Anda di halaman 1dari 14

Materi Aspek

Resiko
CSS
Ernix Apriliani / 2200302081 / 4.B1
Ilham Alif Sulthana / 2200302092 / 4.B1
Naufal Rifqi F / 2200302133/ 4.B1
Matthew John Andreson / 2200302124 /
4.B1
01
Pengertian
Resiko
Introduction
Risiko perusahaan dapat dibagi ke
dalam 2 tipe. Tipe pertama dan yang lebih
Menurut Silalahi, manajemen tradisional adalah risiko yang sulit dikendalikan
risiko adalah system pengawasan risiko dan manajemen perusahaan, seperti risiko kebakaran
perlindungan harta benda, hak milik dan karena hubungan pendek arus listrik dan
keuntungan badan usaha atau perorangan penipuan pihak-pihak tertentu.
terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena suatu risiko, dimana dalam usaha Perusahaan biasanya melindungi
ketidakpastian ini dihubungkan dengan dirinya misalnya dengan cara membeli asuransi.
Tipe kedua adalah risiko yang dapat
penghasilan perusahaan, arus keluar masuk dikendalikan oleh manajemen perusahaan.
uang, dan harta benda yang telah ada atau Risiko ini dapat terjadi misalnya pada saat
yang dibutuhkan di masa datang. perusahaan membangun pabrik baru,
meluncurkan produk baru, atau membeli
perusahaan lain.
Fungsi Manajemen risiko

Manajemen risiko yang tadinya berperan


Fungsi manajemen risiko yaitu
untuk melindungi kegagalan organisasi, berubah
bertanggung jawab untuk membentuk kerangka
menjadi komponen competitive advantage bagi
kerja dan proses manajemen risiko dalam organisasi. Selain menciptakan kerangka kerja dan
menghadapi risiko-risiko signifikan yang proses manajemen risiko dalam menghadapi risiko,
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan fungsi manajemen risiko juga meningkatkan
organisasi. Integrated risk management kapabilitas organisasi dalam mengejar peluang.
menerapkan kegiatan pencegahan dan Fungsi ini juga meningkatkan kemampuan
pengambilan keputusan strategis organisasi melalui
pengurangan dampak negatif dari risiko.
penyediaan informasi yang relevan dan
komprehensif.
PERAN INTERNAL AUDIT
Institute of Internal Auditors (IIA), menjelaskan kegiatan internal audit sebagai kegiatan
independen yang mendukung pencapaian sasaran organisasi, dan aktivitas konsultasi yang
dirancang untuk memberikan nilai tambah dan memperbaiki operasi organisasi. Tugas inti
auditor internal berkaitan dengan manajemen risiko adalah untuk memberikan kepastian bahwa
kegiatan manajemen risiko telah berjalan dengan efektif dalam memberikan jaminan yang wajar
terhadap pencapaian sasaran organisasi. Dua cara penting untuk menjalankan tugasnya adalah
dengan :

1) Memastikan bahwa risiko utama dari bisnis telah ditangani dengan baik,
2) Memastikan bahwa kegiatan manajemen risiko dan pengendalian internal telah
berjalan dengan efektif.
JENIS – JENIS RESIKO DAN CONTOH

1. Pure Risk atau Risiko Murni : Risiko murni ini bersifat pasti, artinya saat risiko terjadi
maka kamu akan mengalami kerugian. Begitu juga sebaliknya, jika risiko murni tidak terjadi,
maka kamu akan memperoleh keuntungan.Misalnya, kebakaran, banjir, perampokan, gempa
bumi, tanah longsor, gunung meletus, kecelakaan, dan lain-lain.

2. Speculative Risk atau Risiko Spekulati : Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, jika
kamu mengalami risiko spekulatif, yakni keuntungan, kerugian, atau mungkin break even.
Adapun yang dimaksud dengan break even adalah titik impas. Kondisi di mana tidak terjadi
keuntungan maupun kerugian, jadi biasa saja. Contoh paling nyata dari risiko spekulatif ialah
undian berhadiah, bursa efek, risiko kurs, dan lain-lain.
JENIS – JENIS RESIKO DAN CONTOH
3. Particular Risk atau Risiko Khusus : Risiko khusus bersumber dari kegiatan individu,
sehingga dampaknya masih bisa diperkirakan atau diantisipasi di awal karena bersifat lokal.
Misalnya, ledakan turbin, kecelakaan kapal, atau mungkin tabrakan.Bagaimana cara
mengantisipasinya (contoh untuk risiko tabrakan) ? Kamu bisa mengikuti asuransi untuk
memberikan jaminan atau proteksi, baik terhadap kendaraan maupun diri sendiri.

4. Fundamental Risk atau Risiko Fundamental : Risiko fundamental berasal dari lingkungan
sekitar atau alam yang bisa menimbulkan dampak cukup besar, karena manusia tidak
mampu mengendalikannya. Misalnya, gempa bumi, longsor, tsunami, angin topan, dan lain-
lain. Jika peristiwa tersebut melanda wilayah yang luas, maka risiko fundamental akan
semakin besar.
Cara Menghindari atau Meminimalisir Terjadinya Risiko

1. Identifikasi Risiko 2. Asesmen Risiko 3. Respon terhadap Risiko


Memperkirakan dampak risiko Merancang risiko berdasarkan Cara atau keputusan yang
yang mungkin terjadi. Lihatlah kerugian yang mungkin akan kamu ambil saat risiko
risiko tersebut dalam berbagai ditimbulkan. Fokuslah pada terjadi. Dalam dunia usaha
aspek atau sudut pandang. risiko yang paling sering terjadi
atau berdampak besar
4. Implementasi atau Pelaksanaan 5. Evaluasi plus Review
Rencana tanpa pelaksanaan tidak akan memberikan Meski sudah menyusun perencanaan
arti apa-apa, bukan? Contoh untuk risk sharing of terstruktur, tetapi ada hal-hal yang
transfer, jika kamu tidak juga mengikuti program mempengaruhi pelaksanaannya.
asuransi, maka respon tersebut tidak bisa difungsikan
Mungkin hal tersebut tidak kamu
prediksikan sebelumnya
STUDI KASUS
RISIKO KEPATUHAN
DAN RISIKO HUKUM
DALAM KASUS MANTAN
DIREKTUR UTAMA
PERTAMINA
Antonius Alijoyo & Ivonne Bonita Center for Risk Management
Studies Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen
Agustiawan dituduh telah melakukan tindakan yang merugikan
perusahaannya sehingga Pertamina mengalami sejumlah kerugian
T finansial.
Pada bulan Oktober 2018, kasus ini mencuat ke publik karena beliau
ditangkap setelah lima jam proses interogasi di gedung bundar
kejaksaan agung Indonesia. Beliau dicurigai terlibat dalam korupsi
pada tahun 2009 di mana Pertamina melalui anak perusahaannya
PT Pertamina Hulu Energy (PHE) melakukan akuisisi 10% saham
ROC Oil Ltd untuk hak pekerjaan di blok BMG (Basker Manta
Gummy).
Kasus ini diperkirakan menimbulkan kerugian negara sebesar USD 26
juta atau setara dengan Rp 586 miliar. Kasus ini segera menjadi
perhatian publik dan para praktisi tata kelola, manajemen risiko
dan kepatuhan. Karen yang selama ini dikenal sebagai figur publik
yang dihormati karena sukses memimpin Pertamina meningkatkan
kinerja bisnisnya.
Solusi
1. 1. Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Pemerintah: Pertamina harus secara ketat
mematuhi regulasi pemerintah terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan, pajak, serta
standar industri lainnya. Solusi yang tepat adalah memperkuat sistem manajemen kepatuhan
yang terintegrasi dan memastikan bahwa setiap unit bisnis memahami dan mematuhi semua
peraturan yang berlaku.
2. 2. Ketidakpatuhan terhadap Tata Kelola Perusahaan: Memperkuat tata kelola
perusahaan yang baik, termasuk transparansi dalam pelaporan keuangan,
kebijakan anti-korupsi, dan komitmen terhadap etika bisnis. Hal ini dapat dicapai
dengan meningkatkan pengawasan dan audit internal serta pelatihan reguler
kepada karyawan tentang kebijakan dan prosedur yang berlaku.
3. 3. Risiko Lingkungan dan Keselamatan: Pengelolaan risiko terkait keselamatan
operasional dan lingkungan adalah hal penting bagi perusahaan energi.
Pertamina perlu meningkatkan pemantauan terhadap proses operasionalnya,
investasi dalam teknologi yang ramah lingkungan, serta pelatihan yang kuat bagi
karyawan mengenai prosedur keselamatan.
Solusi
4. Pengendalian terhadap Konflik Kepentingan: Mengelola konflik kepentingan di
antara pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan adalah suatu keharusan.
Penerapan kebijakan yang jelas terkait dengan konflik kepentingan, serta pendidikan
dan pelatihan secara teratur kepada karyawan agar memahami dampak dari konflik
kepentingan ini.

5. Pelanggaran Etika dan Kode Perilaku: Mendorong budaya perusahaan yang


berbasis pada integritas dan etika adalah kunci. Pelatihan secara rutin, komunikasi
yang jelas tentang nilai-nilai perusahaan, dan penerapan sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran kode etik dapat membantu membangun budaya yang sesuai.

6. Pengelolaan Data dan Privasi: Perusahaan harus mematuhi peraturan


perlindungan data dan privasi dalam pengelolaan informasi. Ini termasuk penggunaan
teknologi keamanan yang canggih, pelatihan staf tentang keamanan informasi, dan
kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data yang berlaku.
CONCLUSION

Studi kelayakan bisnis memerlukan analisis


mendalam terhadap semua aspek risiko ini
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mengelola risiko yang terkait dengan proyek
atau inisiatif bisnis tertentu. Langkah-
langkah mitigasi risiko kemudian dapat
dirancang untuk mengurangi dampak negatif
atau kemungkinan terjadinya risiko tersebut
sehingga usaha atau proyek bisnis dapat
dijalankan dengan lebih aman dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai