Anda di halaman 1dari 65

-2-

akuntabilitas keuangan negara dan program lintas


sektoral pembangunan nasional instansi pemerintah
pusat bidang politik, hukum, keamanan,
pembangunan manusia, dan kebudayaan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
Peraturan Deputi Kepala Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Bidang Pengawasan Instansi
Pemerintah Bidang Politik, Hukum, Keamanan,
Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan tentang
Petunjuk Teknis Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial
Program Sembako Tahun 2021;

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4890);
2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 400);
3. Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun 2018
tentang Penyaluran Bantuan Sosial Nontunai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1002);
4. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Standar
Kerja Pengawasan Intern Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 63);
5. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 352);
-3-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DEPUTI KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BIDANG PENGAWASAN
INSTANSI PEMERINTAH BIDANG POLITIK, HUKUM,
KEAMANAN, PEMBANGUNAN MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI
ATAS PENYALURAN BANTUAN SOSIAL PROGRAM
SEMBAKO TAHUN 2021.

Pasal 1
1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang
selanjutnya disingkat BPKP, adalah aparat pengawasan
intern pemerintah, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
2. Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang
Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan Manusia,
dan Kebudayaan Pembangunan yang selanjutnya
disingkat Deputi Bidang PIP Bidang Polhukam adalah
unsur pelaksana tugas dan fungsi BPKP di bidang
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara dan program lintas sektoral pembangunan
nasional pada instansi pemerintah pusat bidang politik,
hukum, keamanan, pembangunan manusia, dan
kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala.
3. Perwakilan BPKP adalah instansi vertikal BPKP yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
BPKP.
4. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar,
rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan.
-4-

5. Program Sembako adalah program bantuan sosial


pangan yang merupakan pengembangan dari bantuan
pangan nontunai dengan penambahan nilai bantuan
dan jenis bahan pangan, program Sembako diberikan
melalui Kartu Keluarga Sejahtera yang memiliki fitur
uang elektronik dan/atau tabungan serta dapat
digunakan sebagai media penyaluran bantuan sosial.

Pasal 2
Peraturan Deputi Kepala ini mengatur tentang Petunjuk
Teknis Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial Program
Sembako Tahun 2021.

Pasal 3
(1) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dimaksudkan sebagai panduan bagi auditor BPKP
dalam melaksanakan Evaluasi Penyaluran Bantuan
Sosial Program Sembako Tahun 2021.
(2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyamakan persepsi agar diperoleh
satu kesamaan arah dalam melakukan Evaluasi
Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako Tahun
2021.

Pasal 4
Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
digunakan sebagai panduan bagi Auditor BPKP pada:
a. Deputi Bidang PIP Bidang Polhukam PMK; dan
b. Perwakilan BPKP.

Pasal 5
Sistematika Peraturan Deputi Kepala ini terdiri atas:
a. Bab I Pendahuluan;
b. Bab II Gambaran Umum dan Proses Bisnis;
c. Bab III Metodologi Evaluasi;
d. Bab IV Mekanisme Evaluasi; dan
e. Bab V Pelaporan Hasil Evaluasi.
-7-

Program Sembako yang sudah berjalan, dimana masih banyak ditemukan


tantangan dalam melaksanakan program bantuan sosial nontunai, secara
spesifik di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat. Mayoritas wilayah
kabupaten di kedua provinsi tersebut merupakan wilayah yang
memerlukan mekanisme khusus dalam melaksanakan BPNT sejak
September 2019. Pelaksanaan program Sembako dengan mekanisme
khusus untuk wilayah-wilayah di Provinsi Papua dan Papua Barat dinilai
belum efektif, yang utamanya disebabkan ketidaksiapan kondisi
infrastruktur pendukung untuk pelaksanaan penyaluran bansos secara
nontunai.
Pada tahun 2021, target KPM Program Sembako secara nasional adalah
18,8 juta KPM setiap bulan dengan anggaran total sebesar Rp45,12
triliun. Agar pelaksanaan Program Sembako berjalan baik dan tercapai
tujuannya, Petunjuk Teknis terkait Kegiatan Evaluasi Penyaluran
Bantuan Sosial Program Sembako Tahun 2021 disusun sebagai
tuntunan, arahan, atau acuan pelaksanaan di lapangan. Petunjuk Teknis
ini dimaksudkan untuk digunakan oleh pelaksana program, yaitu:
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Penyalur, e-Warong sebagai
agen penyalur bahan pangan dan pihak terkait lainnya. Pedoman akan
dilengkapi dengan Petunjuk Teknis untuk mekanisme–mekanisme yang
lebih rinci.
B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Evaluasi ini disusun sebagai acuan dan memberikan
panduan bagi Pejabat Fungsional Auditor (PFA) BPKP sebagai pelaksana
evaluasi dalam tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil
evaluasi Program Sembako Tahun 2021.
Tujuan dari Petunjuk Teknis Evaluasi adalah menyamakan persepsi
diantara Pejabat Fungsional Auditor (PFA) BPKP agar diperoleh satu
kesamaan persepsi dalam pelaksanaan Evaluasi Penyaluran Program
Sembako Tahun 2021.
C. Sistematika Petunjuk Teknis
1. Bab I Pendahuluan, berisikan Latar Belakang, Maksud dan
Tujuan Penyusunan Petunjuk Teknis, serta Sistematika
Petunjuk Teknis.
2. Bab II Gambaran Umum dan Proses Bisnis, berisikan Latar
Belakang Program Sembako, Tujuan dan Manfaat,
Penerima Manfaat, Besaran Manfaat, Bahan Pangan,
-8-

Pelaksanaan Program Sembako, Pengendalian dan


Pengawasan, serta Kelembagaan.
3. Bab III Metodologi Evaluasi menguraikan Dasar Hukum, Tujuan
Evaluasi, Ruang Lingkup, Batasan Tanggung Jawab,
Pendekatan Sampling, Hipotesis, Jenis Pengawasan,
Metodologi, Pelaksanaan Pengawasan, Biaya Kegiatan,
Output dan Outcome, serta Organisasi dan Sumber Daya.
4. Bab IV Mekanisme Evaluasi menguraikan Persiapan Pelaksanaan
dan Pelaksanaan Evaluasi.
5. Bab V Pelaporan Hasil Evaluasi menguraikan Bentuk dan Isi
Laporan, serta Template Laporan Hasil Evaluasi.
6. Lampiran
-9-

BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PROSES BISNIS

A. Latar Belakang
Perlindungan sosial masyarakat akan pangan diberikan dalam bentuk
bantuan sosial pangan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah/keluarga miskin dan
rentan. Program bantuan sosial pangan sebelumnya merupakan Subsidi
Rastra, mulai ditransformasikan menjadi Bantuan Pangan Nontunai
(BPNT) pada 2017. Pada akhir tahun 2019, program Bantuan Sosial
Pangan di seluruh kabupaten/kota telah dilaksanakan dengan skema
nontunai atau BPNT, dengan sejumlah kabupaten yang memiliki
keterbatasan kondisi infrastrukur nontunai menjalankan mekanisme
program Sembako untuk wilayah khusus.
BPNT merupakan upaya pemerintah untuk mentransformasikan bentuk
bantuan menjadi nontunai (cashless) yakni menggunakan sistem
perbankan melalui penggunaan kartu elektronik yang diberikan langsung
kepada KPM yang kemudian dapat digunakan untuk memperoleh beras
dan/atau telur di E-Warong.
Pada tahun 2020 dalam rangka mewujudkan penguatan perlindungan
sosial dan meningkatkan efektifitas program bantuan sosial pangan,
maka program BPNT dikembangkan menjadi program Sembako. Sehingga
indeks bantuan yang semula Rp.110.000/KPM/bulan naik menjadi
Rp.150.000/KPM/ bulan. Selain itu, program Sembako memperluas jenis
komoditas yang dapat dibeli. Hal ini sebagai upaya dari Pemerintah untuk
memberikan akses KPM terhadap bahan pokok dengan kandungan gizi
lainnya dan sebagai upaya pencegahan stunting.
Memasuki tahun 2020 seluruh dunia dikejutkan dengan adanya pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), sehingga mulai bulan Maret 2020,
indeks bantuan program Sembako kembali dinaikkan menjadi Rp
200.000/KPM/bulan dan jumlah KPM juga diperluas dari 15.6 juta KPM
menjadi 20 juta KPM.
Masih banyak ditemukan tantangan dalam melaksanakan program
bantuan sosial nontunai, secara spesifik di wilayah Provinsi Papua dan
Papua Barat. Mayoritas wilayah kabupaten di kedua provinsi tersebut
merupakan wilayah yang memerlukan mekanisme khusus dalam
melaksanakan BPNT sejak September 2019. Pelaksanaan program
- 10 -

Sembako dengan mekanisme khusus dinilai belum efektif, yang utamanya


disebabkan ketidaksiapan kondisi infrastruktur pendukung untuk
pelaksanaan penyaluran bansos secara nontunai. Berdasarkan hasil
evaluasi Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara
Nontunai, disimpulkan bahwa beberapa wilayah di Provinsi Papua dan
Papua Barat belum dapat melaksanakan penyaluran bantuan sosial
secara nontunai sehingga memerlukan mekanisme alternatif untuk
penyaluran dana bantuan Program Sembako.
Pelaksanaan mekanisme alternatif pada beberapa kabupaten di kedua
provinsi tersebut perlu diiringi dengan berbagai upaya persiapan menuju
pelaksanaan penyaluran bansos secara nontunai, termasuk upaya
perbaikan dan pemutakhiran data pada Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial oleh pemerintah daerah dan penyiapan infrastruktur sinyal
jaringan telekomunikasi.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan Program Sembako adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian
kebutuhan pangan;
2. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM;
3. Meningkatkan ketepatan sasaran, waktu, jumlah, harga, kualitas,
dan administrasi; dan
4. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi
kebutuhan pangan.
Manfaat Program Sembako adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM sekaligus sebagai
mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan
serta penanganan kemiskinan ekstrem;
2. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial;
3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan euangan dan
perbankan;
4. Meningkatnya transaksi nontunai dalam agenda Gerakan Nasional
Nontunai (GNNT);
5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha
mikro dan kecil di bidang perdagangan;
6. Dalam jangka panjang mencegah terjadinya stunting dengan
pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK); dan
- 11 -

7. Sebagai jaring pengaman sosial (JPS) dalam mengurangi dampak


pandemi Covid-19.

Prinsip Pelaksanaan Program Sembako adalah sebagai berikut:


1. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM untuk menentukan
waktu pembelian, jenis, jumlah dan kualitas bahan pangan serta E-
Warong;
2. KPM dapat memanfaatkan dana bantuan program Sembako pada E-
Warong terdekat;
3. E-Warong tidak memaketkan bahan pangan, yaitu menjual bahan
pangan dengan jenis dan dalam jumlah yang ditentukan sepihak
oleh E-Warong atau pihak lain sehingga KPM tidak mempunyai
pilihan;
4. E-Warong dapat membeli pasokan bahan pangan dari berbagai
sumber dengan memperhatikan tersedianya pasokan bahan pangan
bagi KPM secara berkelanjutan serta pada kualitas dan harga yang
kompetitif bagi KPM;
5. Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana bantuan ke rekening
KPM dan tidak bertugas menyalurkan bahan pangan kepada KPM,
termasuk tidakmelakukan pemesanan bahan pangan;
6. Mendorong usaha eceran rakyat untuk memperoleh pelanggan dan
peningkatan penghasilan dengan melayani KPM;
7. Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha eceran rakyat dan
kepada KPM; dan
8. Pemerintah pusat dan daerah melaksanakan pengawasan
pelaksanaan program Sembako sesuai dengan pedoman umum dan
petunjuk teknis yang berlaku.
C. Penerima Manfaat
Penerima Manfaat program Sembako adalah keluarga dengan kondisi
sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan sesuai pagu program
yang disediakan Pemerintah, selanjutnya disebut Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) program Sembako, yang namanya termasuk di dalam Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial yang telah diperiksa dan difinalisasi oleh
Pemerintah Daerah serta disahkan oleh Bupati/Wali Kota dilaporkan
kepada Kementerian Sosial melalui aplikasi SIKS-NG menu BSP.
Unit penerima manfaat program Sembako adalah keluarga. Namun,
untuk kebutuhan penyaluran manfaat program Sembako perlu
- 12 -

ditentukan satu (1) nama dalam KPM sebagai Pengurus KPM yang akan
menjadi pemilik rekening bantuan pangan (dengan urutan prioritas
tertentu).

D. Besaran Manfaat
Besaran manfaat program Sembako untuk bulan Januari – Februari 2020
adalah Rp150.000/KPM/bulan. Sebagai JPS dalam rangka mengurangi
dampak pandemi Covid-19, maka sejak bulan Maret 2020 Pemerintah
menaikkan besaran manfaat program Sembako menjadi
Rp200.000/KPM/bulan. Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai dan
hanya dapat ditukarkan dengan bahan pangan yang ditentukan untuk
program Sembako di e-Warong.
E. Bahan Pangan
Bahan pangan yang dapat dibeli oleh KPM di e-Warong menggunakan
dana bantuan program Sembako adalah:
a. Sumber karbohidrat: beras atau bahan pangan lokal seperti jagung
pipilan dan sagu.
b. Sumber protein hewani: telur, daging sapi, ayam, ikan segar.
c. Sumber protein nabati: kacang-kacangan termasuk tempe dan tahu.
d. Sumber vitamin dan mineral: sayur-mayur, buah-buahan.
Pemilihan komoditas bahan pangan dalam program Sembako bertujuan
untuk menjaga kecukupan gizi KPM. Pencegahan stunting melalui
program Sembako dilakukan dengan pemanfaatan bahan pangan oleh
KPM untuk pemenuhan gizi di masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),
yang dimulai sejak ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 6-23 bulan.
Bagi anak usia 6-23 bulan, bahan pangan dari Program Sembako diolah
menjadi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Bantuan program Sembako tidak boleh digunakan untuk pembelian:
minyak, tepung terigu, gula pasir, susu, MP-ASI pabrikan, makanan
kaleng, mie instan dan bahan pangan lainnya yang tidak termasuk dalam
butir a-d di atas. Bantuan juga tidak boleh digunakan untuk pembelian
pulsa dan rokok. Program Sembako mengakomodir ketersediaan bahan
pangan lokal.
F. Pelaksanaan Program Sembako
Berdasarkan Pedoman Umum Program Sembako Perubahan I Tahun
2020 yang diterbitkan oleh Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran
- 13 -

Bantuan Sosial Secara Nontunai, mekanisme pelaksanaan kegiatan


meliputi:
1. Persiapan
Kegiatan ini meliputi:
a. Koordinasi pelaksanaan (Koordinasi di tingkat pemerintah
pusat, Pemerintah Provinsi, dan Kabupaten/Kota)
1) Koordinasi di tingkat Pemerintah Pusat
Koordinasi di tingkat Pemerintah Pusat dilakukan antara
Kementerian Sosial sebagai Pengguna Anggaran (PA)
program Sembako dan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait
melalui forum Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat dan
dilaporkan/ dikonsultasikan kepada Tim Pengendali.
Koordinasi dengan K/L dilakukan untuk memperoleh
masukan dan arahan terkait kebijakan pelaksanaan
program; dan untuk memastikan dasar hukum, mekanisme
dan tahapan pelaksanaan program, serta berbagai prosedur
administrasi lainnya.
Koordinasi pada tingkat Pemerintah Pusat dengan Bank
Penyalur dilakukan untuk beberapa hal berikut:
a) Memastikan kesiapan infrastruktur pendukung terkait
pelaksanaan program Sembako, seperti ketersediaan
E-Warong dengan jumlah dan sebaran yang memadai
di setiap wilayah, serta ketersediaan dan
keberfungsian mesin EDC pada seluruh E-Warong;
b) Menyepakati proses pembukaan rekening dan
registrasi/distribusi KKS untuk KPM. Salah satu
bagian dari proses ini adalah kesiapan data KPM (by-
name by address/BNBA) yang dikelola oleh
Kementerian Sosial. Data BNBA minimum memenuhi
persyaratan KYC yang disederhanakan sebagaimana
ketentuan Layanan Keuangan Digital (LKD) atau
Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka
Keuangan Inklusif (Laku Pandai);
c) Menyepakati pelaksanaan edukasi dan sosialisasi;
d) Menyepakati waktu penyaluran, yaitu waktu
pemindahbukuan dana bantuan program Sembako
dari rekening kas umum negara kepada rekening
- 14 -

Pemberi Bantuan Sosial di Bank Penyalur dan waktu


pemindahbukuan dana ke rekening KPM; dan
e) Melakukan pemetaan risiko dan tantangan yang akan
dihadapi dalam pelaksanaan serta menentukan
potensi solusinya.

2) Koordinasi di tingkat Pemerintah Provinsi


Pemerintah Provinsi melalui forum Tim Koordinasi Bansos
Pangan Provinsi melakukan koordinasi secara berjenjang
dengan Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
terkait seluruh tahap pengelolaan dan pelaksanaan
program Sembako di Kabupaten/Kota, mulai dari
dukungan pendanaan melalui APBD, koordinasi pagu dan
data KPM, sosialisasi, penanganan pengaduan,
pemantauan, dan dukungan lain yang diperlukan.
3) Koordinasi di tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota
Pemerintah Kabupaten/Kota melalui forum Tim Koordinasi
Bansos Pangan Kabupaten/Kota melakukan koordinasi
secara berjenjang dengan kecamatan dan desa/kelurahan
untuk seluruh tahap pelaksanaan program, mulai dari
persiapan pendanaan APBD dan/atau Dana Desa, verifikasi
dan validasi data calon KPM dalam SIKS-NG menu BSP,
proses registrasi/distribusi KKS, pengecekan keberadaan
KPM, edukasi dan sosialisasi, pemantauan, hingga
penanganan pengaduan. Pemerintah Kabupaten/Kota
melakukan koordinasi dengan Bank Penyalur untuk
menyusun jadwal registrasi KPM/distribusi KKS di masing-
masing desa/kelurahan serta memastikan keterlibatan
perangkat desa/aparatur kelurahan dalam proses tersebut.
Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan dukungan
sarana dan prasarana, edukasi dan sosialisasi, kemudahan
perizinan, pembebasan atau keringanan biaya perizinan
serta fasilitas perpajakan kepada E-Warong sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Bank Penyalur
- 15 -

mengenai pemetaan lokasi dan pemilihan pedagang-


pedagang bahan pangan untuk menjadi E-Warong.
Pelaksanaan program Sembako di tingkat Kabupaten/Kota
dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan di tingkat Kecamatan dikoordinasikan oleh
Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan. Pelaksanaan di
tingkat desa/kelurahan didukung oleh perangkat
desa/aparatur kelurahan setempat dan Pendamping Sosial
Bansos Pangan.
b. Penyiapan data KPM
1) Penyiapan data KPM program Sembako dilaksanakan
melalui aplikasi SIKS-NG menu BSP.
2) Calon KPM program Sembako pada SIKS-NG menu BSP
sudah diberikan penanda untuk KPM penerima PKH. KPM
PKH yang terdaftar dalam DTKS diutamakan sebagai
penerima manfaat program Sembako.
3) Jumlah calon KPM di SIKS-NG menu BSP idealnya sama
dengan pagu yang ditetapkan untuk setiap
kabupaten/kota. Jika jumlah kurang dari pagu, maka
daerah diminta mengusulkan calon KPM (harus bersumber
dari DTKS). Jika lebih besar dari pagu, maka Kementerian
Sosial akan melakukan penyesuaian.
4) Pemerintah Kabupaten/Kota harus memeriksa data calon
KPM pada SIKS-NG menu BSP, melakukan perubahan data
sesuai kondisi terkini, serta melengkapi 7 (tujuh) variabel
pembukaan rekening (KYC) pada SIKS-NG menu BSP.
5) Perubahan data calon KPM dapat berupa penonaktifan
calon KPM dari program, pengusulan calon KPM baru, dan
perbaikan data Pengurus KPM.
6) Perubahan data calon KPM dilakukan melalui musyawarah
desa/kelurahan (musdes/muskel).
7) Penonaktifan calon KPM dari program dilakukan jika calon
KPM yang terdapat pada SIKS-NG menu BSP:
a) Meninggal dunia dan merupakan calon KPM
beranggota tunggal/tidak ada anggota keluarga lain;
b) Tidak ditemukan;
- 16 -

c) Tercatat ganda (2 kali atau lebih) pada SIKSNG menu


BSP. Bagi KPM yang tercatat ganda (dua kali atau
lebih) pada DPM program, maka salah satu data KPM
dipertahankan, sementara sisanya diganti mengikuti
mekanisme penggantian KPM;
d) Sudah mampu;
e) Menolak program; atau
f) Menjadi pekerja migran Indonesia sebelum melakukan
aktivasi.
8) Pengusulan calon KPM baru adalah untuk menggantikan
calon KPM yang dinonaktifkan dan untuk memenuhi pagu
setiap kabupaten/kota.
9) Keluarga yang diusulkan menjadi calon KPM program
Sembako adalah keluarga yang terdapat dalam DTKS.
10) Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melakukan verifikasi
dan validasi data serta memastikan kelengkapan pengisian
variabel KYC setiap calon KPM pada SIKS-NG menu BSP.
11) Jika daerah tidak melakukan verifikasi dan validasi maka
menggunakan data di dalam Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial yang dikelola Kementerian Sosial.
12) Untuk memastikan kelengkapan data NIK dan kepemilikan
dokumen kependudukan oleh KPM, Dinas Sosial
Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan organisasi
perangkat daerah yang menangani urusan di bidang
kependudukan dan pencatatan sipil di kabupaten/kota.
c. Pembukaan rekening kolektif
d. Penyiapan E-Warong.
Bank Penyalur bersama Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Tenaga Pelaksana Bansos Pangan di daerah mengidentifikasi
agen bank atau pedagang untuk kemudian ditetapkan menjadi
E-Warong dengan memperhatikan jumlah dan sebaran KPM di
desa/kelurahan serta E-Warong KUBE yang ada di daerah.
Kemudian Bank Penyalur menerbitkan dokumen Perjanjian
Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani oleh Bank Penyalur dan
E-Warong.
E-Warong tidak harus menyediakan seluruh jenis bahan pangan
yang ditentukan untuk program Sembako, namun minimal
- 17 -

harus menyediakan jenis bahan pangan yang termasuk sumber


karbohidrat, sumber protein hewani, dan satu jenis bahan
pangan lainnya (sumber protein nabati atau sumber vitamin
dan mineral).
E-Warong tidak boleh melakukan pemaketan bahan pangan,
sehingga KPM tidak memiliki pilihan.
E-Warong wajib menyediakan timbangan dan menginformasikan
harga bahan pangan sehingga KPM dapat memilih bahan
pangan yang akan dibeli.
E-Warong tidak boleh membedakan harga bahan pangan yang
ditujukan untuk KPM program Sembako dan non-KPM program
Sembako.
Harga bahan pangan di E-Warong merujuk pada harga pasar
hasil pemantauan rutin oleh organisasi perangkat daerah.
E-Warong menyediakan data rekapitulasi transaksi KPM.
E-Warong yang terbukti melanggar atau tidak mematuhi
ketentuan program Sembako akan dicabut izin penyaluran
untuk melayani program Sembako oleh Bank Penyalur.
Kementerian Sosial dapat menyampaikan rekomendasi kepada
Bank Penyalur untuk memberikan peringatan/sanksi terhadap
E-Warong yang melanggar ketentuan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan Bank Penyalur dalam
menetapkan agen bank, pedagang dan/atau pihak lain untuk
menjadi E-Warong yang melayani program Sembako, sedikitnya
mencakup beberapa hal sebagai berikut:
1) Bank Penyalur dan Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota memastikan kecukupan jumlah dan
sebaran E-Warong agar dapat dengan mudah dijangkau
oleh KPM, dan untuk menghindari antrean serta permainan
harga bahan pangan di atas harga wajar.
2) Memberikan layanan perbankan kepada E-Warong,
termasuk di antaranya: pembukaan rekening tabungan,
pendaftaran menjadi agen Laku Pandai atau LKD, dan
layanan usaha lainnya.
3) Melakukan upaya edukasi dan sosialisasi,
pemasaran/branding, perbaikan fasilitas E-Warong dan
lainnya untuk melayani KPM.
- 18 -

4) Mencetak dan memasang penanda E-Warong di E-Warong.


Penanda E-Warong minimal berukuran 50 cm x 50 cm.
5) Memastikan kelancaran pelaksanaan pembelian bahan
pangan dengan menggunakan KKS, termasuk:
a) Memastikan ketersediaan dan keberfungsian mesin
pembaca KKS pada setiap E-Warong. Mesin pembaca
KKS dapat berupa mesin EDC yang digunakan oleh E-
Warong untuk memproses transaksi pembelian bahan
pangan oleh KPM.
b) Memastikan adanya mekanisme khusus untuk
wilayah yang memiliki keterbatasan aksesibilitas dan
infrastruktur nontunai.
c) Melakukan edukasi penggunaan mesin pembaca KKS
kepada E-Warong dan memastikan E-Warong siap
melayani KPM.
d) Menyediakan dukungan teknis dan pemantauan
berkala terhadap kelancaran operasional alat
transaksi.
e) Menyediakan petugas bank (Assistant Branchless
Banking/ABB, Contact Person) yang dapat dihubungi
oleh E-Warong guna kelancaran dan kemudahan
pelaksanaan pembelian bahan pangan.
Bank Penyalur di daerah menyampaikan daftar e-Warong
kepada Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
setempat dan Tenaga Pelaksana Bansos Pangan di daerah,
termasuk jika terjadi perubahan e-Warong (adanya penetapan e-
Warong baru atau penonaktifan e-Warong).
Bank Penyalur di pusat melaporkan daftar e-Warong (BNBA)
kepada Tim Pengendali dan Kementerian Sosial, termasuk jika
terjadi perubahan e-Warong (adanya penetapan e-Warong baru
atau penonaktifan e-Warong). Data e-Warong (BNBA) tersebut
dilengkapi dengan kode wilayah dari tingkat provinsi sampai
dengan tingkat desa/kelurahan yang digunakan oleh satuan
kerja pengelola data di bawah Kementerian Sosial.
2. Edukasi dan Sosialisasi
a. Tujuan pelaksanaan edukasi dan sosialisasi program Sembako.
- 19 -

b. Pelaksana edukasi dan sosialisasi oleh Pemerintah, Bank


Penyalur, Pemilik/Pengelola e-Warong, dan Tenaga Pelaksana
Bansos Pangan di daerah.
c. Sasaran edukasi dan sosialisasi ditujukan kepada:
1) Kementerian/Lembaga terkait;
2) Pemerintah Daerah, termasuk Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dan Tim Koordinasi
Bansos Pangan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan;
3) Perangkat desa/aparatur kelurahan dan jajaran di
bawahnya;
4) Tenaga Pelaksana Bansos Pangan;
5) KPM;
6) Pemilik/pengelola e-Warong;
7) Bank Penyalur baik di tingkat pusat maupun cabang; dan
8) Masyarakat umum.
d. Materi untuk edukasi dan sosialisasi paling sedikit memuat:
1) Kebijakan dan tujuan program Sembako;
2) Prinsip pelaksanaan program Sembako;
3) Mekanisme pelaksanaan program Sembako, termasuk
penerapan protokol kesehatan untuk mencegah
penyebaran Covid-19 pada berbagai aspek pelaksanaan
Program Sembako selama masa pandemi Covid-19;
4) Produk dan tata cara penggunaan KKS, termasuk
mekanisme apabila terjadi KKS hilang/rusak/ terblokir
5) Tata cara pengaduan;
6) Pentingnya pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting melalui
pemanfaatan bantuan program Sembako; dan
7) Pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan dalam
pelaksanaan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) kebijakan
Program Sembako;
3. Registrasi dan Distribusi KKS
Proses registrasi/distribusi KKS untuk pelaksanaan program
Sembako dilaksanakan bagi KPM yang baru ditetapkan sebagai
penerima program Bansos Pangan. KKS yang telah dimiliki KPM dari
Program Sembako dan/atau PKH tetap digunakan untuk
mendapatkan dan memanfaatkan dana bantuan program Sembako.
- 20 -

Tahap registrasi dan distribusi KKS ini terdiri atas:


a. Persiapan Distribusi KKS; dan
b. Pelaksanaan Distribusi KKS
4. Penggantian KPM
Dalam rangka mengakomodasi adanya perubahan karakteristik KPM
di desa/ kelurahan/pemerintahan setingkat, dimungkinkan
perubahan daftar KPM.
Kepesertaan KPM di dalam Program Sembako dapat berganti karena:
a. Meninggal dan merupakan calon KPM beranggota tunggal/tidak
ada anggota keluarga lain;
b. Merupakan calon KPM yang seluruh anggotanya pindah ke
desa/kelurahan lain;
c. Calon KPM menolak/mengundurkan diri sebagai KPM;
d. Calon KPM tercatat ganda (dua kali atau lebih); dan
e. Calon KPM sudah mampu.
5. Penyaluran Dana Bantuan
a. Proses penyaluran dana bantuan program Sembako
dilaksanakan oleh Bank Penyalur, dengan memindahbukukan
dana bantuan ke rekening Kementerian Sosial di Bank Penyalur
kemudian ke rekening/sub-akun elektronik KPM dilakukan
paling lama 30 hari kalender sejak dana tersebut ditransfer dari
Kas Negara.
b. Penyaluran dana bantuan program Sembako ke dalam rekening
bantuan pangan/sub-akun uang elektronik KPM dilakukan
setiap bulan, paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berjalan.
c. Proses konfirmasi penyaluran dana bantuan program Sembako
kepada KPM oleh Bank Penyalur dilaksanakan melalui OM-
SPAN
6. Pemanfaatan Dana Bantuan
Proses pemanfaatan dana bantuan program Sembako digambarkan
sebagai berikut:
a. Datang: KPM datang ke e-Warong dengan membawa KKS.
b. Cek: KPM melakukan cek kuota dana bantuan melalui mesin
pembaca KKS atau mesin EDC.
c. Pilih: KPM berhak memilih e-Warong terdekat untuk
membelanjakan dana bantuan Program Sembako. KPM juga
- 21 -

berhak memilih jenis dan menentukan jumlah bahan pangan


sesuai kebutuhan.
d. Bayar: KPM melakukan pembayaran dengan memasukkan PIN
pada mesin EDC. KPM harus memanfaatkan seluruh dana
bantuan Program Sembako.
e. Terima: KPM menerima bahan pangan yang telah dibeli serta
cetak resi dari mesin EDC.
7. Program Sembako untuk Wilayah dengan Mekanisme Alternatif
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin
Nomor: 2/6/SK/HK.02.02/1/2021 tentang Petunjuk Teknis
Penyaluran Program Sembako dengan Mekanisme Alternatif,
mekanisme alternatif yang dilaksanakan di daerah kabupaten di
Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan daerah yang belum
dapat melaksanakan transaksi secara nontunai, sehingga dilakukan
secara tunai bekerja sama dengan Pos Penyalur.
a. Peserta Penyaluran Program Sembako dengan Mekanisme
Alternatif
Sasaran penerima program Sembako wilayah khusus ini adalah
KPM yang terdaftar dalam DTKS. Bagi KPM di Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat yang belum memiliki NIK dapat
menggunakan ID DTKS untuk kebutuhan pembukaan rekening
bantuan pangan. Penggunaan ID DTKS ini bersifat sementara
seiring dengan dilakukannya pelengkapan data NIK oleh
Pemerintah Daerah. Kementerian Sosial perlu memastikan
waktu pembukaan pemutakhiran data yang diperlukan dan
melakukan koordinasi aktif dengan Pemerintah Daerah untuk
memastikan data calon KPM telah terpenuhi kelengkapan
informasinya.
b. Nilai Bantuan dan Waktu Penyaluran
Bantuan Program Sembako dengan mekanisme alternatif
kepada KPM diberikan selama 12 (dua belas) bulan dengan nilai
Rp200.000,00/bulan. Penyaluran dilaksanakan dengan 4
(empat) tahapan, dimana setiap tahapan terdiri atas 3 (tiga)
bulan dengan jumlah bantuan sebesar Rp600.000,00
c. Pelaksana Penyaluran Program Sembako dengan Mekanisme
Alternatif
- 22 -

Pelaksana Penyaluran Program Sembako dengan Mekanisme


Alternatif terdiri atas:
1) Tim koordinasi Bantuan Sosial pangan daerah provinsi;
2) Tim koordinasi Bantuan Sosial pangan daerah kabupaten
yang melaksanakan mekanisme alternatif;
3) Tim koordinasi Bantuan Sosial pangan kecamatan di
daerah kabupaten yang melaksanakan mekanisme
alternatif;
4) Direktorat PFM Wilayah III yang menangani Program
Sembako;
5) Pos Penyalur; dan
6) Tenaga Pelaksana Program Sembako.

d. Mekanisme Penyaluran Program Sembako dengan Mekanisme


Alternatif
Penyaluran Program Sembako dengan mekanisme alternatif
dilakukan dengan pencairan dana melalui pembayaran
langsung (LS) dari Kas Negara ke rekening penyalur dengan
mekanisme alternatif kepada Pos Penyalur.
Penyaluran bantuan Program Sembako dengan mekanisme
alternatif dilakukan oleh Pos Penyalur dengan memberikan
uang tunai kepada KPM dengan cara:
1) Pengantaran langsung ke alamat KPM oleh Pos Penyalur;
2) Pengambilan langsung oleh KPM di kantor cabang Pos
Penyalur; atau
3) Pembayaran di komunitas oleh Pos Penyalur. Pos penyalur
menyampaikan hasil penyaluran Program Sembako dengan
mekanisme alternatif melalui aplikasi OM-SPAN kepada
unit kerja eselon II.
e. Pemanfaatan Bantuan Program Sembako dengan Mekanisme
Alternatif
Untuk memastikan KPM membelanjakan bahan pangan yang
telah ditentukan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pos Penyalur, dinas sosial daerah kabupaten, tenaga
pelaksana Bantuan Sosial pangan, dan aparat desa/aparat
kelurahan/nama lain menyosialisasikan kepada KPM
- 23 -

bahwa uang tunai dari bantuan Program Sembako dengan


mekanisme alternatif hanya untuk membeli bahan pangan
yang telah ditentukan.
2) Penyaluran Program Sembako secara tunai oleh Pos
Penyalur di komunitas diutamakan pelaksanaannya di
lokasi yang terdekat dengan elektronik warung gotong
royong, pasar tradisional, atau warung sembako.
Bahan pangan yang telah ditentukan harus memiliki
kandungan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, serta
vitamin dan mineral. Khusus untuk daging sapi, daging ayam,
ikan atau bahan pangan kandungan protein hewani lain sesuai
dengan kearifan lokal merupakan bahan pangan bukan olahan
dan segar.

G. Pengendalian dan Pengawasan


1. Pengendalian
Dalam rangka memastikan efektivitas Program Sembako, dilakukan
pengendalian yang mencakup koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan. Pengendalian dilakukan oleh Tim Pengendalian
Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai.
2. Pengawasan
Pengawasan pelaksanaan penyaluran Program Sembako dilakukan
oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dan Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK), sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3. Pemantauan dan Evaluasi
a. Pelaksanaan dan Evaluasi; dan
b. Komponen Pemantauan dan Evaluasi
4. Pengelolaan Pengaduan
a. Pengaduan program Sembako dikelola menggunakan sistem
LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online
Rakyat/Masyarakat). Pengaduan melalui SMS dikirim ke nomor
1708 dan untuk website melalui www.lapor.go.id.
b. Pengaduan dapat dilaporkan dengan menghubungi Tenaga
Pelaksana Program Sembako, Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/ Kota, Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi. KC
- 24 -

atau Unit Kerja Bank Penyalur, Sekretariat Bersama Sistem


Layanan Rujukan. Pengaduan yang berasal dari tatap muka
baik yang sudah atau yang belum ditindaklanjuti harus
dimasukkan ke dalam system LAPOR;
c. Agar pengaduan dapat ditindaklanjuti secara tuntas, maka
pihak yang menyampaikan harus memperhatikan hal-hal
berikut:
1) Yang merupakan KPM program Sembako harus
mencantumkan nomor KKS.
2) Pencantuman lokasi yang rinci dari tingkat provinsi,
sampai ke tingkat desa/kelurahan.
d. Pengelolaan pengaduan Program Sembako melibatkan K/L
terkait di tingkat Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, dan
Bank Penyalur;

e. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bertanggung jawab


menyusun Pedoman Khusus Pengelolaan Pengaduan serta
mengoordinasikan seluruh kegiatan pengelolaan pengaduan
program Sembako;
f. Pengelola pengaduan Program Sembako adalah Sekretaris Tikor
Bansos Pangan dan/atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
lain yang ditunjuk oleh Ketua Tim Koordinasi Bansos Pangan di
setiap provinsi dan kabupaten/kota;
g. Setiap K/L terkait, Pemerintah Daerah, dan Bank Penyalur
diwajibkan menunjuk tenaga administrator sebagai pengelola
pengaduan Program Sembako;
h. Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dan Bank
Penyalur wajib memiliki akun admin LAPOR!;
i. Pengelola pengaduan di tingkat pusat, Pemerintah Daerah, dan
Bank Penyalur membuat laporan penyelenggaraan pengelolaan
pengaduan Program Sembako serta memberikan rekomendasi
untuk perbaikan program; dan
j. Informasi pengaduan system LAPOR! dapat diperoleh melalui
media poster yang dipasang di setiap e-Warong.
5. Pelaporan
Bank Penyalur menyusun dan menyampaikan laporan realisasi
penyaluran secara rutin dan berkala kepada Kuasa Pengguna
- 25 -

Anggaran (KPA) yaitu Kementerian Sosial yang ditembuskan kepada


Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat dan Tim Pengendali. Laporan
secara rutin dilakukan real time melalui dashboard dan laporan
bulanan Program Sembako
6. Sanksi
Apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Tenaga Pelaksana
Bansos Pangan dan SDM Pelaksana Program Keluarga Harapan
terkait pelaksanaan program Sembako, maka akan ditindaklanjuti
sesuai dengan aturan dan surat keputusan yang berlaku.
Apabila terjadi pelanggaran oleh e-Warong, Bank Penyalur berhak
mencabut ijin penyaluran manfaat program Sembako dan
melaporkan kepada Kementerian Sosial, dan pemerintah daerah
melalui Dinas Sosial. Kementerian Sosial dapat menyampaikan
rekomendasi kepada Bank Penyalur untuk memberikan
peringatan/sanksi terhadap e-Warong yang melanggar ketentuan
program berdasarkan hasil pemantauan di lapangan dan/atau hasil
pengecekan terhadap laporan pengaduan masyarakat maupun
laporan dari Pemerintah Daerah.
KPM yang melakukan kecurangan dalam pemanfaatan dana bantuan
Program Sembako dikenakan teguran tertulis atau peringatan. Jika
setelah mendapat teguran tertulis KPM tetap melakukan kecurangan
maka penyaluran dana bantuan Program Sembako dapat dihentikan
bagi KPM tersebut atau diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
H. Kelembagaan
1. Tim Pengendali
Program Sembako dikendalikan oleh Tim Pengendali Pelaksanaan
Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontunai. Tim Pengendali terdiri
dari lintas Kementerian/Lembaga Pusat dengan struktur sebagai
berikut:
Ketua
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan.
Wakil Ketua
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional.
Sekretaris merangkap Anggota
- 26 -

Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan


Kemiskinan (TNP2K).
Anggota:
Anggota Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial
Secara Nontunai terdiri dari Menteri Dalam Negeri, Menteri Sosial,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan,
Menteri Pertanian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri
Komunikasi dan Informatika, Menteri Badan Usaha Milik Negara,
Menristekdikti, Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Kepala
Badan Pusat Statistik, Kepala Staf Kepresidenan, Gubernur Bank
Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan.
Tim Pengendali berkoordinasi dan melakukan pengendalian terhadap
Pengelola Program Sembako.
2. Tim Koordinasi Bantuan Sosial Pangan
a. Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat;
b. Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi;
c. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota;
d. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan;
e. Perangkat Desa/Aparatur Kelurahan;
f. Bank Penyalur; dan
g. Tenaga Pelaksana Bansos Pangan/Pendamping Sosial Bansos
Pangan.
- 27 -

BAB III
METODOLOGI EVALUASI

A. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2021.
dengan memperhatikan:
1. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan
Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan
Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat,
Penugasan ini mengacu pada Program Prioritas Tahun 2021 terkait
Penguatan Pelaksanaan Perlindungan Sosial pada RKP Mempercepat
Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial dan Surat Menteri Sosial
Republik Indonesia Nomor S-8/MS/B/2/PS.03. 01/1/2021 tanggal 7
Januari 2021 tentang Pengawalan dan Pengawasan Program Tahun 2021.
B. Tujuan Evaluasi
Pengawasan atas pelaksanaan Program Sembako bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai atas kemungkinan ketercapaian
tujuan Program Sembako. Tujuan pengawasan tersebut akan dicapai
melalui:
1. Memastikan bahwa proses bisnis pengelolaan serta pelaksanaan
Program Sembako telah sesuai, yang dihubungkan dengan 6 T, yaitu
tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga,
dan tepat administrasi;
2. Analisis terhadap permasalahan dan risiko pengelolaan serta
pelaksanaan Program Sembako, termasuk identifikasi pihak-pihak
(stakeholders) yang terkait dan peranannya dalam proses bisnis yang
terkait dengan permasalahan dan risiko yang telah diidentifika\si
untuk mencapai tujuan Program Sembako 2021; dan
3. Penyusunan rekomendasi strategis yang diarahkan untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi ataupun mencegah terjadinya risiko-
risiko yang sudah diidentifikasi.
- 28 -

C. Ruang Lingkup Evaluasi


Ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh Rendal mencakup
pelaksanaan penyaluran Program Sembako Bulan Januari sampai dengan
Juni Tahun 2021 dan pengecekan perbaikan data KPM Program Sembako
dilakukan pada seluruh Kabupaten/Kota secara desk evaluation oleh
rendal. Selain itu juga dilakukan konfirmasi terhadap KPM yang datanya
diperbaiki serta KPM dengan data ganda yang terindikasi fraud.
Lingkup pengawasan yang dilakukan oleh 34 Perwakilan terkait
penyaluran Program Sembako secara field evaluation secara sampling
pada 34 Kabupaten/Kota pada 34 Provinsi.
D. Pendekatan Sampling
Pendekatan sampling dapat dilihat pada Lampiran Petunjuk Teknis
Nomor 1.1
E. Hipotesis
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan risiko yang sudah dilakukan
atas tahapan proses bisnis pelaksanaan Program Sembako, dapat ditarik
hipotesis atau Tentative Evaluation Objective (TEO) sebagai berikut:
1. Penyaluran Program Sembako tidak tepat sasaran;
2. Penyaluran Program Sembako tidak tepat waktu;
3. Penyaluran Program Sembako tidak tepat jumlah/kuantitas;
4. Penyaluran Program Sembako tidak tepat kualitas;
5. Penyaluran Program Sembako tidak tepat administrasi;
6. Penyaluran Program Sembako tidak tepat harga;
7. Tidak efektifnya Bansos Sembako dalam rangka pencapaian tujuan
program;
8. Perbaikan Data Penerima Bantuan Sosial Belum Optimal;
9. Kewajiban Masing-Masing Pihak dalam penyaluran Bantuan Sosial
Sembako belum dilaksanakan secara memadai;
10. Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako;
11. E-Warong yang Tidak Sesuai Kriteria; dan
12. Adanya Indikasi Fraud atas Data KPM Ganda.
Penjabaran lebih lanjut mengenai TEO diuraikan dalam Lampiran
Petunjuk Teknis Nomor 1.1 yang menjadi bagian Petunjuk Teknis ini.
F. Jenis Pengawasan
Mempertimbangkan tujuan pengawasan yang ingin dicapai, serta alokasi
sumber daya pengawasan yang tersedia, maka penugasan ini dirancang
- 29 -

untuk diselenggarakan dalam bentuk Evaluasi. Sebagaimana


didefinisikan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada penjelasan Pasal 48
ayat (2) huruf c. “Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma
yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan”.
Berdasarkan karakteristiknya tersebut, pemilihan Evaluasi sebagai jenis
pengawasan diharapkan dapat mendukung dihasilkannya output
pengawasan yang tidak hanya mampu menangkap pencapaian
pelaksanaan Program Sembako, namun juga menangkap berbagai
permasalahan dan hambatan yang terjadi di lapangan dalam pelaksanaan
Program Sembako. Hasil pengawasan diarahkan untuk menjadi bahan
pertimbangan stakeholder dalam mengambil kebijakan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
G. Metodologi Pengawasan
Pengawasan dilaksanakan dengan pengujian pengendalian, pengujian
substantif, pengujian atas transaksi, serta prosedur analitis. Prosedur
pengawasan yang akan digunakan sebagai berikut:
Metodologi
No. Prosedur Pengawasan Subyek
Pengawasan
1. Pengujian Reviu Dokumen, 1) Kementerian
Pengendalian Wawancara/Konfirmasi, Sosial
Observasi, 2) Dinas Sosial
Analisis Data. Provinsi/
2. Pengujian Reviu Dokumen, Kabupaten/
Substantif Wawancara/Konfirmasi, Kota
Observasi,
Analisis Data.
3. Pengujian atas Reviu Dokumen, 3) TKSK
Transaksi Wawancara/Konfirmasi, 4) E-Warong
Observasi, 5) KPM
Analisis data.
4. Prosedur Reviu Dokumen
Analitis Analisis data.
5. Prosedur lain Melalukan kesimpulan
- 30 -

yang diperlukan atas


analisis data

H. Pelaksanaan Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan dimulai dari Minggu ke–1 Bulan Juni 2021
sampai dengan Minggu ke-4 Bulan Juni 2021 dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Persiapan, dilaksanakan pada Minggu ke-1 Bulan Juni 2021.
2. Pelaksanaan:
a. Pelaksanaan oleh Kedeputian Polhukam PMK, dilaksanakan
mulai Minggu ke-2 Bulan Juni 2021 sampai dengan Minggu
ke-4 Bulan Juni 2021.
b. Pelaksanaan oleh Perwakilan BPKP yang terlibat,
dilaksakanakan Minggu ke–1 Bulan Juni 2021 sampai dengan
Minggu ke-2 Bulan Juni 2021.
3. Penyusunan laporan, dilaksanakan pada Minggu ke-2 Bulan Juni
2021 untuk perwakilan dan pada Minggu ke-4 Bulan Juni 2021
untuk tingkat pusat.
Langkah kerja pengawasan, daftar isian yang digunakan, serta format
laporan tersaji pada Lampiran Petunjuk Teknis Nomor ....
I. Biaya Kegiatan
Penyelenggaraan kegiatan pengawasan ini akan mengeksekusi PKP2T
2021 tentang Evaluasi Program Sembako 2021, dengan menggunakan
dana Direktorat Pengawasan Bidang Sosial dan Penanganan Bencana
Kedeputian Polhukam PMK (bagi Rendal) dan dana Perwakilan
BPKP terkait (bagi tim perwakilan).
J. Output dan Outcome Pengawasan
Output yang diharapkan dari Evaluasi Program Sembako Tahun 2021
adalah berupa laporan hasil pengawasan yang memuat atensi dan
rekomendasi strategis bagi pimpinan pemerintah untuk meningkatkan
potensi pencapaian tujuan dan sasaran program secara efektif. Output
tersebut diharapkan dapat mendukung tercapainya outcome pengawasan,
yakni perbaikan penyelenggaraan Program Sembako melalui pengambilan
kebijakan yang didasarkan pada bukti-bukti yang memadai (evidence
based).
K. Organisasi dan Sumber Daya
BPKP akan melibatkan sumber daya pada:
- 31 -

1. Deputi Bidang PIP Bidang Polhukam dan PMK; dan


2. Perwakilan BPKP seluruh Indonesia.
- 32 -

BAB IV
MEKANISME EVALUASI

Mekanisme pelaksanaan Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial Program


Sembako Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
A. Persiapan Pelaksanaan
Persiapan pelaksanaan Evaluasi meliputi :
1. Survei Pendahuluan
Pelaksanaan survei pendahuluan dilaksanakan pada Direktorat
Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kementerian Sosial bersamaan
dengan penyusunan Kerangka Acuan Kerja pelaksanaan Evaluasi.
2. Penyusunan Petunjuk Teknis Evaluasi
Penyusunan petunjuk teknis Evaluasi dimaksudkan untuk
memberikan arahan dan panduan bagi Tim Evaluasi dalam
melaksanakan tugasnya, antara lain memuat prosedur Evaluasi,
komunikasi/korespondensi kegiatan, dan mekanisme pelaporan.
3. Pelaksanaan Uji Coba Petunjuk Teknis Evaluasi (Piloting)
Uji coba petunjuk teknis Evaluasi bertujuan untuk memastikan
bahwa petunjuk teknis Evaluasi dapat diimplementasikan oleh tim
Evaluasi pada saat pelaksanaan Evaluasi.
4. Diseminasi Petunjuk Teknis
Untuk memperoleh pemahaman yang sama dari para
auditor/verifikator terhadap pelaksanaan Evaluasi, akan dilakukan
diseminasi petunjuk teknis Evaluasi. Namun, karena berbagai
keterbatasan, maka diseminasi dilakukan melalui komunikasi dan
sharing session jarak jauh melalui Grup Whatsapp Evaluasi Program
Sembako 2021. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
a. Pemahaman yang cukup oleh para evaluator mengenai
karakteristik pelaksanan Program Sembako, khususnya terkait
dengan penilaian Ketepatan Sasaran, Ketepatan Waktu,
Ketepatan Jumlah, Ketepatan Kualitas, Ketepatan Administrasi,
Ketepatan Harga, Tidak Efektifnya Bansos Sembako dalam
rangka Pencapaian Tujuan Program, Perbaikan Data Penerima
Bantuan Sosial Belum Optimal, Kewajiban Masing-Masing Pihak
dalam Penyaluran Bantuan Sosial Sembako Belum
Dilaksanakan secara Memadai, Permasalahan Penyaluran
- 33 -

Bantuan Sosial Program Sembako, E-Warong yang Tidak Sesuai


Kriteria dan Adanya Indikasi Fraud atas Data KPM Ganda.
b. Penyamaan persepsi terhadap pelaksanaan sehingga
diharapkan tidak terdapat perlakuan yang berbeda dalam
melakukan identifikasi dan analisis atas permasalahan yang
dijumpai.
Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut dilakukan oleh BPKP Pusat.
Hasil dari persiapan pelaksanaan adalah untuk mendapatkan informasi
awal yang akan digunakan untuk menetapkan sasaran, metode dan
strategi pelaksanaan dan program kerja.
B. Pelaksanaan Evaluasi
Kegiatan pelaksanaan Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial Program
Sembako Tahun 2021 terdiri dari:
1. Pelaksanaan Evaluasi oleh Perwakilan BPKP
Pelaksanaan Evaluasi dilakukan oleh Perwakilan BPKP terhadap
kabupaten yang diuji petik dalam rangka pencapaian 5 Tepat,
Ketepatan Harga, Tidak Efektifnya Bansos Sembako dalam rangka
Pencapaian Tujuan Program, Perbaikan Data Penerima Bantuan
Sosial Belum Optimal, Kewajiban Masing-Masing Pihak dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Sembako Belum Dilaksanakan secara
Memadai, Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial Program
Sembako, E-Warong yang Tidak Sesuai Kriteria dan Adanya Indikasi
Fraud atas Data KPM Ganda, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menetapkan Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Uji Petik
Tim Evaluasi BPKP Perwakilan mengambil sampling pada
Kabupaten/Kota berdasarkan data yang telah disampaikan dari
BPKP Pusat, dengan kriteria Kabupaten/Kota yang terdapat
permasalahan data KPM Ganda paling banyak.
b. Menyusun Program Kerja Evaluasi
Program Kerja Evaluasi merupakan prosedur minimal yang
harus dilakukan dalam pelaksanaan Evaluasi, yang berisi
tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan auditor
dalam pelaksanaan Evaluasi. Program Kerja Evaluasi
merupakan salah satu bagian dari perencanaan agar Evaluasi
dapat berjalan efektif.
c. Langkah Kerja Evaluasi
- 34 -

1) Menyusun Surat Tugas yang ditujukan kepada Kepala


Dinas Sosial Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada:
a) Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Polhukam
PMK
b) (sesuai kebutuhan).
2) Melakukan Evaluasi pada kabupaten/kota dan lokasi
kecamatan sesuai dengan kriteria (terdapat permasalahan
data KPM Ganda paling banyak) untuk diuji petik, sampai
tingkat KPM.
3) Menyusun Permasalahan hasil Evaluasi, dengan
melakukan penilaian terkait Ketepatan Sasaran, Ketepatan
Waktu, Ketepatan Jumlah, Ketepatan Kualitas, Ketepatan
Administrasi, Ketepatan Harga, Tidak Efektifnya Bansos
Sembako dalam rangka Pencapaian Tujuan Program,
Perbaikan Data Penerima Bantuan Sosial Belum Optimal,
Kewajiban Masing-Masing Pihak dalam Penyaluran
Bantuan Sosial Sembako Belum Dilaksanakan secara
Memadai, Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial
Program Sembako, E-Warong yang Tidak Sesuai Kriteria
dan Adanya Indikasi Fraud atas Data KPM Ganda.
4) Adanya Permasalahan yang dijumpai dijelaskan dalam
kertas kerja Evaluasi termasuk rekomendasi yang
diperlukan (jika ada).
5) Melakukan pembahasan atas permasalahan yang dijumpai
saat pelaksanaan Evaluasi dengan pihak pelaksana
Program Sembako.
2. BPKP Pusat
BPKP Pusat akan melaksanakan :
a. Piloting Evaluasi sebagai bagian proses penyusunan Petunjuk
Teknis Evaluasi yang disusun.
b. Pelaksanaan Evaluasi
Tim Evaluasi Pusat melaksanakan Evaluasi terhadap Proses
Bisnis Pelaksanaan Program Sembako yang ada di tingkat pusat
dan tidak didelegasikan ke daerah.
c. Pelaksanaan Quality Assurance (QA)
Untuk menjamin keberlangsungan kegiatan pelaksanaan
Evaluasi sesuai dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan,
- 35 -

maka BPKP Pusat akan melakukan kegiatan QA terhadap


pelaksanaan Evaluasi pada beberapa Kantor Perwakilan BPKP.
d. Penyusunan Simpulan Hasil Evaluasi
BPKP Pusat akan melakukan sintesa atas laporan yang
disampaikan oleh Perwakilan BPKP, mengkombinasikannya
dengan hasil evaluasi di tingkat pusat, kemudian membuat
analisis dan menyusun simpulan hasil evaluasi.
- 36 -

BAB V
PELAPORAN HASIL EVALUASI

A. Bentuk dan Isi Laporan


Ketentuan mengenai bentuk dan isi Laporan hasil evaluasi adalah sebagai
berikut:
1. Laporan di tingkat Kabupaten/Kota
Laporan Hasil Evaluasi Penyaluran Program Sembako tingkat
Kabupaten/Kota yang berisi simpulan atas Ketepatan Sasaran,
Ketepatan Waktu, Ketepatan Jumlah, Ketepatan Kualitas, Ketepatan
Administrasi, Ketepatan Harga, Tidak Efektifnya Bansos Sembako
dalam rangka Pencapaian Tujuan Program, Perbaikan Data Penerima
Bantuan Sosial Belum Optimal, Kewajiban Masing-Masing Pihak
dalam penyaluran Bantuan Sosial Sembako Belum Dilaksanakan
secara Memadai, Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial Program
Sembako, E-Warong yang Tidak Sesuai Kriteria dan Adanya Indikasi
Fraud atas Data KPM Ganda di Kabupaten/Kota yang disampel.
Laporan disusun oleh Perwakilan BPKP dalam bentuk Surat, dan
ditujukan kepada:
a. Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku Koordinator Pelaksana
Program Sembako di tingkat Kabupaten/Kota;
b. Koordinator Pelaksana Program Sembako tingkat
Kabupaten/Kota; dan
c. Bupati/Walikota (sebagai atensi dalam bentuk executive
summary).
2. Laporan di Tingkat Pusat
Laporan Hasil Evaluasi Program Sembako tingkat Kabupaten/Kota
yang berisi simpulan atas Ketepatan Sasaran, Ketepatan Waktu,
Ketepatan Jumlah, Ketepatan Kualitas, Ketepatan Administrasi,
Ketepatan Harga, Tidak Efektifnya Bansos Sembako dalam rangka
Pencapaian Tujuan Program, Perbaikan Data Penerima Bantuan
Sosial Belum Optimal, Kewajiban Masing-Masing Pihak dalam
penyaluran Bantuan Sosial Sembako Belum Dilaksanakan secara
Memadai, Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial Program
Sembako, E-Warong yang Tidak Sesuai Kriteria dan Adanya Indikasi
Fraud atas Data KPM Ganda secara nasional. Laporan disusun oleh
Deputi PIP Bidang Polhukam PMK c.q. Direktorat Pengawasan Bidang
- 37 -

Sosial dan Penanganan Bencana dalam bentuk Surat, dan ditujukan


kepada:
a. Direktur Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kementerian Sosial
selaku Koordinator Pelaksana Program Sembako di Tingkat
Pusat;
b. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Wilayah I, II, dan III
Kementerian Sosial (sebagai atensi dalam bentuk executive
summary).
B. Template Laporan Hasil Evaluasi
Template Laporan Hasil Evaluasi Penyaluran Program Sembako Tahun
2021 tingkat Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Lampiran Petunjuk
Teknis Nomor 1.2
- 38 -

Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 1.1

LANGKAH KERJA PENGAWASAN BANTUAN SOSIAL PROGRAM SEMBAKO


PERIODE JANUARI S/D BULAN JUNI TAHUN 2021

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

1. PENENTUAN UJI PETIK

Tujuan:

Menentukan KPM, E – warong, dan Kabupaten/Kota yang


akan dijadikan sampel dalam melakukan evaluasi.

A. Tim Perwakilan agar melakukan analisis terhadap data


KPM pada SIKS-NG dibandingkan dengan data bayar dari
Kementerian Sosial.
a. Melakukan pembandingan dan mengambil simpulan,
bahwa data KPM yang menerima bantuan adalah sesuai
dengan yang diajukan oleh Daerah
B. Tim Perwakilan diharapkan dapat mengambil sampel
Kabupaten/ Kota dengan kriteria:
a. Memilih 1 (Satu) Kabupaten/ Kota yang disampel
berdasarkan kriteria adanya indikasi Fraud atas data
KPM ganda terbanyak;
b. Jumlah Kecamatan yan disampel minimal 60% dari
Total Kecamatan yang ada di Kabupaten/ Kota tersebut.
Bilamana jumlah Kecamtannya kurang dari 10, maka
Jumlah Kecamatan yang disampel minimal 6, dengan
kriteria adanya indikasi Fraud atas data KPM ganda
terbanyak.
c. Pilih E–Warong dengan presentase masing – masing
Kecamatan 1 E–Warong KUBE dan 1 Agen E–Warong.
d. 2 (Dua) KPM untuk setiap E – Warong. Diharapkan KPM
yang disampel memenuhi komposisi sebagai berikut:
1) 25% uji kelayakan dari data KPM penerima
bantuan bulan Januari – Juni 2021 (yang tidak
- 39 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

mengalami perbaikan data)


2) 75% uji kelayakan dari data KPM yang mengalami
perbaikan data
2. TEO#0: Data Umum

Tujuan:

Memperoleh Data dan Informasi umum terkait Penyaluran


Bantuan Sosial Program Sembako kepada KPM seperti
Pedoman Umum, Pentunjuk Teknis, Peraturan-Peraturan Lain
terkait Bansos Program Sembako, Susunan Tim Koordinasi
Penyaluran Bansos Sembako, Dokumen SP2D, Laporan
realisasi penyaluran, Laporan transaksi gagal.

Langkah Kerja Tim Pusat: Tim BPKP


Pusat
1) Dapatkan Dokumen Penganggaran atas Penyaluran
Bantuan Sosial Program Sembako Tahun 2021. (SP2D,
DIPA, RKA-KL)
2) Dapatkan Pedoman/ Juknis terkait Penyaluran Bantuan
Sosial Program Sembako Tahun 2021
3) Dapatkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
tentang Tim Pengendalian Pelaksanaan Bantuan Sosial.
4) Dapatkan Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir
Miskin Nomor: 2/6/SK/HK.02.02/1/2021 tentang
Petunjuk Teknis Penyaluran Program Sembako dengan
Mekanisme Alternatif.
5) Dapatkan Dokumen Kontrak/Perjanjian Kerja Sama (PKS)
antara Kementerian Sosial (Direktorat Wilayah I, II, III)
dengan Himbara.
6) Dapatkan data By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako dari Direktorat Jenderal
Penanganan Fakir Miskin/Pusdatin Kementerian Sosial
7) Dapatkan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
Sembako dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir
Miskin, termasuk jumlah yang mengendap di Bank
Penyalur.
- 40 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

8) Dapatkan Laporan transaksi gagal Penyaluran Bantuan


Sosial Sembako dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir
Miskin, termasuk jumlah yang mengendap di Bank
Penyalur.
Langkah Kerja Tim Perwakilan: Tim BPKP
Perwakilan
1) Dapatkan Data Alokasi Jumlah KPM Penerima Bantuan
Sosial Program Sembako, E–warong, dan Jumlah
Pendamping pada Kabupaten/Kota yang disampel sesuai
Keputusan Dirjen PFM No. 4/6/SK/HK.02.02/1/2021
tentang Jumlah KPM Bantuan Program Sembako Tahun
2021 di Tingkat Daerah Kabupaten/Kota (atau Kepdirjen
yang terbaru).
2) Dapatkan data By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako pada Kabupaten/Kota
Sampel dari Dinas Sosial.
3) Dapatkan dokumen Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor
146/HUK /2013 tentang kriteria fakir miskin teregister.
4) Dapatkan Dokumen/ Surat/ Data lain sebagai dasar dalam
menentukan kriteria fakir miskin/ penerima bantuan pada
Kabupaten/ Kota yang disampel, apabila tidak berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor 146/HUK /2013.
5) Dapatkan Dokumen/ Laporan yang terkait dengan
realisasi penyaluran Bantuan Sosial Sembako pada
Kabupaten/Kota sampel berikut:
a. Jumlah KPM yang telah teregistrasi dan mendapatkan
rekening e- wallet KPM dan jumlah KPM yang gagal
registrasi beserta keterangan penyebab tidak/gagal
registrasi;
b. Jumlah dana yang disalurkan ke rekening e-wallet KPM;
c. Data KKS yang terdistribusi maupun yang tidak
terdistribusi;
d. Data KPM yang melakukan transaksi penuh;
e. Data KPM yang melakukan transaksi sebagian;
f. Data KPM yang tidak melakukan transaksi;
g. Data KPM yang memiliki saldo nol;
- 41 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

h. Jumlah dana yang tersisa pada rekening penyalur.


i. Daftar pemilik mesin EDC (pemilik e-Warong KUBE/non-
KUBE);
j. Rekapitulasi dan Salinan Daftar Pemanfaatan Dana
Bantuan Program Sembako yang dicatat dan disampaikan
oleh pemilik e-Warong kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) lalu diserahkan kepada Dinas Sosial
Kabupaten/Kota.
6) Dapatkan Rekap SP2D dan Laporan Realisasi Penyaluran
Bantuan Sosial Sembako dari Dinas Sosial Kab/Kota yang
disampel.
7) Lakukan Wawancara dengan Pihak Dinas Sosial, Pihak
Bank Penyalur (Himbara), Pihak Koordinator Daerah/Kota,
TKSK, KPM dan E – Warong untuk mengetahui gambaran
umum yang menyeluruh mengenai proses bisnis
penyaluran dan permasalahan yang ada di lapangan terkait
Bansos Program Sembako di Kab/Kota yang disampel.
8) Lakukan penentuan sampel sesuai Pedoman Evaluasi
Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako Tahun 2021
yang mencakup KPM Program Sembako Murni, KPM
Program Sembako–PKH, KPM dengan permasalahan
perbaikan data yang sudah diperbaiki di DTKS, E-Warong
KUBE, E-Warong Agen Bank.
9) Tim agar mengambil sampel dengan permasalahan yang
sering terjadi di kabupaten/kota sampel, antara lain
seperti:
Untuk Sampel KPM:
a. KKS dengan Saldo Nol;
b. KKS Rusak/Error/Hilang/Terblokir;
c. KKS belum terdistribusi;
d. Penggantian Pengurus KPM; dan
e. Permasalahan lainnya sesuai hasil Wawancara.
Untuk Sampel E-Warong:
a. E-Warong yang dikelola oleh Pendamping/Dinsos;
b. E-Warong yang melakukan pemaketan;
- 42 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

c. E-Warong yang tidak menyediakan minimal 3 (tiga) jenis


bahan pangan;
d. Agen atau E-Warong yang bukan terdaftar dari Himbara;
e. E-Warong yang memiliki 2 (dua) mesin EDC;
f. Beberapa E-Warong yang menggunakan mesin EDC
yang sama;
g. E-Warong yang mengumpulkan KKS KPM; dan
h. Permasalahan lainnya sesuai hasil Wawancara.
3. TEO#1: Penyaluran Bantuan Sosial Sembako tidak tepat
sasaran

Tujuan:

Memastikan Bahwa Bantuan Sosial Program Sembako


disalurkan kepada KPM penerima Program Sembako Periode
Bulan Januari s.d. Juni 2021 yang merupakan Sasaran
Program Bantuan Sosial Sembako.

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
1) Lakukan Pengujian dan analisis antara data BNBA KPM
dari Dinas Sosial/ Koordinator Daerah/TKSK dengan data
pada DTKS (Perwakilan) kemudian analisis kembali dengan
data yang diperoleh dari Kementerian Sosial, pastikan
bahwa seluruh KPM Penerima Bantuan Sembako yang
dikirimkan kepada Bank Penyalur merupakan KPM
Penerima Bantuan Sosial Program Sembako Periode Bulan
Januari s.d. Juni 2021 yang layak mendapatkan bantuan.
2) Konfirmasikan hasil pengujian dan analisis atas ketepatan
sasaran tersebut dengan hasil pengujian terhadap
ketepatan sasaran yang tercantum Laporan Hasil
Pengawasan yang disampaikan oleh masing-masing
Perwakilan BPKP.
3) Buat Simpulan dan Tuangkan Dalam Laporan.
Langkah Kerja: Tim BPKP
Perwakilan
1) Dapatkan Dokumen By Name By Address (BNBA) KPM
Penerima Bantuan Sosial Program Sembako yang tidak
- 43 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

mengalami perbaikan data dari Koordinator


Daerah/Koordinator Kota/TKSK/Dinas Sosial Periode
Bulan Januari s.d. Juni 2021. Lakukan pengecekan
dokumen di atas dengan dokumen dari Kementerian
Sosial, kemudian lakukan konfirmasi, wawancara, dan
pengamatan langsung terhadap KPM tersebut, apakah
KPM tersebut memang layak mendapatkan Bantuan
Sosial Program Sembako.
2) Dapatkan Dokumen By Name By Address (BNBA) KPM
Penerima Bantuan Sosial Program Sembako yang
mengalami perbaikan data dari Koordinator
Daerah/Koordinator Kota/TKSK/Dinas Sosial. Lakukan
pengecekan dokumen di atas dengan dokumen dari
Kementerian Sosial, kemudian lakukan konfirmasi,
wawancara, dan pengamatan langsung terhadap KPM
tersebut, apakah KPM tersebut memang layak
mendapatkan Bantuan Sosial Program Sembako.
3) Lakukan pengecekan dan pengambilan simpulan atas
analisa data di atas, kemudian dilanjutkan dengan
pengambilan sampel masing–masing 1 Kabupaten/ Kota,
adanya indikasi Fraud atas data KPM ganda terbanyak.
4) Lakukan konfirmasi kepada KPM pada Kabupaten/ Kota
yang sudah disampel.
5) Pastikan bahwa KPM penerima Bantuan Sosial Program
Sembako yang disampel sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Sosial Nomor 146/HUK /2013 tentang kriteria
fakir miskin teregister.
6) Lakukan wawancara apakah ada kriteria lain yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang yang
digunakan sebagai dasar uji kelayakan KPM Penerima
Bansos Program Sembako. Bila ada, mintakan dokumen
tersebut.
7) Buat Simpulan terkait ketepatan sasaran.
4. TEO#2: Penyaluran Sembako tidak dilakukan secara tepat
waktu
- 44 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

Tujuan:

Untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa KPM Program


Sembako telah menerima Penyaluran Bantuan Sosial
Sembako sesuai jadwal yang ditentukan

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
1) Dapatkan Dokumen-dokumen terkait Penyaluran Program
Sembako (Perjanjian Kerja Sama) PKS antara Direktorat
Wilayah I, II, III pada Kementerian Sosial dengan pihak
Bank Penyalur (Himbara).
2) Lakukan Penelaahan atas substansi diatas untuk
mengetahui jadwal waktu penyaluran dana e-Wallet untuk
Sembako kepada KPM.
3) Dapatkan Dokumen Laporan Penyaluran Bansos Program
Sembako yang disampaikan oleh Himbara kepada
Kementerian Sosial.
4) Dapatkan dokumen bayar dari Kementerian Sosial
5) Konfirmasikan hasil pengujian dan analisis atas ketepatan
waktu tersebut dengan hasil pengujian terhadap ketepatan
waktu yang tercantum Laporan Hasil Pengawasan yang
disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP.
4) Pastikan bahwa apabila penyaluran Bantuan Sosial
Program Sembako lebih dari tanggal 10 tiap bulannya,
dikarenakan adanya keterlambatan dari pihak Kementerian
Sosial.

5) Lakukan analisis terhadap rentang waktu antara SP2D


yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Sosial dengan
rentang waktu himbara memberikan informasi kepada
Dinas Sosial, serta rentang wantu Dinas Sosial memberikan
arahan kepada KPM untuk membelanjakan Bantuan Sosial.

6) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.

Langkah Kerja: Tim BPKP


Perwakilan
1) Dapatkan Dokumen-dokumen yang terkait dengan realisasi
- 45 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

penyaluran Bantuan Sosial Sembako pada Kabupaten/Kota


sampel berikut:
a. Dokumen Rekapitulasi Realisasi Penyaluran Dana Bansos
Program Sembako oleh Pihak Bank Penyalur.
b. Dokumen data bayar oleh Himbara
c. Rekapitulasi dan Salinan Daftar Pembelian Sembako yang
telah ditandatangani KPM. Yang dicatat oleh e-Warong dan
sampaikan kepada Pendamping Sosial Bansos Pangan
(TKSK/Korda/Korwil) dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
2) Lakukan Analisis dan Pengujian atas tanggal-tanggal yang
tercantum dalam Laporan Penyaluran Sembako yang
disampaikan oleh Koordinator Daerah/Dinas Sosial.
Pastikan Bahwa Realisasi Waktu Penyaluran/ top up dana
bantuan Program Sembako ke dalam rekening e-wallet KPM
dilakukan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berjalan.
3) Pastikan juga bahwa realisasi penyaluran tidak melebihi
jadwal yang ditetapkan dalam Juknis/PKS antara Kemensos
dan Pihak Bank Penyalur (Himbara).
4) Pastikan bahwa Himbara menyalurkan KKS tepat waktu.
Apabila terdapat KPM yang berhalangan saat tanggal
distribusi KKS, maka wajib dicatat dalam berita acara/surat
keterangan ketidakhadiran oleh TKSK atau Dinsos.
5) Pastikan bahwa himbara menyampaikan informasi ke Dinas
Sosial secara langsung, apabila KKS KPM sudah ter Top Up
dana Bantuan tersebut dan sudah dapat melakukan
pembelian sembako.
6) Lakukan Wawancara dan Konfirmasi kepada KPM Program
Sembako secara sampel, mengenai hal-hal berikut:
a. Tanyakan apakah saldo KKS sudah terisi sebelum
tanggal 10 bulan bersangkutan.
b. Tanyakan kapan mereka melakukan pembelian Bansos
Sembako di e-Warong. Jika KPM tidak melakukannya
tepat waktu, tanyakan apa alasannya.
c. Pastikan juga, bahwa KPM mengetahui jika saldo dalam
KKS tidak digunakan dalam 3 bulan berturut-turut
- 46 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

(misal: bansos 3 bulan dirapel dalam 1 bulan sekaligus),


maka pada periode selanjutnya KPM akan dikeluarkan
dari daftar penerima secara otomatis.
7) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis dan pihak
terkait).
8) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Kertas Kerja.
5. TEO#3 :Penyaluran Sembako tidak tepat jumlah

Tujuan:

Untuk memastikan bahwa KPM Program Sembako telah


menerima penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako
sebesar Rp200.000,00 per bulan yang disalurkan melalui KKS
masing-masing KPM.

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
(1) Dapatkan Dokumen Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan
Sosial Sembako Tahun 2021 dari Kementerian Sosial
(2) Lakukan Penelaahan atas jumlah bantuan sembako yang
diterima oleh KPM pada tahun 2021 sesuai dengan
Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Sosial Sembako
(3) Lakukan Penelaahan atas metode penyaluran bantuan
sembako yang dilakukan E-Warong sesuai dengan
Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Sosial Sembako
(4) Konfirmasikan hasil pengujian dan analisis atas ketepatan
jumlah tersebut dengan hasil pengujian terhadap
ketepatan jumlah yang tercantum Laporan Hasil
Pengawasan yang disampaikan oleh masing-masing
Perwakilan BPKP
(5) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan
Langkah Kerja: Tim BPKP
Perwakilan
1) Dapatkan Ketentuan yang mengatur mengenai besaran
bantuan yang akan disalurkan kepada KPM melalui E-
Warong dalam rangka penyaluran Sembako di
- 47 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

Kabupaten/Kota Sampel
2) Apabila ada indikasi pemaketan agar memudahkan
pembelian sembako oleh KPM, Lakukan Wawancara
kepada E-Warong untuk memastikan apakah pengelola
E-Warong pernah bertanya kepada KPM terkait apa saja
sembako yang akan dibeli
3) Lakukan Wawancara dan Konfirmasi kepada KPM
apakah jumlah sembako yang diterima sudah sesuai
dengan jumlah yang tertera di kemasan masing-masing
sembako
4) Lakukan juga Wawancara kepada KPM untuk
memastikan tidak ada pungutan (seperti biaya ambil,
biaya antar, biaya administrasi, biaya tebus, dsb) yang
dibebankan kepada KPM dalam rangka penyaluran
Sembako.
5) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
6) Pastikan bahwa KPM membeli barang seharga
Rp200.000,00
7) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Kertas Kerja
6. TEO#4: Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako tidak
tepat kualitas

Tujuan:

Memastikan bahwa kualitas Sembako yang disalurkan dalam


program Bantuan Sosial Program Sembako sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Pedoman Umum Program
Sembako.

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
(1) Dapatkan Dokumen Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan
Sosial Sembako Tahun 2021 dari Kementerian Sosial.
(2) Lakukan penelaahan atas ciri-ciri fisik dari jenis dan
- 48 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

kualitas setiap Sembako yang akan disalurkan oleh E-


Warong berdasarkan dokumen tersebut.
(3) Konfirmasikan dengan hasil pengujian terhadap ketepatan
kualitas yang tercantum dalam Laporan Hasil Pengawasan
yang disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP.
(4) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan
Langkah Kerja Tim BPKP
Perwakilan
(1) Dapatkan Ketentuan yang mengatur mengenai Jenis dan
Kualitas Sembako (Beras, Ayam / Ikan, Telur, Buah,
Sayuran, Tahu / Tempe / Kacang Ijo) yang akan dijual
oleh E-Warong dalam rangka penyaluran Sembako di
Kabupaten/Kota Sampel
(2) Lakukan Cek Fisik atas Kualitas Masing-Masing Sembako
yang akan dijual oleh E-Warong kepada KPM dengan
melakukan sampel terhadap bahan pangan
(3) Lakukan Penilaian secara visual atas kualitas Sembako
yang disampel tersebut, apakah kondisi Sembako dalam
keadaan:
i. Beras : Baik, Kurang Baik (Beras Berwarna
Kuning/Berubah Warna Ketika
Dimasak/Berkutu/Berbau Apek/dsb.)
ii. Ayam/Ikan : Baik, Kurang Baik (Ayam/Ikan Berlendir /
Lengket / Berjamur / Berbau Menyengat / Berwarna
Gelap / dsb.)
iii. Telur : Baik, Kurang Baik (Kualitas Kurang Baik: Telur
Busuk/ Pecah/Retak/Berbau Tidak Sedap/Dsb.)
iv. Buah : Baik, Kurang Baik (Buah Busuk/
Berair/Lunak/Berbau Tidak Sedap/Dsb.
v. Sayuran : Baik, Kurang Baik (Sayur Busuk / Berlendir
/ Lengket / Berbau Tidak Sedap / Dsb.)
vi. Tahu/Tempe/Kacang Ijo : Baik, Kurang Baik
(Tahu/Tempe/Kacang Ijo Busuk/
Berlendir/Lengket/Berbau Tidak Sedap/ Dsb.)
(4) Lakukan Wawancara dan Konfirmasi kepada KPM
Penerima Sembako, tanyakan bagaimana kualitas dari
- 49 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

masing-masing Sembako yang mereka terima, pastikan


bahwa Sembako tersebut berkualitas baik dan masih
layak dikonsumsi.
(5) Lakukan Wawancara dan Konfirmasi kepada KPM apakah
kualitas dari masing-masing Sembako yang mereka terima
sesuai dengan harga yang sedang berlaku di pasar.
(6) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
(7) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Kertas Kerja.
7. TEO#5:Penyaluran Sembako tidak tepat administrasi

Tujuan:

Untuk memastikan bahwa penyaluran Sembako telah


diadministrasikan dengan baik

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
(1) Dapatkan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
Sembako dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin
termasuk jumlah yang mengendap di Himbara.
(2) Lakukan Pengujian dan Analisis kemudian lakukan
penilaian apakah Dokumen-Dokumen tersebut telah
disusun dan diadministrasikan secara memadai
(3) Konfirmasikan dengan hasil pengujian terhadap ketepatan
administrasi yang tercantum Laporan Hasil Pengawasan
yang disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP.
(4) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan
Langkah Kerja: Tim BPKP
Perwakilan
(1) Lakukan pengecekan atas laporan Rekonsiliasi yang
dilakukan setiap bulan antara Himbara dan e-warong
(2) Lakukan Cek Fisik atas Resi/Struk Pembayaran yang
dikumpulkan oleh E-Warong atas transaksi pembelian
sembako yang dilakukan KPM
(3) Pastikan bahwa E-Warong membuat Laporan keuangan
- 50 -

No Tujuan/Langkah Kerja Pelaksana

yang menunjukkan keuntungan (margin) yang diperoleh E-


Warong atas penyaluran bantuan sembako kepada KPM.
Serta Tim Perwakilan melakukan analisa dan penghitungan
sendiri atas laporan keuangan yang dibuat oleh E-Warong.
(Hal tersebut untuk mengetahui berapakah rata–rata E-
Warong mendapatkan keuntungan pada setiap KPM saat
penyaluran)

(4) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Kertas Kerja


8. TEO#6: Penyaluran Program Sembako tidak tepat harga

Tujuan:

Untuk memastikan bahwa harga sembako yang disalurkan


adalah sesuai dengan harga pasar/harga wajar
- 51 -

Tim BPKP
Langkah Kerja:
Pusat
(1) Lakukan analisis atas hasil pengujian terhadap ketepatan
harga yang tercantum Laporan Hasil Pengawasan yang
disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP.
(2) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.
Langkah Kerja: Tim BPKP
Perwakilan
(1) Dapatkan daftar e-Warong dari Dinas Sosial dan Himbara.
(2) Lakukan konfirmasi dan wawancara terhadap e-Warong
tersebut, untuk mengetahui harga satuan tiap item
sembako yang dijual.
(3) Bandingkan harga sembako pada e-Warong tersebut dengan
toko sembako lain yang ada di daerah sekitar.
(4) Lakukan pengecekan apakah terdapat e-Warong yang
melakukan pemaketan.
(5) Lakukan analisis bahwa e-Warong yang menjual bahan
sembako tersebut baik secara pemaketan maupun eceran
adalah sesuai dengan harga pasar/harga wajar.
(6) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
(7) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan
9. TEO#7: Tidak efektifnya Bansos Sembako dalam rangka
pencapaian tujuan program

Tujuan:

Untuk memastikan bahwa penyaluran Bantuan Sosial


Program Sembako telah efektif dalam mencapai tujuan
program.

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
1) Konfirmasikan hasil pengujian atas bahan pangan yang
dibeli oleh KPM dalam Laporan Hasil Pengawasan yang
disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP.
- 52 -

2) Lakukan kompilasi dan analisis atas pilihan bahan pangan


yang dibeli oleh KPM, kaitkan dengan pencapaian tujuan
program sembako untuk memberikan gizi yang lebih
seimbang kepada KPM.
3) Dapatkan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
Sembako dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir
Miskin, termasuk jumlah yang mengendap di Bank
Penyalur.
4) Lakukan analisis atas jumlah bantuan yang masih
mengendap di Bank Penyalur, kaitkan dengan
pemanfaatan Bantuan Sosial Program Sembako.
5) Konfirmasikan hasil pengujian atas pemanfaatan Bantuan
Sosial Program Sembako dalam Laporan Hasil Pengawasan
yang disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP.
6) Lakukan analisis atas pemanfaatan Bantuan Sosial
Program Sembako, kaitkan hasil tersebut dengan analisis
dampak bantuan terhadap daya beli masyarakat miskin.
7) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.
Langkah Kerja: Tim BPKP
Perwakilan
1) Lakukan konfirmasi dan wawancara kepada KPM apakah
Sembako dapat mengurangi beban pengeluaran untuk
memenuhi sebagian kebutuhan pangan.
2) Pastikan KPM membeli bahan pangan yang memenuhi
sumber-sumber karbohidrat, protein hewani, dan protein
nabati/vitamin/mineral dalam rangka mencegah terjadinya
stunting.
3) Lakukan konfirmasi dan wawancara kepada KPM apakah
Sembako dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya, seperti
diberikan kepada orang lain, dijual, atau disimpan.
4) Pastikan KPM tidak membeli bahan pangan selain sumber
karbohidrat, protein hewani, dan protein
nabati/vitamin/mineral.
5) Pastikan KPM telah secara rutin memanfaatkan dana
Bansos Program Sembako untuk membeli Bahan Pangan di
E-Warong setiap bulan (minimal 1 kali transaksi setiap
bulan).
- 53 -

6) Pastikan KPM telah mendapatkan sosialisasi dan


memahami tata cara penggunaan KKS, penggunaan PIN,
dan pemanfaatan/membelanjakan bahan pangan di e-
Warong.
7) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
8) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.
10 TEO#8: Perbaikan Data Penerima Bantuan Sosial dan
. Pemenuhan Kuota Belum Optimal

Tujuan:

Untuk memastikan data penerima Bantuan Sosial Sembako


yang ada dalam DTKS telah dimutakhirkan dan telah
dioptimalkan untuk memenuhi kuota penerima bansos.

Tim BPKP
Langkah Kerja:
Pusat
1) Dapatkan By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako yang mengalami
perbaikan data dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir
Miskin/Pusdatin pada Kementerian Sosial, baik data KPM
yang telah diperbaiki/padan, maupun data KPM yang masih
bermasalah.
2) Dapatkan data By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako yang baru diusulkan.
3) Dapatkan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
Sembako Periode Januari s.d Juni 2021 dari Direktorat
Jenderal Penanganan Fakir Miskin.
4) Bandingkan data BNBA KPM atas data yang telah
diperbaiki dengan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan
Sosial Sembako Periode Januari s.d Juni 2021, pastikan
KPM yang sudah diperbaiki datanya, telah mendapatkan
bantuan pada periode/tahap berikutnya.
5) Bandingkan BNBA KPM atas data yang masih bermasalah
dengan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
- 54 -

Sembako Periode Januari s.d Juni 2021, pastikan bahwa


KPM yang masih mengalami permasalahan perbaikan data,
tidak menerima bantuan.
6) Bandingkan data yang baru diusulkan sebagai KPM
Penerima Bantuan Sosial Program Sembako dengan
Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial Sembako,
lakukan pengecekan apakah KPM yang baru diusulkan
tersebut sudah mendapatkan bantuan pada periode/tahap
berikutnya.
7) Pastikan jumlah KPM Penerima Bantuan Sosial Program
Sembako telah optimal memenuhi kuota KPM berdasarkan
Keputusan Dirjen PFM No. 4/6/SK/HK.02.02/1/2021
tentang Jumlah KPM Bantuan Program Sembako Tahun
2021 di Tingkat Daerah Kabupaten/Kota (atau Kepdirjen
yang terbaru).
8) Lakukan konfirmasi dan analisis lebih lanjut terkait alasan
belum optimalnya pemenuhan kuota KPM Program
Sembako.
9) Konfirmasikan dengan hasil pengujian yang tercantum
pada Laporan Hasil Pengawasan yang disampaikan oleh
masing-masing Perwakilan BPKP.
10) Buat Simpulan dan Rekomendasi perbaikan data, serta
tuangkan dalam Laporan
Langkah Kerja: Tim BPKP
Perwakilan
1) Dapatkan By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako dari TKSK/Dinas Sosial
Periode Januari s.d Juni 2021 sesuai Data Bayar dari
Kementerian Sosial.
2) Dapatkan By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako dari aplikasi DTKS
(menu BSP di SIKS-NG).
3) Dapatkan By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako yang mengalami
perbaikan data dari Dinas Sosial/TKSK, baik data KPM
yang telah diperbaiki/padan, maupun data KPM yang
masih bermasalah.
- 55 -

4) Pastikan KPM yang telah menerima bansos (sudah


dilakukan perbaikan data), telah dilakukan verifikasi dan
validasi oleh Dinsos.
5) Pastikan KPM yang sudah diperbaiki datanya, telah
mendapatkan bantuan pada periode/tahap berikutnya.
6) Pastikan bahwa KPM yang masih mengalami permasalahan
perbaikan data, tidak menerima bantuan.
7) Lakukan analisis atas data KPM bermasalah yang telah
dilakukan oleh pemerintah daerah, serta perbandingan
persentase data yang telah diperbaiki dengan data yang
belum diperbaiki.
8) Lakukan wawancara dengan Tim Koordinasi Bantuan
Sosial Program Sembako Kab/Kota (mencakup pihak
dinsos, korda, TKSK, dan pihak lain yang terkait) untuk
mengetahui kendala pada proses perbaikan data yang
menyebabkan perbaikan data belum optimal.
9) Lakukan wawancara dengan Dinas Sosial terkait jumlah
KPM Penerima Bantuan Sosial Program Sembako di
Kabupaten/Kota apakah telah optimal memenuhi kuota
KPM berdasarkan Keputusan Dirjen PFM No.
4/6/SK/HK.02.02/1/2021 tentang Jumlah KPM Bantuan
Program Sembako Tahun 2021 di Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota (atau Kepdirjen yang terbaru).
10) Pastikan pemerintah daerah telah mengajukan usulan
data KPM yang baru dan telah dilakukan verifikasi dan
validasi atas kelayakan KPM tersebut oleh pemerintah
daerah.
11) Apabila pemerintah daerah belum mengajukan usulan
data KPM yang baru, lakukan wawancara dan analisis
lebih lanjut terkait alasan belum diajukannya data
tersebut.
12) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.
11 TEO#9: Kewajiban Masing-Masing Pihak dalam penyaluran
. Bantuan Sosial Sembako belum dilaksanakan secara memadai

Tujuan:
- 56 -

Untuk memastikan bahwa seluruh pihak yang terkait dalam


proses penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako telah
menjalankan tugas dan kewajibannya secara memadai

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
1) Dapatkan Bukti-Bukti Pelaksanaan Kewajiban Masing-
Masing Pihak yang terkait dengan Penyaluran Sembako di
tingkat Pusat:
a. Kementerian Sosial
 Melakukan perencanaan, penganggaran, sosialisasi,
penyusunan petunjuk teknis, koordinasi pemantauan
dan evaluasi serta pengelolaan pengaduan program
Bantuan Sosial Sembako
 Melakukan pembayaran Dana Bansos Sembako
(transfer dari kas negara ke rekening Kemensos di
Bank Penyalur) berdasarkan daftar KPM Bansos
Sembako yang telah disahkan sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. Bank Penyalur
Melakukan Koordinasi dengan Kemensos dan Dinas
Sosial mengenai:

 Keberadaan dan kesiapan e-Warong;


 Ketersediaan mesin EDC;
 Kesepakatan proses pembukaan rekening, registrasi,
dan distribusi KKS;
 Kesepakatan pelaksanaan edukasi dan sosialisasi;
 Kesepakatan waktu penyaluran;
 Pemetaan resiko dan tantangan.
2) Lakukan Pengujian dan Analisis, lalu lakukan penilaian
apakah kewajiban-kewajiban diatas telah dilaksanakan
secara memadai
3) Konfirmasikan dengan hasil pengujian terhadap
pemenuhan kewajiban pihak-pihak yang tercantum
Laporan Hasil Pengawasan yang disampaikan oleh masing-
masing Perwakilan BPKP.
4) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan
- 57 -

Langkah Kerja: Tim BPKP


Perwakilan
1) Dapatkan Bukti-Bukti Pelaksanaan Kewajiban Masing-
Masing Pihak yang terkait dengan Penyaluran Sembako di
tingkat Daerah:
a. Dinas Sosial Kabupaten/Kota
 Koordinasi dengan Kantor Wilayah (Kanwil)/Kantor
Cabang (Kancab) Bank Penyalur untuk menyusun
rencana pelaksanaan Sembako.
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Program
Bantuan Sosial Sembako di wilayahnya.
 Koordinasi Bantuan Sosial Sembako dengan
pemerintah tingkat kecamatan/desa/kelurahan
setempat.
 Melakukan pengecekan kualitas Sembako yang dijual
kepada KPM di e-Warong.
 Menginstruksikan Tenaga Pelaksana Bansos Pangan
(TKSK) untuk memastikan kualitas, kuantitas, dan
ketepatan waktu penerimaan Sembako oleh KPM.
 Koordinasi penanganan keluhan dan pengaduan
permasalahan dengan Dinsos Provinsi dan Kemensos.
 Menyediakan dukungan anggaran APBD untuk
mendukung pelaksanaan Bansos Program Sembako
sesuai ketentuan.
b. Kantor Wilayah (Kanwil)/Kantor Cabang (Kancab) Bank
Penyalur
 Melakukan rekonsiliasi setiap bulan bersama Dinsos
dan e-Warong setempat atas jumlah KPM yang
melakukan/tidak melakukan transaksi.
 Memeriksa apakah KPM tidak melakukan transaksi
karena gagal atau memang tidak dilakukan
transaksi. Menindaklanjuti KPM yang gagal
melakukan transaksi (apabila sudah ada SP2D dari
Kemensos dan permasalahan terletak pada KKS,
mesin EDC, dll).
 Melaporkan KPM yang gagal transaksi kepada
- 58 -

Kemensos via Dinsos untuk kemudian ditindaklanjuti


(apabila tidak ada dalam SP2D padahal sudah
diajukan oleh Dinsos).
 Memastikan apakah e-Warong pemegang mesin EDC
memenuhi syarat untuk menjadi e-Warong.
 Menyusun Dokumen Rekapitulasi Realisasi Penyaluran
Dana Bansos Sembako.
c. Kelurahan/Desa
 Melaksanakan muskel bersama Ketua RT/RW, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dll, untuk menentukan
perubahan/pembaharuan daftar KPM yang berhak
menerima Bansos Sembako.
d. E-Warong
 Minimal menyediakan jenis bahan pangan yang
termasuk sumber karbohidrat, sumber protein
hewani, dan satu jenis bahan pangan lainnya (yang
termasuk sumber protein nabati atau sumber vitamin
dan mineral).
 Tidak memaketkan bahan pangan
 Menyediakan timbangan dan
menginformasikan/mencantumkan harga bahan
pangan
 Menyediakan data rekapitulasi transaksi KPM terkait
pemanfaatan dana bantuan program Sembako
kepada Tenaga Pelaksana Bansos Pangan.
 Menyampaikan cetak resi dari mesin EDC kepada
KPM
 Membagi tugas dan keuntungan dari penjualan di e-
Warong kepada anggota KUBE (apabila pengelolanya
adalah KUBE).
e. Tenaga Pelaksana Bansos Pangan/Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
 Mensosialisasikan program Bantuan Sosial Sembako,
proses pendaftaran, registrasi, dan jadwal penyaluran
kepada KPM.
 Berkoordinasi dengan Dinas Sosial Daerah
- 59 -

Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka penyaluran


dan pengecekan kualitas serta kuantitas Sembako.
 Memastikan KPM menerima KKS ketika dilakukan
distribusi. Mendampingi KPM yang tidak dapat hadir
ketika distribusi, untuk melakukan registrasi di
kantor cabang yang ditentukan.
 Menampung adanya pengaduan dari KPM terkait
permasalahan penyaluran Bansos Sembako
kemudian menyampaikan masalah tersebut kepada
Dinsos agar ditindaklanjuti.
 Memastikan KPM yang telah menerima Sembako
menandatangani Daftar Pembelian Sembako di e-
Warong.
(8) Lakukan Pengujian dan Analisis, lalu lakukan penilaian
apakah kewajiban-kewajiban diatas telah dilaksanakan
secara memadai.
(9) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
(10) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan
12 TEO#10: Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial Program
. Sembako

Tujuan:

Untuk memastikan penyaluran Bantuan Sosial Program


Sembako telah sesuai ketentuan

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
1) Dapatkan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
Sembako dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir
Miskin, termasuk jumlah yang mengendap di Bank
Penyalur.
2) Dapatkan Rekapitulasi Dokumen/ Laporan yang terkait
dengan realisasi penyaluran Bantuan Sosial Sembako
berikut:
- 60 -

a. Jumlah KPM yang telah teregistrasi dan mendapatkan


rekening e- wallet KPM dan jumlah KPM yang gagal
registrasi beserta keterangan penyebab tidak/gagal
registrasi;
b. Jumlah dana yang disalurkan ke rekening e-wallet KPM;
c. Data KKS yang terdistribusi maupun yang tidak
terdistribusi;
d. Data KPM yang melakukan transaksi penuh;
e. Data KPM yang melakukan transaksi sebagian;
f. Data KPM yang tidak melakukan transaksi;
g. Data KPM yang memiliki saldo nol;
h. Jumlah dana yang tersisa/mengendap pada rekening
penyalur.
3) Konfirmasikan hasil pengujian dan analisis atas
permasalahan penyaluran Bantuan Sosial Program
Sembako yang ditemui di lapangan dalam Laporan Hasil
Pengawasan yang disampaikan oleh masing-masing
Perwakilan BPKP
Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan

Langkah Kerja: Tim BPKP


Perwakilan
1) Dapatkan Dokumen/ Laporan yang terkait dengan
realisasi penyaluran Bantuan Sosial Sembako pada
Kabupaten/Kota sampel berikut:
a. Jumlah KPM yang telah teregistrasi dan mendapatkan
rekening e- wallet KPM dan jumlah KPM yang gagal
registrasi beserta keterangan penyebab tidak/gagal
registrasi;
b. Jumlah dana yang disalurkan ke rekening e-wallet KPM;
c. Data KKS yang terdistribusi maupun yang tidak
terdistribusi;
d. Data KPM yang melakukan transaksi penuh;
e. Data KPM yang melakukan transaksi sebagian;
f. Data KPM yang tidak melakukan transaksi;
g. Data KPM yang memiliki saldo nol;
h. Jumlah dana yang tersisa pada rekening penyalur.
- 61 -

i. Daftar pemilik mesin EDC (pemilik e-Warong KUBE/non-


KUBE);
j. Rekapitulasi dan Salinan Daftar Pemanfaatan Dana
Bantuan Program Sembako yang dicatat dan disampaikan
oleh pemilik e-Warong kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) lalu diserahkan kepada Dinas Sosial
Kabupaten/Kota.
2) Dapatkan Rekap SP2D dan Laporan Realisasi Penyaluran
Bantuan Sosial Sembako dari Dinas Sosial Kab/Kota yang
disampel.
3) Lakukan wawancara dengan pendamping Program
Sembako (TKSK), tanyakan apakah di wilayah kerjanya
terdapat KPM Penerima Program Sembako yang
seharusnya sudah tidak layak mendapatkan bantuan.
4) Tanyakan apakah terdapat KPM Program Sembako
dibawah dampingan TKSK yang belum/tidak memperoleh
penyaluran Bansos Sembako. Bila terdapat Bantuan Sosial
Program Sembako yang Tidak Tersalurkan, Pastikan
apakah kondisi tersebut dikarenakan KPM:
a. Permasalahan NIK;
b. pindah/tidak ditemukan;
c. meninggal dunia;
d. sudah mampu;
e. menolak menerima bantuan;
f. masih layak namun memiliki saldo nol;
g. kartu KKS nya hilang;
h. memiliki rekening ganda; dll.
5) Pastikan bahwa TKSK sudah melaporkan kepada Dinas
Sosial apabila terdapat KPM yang terhapus dari daftar
penerima padahal masih memenuhi syarat.
6) Lakukan Wawancara dan Konfirmasi kepada Pendamping
Sosial Bantuan Sosial Pangan terkait jumlah KPM yang
gagal melakukan transaksi karena saldo KKS nol atau
alasan-alasan lainnya, dan pastikan TKSK sudah
melaporkan masalah tersebut (Minta dokumen laporan).
7) Lakukan Cek Fisik atas Pencatatan Daftar KPM yang Gagal
Melakukan Transaksi yang disusun oleh Pendamping
- 62 -

Sosial Bantuan Sosial Pangan. Dokumen tersebut


setidaknya memuat: Nama yang tertera di KKS, Nomor
KKS, dan penyebab tidak bisa melakukan transaksi.
8) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
9) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.
13 TEO#11: E-Warong yang Tidak Sesuai Kriteria
. Tujuan:

Untuk memastikan penentuan e-Warong telah sesuai dengan


kriteria

Langkah Kerja: Tim BPKP


Pusat
1) Dapatkan Dokumen Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan
Sosial Program Sembako Tahun 2021 dari Kementerian
Sosial.
2) Lakukan penelaahan atas kriteria penentuan e-Warong
dalam Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako.
3) Konfirmasikan hasil pengujian dan analisis atas
permasalahan e-Warong yang tidak sesuai kriteria yang
ditemui di lapangan dalam Laporan Hasil Pengawasan yang
disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP
Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan

Langkah Kerja: Tim BPKP


Perwakilan
1) Dapatkan Dokumen Pemilik e-Warong dari Bank Penyalur
periode Januari s.d. Juni 2021 yang berisi Nama E-
Warong, Nama Pemilik dan Alamat E-Warong.
2) Dapatkan Rekapitulasi Nama E-Warong, Nama Pemilik,
dan Alamat E-Warong dari Dinas Sosial
3) Lakukan konfirmasi dan wawancara terhadap pemilik e-
Warong mengenai hal-hal berikut:
a. Pastikan pengelola/pemilik e-Warong adalah orang
yang sama dengan pemilik buku tabungan, rekening
e-Warong, serta pemilik mesin EDC.
- 63 -

b. Pastikan setiap e-Warong memiliki mesin EDC-nya


masing-masing.
c. Pastikan pengelola e-Warong membeli sembako
bukan pada satu pemasok yang sama (Pastikan juga
kepada beberapa e-Warong sampel lainnya, apakah
ada indikasi monopoli pemasok bahan sembako).
d. Pastikan e-Warong tidak dikelola oleh pihak
TKSK/Koordinator Daerah, Dinas Sosial,
ASN/TNI/Polri, perangkat desa/kelurahan, anggota
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau Badan
Permusyawaratan Kelurahan (BPK), dan SDM
Pelaksana PKH.
e. Pastikan pengelola e-Warong selalu melakukan
pencatatan setiap KPM melakukan pembelian
(berupa daftar hadir berisi nama dan tanda tangan).
f. Pastikan bahwa e-Warong memiliki perjanjian
kerjasama (PKS) dengan Bank Penyalur.
g. Pastikan bahwa e-Warong KUBE mengelolanya
bersama-sama dan membagikan keuntungan dengan
semua anggota KUBE.
h. Pastikan bahwa penetapan e-Warong merupakan
rekomendasi dari Tim Koordinasi (Tikor) Bansos
Pangan atau Dinas Sosial Kab/Kota setempat.
4) Pastikan bahwa TKSK telah memberikan sosialisasi dan
mendampingi selama penyaluran Bansos Sembako.
5) Pastikan TKSK mencatat dan melaporkan ke Dinas Sosial
atau Kementerian Sosial apabila ada KPM yang memiliki
masalah terkait penyaluran.
6) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
7) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.
14 TEO#12 Adanya Indikasi Fraud atas Data KPM Ganda

Tujuan:
- 64 -

Untuk Memastikan bahwa adanya Data KPM ganda, bukanlah


hal yang diciptakan secara sengaja dan sistematis (by design)
oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan
pribadi/kelompok (fraud).

Langkah Kerja Tim


Evaluasi
1) Dapatkan Data Ganda KPM PKH Tahap I Tahun 2021 dan
Perwakilan
Data Ganda KPM BPNT dan BST Periode Januari dan
Februari 2021, yang akan disampaikan oleh Rendal.
2) Lakukan Konfirmasi Secara Sampel kepada KPM Ganda
PKH, BPNT dan BST. Untuk memastikan bahwa KPM-KPM
tersebut memang menerima Bantuan Secara Ganda (satu
keluarga menerima setiap bantuan lebih dari satu kali)
3) Lakukan Pengujian dan Pendalaman dengan
mengkonfirmasi kepada Dinas Sosial, Korkab/Korkot PKH,
Korda BPNT, Pendamping PKH, TKSK, dan/atau pihak-
pihak lain untuk mengetahui kronologis terjadinya data
ganda tersebut, dan apakah selama ini data ganda tersebut
tidak terdeteksi, dan tidak dilakukan perbaikan data.
4) Lakukan Analisis atas hasil pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui apakah data ganda tersebut memang
sengaja diciptakan dan dipelihara untuk memperoleh
keuntungan oleh pihak-pihak tertentu (fraud).
5) Buat Simpulan dan Tuangkan Dalam Laporan

Anda mungkin juga menyukai