KELOMPOK 5
Aa Maman Irawan (01)
Ishaq (14)
LATAR BELAKANG
Apa itu risiko?
Risikodapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika
terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan
suatukerugian. Apabila BMN yang digunakan secara tiba-tiba rusak atau
hancur karena risiko bencana tersebut, tentu saja pelayanan kepada
masyarakat dapat terganggu.
Kenapa ada risiko?
Risiko akan selalu muncul dalam setiap aktifitas kita, tak terkecuali dalam
mengelola aset. Akan selalu ada ketidakpastian. Untuk itu pemerintah harus
melakukan upaya untuk mengelola risiko tersebut. Pengelolaan risiko harus
dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dari risiko tersebut.
Dasar Hukum
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
PP Nomor 27
Negara/Daerah
Tahun
2014
tentang
Pengelolaan
Barang
Milik
Kategori Resiko
Controllable Risk
Berupa risiko pencurian, risiko kerusakan
penggunaan rutin, risiko kegagalan fungsi
kebakaran, maupun risiko gugatan hukum.
aset dalam
aset, risiko
Uncontrollable Risk
Contoh yang paling umum adalah risiko bencana alam seperti : gempa,
gunung meletus, banjir, hingga tsunami.
Risk
Assessment
Risk
Management
Risk
Monitoring
Identification
Control It
Process
Level
Measurement
Share or
Transfer It
Activity
Level
Prioritization
Diversify or
Avoid It
Entity Level
3. Accept (Monitor)
Tidak semua risiko harus ditangani sampai tuntas oleh seorang manajer.
Beberapa risiko biasanya pada akhirnya dibiarkan terjadi begitu saja.
Akan tetapi, tentu saja pengambilan keputusan ini harus berdasarkan
perhitungan yang matang baik dari segi cost and benefitnya maupun
likelihood dan impactnya.
Berbicara mengenai dua penilaian tersebut, maka seorang manajer dalam
hal ini kemudian menetapkan seberapa besar tingkat selera risiko (risk
appetite) yang ditoleransi terjadi selama menjalankan aktivitas bisnisnya.
Risiko yang demikian memiliki tingkat peluang keterjadian yang rendah
dan menghasilkan dampak yang kecil baik dari segi financial maupun
nonfinansial.
Di dalam proses bisnis, asuransi sudah merupakan praktik yang biasa dilakukan
seseorang dalam mengurangi beban penanggulangan atau pemulihan yang
diperlukan terhadap impact yang ditimbulkan dari sebuah risiko.
Belakangan ini sudah cukup banyak kajian yang mengaitkan pendekatan asuransi
dengan risiko pengelolaan aset, terutama dalam rangka menanggulangi potensi
bencana alam.
Undang-undang Penganggulangan Bencana dirancang pemerintah sebagai salah
satu upaya memberikan pandangan baru dalam hal penanggulangan bencana
alam dari sebelumnya berupa respon darurat yang cenderung bersifat jangka
pendek menjadi manajemen risiko yang lebih menjamin sustainability serta lebih
berorientasi jangka panjang.
Perkembangan Implementasi
Asuransi BMD di Indonesia
1. Pemda Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur
Jenis Asuransi aset daerah dibagi dalam tiga paket pekerjaan yaitu :
Paket pertama mengenai asuransi non kantor meliputi gedung fasilitas umum, rumah
jabatan, PLTD, jembatan serta hotel dan wahana taman wisata Pulau Kumala.
Paket ke dua mengenai asuransi kantor di seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kutai
Kertanegara.
Paket ketiga mengenai asuransi kendaraan roda empat dan kendaraan air.
Dalam melaksanakan kegiatan asuransi aset daerah tersebut terdapat beberapa
permasalahan yaitu hampir seluruh SKPD tidak memberikan data barang inventaris
beserta harga pembeliannya kepada kantor Pengelolaan Asset Daerah, sehingga barang
tersebut tidak dapat diasuransikan. Serta masih ada mobil dinas yang pengadaannya
melalui SKPD tidak menyampaikan BPKB kendaraan tersebut ke kantor pengelolaan aset
daerah sehingga mobil dinas tersebut tidak dapat diasuransikan.
PEMBAHASAN
Dalam rangka implementasi kebijakan asuransi atas aset
pemerintah daerah diperlukan beberapa langkah persiapan
sebagai berikut:
1. Inventarisasi Aset
2. Pemetaan Resiko
3. Penentuan Ruang Lingkup Asuransi Aset
4. Pemilihan Perusahaan Asuransi