Anda di halaman 1dari 34

Kementerian Keuangan RI

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

INDIKATOR KINERJA
PELAKSANAAN ANGGARAN
KPPN JAKARTA II

By. BENNY EKO SUPRIYANTO

Jakarta, 12 – 14 AGUSTUSI 2020


DASAR
HUKUM
INDIKATOR PELAKSANAAN ANGGARAN - IKPA
03
02 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 195/PMK.05/2018

01 “ Peraturan Menteri ini mengatur


mengenai Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Anggaran Belanja
Pasal 131 Ayat 4 Kementerian Negara/Lembaga”
Peraturan Pemerintah
Pasal 131 Ayat 4 Nomor 50 Tahun 2018 Peraturan Direktur Jenderal
Peraturan Pemerintah Perbendaharaan

LAW
Nomor 45 Tahun 2013 ““Ketentuan mengenai Tata Cara Nomor PER-4/PB/2020
Monitoring dan evaluasi atas
“Ketentuan mengenai Tata Cara pelaksanaan anggaran belanja
“ Peraturan ini mengatur Petunjuk
Monitoring dan evaluasi atas diatur dengan Peraturan Menteri
Teknis Penilaian IKPA Belanja
pelaksanaan anggaran belanja Keuangan”
Kementerian Negara / Lembaga ”
diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan”
Definisi IKPA
Balanced scorecard slide 2
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

“ adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN


untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan,
efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan
kepatuhan terhadap regulasi


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
Integrasi IKPA – pada OM SPAN
SAKTI Web
Modul Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakan terobosan
Anggaran untuk menjamin perhitungan IKPA yang terotomasi
untuk meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas.
e-Rekon&LK

Seluruh satker DJPb (sebagai satker dan Pembina


K/L (BUN)) dapat mengakses IKPA dengan user
dan password OM SPAN masing-masing, melalui
perangkat PC maupun smartphone, kapanpun &
dimanapun.
SPAN

Menu IKPA terbagi atas 3 layer: (1) Nilai Indikator;


OM-SPAN (2) Rekap Transaksi; dan (3) Detil Transaksi.
SAKTI Desktop

SPRINT
IKPA K/L

13 Indikator IKPA Eselon I IKPA K/L merupakan


agregasi perhitungan
pada IKPA IKPA dari seluruh
IKPA Eselon I
IKPA Satker Eselon I dan Satker di
merupakan agregasi
IKPA Satker bawahnya
perhitungan IKPA dari
Kunci capaian IKPA optimal merupakan hasil seluruh Satker di
terdapat pada seluruh indikator perhitungan dari bawahnya
transaksi
kinerja pelaksanaan anggaran
pelaksanaan
pada Satker anggaran dengan
KPPN dan Kanwil
DJPb
EMPAT KATEGORI INDIKATOR
KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
KEPATUHAN TERHADAP
KESESUAIAN PERENCANAAN DAN
REGULASI (Bobot 33%)
PENGANGGARAN (Bobot 15%)
Jumlah revisi DIPA, akurasi rencana Kepatuhan terhadap regulasi antara lain
penarikan pada halaman III DIPA, terkait dengan norma waktu pengajuan
serta kualitas pengalokasian dana data kontrak, Pengelolaan UP/TUP, LPJ
pada semua jenis belanja agar tidak Bendahara, dan dispensasi SPM
terjadi pagu minus
EFISIENSI PELAKSANAAN
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
KATEGORI KEGIATAN (Bobot 10%)
KEGIATAN (Bobot 42%) INDIKATOR Efisiensi diukur berdasarkan jumlah
kesalahan SPM oleh KPPN dan
Efektivitas diukur terhadap jumlah ketepatan waktu penyampaian RPD
retur SP2D, kualitas penyerapan harian
anggaran, Kualitas Data Capaian
Output serta ketepatan waktu
dalam menyelesaikan tagihan

6
KESESUAIAN PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN (Bobot 15 %)
Bobot 5 % Bobot 5 % Bobot 5 %

2. Deviasi Penarikan 3. Nilai Pagu Minus


1. Revisi DIPA
Dana vs Hal III DIPA Belanja K/L
Mengukur kualitas perencanaan
Mengukur kualitas perencanaan Mengukur kualitas perencanaan
anggaran oleh K/L dengan menghitung
anggaran berdasarkan rata-rata gap anggaran K/L berdasarkan rasio pagu
rasio target revisi DIPA, terhadap jumlah
antara realisasi dengan rencana minus belanja di akhir tahun anggaran
revisi anggaran K/L per Satker
penarikan dana halaman III DIPA terhadap total pagu belanja K/L
7
Revisi DIPA

1. Kinerja revisi DIPA dihitung berdasarkan frekuensi Revisi DIPA dalam kewenangan Rasio Revisi DIPA:
pagu tetap (yang disahkan oleh Kanwil DJPb/Direktorat PA/DJA); Target Revisi
2. Dibatasi hanya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) triwulan; dan Jml Revisi DIPA
3. Tidak bersifat akumulatif pada triwulan berikutnya apabila pada triwulan
sebelumnya tidak melakukan revisi.
4. Nilai IKPA Revisi DIPA untuk Level Eselon I dan K/L merupakan nilai rata-rata IKPA Nilai IKPA:
Revisi DIPA dari Satker yang ada di bawah kewenangannya. 100 – Rasio Revisi DIPA

Ilustrasi
  Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Revisi DIPASatker A*) 1x 0x (tidak revisi) 1x 1x
Revisi DIPA Satker B**) 1x 2x 1x 0x (tidak revisi)
Nilai Kinerja A (triwulanan) (1/1)*100 = 100 (1/0)*100 = 100 (1/1)*100 = 100 (1/1)*100 = 100
Nilai Kinerja B (triwulanan) (1/1)*100 = 100 (1/2)*100 = 50 (1/1)*100 = 100 (1/0)*100 = 100

Nilai IKPA A (rata2 kumulatif) 100 (100+100)/2 = 100 (100+100+100)/3 = 100 (100+100+100+100)/4 = 100
Nilai IKPA B (rata2 kumulatif) 100 (100+50)/2 = 75 (100+50+100)/3 = 83,33 (100+50+100+100)/4 = 87,5
Nilai IKPA K/L AB***) (100+100)/2 = 100 (100+75)/2 = 87,5 (100+83,33)/2 = 91,66 (100+87,5)/2 = 93,75

8
Reformulasi
Halaman IKPA 2020 (3)  Deviasi Halaman III DIPA
III DIPA
• Kinerja Deviasi Halaman III DIPA dihitung berdasarkan rata-rata deviasi antara
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang tercantum pada Halaman III DIPA
dengan realisasi anggarannya. 1 Deviasi :
• Nilai RPD pada Halaman III DIPA dikunci setiap awal periode triwulanan,
Realisasi – RPD Hal. III DIPA
dengan ketentuan penyesuaian RPD yang diperkenankan melalui revisi
administrasi Halaman III DIPA sebagai berikut: RPD Hal. III DIPA
Triwulan Batas Tanggal Revisi Halaman III DIPA
Nilai IKPA :
I 13 Februari
II 16 April 100 – {(Rata-rata Deviasi
III 16 Juli absolut) x 100)
IV 15 Oktober (Dengan nilai maksimal adalah 100,00)

• Nilai deviasi yang dihitung mulai periode Januari – November. Bulan


Desember dikeluarkan dalam perhitungan.
13 Feb
16 Apr
16 Juli
Penyesuaian RPD Jan – Des
Penguncian Deviasi Triwulan I Penyesuaian RPD Apr – Des 15 Okt
Penguncian Deviasi Triwulan II Penyesuaian RPD Jul– Des
Penguncian Deviasi Triwulan III
Penyesuaian RPD Okt – Des
Penguncian Deviasi Triwulan III

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
9
Pagu Minus

 Potensi terjadinya pagu minus pada semua


jenis belanja dapat terjadi karena adanya
pergeseran anggaran akibat perubahan
1 Rasio Pagu Minus :
RKAKL sebelum disahkan melalui revisi
Jumlah Pagu Minus DIPA, sehingga realisasinya dapat melebihi
Jumlah Pagu alokasi pagu yang disediakan pada DIPA.
2 Nilai IKPA:
(100% - Rasio Pagu Minus) x 100
 Penilaian kinerja atas pagu minus dihitung
berdasarkan persentase besarnya minus
belanja dibagi dengan pagu anggaran.

10
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
KEGIATAN (Bobot 42 %)
Bobot 12 % Bobot 10 %
Bobot 5 % Bobot 15 %

Mengukur kualitas atas data capaian


output pada satker yaitu dengan
memastikan capaian output
terkonfirmasi by system dan oleh KPPN
6. Penyelesaian pada saat proses rekonsiliasi laporan
keuangan melalui Aplikasi eRekon & LK
4. Retur SP2D Mengukur efektivitas pelaksanaan Tagihan
Mengukur efektivitas kegiatan berdasarkan persentase Mengukur efektivitas
pelaksanaan kegiatan realisasi belanja terhadap pagu pelaksanaan kegiatan
berdasarkan jumlah berdasarkan ketepatan 7. Konfirmasi Capaian
SP2D yang mengalami
retur 5. Penyerapan waktu penyelesaian tagihan Output
pada SPM non Belanja
Anggaran Pegawai (17 hari kerja)
11
Retur SP2D

Mengukur efektivitas
pelaksanaan kegiatan
Retur SP2D terjadi karena berdasarkan rasio retur
1 Rasio retur : adanya ketidaksesuaian terhadap seluruh SP2D
Jumlah Retur SP2D identitas supplier pada yang diterbitkan
Jumlah SP2D Terbit SP2D, dengan data
nasabah di bank
2 Nilai Kinerja :
(100% - Rasio retur) x 100

Semakin rendah rasio


retur SP2D, semakin
baik dan efektif kinerja
pelaksanaan kegiatan
pada Satker atau K/L
12
ReformulasiAnggaran
Penyerapan IKPA 2020 (3)  Deviasi Halaman III DIPA

Kinerja penyerapan anggaran dihitung berdasarkan rasio antara persentase realisasi anggaran terhadap pagu DIPA-nya terhadap
target penyerapan anggaran triwulanan. Target minimal penyerapan anggaran Satker/Eselon I/KL ditetapkan secara triwulanan
dan tidak bersifat akumulatif sebagai berikut:

Tw I Tw II Tw III Tw IV
15% 40% 60% 90%

Ketentuan penilaian indikator penyerapan anggaran TW 1 : 15%


untuk tiap triwulan adalah sebagai berikut:

TW 2 : 40%
Nilai kinerja:
 Terhadap Satker/Eselon I/KL dengan tingkat
% Penyerapan Anggaran

TW 4 : 90%
realisasi di atas target penyerapan triwulanan, maka
TARGET % Target Penyerapan
nilai kinerja diberikan secara maksimal (100);
 Sedangkan nilai IKPA pada triwulan bersangkutan
Nilai IKPA:
merupakan rata-rata nilai kinerja penyerapan
Rata-Rata Nilai Kinerja
anggaran secara kumulatif dari triwulan sebelumnya TW 3 : 60%
dengan formula:

13
Penyelesaian Tagihan
Rasio tepat
waktu: Penerima Hak
BAST
Jml tagihan TW 17 HARI Pihak Ketiga
Jml SPM-LS Kontraktual KERJA
untuk SPM
5 Hari Kerja
LS
Nilai Kinerja:
Rasio tepat waktu x
100
KPPN/
TAGIHAN SPP SPM SP2D

Dihitung berdasarkan rasio


penyelesaian tagihan tepat  2 hr utk UP/TUP  4 hr utk GUP
waktu dibandingkan seluruh  5 hr utk GUP, LS peg.  3 hr utk GU  2 hari
tagihan Nihil kerja
& non Pegawai
 5 hr utk LS
Semakin tinggi ketepatan
waktu penyelesaian tagihan,
semakin baik nilai kinerjanya
PMK No. 190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
Mengukur tingkat kepatuhan
atas norma waktu
penyelesaian tagihan pihak
ketiga
Konfirmasi Capaian Output

Kinerja Konfirmasi Capaian Output dihitung secara bulanan berdasarkan rasio antara jumlah data output yang terkonfirmasi
dibandingkan dengan jumlah output yang dikelola oleh Satker. Output yang terkonfirmasi adalah data output yang dinilai wajar
(rasional/tidak bersifat anomali).
Penilaian indikator kinerja KCO akan mengikuti
mekanisme dan periode e-Rekon

Konfirmasi IKPA
Aplikasi Aplikasi Aplikasi Capaian Aplikasi
CAPAIAN SAS SAIBA Aplikasi OM SPAN Output
OM-SPAN
OUTPUT E-Rekon
LK Aplikasi
Aplikasi
SAKTI SMART Nilai EKA

Monitoring
DJA
dan
Konfirmasi
oleh KPPN

Ketidakwajaran (anomali) dinilai berdasarkan perbandingan antara realisasi volume keluaran dan progress capaian output yang
diisi oleh Satker dengan data lainnya seperti penyerapan anggaran dan rencana (target) output..
KEPATUHAN TERHADAP
REGULASI (Bobot 33 %)
Pengelolaan UP Dan TUP
Penyampaian Data Kontrak 8 Mengukur kepatuhan terhadap regulasi
Mengukur kepatuhan terhadap regulasi terkait pertanggungjawaban UP dan TUP serta
terkait norma ketepatan waktu sisa UP-TUP yang belum disetor pada akhir
penyampaian data kontrak ke KPPN tahun sebagai penalti keterlambatan atas
9 pertanggungjawaban UP –TUP terakhir
Bobot 15 %
Bobot 8 %
Penyampaian LPJ Bendahara
Mengukur kepatuhan terhadap regulasi
10 Dispensasi SPM
terkait norma ketepatan waktu
penyampaian LPJ Bendahara Menilai kinerja yang terkait dengan
pemenuhan norma/batas waktu
Bobot 5 % 11 pengajuan SPM di akhir tahun

Bobot 5 %
16
DATA KONTRAK
5 hari
kerja
Kontrak/
SPK

Mengukur tingkat kepatuhan atas


Rasio tepat waktu: norma waktu penyampaian data
Jml data kontrak TW kontrak ke KPPN
Seluruh data kontrak
Norma waktu penyampaian data
kontrak ke KPPN maksimal 5 hari kerja
sejak penandatanganan
Nilai IKPA:
Rasio tepat waktu x 100 Semakin tinggi rasio ketepatan waktu
penyampaian data kontrak, Semakin
baik nilai kinerjanya

Data kontrak harus disampaikan ke KPPN selambat-lambatnya 5 hari kerja


setelah ditanda-tangani (PMK 190/2012) agar alokasi anggaran kontraktual
pada SPAN dapat dikunci (encumbrance).
17
Reformulasi UP
Pengelolaan IKPA 2020
dan TUP(3)  Deviasi Halaman III DIPA
Kinerja pengelolaan UP dan TUP dihitung berdasarkan dua aspek yakni :

1 2
Pertanggungjawaban UP dan TUP tepat waktu dalam 1
(satu) bulan sesuai dengan status yang dapat dipantau pada Kartu Sisa dana UP dan TUP yang belum disetor ke Kas Negara
Pengawasan (Karwas) UP dan TUP. pada akhir tahun anggaran sebagai penalti nilai *).

Khusus untuk GUP dan PTUP terakhir, apabila terdapat sisa UP dan/atau TUP yang belum disetor s.d. 31 Desember 2020, maka GUP dan/atau PTUP
*)

yang diajukan terakhir dianggap terlambat.


Tepat Waktu

SP2D UP/TUP SP2D GUP/PTUP SP2D GUP/PTUP 2

Rasio tepat waktu:


Jml GUP dan PTUP TW 12 Jan 11 Feb 12 Feb 13 Feb
Jml seluruh SPM GUP
Terlambat
dan PTUP
SPM ke KPPN
Nilai IKPA: Ket:
Rasio tepat waktu x 100 1) Dalam rangka pertanggungjawaban UP/TUP tepat waktu, Satker harus memperhatikan norma
waktu perhitungan tanggal SP2D ke SP2D dalam 1 bulan (date to date), sesuai karwas
UP/TUP pada OM SPAN.
2) Penyampaian SPM GUP/PTUP ke KPPN sebaiknya diajukan satu hari sebelum batas akhir
penerbitan SP2D GUP/PTUP tepat waktu oleh KPPN.

18
LPJ Bendahara

Berdasarkan PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan


Tanggung Jawab Bendahara Pada Satker Pengelola APBN, bendahara instansi
secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa BUN (KPPN).

Mengukur tingkat kepatuhan


Bendahara dalam menyampaikan
Rasio tepat waktu: LPJ ke KPPN secara tepat waktu
Jml LPJ TW
Jml seluruh LPJ
Norma waktu penyampaian LPJ ke
Nilai IKPA: KPPN maksimal tanggal 10 bulan
Rasio tepat waktu x 100 berikutnya

Semakin tinggi rasio ketepatan


waktu penyampaian LPJ, Semakin
baik nilai kinerjanya
Dispensasi SPM

 Dispensasi SPM merupakan dispensasi keterlambatan


pengajuan SPM oleh satker ke KPPN sesuai dengan
Layering Dispensasi SPM ketentuan batas waktu penyampaian SPM yang diatur
Nilai IKPA dalam Perdirjen Perbendaharaan tentang Pedoman
Tahun 2019 Tahun 2020 Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Akhir Tahun
100 0 SPM 0 SPM Anggaran.
 Dispensasi SPM menandakan bahwa satker tidak dapat
95 1-10 SPM 1 - 5 SPM
mematuhi regulasi yang ada yang disebabkan oleh
90 11-30 SPM 6 - 10 SPM keadaan-keadaan yang dapat dimaklumi berdasarkan
pertimbangan tertentu dari Kepala KPPN atau Dirjen
85 31-50 SPM 11 - 20 SPM Perbendaharaan.
80 >50 SPM > 20 SPM  Penilaian kinerja atas dispensasi SPM dihitung
berdasarkan jumlah dispensasi dibagi jumlah SPM yang
diterbitkan (baik SPM yang benar dan SPM yang
salah/retur).

20
EFISIENSI PELAKSANAAN
KEGIATAN (Bobot 10%)

Kesalahan SPM
Bobot 5 %
12 Menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin
kebenaran SPM yang diajukan ke KPPN

Renkas/RPD Harian
Bobot 5 % 13 Menilai kinerja manajemen pembayaran K/L, khususnya pada SPM yang
diwajibkan disampaikan Renkas/RPD sebelum penyajuan SPM

21
Kesalahan SPM (1)

Norma Pengukuran Kinerja:


Mengukur
Penyebabtingkat kepatuhan
gagal validasi SPM di KPPN
Bendahara dalam
antara lain menyampaikan
disebabkan oleh:
Rasio kesalahan: LPJ ke KPPN secara tepat waktu
Jml SPM salah
Jml SP2D terbit Terdapat perbedaan pada nama pemilik rekening
antara supplier yang sudah terdaftar dengan ADK SPM
Nilai Kinerja:
100 – (Rasio kesalahan x 100)
x Bagan Akun Standar (BAS) pada
SPM tidak sama dengan BAS
pada Kontrak

Salah dalam mengisikan tanggal SPM


(tanggal SPM melampaui tanggal saat
pengajuan SPM)

22
Kesalahan SPM (2)
IDENTIFIKASI PENYEBAB KESALAHAN SPM
Rasio kesalahan: 1. Kesalahan Supplier:
Jml SPM salah a. Nama Penerima tidak ditemukan
X 100%
Jml SPM yang diajukan b. Nama Penerima tidak sama dengan data supplier
c. Nama Rekening tidak ditemukan
Nilai IKPA: d. NIP Pegawai tidak sama dengan supplier
Berdasarkan Layering Nilai e. Nama pemilik rekening tidak sama dengan data supplier
x f. Kode bank penerima tidak sama dengan data supplier

Layering % Kesalahan SPM 2. Kesalahan Lainnya:


Nilai IKPA g. DIPA tidak ditemukan
Tahun 2019 Tahun 2020
100 0% 0% h. Jumlah hardcopy SPM dan ADK tidak sama
95 >0,00% - 1,00% >0,00% - 1,50% i. Nomor PO (Purchase Order) tidak ditemukan -->
berhubungan dengan SPM kontrak
90 > 1,00% - 2,00% > 1,50% - 3,00%
j. Lainnya (Nilai invoice tidak sama, Error saat pengecekan
85 > 2,00% - 2,50% > 3,00% - 5,00%
nomor DIPA, dll.)
80 > 2,50% > 5,00%
Renkas/RPD Harian
Norma Pengukuran Kinerja:

Renkas tepat waktu:


Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2017 tentang
Jml Renkas Tepat Waktu Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan
Jml total Renkas Perencanaan Kas, satker berkewajiban untuk menyampaikan Rencana
Penarikan Dana harian ke KPPN untuk perkiraan transaksi signifikan
Nilai Kinerja: dengan minimal nilai tertentu serta jadwal penyampaian tertentu sesuai
Rasio tepat waktu x 100 ketentuan yang berlaku.

24
1
PENDAHULUAN
2
PENYAJIAN 13 INDIKATOR PADA OMSPAN
3 STRATEGI PENCAPAIAN IKPA
FORMULA IKPA 2020
YANG OPTIMAL
Reformulasi 5 Indikator
Formula 8 Indikator Lainnya
4

5
LAMPIRAN
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (1)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Untuk memperoleh nilai maksimal, maka Satker agar sangat


1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi
kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam DIPA (pagu tetap).
kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).
1. Revisi DIPA 2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan menghimpun
2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan
triwulanan. Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada
revisi yang kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya. DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1
triwulan.

1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) per


bulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaan 1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, Satker
anggaran yang dilakukan pada suatu satker. agar melakukan penyesuaian rencana kegiatan dan realisasi
2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangat anggaran (minimal untuk rencana kegiatan dan pencairan
penting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhi anggaran triwulanan) dengan mengajukan revisi administratif
Deviasi Halaman kebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatu penyesuaian Halaman III DIPA ke Kanwil DJPb maksimal
2. DIPA. pada awal bulan di triwulan berkenaan.
III DIPA
3. Nilai Deviasi akan dikunci secara triwulanan pada minggu kedua 2. Satker agar konsisten dan lebih disiplin dalam melaksanakan
awal triwulan berkenaan. kegiatan dan pencairan dananya, dan menjadikan RPD pada
4. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana Halaman III DIPA sebagai plafon pencairan dana bulanan
yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaran secara internal pada Satker.
berjalan.

26
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (2)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. SPM GUP dan PTUP merupakan sarana pertanggungjawaban


Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, maka seluruh
belanja atas penggunaan UP dan TUP pada Bendahara
satker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dan
Pengeluaran.
SPM PTUP dari SP2D UP/GUP/PTUP terakhir paling lambat
2. Jenis UP dan TUP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP/TUP dalam rentang 1 bulan dan tidak menambah frekuensi SPM
3. Pengelolaan UP Tunai (tidak termasuk UP/TUP yang menggunakan Kartu Kredit GUP/PTUP yang terlambat.
Pemerintah) dan Dana UP yang bersumber dari PNBP.
Pengawasan dan pemantauan jumlah hari maksimal
3. Pertanggungjawaban UP dan TUP tepat waktu sangat penting agar
Pertanggungjawaban UP/TUP dapat dipantau pada Menu Karwas
belanja dapat segera dibebankan pada DIPA satker masing-masing
sebagai realisasi anggaran. UP/TUP pada Aplikasi OMSPAN.

1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan sarana Satker agar disiplin, tertib, dan tepat waktu dalam menyampaikan
pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya. LPJ sebelum tanggal 10 bulan berikutnya, dan memastikan data
2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling LPJ telah terverifikasi oleh KPPN pada Aplikasi SPRINT.
lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika
Dalam penyampaian LPJ Bendahara, satker agar tidak menunggu
4. LPJ Bendahara
tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN. batas waktu maksimal, karena dikhawatirkan terdapat kendala
3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi dalam penyusunan LPJ tersebut. Selain itu, satker agar
SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melakukan upload berkoordinasi dengan KPPN setempat apabila menghadapi
tersebut. kendala/permasalahan.

27
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (3)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
diatas Rp 50 Juta. senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan
Penyampaian Data
5. 2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja
Kontrak
tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal setelah ditandatangani dan dipastikan verifikasi kebenaran data
penyampaian/konversi di KPPN. kontraknya (approval) oleh KPPN.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar


1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan
tagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai). waktu dalam penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-Belanja
Penyelesaian Pegawai) paling lambat dalam 17 hari kerja setelah BAST
6. 2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat-
Tagihan ditandatangani sudah diajukan SPM-nya ke KPPN.
lambatnya selama 17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telah
diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN. Selain itu, satker agar teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian
uraian pada SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP.

28
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (4)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Untuk memperoleh nilai yang maksimal, Satker agar senantiasa


memperhatikan progres penyerapan anggaran secara
Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secara proporsional dari pagu DIPA.
proporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I (15%), 2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan
Penyerapan Triwulan II (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV (90%).
7. dan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran pada
Anggaran
Tidak memperhitungkan blokir pagu, sehingga satker K/L agar segera akhir tahun.
menyelesaikan pembukaan blokir pagu tersebut. 3. Satker agar melakukan percepatan belanja, khususnya untuk
belanja barang dan modal yang proses pengadaan barang dan
jasanya dimulai sejak awal tahun anggaran.

1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar


senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses
dokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan
1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlah
keakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/
SP2D total yang telah terbit.
8. Retur SP2D penerima pembayaran.
2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakin
2. Diperlukan proses konfirmasi atas status aktif rekening
bagus.
penerima. Apabila terjadi retur SP2D, satker agar berkoordinasi
dengan KPPN untuk penyelesaiannya tidak lebih dari 7 hari
kerja.

29
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (5)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar
renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan
9. Perencanaan Kas transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar). ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian)
2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1
Negara yang terencana dan terkendali. Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas.

1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapatUntuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.
senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen
2. Pengembalian SPM secara formal dan substantif biasanya pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan
Pengembalian/
10. disebabkan oleh kesalahan pengisian data supplier, sehingga data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada
Kesalahan SPM
SPM harus diperbaiki oleh Satker. pada OM SPAN maupun data identitas supplier yang terkonfirmasi
dengan pihak bank agar SPM yang diajukan tidak tertolak oleh
3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat
KPPN.
dibayarkan secara tepat waktu.

30
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (6)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Pagu Minus dihitung sepanjang tahun untuk semua jenis belanja


sampai dengan level 6 digit/akun. Satker-satker yang memiliki potensi dan/atau angka pagu minus
agar dapat segera menyelesaikan pagu minus dengan
11. Pagu Minus 2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun mempersiapkan revisi anggaran untuk menutup pagu minus
karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan tersebut.
penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.

1. Satker agar senantiasa memantau progres penyelesaian


1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat kegiatan sesuai rencana;
disampaikan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun 2. Menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaan dan
12. Dispensasi SPM anggaran. pembayaran; dan
2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang 3. Menghitung prognosis belanja agar dapat dieksekusi tepat waktu
mendapat dispensasi. untuk menghindari penumpukkan pencairan anggaran pada
akhir tahun.

31
Strategi Pencapaian IKPA yang optimal (7)
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Meningkatkan koordinasi antara unit pengelola kegiatan dengan


unit pelaporan.
1. Konfirmasi Capaian Output dihitung untuk semua output yang 2. Menetapkan metode perhitungan capaian output untuk setiap
dikelola oleh Satker. output yang dikelola.
Konfirmasi 2. Status Output yang terkonfirmasi adalah data capaian output yang 3. Secara periodik menghitung tingkat kemajuan aktivitas dan
13.
Capaian Output tidak anomali antara realisasi anggaran dengan progress (%) capaian output serta memperhatikan gap progres capaian output
capaian outputnya (tidak melebihi GAP yang ditentukan dan/atau dengan penyerapan anggaran tidak melebihi ambang batas
dijelaskan secara memadai). anomali (5% untuk output strategis, 20% untuk output lainnya).
4. Melakukan pengisian data capaian output secara akurat pada
aplikasi SAS dan SAKTI secara disiplin setiap bulan.

32
Jika terdapat permasalahan dalam pelaksanaan anggaran maka satker dapat mengajukan
pertanyaan ke HAI CSO KPPN JAKARTA II melalui alamat (https://spanint.kemenkeu.go.id)

33
TERIMA KASIH
KPPN Jakarta II

Jalan Wahidin II No. 3 Telepon (021) 3845206, (021) 3453089


Jakarta 10710 Faksimili (021) 3845206
SITUS www.djpbn.kemenkeu.go.id/kppn/jakarta2

Anda mungkin juga menyukai