Daftar isi.............................................................................................................i
Identifikasi resiko---------------------------------------------------------------------1
Katagori Resiko---------------------------------------------------------------------1
Komponen Resiko------------------------------------------------------------------3
Tipe Analisis-----------------------------------------------------------------------10
Sensitifitas Analisis---------------------------------------------------------------11
i
Identifikasi resiko
A. Pengertian Identifikasi Resiko
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh
karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pasti an yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity),
sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal
dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan.
Jadi Identifikasi Resiko dapat dijabarkan proses dimana
perusahaan secara terus menerus mengidentifikasi kerugian property, liability,
personal sebelum terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian
atau kerusakan (penyebab langsung terjadinya kerugian).
B. Katagori Resiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :.
Risiko spekulatif
Risiko murni
1
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderiat kebakaran,maka
perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah
tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan
kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang
hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan
asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya
risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan
(insurable risk)
C. Komponen Resiko
o Sumber risiko;stake holder, benda atau kondisi lingkungan yang dapat memicu
timbulnya risiko.
3
sering diguncang gempa. Oleh karena itu, jembatan itu harus dibangun dengan
kekuatan yang sanggup untuk menahan gempa bumi dan tsunami.
o Kejadian : peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak terhadap pencapaian
sasaran dan target.
o Konsekuensi:dampak terhadap asset organisasi atau stake holder
o Pemicu (apa dan mengapa) : faktor-faktor yang menjadi pemicu timbulnya
o Suatu peristiwa berisiko
o Pengendalian : langkah-langkah antisipasi dan pencegahan awal yang dapat
dilaksanakan
o Perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko itu dapat terjadi elemen-elemen
kunci diatas dapat bertambah atau malah berkurang tergantung kebutuhan pada
saat menetapkan konteks manajemen risiko.
4
Skenario yang dibuat dimana skenario-skenario tersebut merupakan
alternatif-alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, peristiwa-
peristiwa yang memicu terjadinya alternatif skenario yang tidak diharapkan / di
luar yang telah ditetapkan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai risiko
Hasil dari identifikasi risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang
akan dilakukan terhadap risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari
sifat dari risiko-risiko itu.
Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditangani
dan kemampuan / keahlian / pengalaman dari tim manajemen risiko yang
ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu
dilakukan dalam proses identifikasi risiko, antara lain :
1. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa
yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang
akan dikembangkan / dirintis oleh perusahaan itu. Pada umumnya, sebagian
besar proses identifikasi risiko dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal
yang menjadi perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar identifikasi
risiko-risiko adalah manajemen, organisasi, peraturan pemerintah, pihak ke tiga,
kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan, dan lain-lain.
2. Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka risiko-risiko
itu harus dikelompokkan dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis.
Pengelompokkan risiko-risiko itu bertujuan untuk mencegah terjadinya
pengulangan dan membantu manajemen dalam proses menganalisa risiko-
risiko.
3. Pembentukan Tim, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan identifikasi risiko ? Perusahaan dapat membentuk tim
khusus untuk mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek, anggota-
5
anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang
menguasai / memahami proyek yang sedang dikerjakan, ahli manajemen risiko
dan pemegang saham.
Metode lain yang juga bisa digunakan jika data terdahulu tidak tersedia, dengan
melakukan ekstrapolasi data-data sekunder secara umum dari lembaga-lembaga
internasional maupun industri sejenis. Kemudian dibuat estimasi/ perkiraan
secara subyektif. Metode ini disebut metode penentuan dengan professional
judgement. Hasilnya dapat memberikan gambaran secara umum mengenai level
risiko yang ada.
Sumber informasi yang dapat digunakan untuk menghitung konsekuensi
diantaranya adalah:
Catatan-catatan terdahulu.
Pengalaman kejadian yang relevan.
9
Menggunakan pohon kesalahan (fault tree) dan pohon kejadian (event
tree).
4. Tipe Analisis
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia. Metode
analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif
bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisinya.
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar)
adalah: kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat
dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level
risiko yang ada.
Risiko tinggi
Analisis kualitatif digunakan untuk kegiatan skrining awal pada risiko yang
membutuhkan analisis lebih rinci dan lebih mendalam.
B. Analisis Semi-Kuantitatif
Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan diatas
diberi nilai. Setiap nilai yang diberikan haruslah menggambarkan derajat
konsekuensi maupun probabilitas dari risiko yang ada. Misalnya suatu risiko
mempunyai tingkat probabilitas sangat mungkin terjadi, kemudian diberi nilai
100. setelah itu dilihat tingkat konsekuensi yang dapat terjadi sangat parah, lalu
diberi nilai 50. Maka tingkat risiko adalah 100 x 50 = 5000. Nilai tingkat risiko
ini kemudian dikonfirmasikan dengan tabel standar yang ada (misalnya dari
ANZS/ Australian New Zealand Standard, No. 96, 1999).
C. Analisis Kuantitatif
Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari analisis
tergantung pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi dapat
dihitung dengan menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau
kumpulan kejadian atau dengan mempekirakan kemungkinan dari studi
eksperimen atau data sekunder/ data terdahulu.
Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure dan
probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian
digabung untuk menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan
berbeda-beda menurut jenis risiko yang ada.
5. Sensitifitas Analisis
Tingkatan sensitifitas analisis (dimulai dari yang paling sensitif sampai dengan
yang kurang sensitif) adalah:
Analisis Kuantitatif
Analisis Semi-kuantitatif
Analisis Kualitatif
11