Anda di halaman 1dari 16

MEKANISME PENGAWASAN, PENYALURAN,

DAN PENGGUNAAN DANA BOS


(REGULER, AFIRMASI, DAN KINERJA)
Dr. Chatarina Muliana, SH.,SE.,M.H
Inspektur Jenderal dan Plt. Staf Ahli Menteri Bidang Regulasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1
Dr. Chatarina Muliana,SH.,SE.,M.H
Jakarta, 19 Nopember 1972
Pendidikan
• S1 – Hukum Universitas Brawijaya (1995)
• S1 – Akuntansi STIE YAI Jakarta (1997)
• S2 – Hukum Universitas Padjadjaran (2007)
• S3 – Hukum Universitas Airlangga (2019)
Pengalaman Tugas:
1. Inspektur Jenderal Kemdikbud (sekarang)
2. Plt. Staf Ahli Mendikbud Bidang Regulasi Pendidikan
dan Kebudayaan (Juli 2020-sekarang)
3. Staf Ahli Mendikbud Bidang Regulasi Pendidikan
dan Kebudayaan (2015-Juli 2020)
4. Kepala Kejaksaan Negeri Bekasi (2015)
5. Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi
(2013-2015)
6. Kepala Bagian Perancangan Peraturan Biro Hukum
Komisi Pemberantasan Korupsi (2011-2013)
7. Jaksa Pada Komisi Pemberantasan Korupsi (2005-
2011)
8. Kasubsi Ekonomi Moneter pada Kejaksaan Negeri
Bekasi (2001-2005)
9. Jaksa pada Staf Khusus Jaksa Agung RI (2000-2001)
PENGAWASAN DALAM
PENGGUNAAN DANA BOS
BOS REGULER BOS AFIRMASI BOS KINERJA

Program Pemerintah Pusat Program pemerintah pusat Program Pemerintah Pusat yang
untuk penyediaan yang dialokasikan bagi dialokasikan bagi satuan
pendanaan biaya operasional pendidikan dasar dan menengah
satuan pendidikan dasar dan
yang dinilai berkinerja baik
bagi Sekolah yang bersumber menengah yang berada di dalam menyelenggarakan
dari dana alokasi khusus non Daerah Khusus yang layanan pendidikan di Daerah
fisik. ditetapkan oleh Kementerian. Khusus yang ditetapkan oleh
Kementerian.

Sumber:
1. Permendikbud 8/2020 jo Permendikbud 19/2020 tentang Juknis BOS Reguler
2. Permendikbud 24/2020 tentang Juknis BOS Afirmasi dan BOS Kinerja

Inspektorat Jenderal 3
Kemendikbud
FLEKSIBILITAS
DANA BOS
REPUBLIK INDONESIA
Penggunaan dana BOS dikelola
sesuai dengan kebutuhan Sekolah

EFEKTIVITAS
Penggunaan dana BOS diupayakan
dapat memberikan hasil, pengaruh, dan

TUJUAN 1 2 daya guna untuk mencapai tujuan


pendidikan di Sekolah

EFISIENSI
Membantu biaya PRINSIP Penggunaan dana BOS diupayakan
operasional Sekolah PENGGUNAAN untuk meningkatan kualitas belajar

3 siswa dengan biaya seminimal mungkin

5
dengan hasil yang optimal

AKUNTABILITAS
Meningkatkan
4
Penggunaan dana BOS dapat
dipertanggungjawabkan secara
aksesibilitas dan mutu keseluruhan berdasarkan pertimbangan
yang logis sesuai peraturan perundang-
pembelajaran bagi undangan
peserta didik TRANSPARANSI
Penggunaan dana BOS dikelola secara terbuka
dan mengakomodir aspirasi pemangku
kepentingan sesuai dengan kebutuhan Sekolah
4
Prinsip Pengelolaan Keuangan
Pasal 3 UU No. 17 Tahun 2003

Tertib Taat Peraturan Efisien Efektif


Pengelolaan keuangan Pengelolaan keuangan Pengelolaan keuangan dilakukan Pengelolaan keuangan
dilakukan secara dilakukan sesuai aturan dengan tepat, cermat, yang dapat mempunyai
teratur dan disusun perundang-undangan berdayaguna, tepat guna, tidak dampak/pengaruh
rapi membuang-buang waktu, tenaga positif
dan biaya

Bertanggung
Transparan Jawab Ekonomis
Pengelolaan keuangan Berpegang pada Hemat dalam
bersifat terbuka kebenaran, sepatutnya penggunaan uang dan
dan tidak sewenang- atau barang
wenang
PENGAWASAN TEKNIS

Sumber:
Pasal 10 ayat (4) PP 12/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemda

6
SINERGI PENGAWASAN BIDANG PENDIDIKAN

ITJEN KEMENDIKBUD

ITJEN KEMENDAGRI ITJEN KEMENKEU

PPATK KPK
KOORDINASI
OMBUDSMAN PENGAWASAN KEJAKSANAAN

BPKP POLRI

Inspektorat Jenderal SPI INSPEKTORAT DAERAH


Kemendikbud
MODUS KORUPSI DANA BOS

Bogor - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bogor menetapkan kontraktor


berinisial JRR sebagai tersangka pada kasus dugaan tindak pidana
korupsi sebesar Rp 17,1 miliar.
JRR diduga telah melakukan penyelewengan dana BOS dalam
bentuk pengadaan dan penggandaan kertas ujian untuk SD se-
Kota Bogor.
"Pada hari ini tanggal 13 juli 2020, kami beserta tim penyidik pidsus
(Pidana Khusus) telah menetapkan tersangka bernama JRR,
sehubungan dengan dugaan tindak pidana korupsi tentang
penyimpangan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)," kata
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Bogor Bambang Sutrisna
kepada wartawan, Senin (13/7/2020) petang.
"Bahwa total kerugian negara sebesar Rp. 17.189.919.800 rupiah,
Ini dihitung dari kejadian pada 2017 sampai dengan tahun 2019, jadi
total selama 3 tahun," imbuhnya.
Bambang menyebut, JRR merupakan pihak ketiga atau kontraktor
yang ditunjuk oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) yang
anggotanya merupakan Kepala Sekolah Dasar se-Kota Bogor,
untuk mengelola kertas ujian untuk SD se-Kota Bogor. Sehingga
timbul pungutan biaya kepada siswa sebagai syarat untuk ikut ujian,
baik itu UTS, UAS, UN, maupun Tryout.
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5092203/korupsi-dana-bos-rp-171-m-
kontraktor-di-bogor-jadi-tersangka
MODUS KORUPSI DANA BOS

TRIBUN-TIMUR. COM, MAKASSAR --Mantan Kepala Sekolah,


Andi Muh Suhri Abbas dan Bendahara SMA Negeri 5 Bulukumba,
Sulawesi Selatan, Rustan menjalani sidang perdana di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Makassar, Selasa (07/07/2020).
Kedua terdakwa didakwa melakukan tindak pidana kasus dugaan
korupsi dana biaya operasional sekolah (BOS) di SMA Negeri
5 Bulukumba, Sulawesi Selatan tahun anggaran 2017 - 2018.
"Sesuai dengan pasal itu terdakwa terancam hukuman pidana
selama 20 tahun penjara, " Kata Jaksa Penuntut Umum (JPU)
Kejaksaan Negeri Bulukumba, Muh Syamsul Abadi.
Ia menjelaskan, kedua terdakwa melakukan tindak pidana korupsi
dengan modus melakukan mark up harga, manipulasi
pembelian, penggunaan anggaran tidak sesuai dengan
semestinya yang menguntungkan secara pribadi.
Atas perbuatan terdakwa mengakibatkan kerugian keuangan
Negara sebesar Rp.545.790.750, berdasarkan hasil audit Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi
Sulawesi Selatan.

https://makassar.tribunnews.com/2020/07/07/korupsi-dana-bansos-
mantan-kepsek-dan-bendahara-sma-di-bulukumba-terancam-20-tahun-
penjara
MODUS KORUPSI DANA BOS
MEDAN – Ditrektorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda
Sumatera Utara sedang melakukan penyelidikan kasus dugaan korupsi
dana BOS Dinas Pendidikan Sumut TA, 2019 dan 2020.
Senin(10/8/2020).
Kepala Inspektorat Sumut, Lasro Marbun mengatakan akan mendukung
pengungkapan dugaaan penyelewengan penggunaan dana BOS Dinas
Pendidikan Sumut agar lebih terang benderang guna terciptanya
pemerintahan yang bersih.
Menurutnya, pengawasan itu terdiri dari internal, eksternal dan dari aparat
penegak hukum (APH) dengan peranannya masing-masing dengan tujuan
kebaikan pengelolaan keuangan negara.
Sementara, Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut Alpian Hutauruk
menjelaskan soal mencuatnya kasus dugaan korupsi dana BOS sebelum
dirinya menjabat manager dana BOS.
“Saya dilantik pada akhir bulan February 2020. Memang, kemarin itu ada
datang penyidik dari Polda ke ruangan saya. Namun, apa yang bisa saya
jelaskan karena persoalannya sebelum saya menjabat. Jadi, sebetulnya
yang diincar petugas adalah pejabat dulu, manager dana BOS saat dijabat
Rudi,” ungkap Alpian saat ditemui di ruangnnya.
Diketahui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor. 582/P/2020 tentang sekolah penerima Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan BOS Kinerja Tahun Anggaran
(TA) 2020. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menerima Rp
169.080.000.000.
https://orbitdigitaldaily.com/ditreskrimsus-periksa-manager-dana-bos-dinas-
pendidikan-sumut/
MODUS KORUPSI DANA BOS

Mataram (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa


Tenggara Barat, menangani kasus dugaan korupsi dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) SDN 19 Cakranegara.
Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Kadek Adi Budi Astawa di
Mataram, Senin, mengatakan dugaan korupsi BOS itu untuk tahun
anggaran 2015 hingga 2017. Dengan dasar temuan yang demikian,
Polresta Mataram telah meningkatkan status penanganan kasusnya
ke tahap penyidikan.
"Jadi untuk mengetahui kerugian negara, kami gandeng BPKP
Perwakilan NTB. Tapi untuk sementara, berdasarkan hasil
penghitungan mandiri penyidik, kerugiannya diperkirakan
mencapai Rp600 juta," ucapnya.
Angka hasil penghitungan mandiri tersebut, menurut dia, hampir
setengah dari kalkulasi dana BOS sepanjang tahun 2015-2017, yang
mencapai Rp1,6 miliar.
Kadek Adi mengatakan bahwa dalam proses penyidikan ini pihaknya
telah memeriksa 50 saksi dari SDN 19 Cakranegara, mulai dari
kepala sekolah, bendahara, guru, hingga ke staf komite.
"Untuk hari ini saja, delapan orang yang sudah diperiksa," ucapnya.

https://mataram.antaranews.com/berita/124000/polresta-mataram-tangani-
kasus-korupsi-dana-boss-sdn19-cakranegara
MODUS KORUPSI DANA BOS

TANGERANG, KAPERNEWS.COM – Dalam penyerapan dana Bantuan


Operasional Sekolah (BOS) tahun 2019 di SMAN 21 Kabupaten tangerang,
Banten, Ketua Komite Andi Jueni menemukan sejumlah stempel yang diduga
palsu dan tumpukan nota.

Dalam penelusurannya, Andi meneukan bahwa adanya upaya mark up dan


pemalsuan nota belanja sejumlah anggaran menjadi modus operandinya.

Ia terkejut saat menemukan 49 stempel palsu yang diduga digunakan oleh oknum
sekolah untuk membeli belanja sekolah. Dalam keterangannya kepada wartawan,
Andi Jueni dan kuasa hukum Komite Sekolah dan Dewan Guru SMAN 21
Kabupaten Tangerang Yunihar akan melaporkan Kepala Sekolah dan Bendahara
ke pihak berwajib.

Keduanya dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kasus ini.
Mereka menduga ada penyimpangan pengelolaan dana BOS tahun anggaran
2019 termasuk pembuatan stempel palsu serta nota bodong. Setelah dilakukan
audit, kerugian negara ditaksir mencapai Rp444.898.250.

Dua oknum yang dilaporkan adalah Kepala Sekolah SMAN 21 Kabupaten


Tangerang Wiji dan sang bendahara, Subaih. Dalam waktu dekat, Yunihar dan tim
akan melaporkan temuan ini ke Polres Metro Tangerang.

Selain laporan, mereka juga akan membawa 49 stempel palsu dan puluhan nota
termasuk kwitansi palsu sebagai alat bukti.

https://www.kapernews.com/2020/06/05/diduga-ada-penyimpangan-
dana-bos-49-setempel-palsu-dan-nota-bodong-ditemukan-di-sman-21/
MODUS KORUPSI DANA BOS

Jakarta, CNN Indonesia -- Kejaksaan Agung menetapkan tiga pejabat


di Kejaksaan Negeri (Kejari) Indragiri Hulu, Riau, sebagai tersangka
kasus dugaan penerimaan hadiah atau gratifikasi dalam proses
pencarian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun
anggaran 2019.

Tiga pejabat itu adalah, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Indragiri Hulu
berinisial HS; Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Indragiri Hulu berinisial
OAP; dan Kasubsi Barang Rampasan pada Sekso Pengelolaan Barang
Bukti dan Barang Rampasan Kejari Indragiri Hulu berinisial RFR.

"Beradasarkan LHP (laporan hasil pemeriksaan) tadi diduga ada


peristiwa tindak pidana, maka bidang pengawasan Kejaksaan Agung
menyerahkan penanganannya kepada Bid Pidana Khusus Kejaksaan
Agung," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum)
Kejagung, Hari Setiyono dalam konferensi pers daring, Selasa (18/8).

Diketahui, perkara ini mencuat usai puluhan kepala sekolah (kepsek)


Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Indragiri
Hulu, Riau, mengundurkan diri karena merasa tidak nyaman mengelola
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada Juli.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200818180843-12-
537003/kajari-indragiri-hulu-jadi-tersangka-kasus-dana-bos-riau
BERBAGAI MODUS PENYALAHGUNAAN DANA BOS:
1. Kepala Sekolah diminta menyetor sejumlah uang tertentu
kepada pengelola dana BOS di Diknas dengan dalih
mempercepat proses pencairan dana BOS. (kasus di hampir
semua daerah)
KESIMPULAN 2. Kepala Sekolah menyetor sejumlah uang tertentu kepada
oknum pejabat Diknas dengan dalih untuk uang administrasi.
3. Penyelewengan dana BOS dalam bentuk Pengadaan
Barang dan Jasa.
4. Pengelolaan dana BOS tidak sesuai dengan petunjuk teknis
(Juknis). Kasus terbesar yang pernah diungkap ICW dan
BPK adalah yg terjadi di DKI Jakarta.
5. Sekolah memandulkan peran Komite Sekolah dan Dewan
Pendidikan dengan tujuan Mempermudah ‘mengolah dana
BOS sendiri’.
6. Dana BOS hanya dikelola oleh Kepala Sekolah dan
Bendahara.
7. Dana BOS sengaja dikelola secara tidak transparan.
Indikasinya hampir tidak ada sekolah yang memasang papan
informasi tentang dana BOS.
8. Pihak sekolah (Kepala Sekolah) hampir selalu berdalih
bahwa dana BOS kurang.
9. Penyusunan RAPBS yang bermasalah (sering
dimarkup/markup jumlah siswa).
10. Kepala Sekolah membuat laporan palsu. Honor para guru
yang dibayar dengan dana BOS diambil Kepala Sekolah
dengan tanda tangan palsu.
11. Pembelian alat/prasarana sekolah dengan kuitansi
14
palsu/pengadaan alat fiktif.
POSKO LAYANAN PENGADUAN

Media Pengaduan Masyarakat Kemendikbud


Unit Layanan Terpadu
Inspektorat Jenderal
Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Gedung B, Kemendikbud Gedung C, Kemendikbud, Lantai Dasar
Jl. Sudirman,Senayan - Jl. Sudirman, Senayan - Jakarta, 10270
Jakarta, 021 570 3303
021 573 7104 021 5790 3020
Fax.021 5733125
0811 976929

pengaduan.itjen pengaduan@kemdikbud.go.id
@kemdikbud.go.id
posko-pengaduan. ult.kemdikbud.go.id
Inspektorat Jenderal itjen.kemdikbud.go.id
Kemendikbud
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai