu dianggap luar biasa. Bagaimana tidak, selain menang atas
tuan rumah PSMS (8 Juli 1957), Persib pun berhasil revans pada
kekalahan 1-3 dari PSP (31 Maret 1957) untuk menuju "putaran
final" tersebut.
Akhir kata, semoga Persib bukan saja jago kandang atau bagus
karena faktor keberuntungan, tapi harus lahir dari upaya dan
kerja keras pemain.
Setelah era emas di 2014, semoga para pencinta sepak bola Liga
Indonesia dan bahkan dunia berharap akan ada kembali pesta
juara Liga Indonesia di Bandung dan sekitarnya.
“Persib sudah bukan lagi persatuan sepak bola. Lebih dari itu,
Persib sudah jadi idiom yang merepresentasikan identitas dan
budaya, bukan hanya di kota Bandung, tetapi juga di Jawa Barat.
Budaya Sunda secara umum”
Itu juga yang saya rasakan. Ada koneksi yang hadir setiap saya
menyaksikan Persib baik di Stadion ataupun di layar kaca. Ada
perasaan dan ikatan yang tersambung. Melewati banyak batas.
Baik jarak maupun waktu.
Traaannggg!!!…
Hello,
Sampurasun,
Tidak hanya itu saja, saat ini kita sudah memiliki fasilitas
olahraga terlengkap dan termewah di Indonesia bahkan sudah
bersaing di kelas Asia. Stadion Persib saat ini sudah dilengkapi
mess yang mewah, atau lebih terlihat seperti hotel atlet sih.
Training court, ruang Gym, kolam renang, sauna tidak perlu
kamu tanya. Kita sudah punya itu semua. Saat ini banyak sekali
turis lokal, luar kota, bahkan mancanegara yang sengaja
berwisata ke Stadion Persib karena selain sudah menjamurnya
Hebat bukan?
Tidak ada lagi Jalak Harupat dan GBLA, apalagi Siliwangi. Masih
ada sih, namun keberadaannya kini lebih sering digunakan
untuk kompetisi lokal yang bersifat kedaerahan atau nasional 4
tahunan. Di luar itu, bangunan seperti timbunan arca raksasa.
“Persib” atau Persib Petrolach FC (PPFC) sudah memiliki stadion
sendiri, Kakekku bangga dengan kemegahannya namun kecewa,
null nilai historis disana katanya. Tahun ini adalah kali ketiga
stadion berganti nama, mulai dari Shell Flower Stadium,
Bandung Toyota Arena Hall, dan sekarang East Aramco Stadium.
Tergantung sponsorship terbesar menaungi stadion kita.
Pengelolaan tiket online menyebabkan calo sudah lama punah,
entah kemana. Bagus sih, bagus untuk turis yang berduit, karena
harga tiket pun sudah jauh melambung naik dan tak masuk akal
bagi warga lokal.
Persib Nu Aing
Ada yang salah dengan ini semua, ujar kakekku. Akibat Persib
bermain saham Kek? Bukan bukan itu, salah besar. Tidak ada
yang salah dengan IPO. Justru dengan adanya pengumpulan
dana (fund raising) melalui IPO, membuat Persib menjadi go
public. Nilai perusahaan akan tercermin setiap saat, mark to
market. Persib akan selalu memperoleh suntikan modal yang
otomatis akan bermanfaat untuk keberlangsungan klub. Akar
permasalahan sekaligus solusinya ada pada bobotoh itu sendiri.
Kakek rindu bobotoh yang dulu, bobotoh yang rewel, yang kritis,
tidak seperti sekarang bobotoh bukan lagi “bobotoh”.
Menonton Persib kalah seperti menonton emyu kalah. Biasa
saja. Keesokkan harinya seolah tidak terjadi apa-apa, aktiviitas
berjalan normal. Sekolah, kuliah, kerja, makan enak,
bobogohan, tidur nyenyak. Salah besar. Kamu belum menjadi
bobotoh jika seperti itu Cu, level kamu masih supporter.
Pro dan Kontra menjadi hal dinamis yang sering terjadi. Terus
terang aku ingin merasakan itu, ingin sekali Kek. Bobotoh ya
memang harus seperti itu, harus cerewet, kritis, loba protes.
Bobotoh bukan hanya supporter. Lebih dari itu Cu.
Sebuah privilege yang belum tentu dimiliki oleh tim lain. Ini
adalah modal utama, Persib khususnya manajemen PT.PBB
tidak perlu repot berjuang untuk membangun bangunan dari
nol, tidak perlu terlalu bersusah payah meningkatkan nilai jual
dan daya tarik Persib kepada masyarakat atau stakeholder-nya.
Layaknya bangunan bersejarah yang tanpa dijelaskan atau
dipromosikan pun akan tetap menjadi bangunan yang menarik
bagi siapapun yang melihatnya.
Namun, selain privilege positif tadi diatas, ada hal lain yang
mengikutinya sekaligus, yang bisa menjadi kendala untuk maju,
karena bangunan bersejarah tidak serta merta dapat dengan
mudah untuk “dipugar” dan “dipercantik”, agar tampilannya
lebih bersih, baik dan lebih Fresh. Agar tidak membosankan dan
semakin banyak pihak yang tertarik. banyak pertimbangan yang
perlu dilakukan. Jadi berat rasanya jika harus "mengubah"
bangunan kokoh tersebut untuk menjadi bangunan yang lebih
"modern dan profesional".
Dan kalau tidak lupa, dulu pertama duduk ditribun itu, di selatan
atau timur gitu, yang jelas masih dalam ingatan, dipandu untuk
bernyanyi dan melakukan gerakan itu oleh mendiang (Alm.)
Mang ayi dan Mang yana umar. dan itu merupakan perkenalan
pertama saya dengan elemen bobotoh, yakni Viking Persib Club.
yang langsung membuat kagum karena rasa totalitas,militan
Kompilasi Tulisan 87 Tahun Persib 35
dan loyalitasnya mendukung PERSIB. Terlepas semua itu, saya
yakin semua Bobotoh dan elemennya pasti punya rasa dan
semangat yang sama dalam mendukung sang pangeran biru.
Sampai pada saatnya. waktu demi waktu, fase demi fase, dan
era demi era yang dilalui PERSIB mulai dari terlepasnya
pendanaan oleh APBD. diganti dengan berdirinya PT. Persib
Bandung Bermartabat yang perlahan membuat dan menjadikan
PERSIB yang sehat dan disegani secara finansial di Liga
indonesia. ditambah dengan strategi marketing yang baik.
berhasil mendatangkan banyak sekali sponsor dan pemain-
pemain beken sampai sekelas Essien pada musim 2017. serta
dibarengi dengan torehan prestasi, diantaranya juara liga
indonesia tahun 2014 disambung juara piala presiden 2015.
Serta juara lainnya. dan naik turunnya performa. tapi disisi lain,
kondisi seperti ini bisa saja suatu saat menjadi bumerang untuk
jajaran manajemen dan tim. tak terkecuali Bobotoh yang akan
merasakan langsung dampak apapun yang terjadi terhadap tim
PERSIB.
- Muhamad Nabil
akun twitter: @coretanemha
Well, pilihan kini ada ditangan para pemain muda yang telah
dicoret dari Persib, menyikapi nya dengan positif bahwa ini
saatnya untuk maju seperti pepatah “Mundur selangkah, untuk
maju seribu langkah” atau malah di klub yang dipinjamkan pun
sama tidak dapat menunjukkan potensinya. Kalau sudah begitu,
berarti memang kemampuan si pemain yang segitu gitu nya.
Atau bisa jadi, karena terlalu sering jadi cadangan mati, yang
harusnya ketika diberi kesempatan berapi-api malah tidak
percaya diri ujung-ujung nya si pemain frustasi hingga akhirnya
pensiun dini, amit-amit jabang bayi.
TEAMS
Conclusion
Karena persib itu salah satu tim besar dan mempunya supporter
yang fanatik, karena bukan hanya di bandung saja (jawa barat)
di luar jawa barat pun ada saja yang cinta kepada persib.
Mohon maap bila tulisan ini teu masyuk, tapi karena urang mah
jelamana resep diajar, jadi nyobaan weh hehe
Saya sudah lebih tenang saat itu, tidak lagi merasa kaget ketika
mereka berteriak-teriak. Atau jika terjadi gol, saya rela ibu atau
bapak mengangkat-angkat tangan kecil ini. Sayapun akhirnya
tersenyum, bukan tersenyum karena Persib membuat gol, tapi
saya senang melihat orang-orang yang saya cintai bahagia.
***
Sejak saat itu, ada perasaan berbeda setiap kali saya menonton
di stadion. Ada sosok yang hilang, rasa yang sulit untuk
diungkapkan, begitu besarnya ikatan emosional antara saya dan
ibu, membuat saya merasa sepi diantara keramaian. Ingin
rasanya saya tidak menginjak lagi stadion, jujur saya tak mampu
menahan kacaunya perasaan itu, namun saya teringat amanat
ibu, untuk selalu mengajak keponakan saya menonton Persib.
Itu pula yang dijadikan “senjata” sang keponakan kecil, ketika
saya berniat untuk tidak datang ke stadion, ia selalu merengek
sambil mengulang amanat ibu. Saya pun mengikuti
kemauannya, demi menuntaskan amanat. Bahkan ketika saya
harus bekerja di luar kota, setiap jadwal pertandingan Persib,
saya harus memacu kendaraan untuk sampai pulang ke
Bandung tepat waktu, karena keponakan saya pasti sudah
menunggu dengan atribut Persib yang lengkap. Sampai waktu
berjalan, keponakan itu telah menginjak remaja, ia sudah bisa
pergi sendiri, sudah bisa menjaga diri, tanggung jawab saya
sudah selesai, amanat telah dilaksanakan. Saya memutuskan
pensiun menonton Persib di stadion.
Malam itu saya merasa kondisi bapa masih bisa diajak untuk
mengobrol, saya pun memberi kabar bahwa Hariono sudah
pindah ke Bali United. Beliau menjawab, “jeung Djadjang deui
atuh?”. Saya pun mengoreksi, “sanes pa, Djadjang mah Barito..
Bali mah nu juara tea”. Beliau sesekali memejamkan mata,
seperti berat mengambil serpihan memori yang mungkin sudah
tidak terlalu baik. “oh alus atuh Bali mah, berarti masih kapake”,
kata Beliau menimpali. Beberapa waktu belakangan, biasanya
saya memancing beliau untuk mengingat kenangan lama,
maksudnya untuk melatih memorinya. Tapi malam itu saya
memilih untuk tidak meneruskan topik, karena kondisinya
sudah berbeda. Saya memilih topik lain yang lebih ringan, walau
Kompilasi Tulisan 87 Tahun Persib 74
masih tentang Persib. Beliau mendengarkan, sampai akhirnya
beliau terpejam. Saat beliau terpejam saya raih kakinya untuk
memijat. Mungkin karena sebelumnya kami membahas tentang
Persib, maka ketika saya memijat, fikiran ini langsung teringat
tentang saya, beliau dan Persib di masa lalu. Kaki yang dulu
kekar, kaki yang setia mengantarkan saya di berpuluh
pertandingan Persib, kini ada di genggaman saya, terasa lebih
kurus. Begitu pula tangan dan pundaknya, yang dulu pernah
menjaga dari himpitan antrian, yang dulu pernah membopong
ketika pandangan saya terhalang oleh penonton lain, dan
telapak tangan yang selalu menuntun saya, tak disadari kini
sudah dirasa jauh berbeda. Ada penyesalan, mengapa setelah
sekian lama, baru disaat-saat terakhir saya baru memijatnya
kembali. Saya pandangi wajah lelahnya, untuk memastikan
beliau benar-benar tertidur, saya pun baru berani
mengeluarkan air mata, sebuah pantangan bagi seorang laki-laki
untuk menampakkan kerapuhan di depan matanya. Tangisan
yang kemudian saya ulangi, ketika melepas beliau pergi, di 30
Desember.
Assalamualaikum Wr. Wb
Sepak Bola, siapa sih yang ga suka sepak bola ? Mungkin ada.
Tapi rasanya lebih sedikit dibanding dengan yang suka sepak
bola. Rasa cinta sepak bola bahkan melebihi rasa cinta terhadap
kekasih bahkan ada yang lebih dari itu.
Saya sebagai salah satu orang yang suka sepak bola, waktu kecil
ga pernah ketinggalan nonton pertandingan sepak bola di
stadion, dan gak jarang selalu bangun subuh cuma buat nonton
pertandingan sepak bola eropa, bahkan sampai pernah ikut
sekolah sepak bola karena pernah bercita-cita jadi pemain sepak
bola profesional, dan akhirnya berhenti karena kalah sama
kesibukan. Hehe
Dari situlah saya mulai suka Persib dan mulai mengikuti setiap
perkembangan Persib menambah teman-teman Bobotoh baik
dari Bandung atau luar Bandung. Senang banget punya banyak
teman dan menambah duduluran walaupun kadang komunikasi
hanya dr twitter atau sosmed lainnya dan baru jumpa di
Bandung.
Itu aja sih, sedikit cerita singkat saya kenapa saya suka Persib
Bandung sampai sekarang, walaupun sekarang sering di
kecewakan sama Persib sendiri tapi Cinta emang ga bisa di
bohongin.
Lewat tulisan ini, Akhir cerita. diusia Persib yang ke-87 ini
semoga Persib bisa lebih baik dari segi apapun terlebih
hubungan dengan Bobotoh karena saya yakin Persib tanpa
Bobotoh mungkin gak akan seperti sekarang, dan untuk saya
sendiri semoga saya bisa menambah duduluran dengan teman-
teman Bobotoh dimanapun berada.
Wassalamualikum Wr. Wb
Muhammad Ikbal
Twitter: @ikbalisme
“Teu kuat euy bau kolorna si superman bos. Geus sabaraha taun
teu diganti.”
***
Naha sih kagok antikna, sakalian weh PT. PBB mengubah akta
lahir Persib dan mengganti tanggal jadian jadi 14 Februari 2014
misal, meh bareng jeung palentin, jadi bisa romanceuan. Juga
biar bisa ngeklaim dibentuk di tanggal cantik dan jadi awet ngora
nepi ayeuna. Teu kudu perawatan botox, chemical peeling,
soothing treatment, pedicure medicure seminggu dua kali ka
Airin Skin Clinic. Atau teu kudu make serum, krim malam,
masker tiap pagi dan sebelum bobo.
Beach Furnish.
“Cik ah… “ Kata Kang Otang yang sepertinya kesal karena aku
tidak menawarinya rokok.
“Nya wajar atuh loba ngeritik mah, eta bukti bobotoh cinta ka
Persib, karakter Bobotoh mah tibaheula ge kitu… rasa memiliki
Persibna gede.” Jawab Kang Otang dengan penuh semangat.
“Beda kumaha?”
Aku mengangguk.
“Enya ieu mah kahayang akang… mun bisa mah Bobotoh teh di
rangkul, di perhatikeun. Masalah tiket contona…, masih loba
calo, Launching libatkeun Bobotoh. Akang mah nepi pernah rek
ribut jeung calo…”
“Ribut kumaha?”
“Enya pedah harga tiket teu kira-kira… tuluy jadi pasea jeung
akang.”
“Terus?”
“Aya nu misah?”
“Abah saha?”
“Saratus tilu.”
“Anday… “
Kuberikan uang seratus lima ribu rupiah pada kang Otang, lalu
berlalu menuju sepeda motorku yang terparkir di bawah pohon.
“Candak weh…”
Mungkin ada tren baru, tapi sepertinya sudah ada dari dulu,
yang ada di kota Bandung beberapa tahun terakhir. Tren itu
bernama Nobar alias Nonton Bareng. Nobar Persib menjadi
sebuah cara tersendiri untuk menyaksikan Maung Bandung
berlaga lewat layar kaca. Adanya kegiatan Nobar menjadi
sebuah fenomena juga seiring dengan bertumbuhnya tempat-
tempat usaha kuliner. Nobar tidak harus di café mewah yang
harga hidangannya mewah, namun Nobar di warung kopi ge
jadi. Bahkan beberapa wilayah di kota Bandung membuat acara
Nobar dengan berbagai tingkatan, mulai se-RT, se-RW, se-
Kelurahan, hingga se-Kecamatan.
Semua tergantung pilihan bobotoh. Hastag #Nobarkeun cukup
menggema dalam beberapa tahun terakhir saat Persib bermain.
Nobar selain bermanfaat untuk mendukung Persib, juga
berguna untuk menjalin silaturahmi antar sesame kita. Yang
tidak kalah pentingnya, Nobar Persib bisa menjadi ajang
perkenalan kepada orang-orang yang belum menyukai
sepakbola.
Eka sendiri mulai bergabung bersama UNI pada tahun 1997. Kala
itu usianya baru menginjak 13 tahun. Usia yang memang cukup
untuk memulai menumbuhkan potensi diri sebagai
pesepakbola.
Eka-Cabanas
“Siapa pun yang jadi kapten tak jadi masalah. Sebagai pemain,
saya hanya ingin memberikan yang terbaik bagi tim.
Tanggungjawab kapten itu tidak main-main. Dia harus bisa
memimpin teman-teman di lapangan. Mengenai kepemimpinan
saya sebagai kapten, biarlah orang yang menilai. Menurut saya,
saya sudah maksimal. Tapi saya masih terus memperbaiki
kekurangan,” ujar Eka menanggapi jabatannya sebagai kapten.
Berat ya. Begitu saya masuk, Persib dihuni hampir disegala lini
pemain bintang. Di belakang ada kang Robby dan Roy Darwis,
Yadi Mulyadi, dan ada Nandang Kurnaedi. Hampir semua posisi
dihuni pemain yang lebih senior dan berlabel bintang, kalau
menurut saya.
Tapi apa boleh jika berharap suatu saat nanti bisa melihat Eka
menjadi mentor bagi pemain-pemain muda disini untuk
berkembang? Memberikan pengalaman dan segala ilmu yang ia
dapat dari perantauan? Mungkin dengan begitu, setidaknya, ia
akan menambal kisahnya yang tak sempurna.
Tapi kalau pun harapan itu terlalu tengil, saya tetap akan
berharap Eka datang kembali ke stadion, meski bukan sebagai
siapa-siapa. Cukup dengan ia menjadi bobotoh saja. Mengingat
kembali bagaimana ia selalu berharap Persib menang.
Mengingat kembali masa-masa dimana ia dicintai dari atas
tribun, dan kini, turut juga menggemakan bahwa Persib adalah
jiwa raganya.
Penulis:
Tepat tahun ini (2020) Persib menginjak usia 87 tahun. Usia yang
sudah cukup panjang menggambarkan begitu panjangnya
historis Persib berkecimpung di sepakbola Indonesia.
Menyongsong usia 87 tahun ini, selain tagar #Ngahiji Persib
menggaungkan tagar #Persi87uara. Sebuah tagar yang memang
menggambarkan harapan dari seluruh elemen yang terlibat
bersama Persib mulai dari Bobotoh, Tim dan manajemen. Tidak
mudah memang membangun tim juara di Liga Indonesia banyak
sekali aspek yang harus dipenuhi mulai dari sisi teknis hingga
non teknis.
Sisi non teknis atau sisi yang kadang tidak terlihat tapi begitu
vital sedikit demi sedikit mulai membaik. Setelah sempat
dipusingkan dengan susahnya ijin penggunaan stadion Gelora
Bandung Lautan Api sebagai homebase, di awal musim ini hal
tersebut mulai menemui titik terang, beberapa otoritas terkait
akhirnya bahu membahu mengupayakan Persib bisa
menggunakan stadion yang menjadi venue pembukaan Pon
Kompilasi Tulisan 87 Tahun Persib 129
Jabar tersebut. Selain homebase tentu kenyamanan tim harus
terpenuhi, mulai dari gaji, fasilitas hingga kondusifitas tim
selama menjalani kompetisi. Untuk hal ini rasanya Persib tidak
terlalu dipusingkan, sejarah yang begitu panjang ditambah
militansi Bobotoh yang kita tahu tersebar diseluruh indonesia
tentu menjadi magnet yang sangat kuat menarik sponsor
menggelontorkan pundi-pundi uang mereka demi produknya
bisa terpampang di jersey yang digunakan Persib ketika
bertanding.
Ayeuna urang geus kuliah rea pisan hal nu berubah dalam hidup,
beuki sibuk we tapi da angger ari ges kana hate mah tiap persib
maen teh pasti inget pasti ningali pasti hariwang, aki urang geus
eweuh bareto mah sok bebeja ka aki mun persib maen teh tapi
ayena mah eweuh, cinta dan warisan sih persib mah bagi urang,
warisan ti aki nu kudu di jaga ku incu na, pihhh persib maenn di
tv, piihh golll asuppp pih, mungkin eta kalimat nu bakal urang
caritakeun ka anak incu urang engke, mungkin persib adalah
warisan bagi urang dan bagi kalian bobotoh, pikareseup nu
turun ti aki ti kolot nu aya dina hate. Persibbb adalah Warisan :)
Twitter: @aditwv
Ketika aku mulai ber anjak dewasa, mungkin dari situ juga
tercipta awal mula cerita cinta diantara kita, kata cinta mungkin
terlalu suci untuk menggambarkan ini, bisa dibilang ini cerita
gila, ia benar, aku yang gila hanya karena tim sepak bola.
Siang itu hati terasa cemas, ketika sanak saudara dan tetangga
sudah mulai berkumpul bersiap menuju Stadion. Saya
melihatnya dari jedela kamar yang saat itu masih terlihat tinggi.
Tiba-tiba ajakan dari teman sepermainanku menyapa “Hayu
ngilu ka Stadion jeung lanceuk urang!”.
Kalau seperti itu rasanya adil dan tidak salah juga jika Bobotoh
menuntut hal yang sama kepada Persib. Kalau Persib merasa
bahwa bobotoh bagian dari Persib yang berhak untuk
dimanfaatkan "pride" dan "loyalitas" nya, maka sudah
sepantasnya juga Persib mendengarkan segala kritik dan
komplain mereka, dan buatlah Bobotoh puas dengan kinerja
Persib. Ah, Tapi saya pikir semua itu hanya prasangka negatif
saya saja, karena perusahaan sebesar Persib pastilah memiliki
SDM yang mumpuni yang tahu bagaimana untuk menghargai
karya orang lain.
Saya tidak tahu persis apa yang menjadi hambatan dan kendala
dalam pengelolaan twitter Persib ini, apakah soal SDM, apakah
soal fasilitas penunjang perkontenan yang belakang ini juga
sempat ramai dikeluhkan oleh pegawai Persib, atau memang
media sosial bukan menjadi prioritas untuk dikelola Persib,
entahlah hanya Manajemen Persib dan rekan-rekan yang
bekerja di Persib serta Tuhan yang tahu Persis apa yang menjadi
kendala dan hambatannya.
Terima Kasih
Sejak awal 2010 hingga akhir tahun 2018, saya harus menetap
di Jayapura, Ibukota Provinsi Papua. Pekerjaan saya di sebuah
Lembaga pengembangan sumber daya manusia, saat itu,
mengharuskan saya pergi ke semua pelosok pedalaman Papua
dan memberikan pelatihan kepada masyarakat asli Papua.
Saat itu, kami sering merasa iri pada Bobotoh lain yang masih
berada di daerah Jawa Barat dan sekitarnya, selain selalu bisa
berkumpul dengan Bobotoh yang lain kapan saja, juga bisa
senantiasa memberikan dukungan secara langsung. Asal boga
niat, asal keyeng pasti pareng. Sedangkan kami, hanya bisa
melihat dari jauh, merasakan euforia dari balik layer kaca
semata.
Saat Djanur masih menjadi pelatih, dan Sergio Van Dijk menjadi
striker Persib, ada satu keluarga Orang Asli Papua yang terdiri
dari Ayah, Ibu, dan 2 anaknya yang rela berjam-jam menunggu
di depan Hotel hanya agar bisa bertemu dengan pelatih dan
pemain idola mereka.
Saat team pelatih dan pemain Persib turun untuk makan siang,
mereka memohon kepada petugas keamanan Hotel agar
mengijinkan mereka masuk dan bertemu untuk minta tanda
tangan sekaligus berphoto dengan mereka.
Selain tiga contoh diatas, masih sangat banyak orang asli Papua
yang mencintai Persib Bandung, apalagi saat pernah ada nama
Patrich Wanggai dan Julius Jossel di squad Persib Bandung,
kebanggaan dan kecintaan mereka semakin besar.
Oh, Persib,
Hati terkoyak,
- Anggia Permatasari -
- Niskala –