Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN RESIKO

IDENTIFIKASI RESIKO BISNIS DAN DASAR-DASAR


ANALISIS RESIKO

Deden risan siswanto A11170055

Iqbal fauzi A11170058

Marsal muhamad A11170057

Mochamad adhi surya A11160029


DAFTAR ISI

Daftar isi.............................................................................................................i

Identifikasi resiko---------------------------------------------------------------------1

Pengertian Identifikasi Resiko----------------------------------------------------1

Katagori Resiko---------------------------------------------------------------------1

Komponen Resiko------------------------------------------------------------------3

Cara Mengindentifikasi Resiko---------------------------------------------------4

Proses Identifikasi Risiko----------------------------------------------------------5

Teknik-teknik yang Dipakai Dalam Mengidentifikasi Risiko-----------------6

Analisis dasar dasar resiko bisnis-------------------------------------------------8

Analisa daftar risiko-risiko dan pengertian--------------------------------------8

Tipe Analisis-----------------------------------------------------------------------10

Sensitifitas Analisis---------------------------------------------------------------11

i
Identifikasi resiko
A.   Pengertian Identifikasi Resiko
                        Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh
karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pasti an yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity),
sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal
dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan.
                        Jadi Identifikasi Resiko dapat dijabarkan proses dimana
perusahaan secara terus menerus mengidentifikasi kerugian property, liability,
personal sebelum terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian
atau kerusakan (penyebab langsung terjadinya kerugian).
B.   Katagori Resiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :.

 Risiko spekulatif

Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang


dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko
spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business
risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi
dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau
malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

 Risiko murni
1
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderiat kebakaran,maka
perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah
tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan
kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang
hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan
asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya
risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan
(insurable risk)

Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah


kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat
kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan
untung

Tahapan ini bertujuan untuk mengindentifikasi risiko yang harus


dikelola organisasi melalui proses yang sistematis dan terstruktur. Proses ini
sangat penting karena risiko yang tidak terindentifikasi pada proses ini tidak
akan ditangani pada proses-proses selanjutnya. Proses ini juga harus
mengupayakan untuk mengindentifikasikan risiko-risiko baik yang dalam
kendali organisasi maupun diluarkendali organisasi(eksternal). Proses tersebut
dimulai dengan mengindentifikasikan secara komperehensif, ekstensif dan
intensif mengenai risiko apa saja yang dapat terjadi, dimana dan bilamana.
Setelah memperoleh daftar risiko yang dapat terjadi maka dimulai analisis
mengapa hal tersebut dapat terjadi dan bagaimana terjadinya.

                        Sasaran indentifikasi risiko adalah mengembangkan daftar


sumber risiko dan kejadian yang komperehensif serta memiliki dampak
2
terhadap pencapaian sasaran dan target (atau elemen kunci) yang
terindentifikasi dari konteks. Dokumen utama yang dihasilkan dalam proses ini
adalah daftar risiko(risk register)

C. Komponen Resiko

Risiko dalam manajemen risiko bukan sekedar suatu kejadian, peristiwa


atau kondisi yang dapat berkembang/terjadi, namun mencakup pula berbagai
informasi yang terkait dengan kejadian, peristiwa atau kondisi tersebut. Oleh
karena itu dalam proses identifikasi risiko, informasi yang dikumpulkan antara
lain mencakup:

o        Sumber risiko;stake holder, benda atau kondisi lingkungan yang dapat memicu
timbulnya risiko.

Faktor risiko internal adalah faktor-faktor risiko yang terjadi di dalam


perusahaan atau proyek yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko - risiko
seperti ini biasanya timbul karena masalah keuangan, organisasi, karyawan,
lingkungan kerja, perubahan produk dan masalah-masalah lain di dalam
perusahaan atau proyek yang tidak menunjang pencapaian yang diharapkan.
Akibatnya, terjadilah penundaan waktu penyelesaian proyek, peningkatan biaya
atau gangguan / interupsi pada arus kas.

Faktor risiko eksternal adalah faktor-faktor risiko di luar kontrol / kendali


manusia, misalnya aktivitas di pasar uang / pasar modal, kebijakan di bidang
perpajakan, perubahan lingkungan / alam (cuaca), dan lain-lain. Ketika risiko-
risiko ini terjadi, yang paling penting adalah bagaimana menghadapinya.
Contoh faktor risiko eksternal dalam rencana pembangunan jembatan yang
menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra adalah gempa bumi yang kuat dan
tsunami, karena selat Sunda termasuk salah satu area di dunia yang sangat

3
sering diguncang gempa. Oleh karena itu, jembatan itu harus dibangun dengan
kekuatan yang sanggup untuk menahan gempa bumi dan tsunami.

o        Kejadian : peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak terhadap pencapaian
sasaran dan target.
o        Konsekuensi:dampak terhadap asset organisasi atau stake holder
o        Pemicu (apa dan mengapa) : faktor-faktor yang menjadi pemicu timbulnya
o        Suatu peristiwa berisiko
o        Pengendalian : langkah-langkah antisipasi dan pencegahan awal yang dapat
dilaksanakan
o        Perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko itu dapat terjadi elemen-elemen
kunci diatas dapat bertambah atau malah berkurang tergantung kebutuhan pada
saat menetapkan konteks manajemen risiko.

D. Cara Mengindentifikasi Resiko

o   Identifikasi risiko berdasarkan tujuan.


            Pendirian sebuah perusahaan tentulah mempunyai tujuan. Jadi,
peristiwa-peristiwa yang akan menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau
seluruh tujuan perusahaan akan diindentifikasikan sebagai risiko.
            Contoh : Kebijakan moratorium / penghentian sementara izin baru alih
fungsi lahan gambut dan hutan alam menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI)
yang akan mulai diberlakukan pada awal tahun 2011 oleh Kementerian
Kehutanan untuk semua sektor industri, mulai dari perkebunan, pertambangan
sampai kehutanan, dapat diidentifikasikan sebagai risiko yang akan dihadapi
oleh pelaku bisnis di bidang perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan
kehutanan yang telah merencanakan ekspansi bisnis sebagai tujuan usaha
mereka pada tahun 2010 sampai 2012, karena dengan adanya kebijakan
moratorium tersebut dapat membuat tidak tercapainya sebagian / seluruh tujuan
perusahaan.

o   Identifikasi risiko berdasarkan skenario.

4
            Skenario yang dibuat dimana skenario-skenario tersebut merupakan
alternatif-alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, peristiwa-
peristiwa yang memicu terjadinya alternatif skenario yang tidak diharapkan / di
luar yang telah ditetapkan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai risiko
Hasil dari identifikasi risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang
akan dilakukan terhadap risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari
sifat dari risiko-risiko itu.

E. Proses Identifikasi Risiko

            Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditangani
dan kemampuan / keahlian / pengalaman dari tim manajemen risiko yang
ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu
dilakukan dalam proses identifikasi risiko, antara lain :
1.    Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa
yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang
akan dikembangkan / dirintis oleh perusahaan itu. Pada umumnya, sebagian
besar proses identifikasi risiko dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal
yang menjadi perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar identifikasi
risiko-risiko adalah manajemen, organisasi, peraturan pemerintah, pihak ke tiga,
kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan, dan lain-lain.
2.    Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka risiko-risiko
itu harus dikelompokkan dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis.
Pengelompokkan risiko-risiko itu bertujuan untuk mencegah terjadinya
pengulangan dan membantu manajemen dalam proses menganalisa risiko-
risiko.
3.    Pembentukan Tim, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan identifikasi risiko ? Perusahaan dapat membentuk tim
khusus untuk mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek, anggota-
5
anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang
menguasai / memahami proyek yang sedang dikerjakan, ahli manajemen risiko
dan pemegang saham.

F. Teknik-teknik yang Dipakai Dalam Mengidentifikasi Risiko

1.    Kumpulkan informasi


misalnya dengan cara :  Tukar pikiran diantara tim dan mintalah setiap orang
untuk mengidentifikasi area-area mana saja yang berpotensi risiko. Setiap orang
mungkin bisa menuliskan 3 (tiga) sampai 5 (lima) peristiwa-peristiwa yang
mengandung risiko di areanya masing-masing. Dimulai dari risiko utama
sampai pada risiko-risiko yang lebih kecil yang merupakan bagian dari risiko
utama itu. Di papan tulis, orang pertama dapat menulis di baris pertama,
dilanjutkan dengan orang berikutnya untuk menghindari duplikasi dan
menghemat waktu. Keuntungan dari cara ini adalah masukan dari seseorang
dapat memicu timbulnya masukan lain dari orang berikutnya.
2.    Interview
3.    Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)

4.    Pengalaman pribadi dan intuisi


o  Buatlah sebuah daftar berisi risiko-risiko berdasarkan pengalaman masa lalu
atau pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari proyek sejenis
o  Lakukan pemetaan dimana kita harus membuat kategori risiko dari seluruh
risiko yang telah diidentifikasikan tersebut.
Risiko – risiko yang telah diidentifikasi dapat dikategorikan dalam :  
o  Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi akan terjadi terus
menerus, tapi kita tidak mengetahui bagaimana atau berapa besar dampak
kerugian yang ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi : perubahan dalam
kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam sosial, politik
6
dan lingkungan, perubahan dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata
uang, tidak stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang ekstrim,
perubahan selera pelanggan, tidak tersedianya bahan mentah, dll.  Contoh :
kenaikan harga kertas merupakan salah satu risiko yang diidentifikasi oleh
penerbit buku. Kenaikan harga kertas +/- 40% pada tahun 2010 ini memukul
industri buku. Penjualan buku menurun karena lonjakan harga buku.
o  Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko, tapi jarang terjadi dan kita
berusaha melakukan tindakan untuk menghindari kerugian akibat peristiwa-
peristiwa itu. Contoh : bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan
gunung berapi), tidak tersedianya bahan mentah, terbatasnya / kurangnya modal
kerja / pendanaan untuk suatu proyek, faktor-faktor eksternal seperti terorisme,
sabotase, perang, dll
o  Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di dalam internal
bisnis / organisasi. Contoh : tujuan perusahaan yang tidak realistis, manajemen
yang tidak kompeten, minimnya kepemimpinan manajemen, sistim komunikasi
yang tidak berjalan baik di dalam perusahaan, karyawan mogok kerja, prosedur
seleksi / rekrutmen karyawan yang tidak memadai, tugas & tanggung jawab
yang tidak jelas.
o  Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat teknis : bekerja
dalam kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan, tingkat
keamanan kerja yang tidak sesuai standar, dll.
o  Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan / peraturan pemerintah,
pergantian kabinet, dll.

o    Hukum dan peraturan pemerintah


Contoh : Berdasarkan Ketentuan Badan Standar Nasional Indonesia No. 13-
6910-2002 tentang Operasi Pengeboran Darat dan Lepas Pantai di Indonesia,
maka sumur-sumur pengeboran harus berjarak sekurang-kurangnya 100 meter
dari jalan umum, rel kereta api, perumahan atau tempat-tempat lain dimana
7
sumber nyala api dapat timbul dan berdasarkan Perda No. 16 tahun 2003
peruntukan lokasi sebenarnya bukan untuk pertambangan. Tetapi, fakta yang
terjadi adalah jarak sumur pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa
Timur dengan pemukiman penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan
pengeboran dilakukan di kawasan industri. Hal ini merupakan risiko yang harus
diidentifikasi oleh Lapindo Brantas Inc. sebelum melakukan pengeboran.
Karena, bila terjadi kecelakaan pada saat pengeboran, maka ekologi dan
manusia di sekitar lingkungan akan terkena dampaknya. Pihak Lapindo pun
harus menanggung kerugian finansial bila terjadi kesalahan pengeboran.

5.       Analisa daftar risiko-risiko tersebut


      Suatu proses Analisa identifikasi risiko akan menghasilkan daftar risiko
yang memuat informasi mengenai risiko-risiko yang telah diidentifikasikan,
akar penyebab terjadinya risiko dan kategori risiko-risiko.Identifikasi Resiko
perlu dilakukan secara terus menerus karena risiko-risiko baru bisa saja muncul
ke permukaan ketika suatu proyek sedang berlangsung / dikerjakan.

Dasar dasar Analisis Risiko


Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan risiko minor yang dapat
diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk membantu
evaluasi dan penanganan risiko. Analisis risiko termasuk pertimbangan dari
sumber risiko, dan konsekuensinya. Faktor yang mempengaruhi konsekuensi
dapat teridentifikasi. Risiko dianalisis dengan mempertimbangkan estimasi
konsekuensi dan perhitungan terhadap program pengendalian yang selama ini
sudah dijalankan.

Analis pendahuluan dapat dibuat untuk mendapatkan gambaran seluruh risiko


yang ada. Kemudian disusun urutan risiko yang ada. Risiko-risiko yang kecil
untuk sementara diabaikan dulu. Prioritas diberikan kepada risiko-risiko yang
cukup signifikan dapat menimbulkan kerugian. 

Menetapkan/ Determinasi Pengendalian Yang Sudah Ada


Identifikasi manajemen, sistem teknis dan prosedur-prosedur yang sudah ada
untuk pengendalian risiko, kemudian dinilai kelebihan dan kekurangannya.
Alat-alat yang digunakan dinilai kesesuainnya. Pendekatan-pendekatan yang
8
dapat dilakukan misalnya, seperti inspeksi dan teknik pengendalian dengan
penilaian sendiri/ professional judgement (Control Self-Assessment Techniques/
CST).

Konsekuensi/ Dampak Dan Kemungkinan 


Konsekuensi dan probabilitas adalah kombinasi/ gabungan untuk
memperlihatkan level risiko. Berbagai metode bisa digunakan untuk
menghitung konsekuensi dan probabilitas, diantaranya dengan menggunakan
metode statistik. 

Metode lain yang juga bisa digunakan jika data terdahulu tidak tersedia, dengan
melakukan ekstrapolasi data-data sekunder secara umum dari lembaga-lembaga
internasional maupun industri sejenis. Kemudian dibuat estimasi/ perkiraan
secara subyektif. Metode ini disebut metode penentuan dengan professional
judgement. Hasilnya dapat memberikan gambaran secara umum mengenai level
risiko yang ada. 
Sumber informasi yang dapat digunakan untuk menghitung konsekuensi
diantaranya adalah:
 Catatan-catatan terdahulu.
 Pengalaman kejadian yang relevan.

 Kebiasaan-kebiasaan yang ada di industri dan pengalaman-pengalaman


pengendaliannya.
 Literatur-literatur yang beredar dan relevan.
 Marketing test dan penelitian pasar.
 Percobaan-percobaan dan prototipe.
 Model ekonomi, teknik, maupun model yang lain.
 Spesialis dan pendapat-pendapat para pakar.

Sedangkan teknik-tekniknya adalah: 


 Wawancara yang terstruktur dengan para pakar yang terkait.
 Menggunakan berbagai disiplin keilmuan dari para pakar.

 Evaluasi perorangan dengan menggunakan kuesioner.


 Menggunakan sarana komputer dan lainnya.

9
 Menggunakan pohon kesalahan (fault tree) dan pohon kejadian (event
tree).

4. Tipe Analisis
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia. Metode
analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif
bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisinya. 

Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar)
adalah: kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat
dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level
risiko yang ada. 

Penjelasan tentang karakteristik jenis-jenis analisis tersebut dapat dilihat


dibawah ini:
A. Analisis Kualitatif 
Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk
menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya misalnya
risiko dapat termasuk dalam:
 Risiko rendah
 Risiko sedang

 Risiko tinggi

Analisis kualitatif digunakan untuk kegiatan skrining awal pada risiko yang
membutuhkan analisis lebih rinci dan lebih mendalam.

B. Analisis Semi-Kuantitatif
Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan diatas
diberi nilai. Setiap nilai yang diberikan haruslah menggambarkan derajat
konsekuensi maupun probabilitas dari risiko yang ada. Misalnya suatu risiko
mempunyai tingkat probabilitas sangat mungkin terjadi, kemudian diberi nilai
100. setelah itu dilihat tingkat konsekuensi yang dapat terjadi sangat parah, lalu
diberi nilai 50. Maka tingkat risiko adalah 100 x 50 = 5000. Nilai tingkat risiko
ini kemudian dikonfirmasikan dengan tabel standar yang ada (misalnya dari
ANZS/ Australian New Zealand Standard, No. 96, 1999).

Kehati-hatian harus dilakukan dalam menggunakan analisis semi-kuantitatif,


karena nilai yang kita buat belum tentu mencerminkan kondisi obyektif yang
ada dari sebuah risiko. Ketepatan perhitungan akan sangat bergantung kepada
tingkat pengetahuan tim ahli dalam analisis tersebut terhadap proses terjadinya
sebuah risiko. Oleh karena itu kegiatan analisis ini sebaiknya dilakukan oleh
10
sebuah tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan background, tentu saja
juga melibatkan manajer ataupun supervisor di bidang operasi. 

C. Analisis Kuantitatif
Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari analisis
tergantung pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi dapat
dihitung dengan menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau
kumpulan kejadian atau dengan mempekirakan kemungkinan dari studi
eksperimen atau data sekunder/ data terdahulu.

Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure dan
probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian
digabung untuk menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan
berbeda-beda menurut jenis risiko yang ada. 

5. Sensitifitas Analisis
Tingkatan sensitifitas analisis (dimulai dari yang paling sensitif sampai dengan
yang kurang sensitif) adalah:
 Analisis Kuantitatif
 Analisis Semi-kuantitatif

 Analisis Kualitatif

11

Anda mungkin juga menyukai