MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DEPUTI KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BIDANG PENGAWASAN
INSTANSI PEMERINTAH BIDANG POLITIK, HUKUM,
KEAMANAN, PEMBANGUNAN MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI
ATAS PENYALURAN BANTUAN SOSIAL PROGRAM
SEMBAKO TAHUN 2021.
Pasal 1
1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang
selanjutnya disingkat BPKP, adalah aparat pengawasan
intern pemerintah, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
2. Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang
Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan Manusia,
dan Kebudayaan Pembangunan yang selanjutnya
disingkat Deputi Bidang PIP Bidang Polhukam adalah
unsur pelaksana tugas dan fungsi BPKP di bidang
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara dan program lintas sektoral pembangunan
nasional pada instansi pemerintah pusat bidang politik,
hukum, keamanan, pembangunan manusia, dan
kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala.
3. Perwakilan BPKP adalah instansi vertikal BPKP yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
BPKP.
4. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar,
rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan.
-4-
Pasal 2
Peraturan Deputi Kepala ini mengatur tentang Petunjuk
Teknis Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial Program
Sembako Tahun 2021.
Pasal 3
(1) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dimaksudkan sebagai panduan bagi auditor BPKP
dalam melaksanakan Evaluasi Penyaluran Bantuan
Sosial Program Sembako Tahun 2021.
(2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyamakan persepsi agar diperoleh
satu kesamaan arah dalam melakukan Evaluasi
Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako Tahun
2021.
Pasal 4
Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
digunakan sebagai panduan bagi Auditor BPKP pada:
a. Deputi Bidang PIP Bidang Polhukam PMK; dan
b. Perwakilan BPKP.
Pasal 5
Sistematika Peraturan Deputi Kepala ini terdiri atas:
a. Bab I Pendahuluan;
b. Bab II Gambaran Umum dan Proses Bisnis;
c. Bab III Metodologi Evaluasi;
d. Bab IV Mekanisme Evaluasi; dan
e. Bab V Pelaporan Hasil Evaluasi.
-7-
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PROSES BISNIS
A. Latar Belakang
Perlindungan sosial masyarakat akan pangan diberikan dalam bentuk
bantuan sosial pangan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah/keluarga miskin dan
rentan. Program bantuan sosial pangan sebelumnya merupakan Subsidi
Rastra, mulai ditransformasikan menjadi Bantuan Pangan Nontunai
(BPNT) pada 2017. Pada akhir tahun 2019, program Bantuan Sosial
Pangan di seluruh kabupaten/kota telah dilaksanakan dengan skema
nontunai atau BPNT, dengan sejumlah kabupaten yang memiliki
keterbatasan kondisi infrastrukur nontunai menjalankan mekanisme
program Sembako untuk wilayah khusus.
BPNT merupakan upaya pemerintah untuk mentransformasikan bentuk
bantuan menjadi nontunai (cashless) yakni menggunakan sistem
perbankan melalui penggunaan kartu elektronik yang diberikan langsung
kepada KPM yang kemudian dapat digunakan untuk memperoleh beras
dan/atau telur di E-Warong.
Pada tahun 2020 dalam rangka mewujudkan penguatan perlindungan
sosial dan meningkatkan efektifitas program bantuan sosial pangan,
maka program BPNT dikembangkan menjadi program Sembako. Sehingga
indeks bantuan yang semula Rp.110.000/KPM/bulan naik menjadi
Rp.150.000/KPM/ bulan. Selain itu, program Sembako memperluas jenis
komoditas yang dapat dibeli. Hal ini sebagai upaya dari Pemerintah untuk
memberikan akses KPM terhadap bahan pokok dengan kandungan gizi
lainnya dan sebagai upaya pencegahan stunting.
Memasuki tahun 2020 seluruh dunia dikejutkan dengan adanya pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), sehingga mulai bulan Maret 2020,
indeks bantuan program Sembako kembali dinaikkan menjadi Rp
200.000/KPM/bulan dan jumlah KPM juga diperluas dari 15.6 juta KPM
menjadi 20 juta KPM.
Masih banyak ditemukan tantangan dalam melaksanakan program
bantuan sosial nontunai, secara spesifik di wilayah Provinsi Papua dan
Papua Barat. Mayoritas wilayah kabupaten di kedua provinsi tersebut
merupakan wilayah yang memerlukan mekanisme khusus dalam
melaksanakan BPNT sejak September 2019. Pelaksanaan program
- 10 -
ditentukan satu (1) nama dalam KPM sebagai Pengurus KPM yang akan
menjadi pemilik rekening bantuan pangan (dengan urutan prioritas
tertentu).
D. Besaran Manfaat
Besaran manfaat program Sembako untuk bulan Januari – Februari 2020
adalah Rp150.000/KPM/bulan. Sebagai JPS dalam rangka mengurangi
dampak pandemi Covid-19, maka sejak bulan Maret 2020 Pemerintah
menaikkan besaran manfaat program Sembako menjadi
Rp200.000/KPM/bulan. Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai dan
hanya dapat ditukarkan dengan bahan pangan yang ditentukan untuk
program Sembako di e-Warong.
E. Bahan Pangan
Bahan pangan yang dapat dibeli oleh KPM di e-Warong menggunakan
dana bantuan program Sembako adalah:
a. Sumber karbohidrat: beras atau bahan pangan lokal seperti jagung
pipilan dan sagu.
b. Sumber protein hewani: telur, daging sapi, ayam, ikan segar.
c. Sumber protein nabati: kacang-kacangan termasuk tempe dan tahu.
d. Sumber vitamin dan mineral: sayur-mayur, buah-buahan.
Pemilihan komoditas bahan pangan dalam program Sembako bertujuan
untuk menjaga kecukupan gizi KPM. Pencegahan stunting melalui
program Sembako dilakukan dengan pemanfaatan bahan pangan oleh
KPM untuk pemenuhan gizi di masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),
yang dimulai sejak ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 6-23 bulan.
Bagi anak usia 6-23 bulan, bahan pangan dari Program Sembako diolah
menjadi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Bantuan program Sembako tidak boleh digunakan untuk pembelian:
minyak, tepung terigu, gula pasir, susu, MP-ASI pabrikan, makanan
kaleng, mie instan dan bahan pangan lainnya yang tidak termasuk dalam
butir a-d di atas. Bantuan juga tidak boleh digunakan untuk pembelian
pulsa dan rokok. Program Sembako mengakomodir ketersediaan bahan
pangan lokal.
F. Pelaksanaan Program Sembako
Berdasarkan Pedoman Umum Program Sembako Perubahan I Tahun
2020 yang diterbitkan oleh Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran
- 13 -
BAB III
METODOLOGI EVALUASI
A. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2021.
dengan memperhatikan:
1. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan
Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan
Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat,
Penugasan ini mengacu pada Program Prioritas Tahun 2021 terkait
Penguatan Pelaksanaan Perlindungan Sosial pada RKP Mempercepat
Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial dan Surat Menteri Sosial
Republik Indonesia Nomor S-8/MS/B/2/PS.03. 01/1/2021 tanggal 7
Januari 2021 tentang Pengawalan dan Pengawasan Program Tahun 2021.
B. Tujuan Evaluasi
Pengawasan atas pelaksanaan Program Sembako bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai atas kemungkinan ketercapaian
tujuan Program Sembako. Tujuan pengawasan tersebut akan dicapai
melalui:
1. Memastikan bahwa proses bisnis pengelolaan serta pelaksanaan
Program Sembako telah sesuai, yang dihubungkan dengan 6 T, yaitu
tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga,
dan tepat administrasi;
2. Analisis terhadap permasalahan dan risiko pengelolaan serta
pelaksanaan Program Sembako, termasuk identifikasi pihak-pihak
(stakeholders) yang terkait dan peranannya dalam proses bisnis yang
terkait dengan permasalahan dan risiko yang telah diidentifika\si
untuk mencapai tujuan Program Sembako 2021; dan
3. Penyusunan rekomendasi strategis yang diarahkan untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi ataupun mencegah terjadinya risiko-
risiko yang sudah diidentifikasi.
- 28 -
H. Pelaksanaan Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan dimulai dari Minggu ke–1 Bulan Juni 2021
sampai dengan Minggu ke-4 Bulan Juni 2021 dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Persiapan, dilaksanakan pada Minggu ke-1 Bulan Juni 2021.
2. Pelaksanaan:
a. Pelaksanaan oleh Kedeputian Polhukam PMK, dilaksanakan
mulai Minggu ke-2 Bulan Juni 2021 sampai dengan Minggu
ke-4 Bulan Juni 2021.
b. Pelaksanaan oleh Perwakilan BPKP yang terlibat,
dilaksakanakan Minggu ke–1 Bulan Juni 2021 sampai dengan
Minggu ke-2 Bulan Juni 2021.
3. Penyusunan laporan, dilaksanakan pada Minggu ke-2 Bulan Juni
2021 untuk perwakilan dan pada Minggu ke-4 Bulan Juni 2021
untuk tingkat pusat.
Langkah kerja pengawasan, daftar isian yang digunakan, serta format
laporan tersaji pada Lampiran Petunjuk Teknis Nomor ....
I. Biaya Kegiatan
Penyelenggaraan kegiatan pengawasan ini akan mengeksekusi PKP2T
2021 tentang Evaluasi Program Sembako 2021, dengan menggunakan
dana Direktorat Pengawasan Bidang Sosial dan Penanganan Bencana
Kedeputian Polhukam PMK (bagi Rendal) dan dana Perwakilan
BPKP terkait (bagi tim perwakilan).
J. Output dan Outcome Pengawasan
Output yang diharapkan dari Evaluasi Program Sembako Tahun 2021
adalah berupa laporan hasil pengawasan yang memuat atensi dan
rekomendasi strategis bagi pimpinan pemerintah untuk meningkatkan
potensi pencapaian tujuan dan sasaran program secara efektif. Output
tersebut diharapkan dapat mendukung tercapainya outcome pengawasan,
yakni perbaikan penyelenggaraan Program Sembako melalui pengambilan
kebijakan yang didasarkan pada bukti-bukti yang memadai (evidence
based).
K. Organisasi dan Sumber Daya
BPKP akan melibatkan sumber daya pada:
- 31 -
BAB IV
MEKANISME EVALUASI
BAB V
PELAPORAN HASIL EVALUASI
Tujuan:
Tujuan:
Tujuan:
Tujuan:
Tujuan:
Kabupaten/Kota Sampel
2) Apabila ada indikasi pemaketan agar memudahkan
pembelian sembako oleh KPM, Lakukan Wawancara
kepada E-Warong untuk memastikan apakah pengelola
E-Warong pernah bertanya kepada KPM terkait apa saja
sembako yang akan dibeli
3) Lakukan Wawancara dan Konfirmasi kepada KPM
apakah jumlah sembako yang diterima sudah sesuai
dengan jumlah yang tertera di kemasan masing-masing
sembako
4) Lakukan juga Wawancara kepada KPM untuk
memastikan tidak ada pungutan (seperti biaya ambil,
biaya antar, biaya administrasi, biaya tebus, dsb) yang
dibebankan kepada KPM dalam rangka penyaluran
Sembako.
5) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
6) Pastikan bahwa KPM membeli barang seharga
Rp200.000,00
7) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Kertas Kerja
6. TEO#4: Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako tidak
tepat kualitas
Tujuan:
Tujuan:
Tujuan:
Tim BPKP
Langkah Kerja:
Pusat
(1) Lakukan analisis atas hasil pengujian terhadap ketepatan
harga yang tercantum Laporan Hasil Pengawasan yang
disampaikan oleh masing-masing Perwakilan BPKP.
(2) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan.
Langkah Kerja: Tim BPKP
Perwakilan
(1) Dapatkan daftar e-Warong dari Dinas Sosial dan Himbara.
(2) Lakukan konfirmasi dan wawancara terhadap e-Warong
tersebut, untuk mengetahui harga satuan tiap item
sembako yang dijual.
(3) Bandingkan harga sembako pada e-Warong tersebut dengan
toko sembako lain yang ada di daerah sekitar.
(4) Lakukan pengecekan apakah terdapat e-Warong yang
melakukan pemaketan.
(5) Lakukan analisis bahwa e-Warong yang menjual bahan
sembako tersebut baik secara pemaketan maupun eceran
adalah sesuai dengan harga pasar/harga wajar.
(6) Dalami lebih lanjut apabila terdapat indikasi adanya
ketidaksesuaian aturan/fraud dalam penyaluran bansos
Program Sembako (mencakup root cause analysis, pihak
terkait, dan akibatnya).
(7) Buat Simpulan dan Tuangkan dalam Laporan
9. TEO#7: Tidak efektifnya Bansos Sembako dalam rangka
pencapaian tujuan program
Tujuan:
Tujuan:
Tim BPKP
Langkah Kerja:
Pusat
1) Dapatkan By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako yang mengalami
perbaikan data dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir
Miskin/Pusdatin pada Kementerian Sosial, baik data KPM
yang telah diperbaiki/padan, maupun data KPM yang masih
bermasalah.
2) Dapatkan data By Name By Address (BNBA) KPM Penerima
Bantuan Sosial Program Sembako yang baru diusulkan.
3) Dapatkan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
Sembako Periode Januari s.d Juni 2021 dari Direktorat
Jenderal Penanganan Fakir Miskin.
4) Bandingkan data BNBA KPM atas data yang telah
diperbaiki dengan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan
Sosial Sembako Periode Januari s.d Juni 2021, pastikan
KPM yang sudah diperbaiki datanya, telah mendapatkan
bantuan pada periode/tahap berikutnya.
5) Bandingkan BNBA KPM atas data yang masih bermasalah
dengan Laporan Realisasi Penyaluran Bantuan Sosial
- 54 -
Tujuan:
- 56 -
Tujuan:
Tujuan:
- 64 -