Risiko murni adalah suatu risiko yang apabila terjadi akan menimbulkan kerugian secara murni, contohnya jika kendaraan mogok atau rusak sehingga tidak dapat digunakan untuk bekerja.
Risiko Murni adalah suatu risiko yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila suatu perusahaan
mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. kemungkinan lainnya adalah tidak terjadi kebakaran.
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan di mana perusahaan Sahabat Wirausaha dapat memberikan keuntungan dan juga sebaliknya dapat memberikan kerugian. Namun pada prinsipnya, risiko spekulatif
masih terdapat kemungkinan untung. Berbeda dengan risiko murni yang tidak ada kemungkinan untungnya.
Contoh pada risiko spekulatif dengan adanya kegiatan usaha/bisnis penjualan. Ada risiko spekulatif yaitu peluang keuntungan, yaitu seorang pemilik usaha bisa mendapatkan keuntungan dari usaha yang
dilakukan.
Risiko statis merupakan risiko yang tidak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, seperti kemungkinan kehilangan harta benda karena kebakaran, dan pencurian. Sebaliknya risiko dinamis adalah segala bentuk
risiko kerugian akibat perubahan dalam ekonomi, seperti fluktuasi pada nilai mata uang, nilai saham, maupun inflasi.
Resiko objektif (juga disebut degree of risk) diartikan sebagai variasi yang relatif dalam kerugian yang aktual dari perkiraan kerugian. Resiko subjektif diartikan sebagai ketidakpastian berdasarakan pada
Risiko Subjektif didefinisikan sebagai ketidakpastian yang didasarkan pada kondisi mental seseorang atau keadaan pikiran.
Risiko Subjektif didefinisikan sebagai ketidakpastian yang didasarkan pada kondisi mental seseorang atau keadaan pikiran. Sebagai contoh, seorang pelanggan yang peminum berat dalam suatu bar mungkin
1) Risiko Aset Fisik, merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan/organisasi. Contohnya Kebakaran, Banjir, Tsunami, Gunung Meletus, dll.
Kecelakaan karena kerja ialah satu peristiwa yang tidak disangka, tidak diinginkan serta dapat mengakibatkan kerugian baik jiwa ataupun harta benda (Rachman, 1990).
Menurut Suma’mur (1989), kecelakaan karena kerja ialah kecelakaan yang terkait dengan kerja pada perusahaan, berarti jika kecelakaan kerja berlangsung dikarenakan oleh pekerjaan atau pada saat melakukan
pekerjaan.
Risiko hukum (legal risk) adalah risiko yang timbul akibat gugatan dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara lain karena tidak adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
lemahnya perikatan, seperti tidak terpenuhinya syarat-syarat akad yang sah atau pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Risiko operasional adalah suatu kondisi tidak terduga yang bisa terjadi saat sedang menjalankan bisnis. Risiko usaha bisa terjadi karena kesalahan manusia hingga adanya kendala teknis.
Risiko pasar adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Risiko pasar mampu mengakibatkan kerugian bagi individu atau kelompok.
Hal ini diakibatkan karena risiko pasar dipengaruhi oleh keadaan pasar uang, seperti saham dan obligasi.
Sebagai contoh, risiko pasar bisa terjadi jika, pertama bank menggunakan kupon tetap untuk membeli obligasi, apabila harganya menurun suku bunga bisa meningkat. Kedua, bank membeli valuta asing,
apabila nilai tukarnya melemah maka rupiah akan turun dan terjadi risiko pasar.
Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang berdampak pada
kondisi keuangan.
Adapun salah satu contoh risiko likuiditas adalah sebagai berikut: Seorang nasabah hendak menarik uang di bank. Akan tetapi, bank tidak mampu memenuhi permintaan tersebut akibat dana yang kurang
Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Investasi bisa mendatangkan keuntungan, bisa juga menyebabkan kerugian. Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko.
Risiko mungkin tidak bisa dihilangkan tetapi dapat dikurangi dampaknya. Biasanya perusahaan menetapkan risiko yang akseptabel serta merancang antisipasi yang diperlukan (action plan). Risiko dapat
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa memperoleh hasil yang paling optimal. Dalam konteks organisasi, organisasi juga akan menghadapi banyak risiko. Jika
organisasi tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan.
Manajemen risiko dalam menjalankan bisnis penting dilakukan untuk melindungi organisasi dari risiko yang menghambat pencapaian tujuan dan berbagai hal yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
Definisi ERM Enterprise risk management (ERM) adalah proses mengidentifikasi dan menangani secara metodis peristiwa potensial yang mewakili risiko untuk pencapaian tujuan strategis, atau peluang
Sebelum menentukan apakah suatu risiko harus diterima atau ditolak, Anda perlu menilai tujuan bisnis Anda. Manajemen, bersama dengan dewan direksi, pertama-tama harus menetapkan misi dan metrik
keberhasilan perusahaan untuk memastikan bahwa tujuan tersebut selaras dengan selera risiko yang telah ditentukan.
2. Tugas beresiko: Sebuah penilaian resiko adalah dasar dari proses ERM Anda. Proses sistematis, selangkah demi selangkah ini melibatkan identifikasi resiko , evaluasi, dan penentuan prioritas. Ini juga
termasuk menentukan kemungkinan dan dampak dari setiap risiko dan menganalisis kontrol keamanan Anda saat ini.
3. Respon Risiko: Setelah Anda menetapkan risiko yang berpotensi memengaruhi organisasi Anda, Anda perlu menyelaraskan respons dengan tujuan Anda. Anda dapat memilih strategi untuk menghindari,
menerima, mengurangi, atau berbagi untuk setiap risiko yang signifikan. Penting juga untuk mendokumentasikan langkah-langkah mitigasi resiko (tindakan yang akan diambil untuk mengelola setiap risiko.)
4. Lingkungan Bisnis Internal: Budaya dan kode etik perusahaan Anda akan memengaruhi cara karyawan Anda menghadapi risiko. Keterampilan manajerial para pemimpin Anda akan mendorong budaya sadar
risiko yang sehat dan memastikan bahwa risiko kritis tidak pernah diabaikan.
5. Identifikasi Acara: Setelah menentukan toleransi risiko dan selera risiko Anda, Anda harus meninjau setiap peristiwa potensial yang dapat mencegah perusahaan Anda mencapai tujuan dan sasaran bisnisnya.
Baik internal maupun eksternal, semua peristiwa harus diklasifikasikan sebagai peluang atau risiko dan kemudian diselaraskan dengan strategi bisnis yang menyeluruh.
6. Aktivitas Kontrol: Respons risiko dan proses identifikasi peristiwa Anda memerlukan pembuatan kontrol yang kuat: kebijakan, prosedur, peran, tanggung jawab, dan “ pemeriksaan dan keseimbangan ”
7. Informasi dan Komunikasi: Pelatihan dan pendidikan karyawan tentang risiko akan meningkatkan kesadaran di luar kepemimpinan dan tim kepatuhan Anda. Melibatkan karyawan Anda dalam proses ini
akan membantu mereka membuat keputusan yang akan mengurangi eksposur risiko organisasi.
8. Pemantauan: ERM harus terus dipantau untuk tetap berada di puncak lanskap risiko yang berkembang melalui audit internal, audit eksternal, dan sebagai bagian dari aktivitas manajemen yang berkelanjutan.
Budaya risiko (risk culture) merupakan perilaku semua personil berinteraksi dan persepsi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan risiko. Persepsi terhadap risiko tersebut akan terefleksi dalam
Langkah-langkah yang dapat diambil, dalam rangka menciptakan budaya risiko mencakup 5 tahapan. Pertama, komitmen pimpinan menciptakan irama yang sama (tone at the top). Sebelum penerapan
budaya risiko diimplementasikan, harus ada komitmen bersama dari para pemimpin (eksekutif).Kedua, berikan edukasi kepada seluruh stakeholders mengenai pentingnya melakukan manajemen risiko.
Sampaikan pemahaman kepada mereka, bagaimana potensi kerugian jika tanpa manajemen risiko.Ketiga, lakukan kegiatan-kegiatan bersifat knowledge sharing mengenai manajemen risiko, di mana karyawan
dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen risiko.Keempat, sesuatu menjadi culture jika dilakukan secara terus menerus dan konsisten dalam jangka waktu yang panjang.Kelima,
jika organisasi mengekspektasikan supaya orang-orang di dalamnya melakukan manajemen risiko, maka harus diciptakan suatu pendekatan yang jelas terhadap manajemen risiko.
Pengertian Ketidakpastian Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan di mana ada beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang berbeda. Tetapi,
tingkat kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri tidak diketahui secara kuantitatif.
Istilah ketidakpastian dan risiko sering dianggap dua istilah yang sama. Namun kedua istilah tersebut sebenarnya berbeda. Ketidakpastian mengacu pada pengertian risiko yang tidak diperkirakan
(unexpected risk), sedangkan istilah risiko itu sendiri mengacu kepada risiko yang diperkirakan (expected risk).
Jika perusahaan terlambat atau belum menerapkan manajemen risiko, berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi: Sulit mengambil keputusan dalam melindungi perusahaan dari kerugian/
Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada
pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.
Metode Analisis risiko kualitatif (Qualitative risk analysis) adalah sebuah teknik analisa yang berkaitan dengan menemukan probabilitas dari peristiwa yang terjadi dan dampak risiko akan terjadi jika itu
Kelebihan utama yang dimiliki oleh metode kualitatif adalah metode tersebut dapat langsung mengidentifikasi dan menggambarkan berbagai macam bentuk risiko khususnya yang berhubungan dengan
analisis dampak.
Kekuatan dan kelemahan: Keuntungan utama Analisis Risiko Kualitatif adalah dengan mengkategorikan risiko, memungkinkan PM untuk fokus pada risiko prioritas tinggi, meletakkan dasar untuk RA
Kuantitatif yang lebih mendalam (PMI, 2017). Penilaian didasarkan pada skala rendah-sedang-tinggi (Meredith, et al., 2015).
Namun, Analisis-Kualitatif bersifat subjektif, mengandalkan pada tim proyek dan persepsi pemangku kepentingan tentang risiko, memungkinkan adanya bias, yang harus diidentifikasi dan diperbaiki. Hasil
bergantung pada pengalaman / keahlian mereka yang melakukan penilaian risiko (Segudovic, 2007). Metode kuantifikasi tidak menggunakan variabel absolut yang dapat menimbulkan ketidakpastian pada hasil
Analisis Risiko Kuantitatif: Quantitative-RA digunakan untuk menghitung nilai numerik untuk probabilitas setiap risiko yang terjadi, dan dampak finansial dari risiko tersebut (Meredith, et al., 2015). Dapat
digunakan untuk memprediksi hasil menggunakan efek gabungan dari risiko, berdasarkan jadwal dan perkiraan proyek, memberikan informasi kepada PM tentang peluang pencapaian tujuan dan kemungkinan
Kekuatan dan kelemahan :Metode yang obyektif, Analisis-Risiko-Kuantitatif memberikan penilaian risiko yang akurat dan dampaknya, berdasarkan data yang terukur dan obyektif (Meredith, et al., 2015).
Risiko (Apostolakis, 2004), dan dengan distribusi probabilitas untuk berbagai macam hasil risiko (PMI-RM, 2009).
Namun, Analisis-Kuantitatif adalah pendekatan yang kompleks, membutuhkan jumlah data yang signifikan, sehingga sulit untuk diimplementasikan (Meredith, et al., 2015). Ini membutuhkan alat khusus, dan
kecuali ancaman dan peluang disertakan, hasilnya mungkin tidak akurat (RMstudy, 2019).