INDIKATOR KINERJA
PELAKSANAAN ANGGARAN
KPPN JAKARTA II
LAW
Nomor 45 Tahun 2013 ““Ketentuan mengenai Tata Cara Nomor PER-4/PB/2020
Monitoring dan evaluasi atas
“Ketentuan mengenai Tata Cara pelaksanaan anggaran belanja
“ Peraturan ini mengatur Petunjuk
Monitoring dan evaluasi atas diatur dengan Peraturan Menteri
Teknis Penilaian IKPA Belanja
pelaksanaan anggaran belanja Keuangan”
Kementerian Negara / Lembaga ”
diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan”
Definisi IKPA
Balanced scorecard slide 2
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
“
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
Integrasi IKPA – pada OM SPAN
SAKTI Web
Modul Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakan terobosan
Anggaran untuk menjamin perhitungan IKPA yang terotomasi
untuk meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas.
e-Rekon&LK
SPRINT
IKPA K/L
6
KESESUAIAN PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN (Bobot 15 %)
Bobot 5 % Bobot 5 % Bobot 5 %
1. Kinerja revisi DIPA dihitung berdasarkan frekuensi Revisi DIPA dalam kewenangan Rasio Revisi DIPA:
pagu tetap (yang disahkan oleh Kanwil DJPb/Direktorat PA/DJA); Target Revisi
2. Dibatasi hanya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) triwulan; dan Jml Revisi DIPA
3. Tidak bersifat akumulatif pada triwulan berikutnya apabila pada triwulan
sebelumnya tidak melakukan revisi.
4. Nilai IKPA Revisi DIPA untuk Level Eselon I dan K/L merupakan nilai rata-rata IKPA Nilai IKPA:
Revisi DIPA dari Satker yang ada di bawah kewenangannya. 100 – Rasio Revisi DIPA
Ilustrasi
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Revisi DIPASatker A*) 1x 0x (tidak revisi) 1x 1x
Revisi DIPA Satker B**) 1x 2x 1x 0x (tidak revisi)
Nilai Kinerja A (triwulanan) (1/1)*100 = 100 (1/0)*100 = 100 (1/1)*100 = 100 (1/1)*100 = 100
Nilai Kinerja B (triwulanan) (1/1)*100 = 100 (1/2)*100 = 50 (1/1)*100 = 100 (1/0)*100 = 100
Nilai IKPA A (rata2 kumulatif) 100 (100+100)/2 = 100 (100+100+100)/3 = 100 (100+100+100+100)/4 = 100
Nilai IKPA B (rata2 kumulatif) 100 (100+50)/2 = 75 (100+50+100)/3 = 83,33 (100+50+100+100)/4 = 87,5
Nilai IKPA K/L AB***) (100+100)/2 = 100 (100+75)/2 = 87,5 (100+83,33)/2 = 91,66 (100+87,5)/2 = 93,75
8
Reformulasi
Halaman IKPA 2020 (3) Deviasi Halaman III DIPA
III DIPA
• Kinerja Deviasi Halaman III DIPA dihitung berdasarkan rata-rata deviasi antara
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang tercantum pada Halaman III DIPA
dengan realisasi anggarannya. 1 Deviasi :
• Nilai RPD pada Halaman III DIPA dikunci setiap awal periode triwulanan,
Realisasi – RPD Hal. III DIPA
dengan ketentuan penyesuaian RPD yang diperkenankan melalui revisi
administrasi Halaman III DIPA sebagai berikut: RPD Hal. III DIPA
Triwulan Batas Tanggal Revisi Halaman III DIPA
Nilai IKPA :
I 13 Februari
II 16 April 100 – {(Rata-rata Deviasi
III 16 Juli absolut) x 100)
IV 15 Oktober (Dengan nilai maksimal adalah 100,00)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
9
Pagu Minus
10
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
KEGIATAN (Bobot 42 %)
Bobot 12 % Bobot 10 %
Bobot 5 % Bobot 15 %
Mengukur efektivitas
pelaksanaan kegiatan
Retur SP2D terjadi karena berdasarkan rasio retur
1 Rasio retur : adanya ketidaksesuaian terhadap seluruh SP2D
Jumlah Retur SP2D identitas supplier pada yang diterbitkan
Jumlah SP2D Terbit SP2D, dengan data
nasabah di bank
2 Nilai Kinerja :
(100% - Rasio retur) x 100
Kinerja penyerapan anggaran dihitung berdasarkan rasio antara persentase realisasi anggaran terhadap pagu DIPA-nya terhadap
target penyerapan anggaran triwulanan. Target minimal penyerapan anggaran Satker/Eselon I/KL ditetapkan secara triwulanan
dan tidak bersifat akumulatif sebagai berikut:
Tw I Tw II Tw III Tw IV
15% 40% 60% 90%
TW 2 : 40%
Nilai kinerja:
Terhadap Satker/Eselon I/KL dengan tingkat
% Penyerapan Anggaran
TW 4 : 90%
realisasi di atas target penyerapan triwulanan, maka
TARGET % Target Penyerapan
nilai kinerja diberikan secara maksimal (100);
Sedangkan nilai IKPA pada triwulan bersangkutan
Nilai IKPA:
merupakan rata-rata nilai kinerja penyerapan
Rata-Rata Nilai Kinerja
anggaran secara kumulatif dari triwulan sebelumnya TW 3 : 60%
dengan formula:
13
Penyelesaian Tagihan
Rasio tepat
waktu: Penerima Hak
BAST
Jml tagihan TW 17 HARI Pihak Ketiga
Jml SPM-LS Kontraktual KERJA
untuk SPM
5 Hari Kerja
LS
Nilai Kinerja:
Rasio tepat waktu x
100
KPPN/
TAGIHAN SPP SPM SP2D
Kinerja Konfirmasi Capaian Output dihitung secara bulanan berdasarkan rasio antara jumlah data output yang terkonfirmasi
dibandingkan dengan jumlah output yang dikelola oleh Satker. Output yang terkonfirmasi adalah data output yang dinilai wajar
(rasional/tidak bersifat anomali).
Penilaian indikator kinerja KCO akan mengikuti
mekanisme dan periode e-Rekon
Konfirmasi IKPA
Aplikasi Aplikasi Aplikasi Capaian Aplikasi
CAPAIAN SAS SAIBA Aplikasi OM SPAN Output
OM-SPAN
OUTPUT E-Rekon
LK Aplikasi
Aplikasi
SAKTI SMART Nilai EKA
Monitoring
DJA
dan
Konfirmasi
oleh KPPN
Ketidakwajaran (anomali) dinilai berdasarkan perbandingan antara realisasi volume keluaran dan progress capaian output yang
diisi oleh Satker dengan data lainnya seperti penyerapan anggaran dan rencana (target) output..
KEPATUHAN TERHADAP
REGULASI (Bobot 33 %)
Pengelolaan UP Dan TUP
Penyampaian Data Kontrak 8 Mengukur kepatuhan terhadap regulasi
Mengukur kepatuhan terhadap regulasi terkait pertanggungjawaban UP dan TUP serta
terkait norma ketepatan waktu sisa UP-TUP yang belum disetor pada akhir
penyampaian data kontrak ke KPPN tahun sebagai penalti keterlambatan atas
9 pertanggungjawaban UP –TUP terakhir
Bobot 15 %
Bobot 8 %
Penyampaian LPJ Bendahara
Mengukur kepatuhan terhadap regulasi
10 Dispensasi SPM
terkait norma ketepatan waktu
penyampaian LPJ Bendahara Menilai kinerja yang terkait dengan
pemenuhan norma/batas waktu
Bobot 5 % 11 pengajuan SPM di akhir tahun
Bobot 5 %
16
DATA KONTRAK
5 hari
kerja
Kontrak/
SPK
1 2
Pertanggungjawaban UP dan TUP tepat waktu dalam 1
(satu) bulan sesuai dengan status yang dapat dipantau pada Kartu Sisa dana UP dan TUP yang belum disetor ke Kas Negara
Pengawasan (Karwas) UP dan TUP. pada akhir tahun anggaran sebagai penalti nilai *).
Khusus untuk GUP dan PTUP terakhir, apabila terdapat sisa UP dan/atau TUP yang belum disetor s.d. 31 Desember 2020, maka GUP dan/atau PTUP
*)
18
LPJ Bendahara
20
EFISIENSI PELAKSANAAN
KEGIATAN (Bobot 10%)
Kesalahan SPM
Bobot 5 %
12 Menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin
kebenaran SPM yang diajukan ke KPPN
Renkas/RPD Harian
Bobot 5 % 13 Menilai kinerja manajemen pembayaran K/L, khususnya pada SPM yang
diwajibkan disampaikan Renkas/RPD sebelum penyajuan SPM
21
Kesalahan SPM (1)
22
Kesalahan SPM (2)
IDENTIFIKASI PENYEBAB KESALAHAN SPM
Rasio kesalahan: 1. Kesalahan Supplier:
Jml SPM salah a. Nama Penerima tidak ditemukan
X 100%
Jml SPM yang diajukan b. Nama Penerima tidak sama dengan data supplier
c. Nama Rekening tidak ditemukan
Nilai IKPA: d. NIP Pegawai tidak sama dengan supplier
Berdasarkan Layering Nilai e. Nama pemilik rekening tidak sama dengan data supplier
x f. Kode bank penerima tidak sama dengan data supplier
24
1
PENDAHULUAN
2
PENYAJIAN 13 INDIKATOR PADA OMSPAN
3 STRATEGI PENCAPAIAN IKPA
FORMULA IKPA 2020
YANG OPTIMAL
Reformulasi 5 Indikator
Formula 8 Indikator Lainnya
4
5
LAMPIRAN
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (1)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
26
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (2)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan sarana Satker agar disiplin, tertib, dan tepat waktu dalam menyampaikan
pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya. LPJ sebelum tanggal 10 bulan berikutnya, dan memastikan data
2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling LPJ telah terverifikasi oleh KPPN pada Aplikasi SPRINT.
lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika
Dalam penyampaian LPJ Bendahara, satker agar tidak menunggu
4. LPJ Bendahara
tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN. batas waktu maksimal, karena dikhawatirkan terdapat kendala
3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi dalam penyusunan LPJ tersebut. Selain itu, satker agar
SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melakukan upload berkoordinasi dengan KPPN setempat apabila menghadapi
tersebut. kendala/permasalahan.
27
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (3)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
diatas Rp 50 Juta. senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan
Penyampaian Data
5. 2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja
Kontrak
tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal setelah ditandatangani dan dipastikan verifikasi kebenaran data
penyampaian/konversi di KPPN. kontraknya (approval) oleh KPPN.
28
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (4)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
29
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (5)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar
renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan
9. Perencanaan Kas transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar). ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian)
2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1
Negara yang terencana dan terkendali. Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas.
1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapatUntuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.
senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen
2. Pengembalian SPM secara formal dan substantif biasanya pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan
Pengembalian/
10. disebabkan oleh kesalahan pengisian data supplier, sehingga data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada
Kesalahan SPM
SPM harus diperbaiki oleh Satker. pada OM SPAN maupun data identitas supplier yang terkonfirmasi
dengan pihak bank agar SPM yang diajukan tidak tertolak oleh
3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat
KPPN.
dibayarkan secara tepat waktu.
30
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (6)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
31
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (7)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan
32
Jika terdapat permasalahan dalam pelaksanaan anggaran maka satker dapat mengajukan
pertanyaan ke HAI CSO KPPN JAKARTA II melalui alamat (https://spanint.kemenkeu.go.id)
33
TERIMA KASIH
KPPN Jakarta II