Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

”MANAJEMEN RESIKO”

“TRANSFER RESIKO”

Oleh :

HUTRA SINURAT
7163220024

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2019
PENDAHULUAN

Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai
dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Misalnya: “Bersepeda motor di atas
jalan yang sangat ramai besar risikonya”, orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi
pengertian yang di pahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam
percakapan sehari-hari.

Pengertian resiko secara sederhana adalah ketidakpastian atau uncertainty yang dapat
menimbulkan kerugian. Penyebab dari ketidakpastian dapat berupa situasi perekonomian,
bencana alam, atau tindakan manusia.

Ada banyak jenis resiko. Namun secara garis besar, resiko dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian:

1. Resiko spekulatif atau speculative risk yaitu resiko yang dapat mendatangkan
keuntungan, atau pun sebaliknya mengalami kerugian. Contohnya resiko dalam
bertransaksi valuta asing, yang hasilnya dapat berupa untung atau buntung.

2. Resiko murni atau pure risk. Definisi sederhana resiko murni adalah resiko yang dapat
berujung pada sebuah kerugian. Dan jenis kerugian ini dapat berupa kehilangan aset.
Resiko murni seringkali disebut dengan istilah peril atau kondisi yang mendatangkan
kerugian bagi orang ataupun perusahaan.

Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan


kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada
beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber
penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan
risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya.

Proses dalam Manajemen Risiko

Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangat membantu dalam


menganalisa hal-hal tidak pasti yang akan terjadi masa yang akan datang. Manajemen
risiko memanfaatkan informasi tersebut untuk memusatkan perhatian pada masa depan
apabila terdapat ketidakpastian dan kemudian mengembangkan rencana yang sesuai untuk
mengatasi isu-isu potensial tersebut dari dampak yang merugikan.

Tahapan dalam manajemen risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang


terorganisasi, komprehensif, dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan
penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan risiko, penilaian
risiko yang kontinyu untuk menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikan
sumberdaya yang memenuhi.

2. Penilaian (assesment)

Terdiri atas proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses


teknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai
sasaran biaya, kinerja / performance, dan waktu penyelesaian kegiatan.

a. Identifikasi (identifying)

Merupakan proses peninjauan area-area dan proses-proses teknis yang


memiliki risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasi.

b. Analisa (analyzing)

Merupakan proses menggali informasi / deskripsi lebih dalam terhadap


risiko yang telah diidentifikasi, yang terdiri atas:

- kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek


biaya, waktu, dan teknis proyek
- penyebab risiko
- keterkaitan antar risiko
- saat terjadinya risiko
- sensitivitas terhadap waktu

3. Penanganan (handling)
Merupakan prases identifikasi, evaluasi, seleksi, dan implementasi
penanganan terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing program,
yang terdiri atas menahan risiko, menghindari risiko, mencegah risiko, mengontrol
risiko, dan mengalihkan risiko.

4. Pemantauan / monitoring risiko

Merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil kerja
proses penanganan risiko yang telah dilakukan dan digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih baik di kemudian hari.

Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali.
Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan
dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan
oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi)
maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek
hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya,
namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.

A. DEFINISI DAN FUNGSI ASURANSI

Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
Republik Indonesia :

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :

1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi
sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

3. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).

4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang
tak tertentu.

Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack : “Asuransi merupakan suatu alat untuk
mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah
yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian
kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung”.

Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green: “Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi
yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan
sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh
dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu”.

4.Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang mendefinisikan
asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:

a) ”Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh
seorang penanggung”.
b) ”Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan
mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi asuransi yang


dapat mencakup semua sudut pandang : “Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko
yang melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang
terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar
probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan
dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu”.

PRINSIP DASAR ASURANSI

- Obyek harus cukup kualitas dan kuantitasnya


- Kerugian tidak disengaja
- Kerugian dapat diukur

Insurable interest/ Kepentingan Yang Dipertanggungkan (Anda dikatakan


memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila Anda menderita
kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau
kerusakan atas obyek tersebut. Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda
mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda.)
Indemnity/Ganti Rugi (Apabila obyek yang diasuransikan terkena musibah
sehingga menimbulkan kerugian maka kami akan memberi ganti rugi untuk
mengembalikan posisi keuangan Anda setelah terjadi kerugian menjadi sama
dengan sesaat sebelum terjadi kerugian. Dengan demikian Anda tidak berhak
memperoleh ganti rugi lebih besar daripada kerugian yang Anda derita)
Subrogation/Perwalian (apabila Anda mengalami kerugian akibat kelalaian atau
kesalahan pihak ketiga maka kami, setelah memberikan ganti rugi kepada Anda,
akan menggantikan kedudukan Anda dalam mengajukan tuntutan kepada pihak
ketiga tersebut)
Utmost Good Faith/Itikad Baik (Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-
jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan
obyek yang diasuransikan. Prinsip ini pun berlaku bagi perusahaan asuransi, yaitu
menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala
persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti. Prinsip ini menjadi
sangat penting karena Secara umum tertanggung mengetahui lebih.
PERIL : penyebab utama yang memungkinkan terjadinya kerugian dan seringkali berada di
luar kendali seperti badai, kebakaran, pencurian, kecelakaan dan ledakan
HAZARD : suatu keadaan yang nyata dan jelas kelihatan dapat berpotensi menimbulkan
suatu kerugian (peril) terhadap : manusinya, lingkungannya ataupun peralatan
- physical hazard ( bersumber dari karakter fisik dari obyek)
- moral hazard (bersumber pada sikap mental manusia)
- morale hazard ( bersumber pada perasaan hati seseorang)
- legal hazard ( melanggar hukum)

KLASIFIKASI PRODUK ASURANSI

a. Asuransi Kerugian

Menutup pertanggungan untuk kerugian karena kerusakan atau kemusnahan harta


benda yang dipertanggungkan karena sebab – sebab atau kejadian yang dipertanggungkan
(sebab – sebab atau bahaya – bahaya yang disebut dalam kontrak atau polis asuransi).

Dalam asuransi kerugian, penanggung menerima premi dari tertanggung dan apabila
terjadi kerusakan atau kemusnahan atas harta benda yang dipertanggungkan maka ganti
kerugian akan dibayarkan kepada tertanggung.
Contoh :
- Asuransi Kebakaran
- Asuransi Angkutan Laut
- Asuransi Kendaraan Bermotor
- Asuransi Kerangka Kapal
- Construction All Risk (CAR)
- Property / Industrial All Risk
- Asuransi Customs Bond
- Asuransi Surety Bond
- Asuransi Kecelakaan Diri
- Asuransi Kesehatan
Produk Asuransi Kerugian Dalam Program Asuransi Sosial :
- Asuransi Kecelakaan Diri yang dikeluarkan oleh PT Jasa Raharja
- Asuransi Kesehatan dan Tabungan Hari Tua yang dikeluarkan oleh PT
JAMSOSTEK

b. Asuransi Jiwa

Menutup pertanggungan untuk membayarkan sejumlah santunan karena meninggal


atau tetap hidupnya seseorang dalam jangka waktu pertanggungan. Dalam asuransi jiwa,
penanggung menerima premi dari tertanggung dan apabila tertanggung meninggal, maka
santunan (uang pertanggungan) dibayarkan kepada ahli waris atau seseorang yang ditunjuk
dalam polis sebagai penerima santunan.
Contoh :

- Asuransi Jiwa Murni (Whole Life Insurance)


- Asuransi Jiwa Berjangka Panjang (Long Term Insurance)
- Asuransi Jiwa Jangka Pendek (Short Term Insurance)

Produk Asuransi Jiwa Dalam Program Asuransi Sosial. Program Dana Pensiun dan Tabungan
Hari Tua bagi pegawai negeri dan ABRI yang diselenggarakan oleh PT. TASPEN dan PT.
ASABRI

PENGERTIAN TARIF

Tarif Asuransi adalah:

- Suatu harga satuan dari suatu kontrak Asuransi tertentu, untuk obyek pertanggungan
tertentu, terhadap resiko tertentu, dan di gunakan untuk masa depan tertentu pula.
- Alat untuk mengukur resiko yang realistis (reality of risk), yang berkisar dan tergantung
kepada mutunya, makin besar kemungkinan rugi, makin besar pula tarifnya.

OBYEK PERTANGGUNGAN

Yaitu semua obyek (property dan manusia) yang dapat di pertanggungkan aturannya karena
kemungkinan akan mengalami suatu resiko yang dapat menimbulkan kerugian di tinjau dari
segi keuangan. Contoh:

- Rumah tinggal, gedung, pabrik, tempat usaha, dll


- Mobil, kapal, pesawat, dll
- Jiwa manusia, kesehatan, dll
- Proyek pembangunan dan pemasangan mesin
- Pengangkutan barang
- Dll.

FUNGSI ASURANSI

1. Transfer Resiko

Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan
ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi

2. Kumpulan Dana
Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk
membayar resiko yang terjadi.

B. PENGERTIAN HEDGING

Menurut Madura (2000:275) hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi
sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap fluktuasi nilai tukat
adalah sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.

Menurut Shapiro (1999:144) hedging particular currency exposure means estabilishing an


offseting such whatever is lost or gained on the original currency exposure is exactly offset
by corresponding foreign exchange gain on loss on the currency hedge.

Hedging dalam definisi di atas merupakan sebuah bagian dari currency exposure yang berarti
menentukan sebuah pengganti kerugian kurs mata uang, misalnya kerugian atau keuntungan
pada nilai asal currency exposure sebenarnya dapat disamakan dengan keuntungan atau
kerugian nilai tukar mata uang pada currency hedge Menurut Eiteman (2003:171-174) hedge
is the purchase of contract (including foward foreign exchange) or tangible good that will rise
in value and offset a drop in value of another contract or tabgible good. Hedgers are
undertaken to reduce risk by protecting an owner from loss.

Hedge merupakan pembelian suatu kontrak (termasuk foward exchange) atau barang nyata
yang nilainya akan meningkat dan kerugian dari jatuhnya nilai tersebut dari kontrak lain atau
barang nyata. Pelaku Hedging berusaha melindungi pemilik dari kerugian.

TEKNIK-TEKNIK HEDGING JANGKA PENDEK

Teknik-teknik yang biasanya dapat digunakan dalam menghedge sebagian atau seluruh
transaksinya dalam jangka pendek, dijelaskan oleh Madura (2000:322-333) antara lain:

1. Hedging memakai kontrak future

Kontrak futures adalah kontrak yang menetapkan penukaran suatu valuta dalam volume
tertentu pada tanggal penyelesaian tertentu.

2. Hedging memakai kontrak foward

Suatu kontrak antara nasabah dan bank untuk melakukan sejumlah penjualan atau pembelian
valuta terhadap valuta lainnya dimasa yang akan datang dengan rate yang telah ditentukan
pada saat kontrak dibuat.

Keuntungan foward antara lain :


a) Menghindari dan memperkecil resiko kurs
b) Dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah Tujuan dari foward adalah :
- Foward kontrak digunakan untuk mengkover resiko exchange rate untuk
pembelian/penjualan valuta di masa mendatang.
- Jika ada suatu transaksi bisnis, foward kontrak dapat menghilangkan currency
exposure karena kurs valuta untuk masa yang akan datang telah ditetapkan.
- Perhitungan kalkulasi biaya yang pasti
- Untuk tujuan spekulasi

3. Hedging memakai instrumen pasar uang.

Hedging memakai instrumen pasar uang melibatkan pengambilan suatu posisi dalam pasar
uang untuk melindungi posisi hutang atau piutang di masa depan.

4. Hedging memakai opsi (option) valuta

Opsi menyediakan hak untuk membeli atau menjual suatu valuta tertentu dengan harga
tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan dari option ini untuk hedging.

TEKNIK-TEKNIK HEDGING JANGKA PANJANG

Menurut Madura (2000:342-345) Ada 3 teknik yang sering dipakai untuk meng-hedge
exposure jangka panjang yaitu :

a) Kontrak foward jangka panjang (Long foward)

Long Foward adalah kontrak foward jangka panjang. Sama seperti kontrak foward jangka
pendek, dapat dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan khusus dari
perusahaan. Long foward sangat menarik bagi perusahaan yang telah menandatangani
kontrak ekspor atau impor bernilai tetap jangka panjang dan melindungi arus kas mereka
jangka panjang.

b) Currency Swap

Currency Swap adalah kesempatan untuk mempertukarkan satu valuta dengan valuta lain
pada kurs dan tanggal tertentu dengan menggunakan bank sebagai perantara antara dua belah
pihak yang ingin melakukan currency Swap. Tujuan dari swap antara lain:

1. Mengkover resiko exchange rate untuk pembelian/penjualan valuta


2. Transaksi swap akan menghilangkan currency exposure karena pertukaran kurs pada masa
yang akan datang telah ditetapkan.
3. Perhitungan kalkulasi biaya yang pasti
4. Untuk tujuan spekulasi
5. Strategi gapping
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Risiko Operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal
perusahaan, dimana risiko itu terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem kontrol manajemen
(management contro sytem) yang dilakukan oleh pihak internal perusahan.

Untuk menghitung kerugian yang diharapkan jika risiko tertentu muncul dapat
menggunakan kerangka probabilitas ( frekuensi ) dan severity. Rumusnya adalah: Kerugian
yang diharapkan = frekuensi ( probabilitas ) x severity ( besarnya kerugian )

Ada beberapa factor yang mampu memberi pengaruh pada terbentuknya resiko
operasional, yaitu: risiko pada computer, kerusakan peralatan pabrik, kecelakaan kerja,
kesalahan dalam pembukuan secara manual, kesalahan pembelian dan tidak ada kesepakatan
bahwa barang yang dibeli dapat ditukar kembali, pegawai outsourcing, globalisasi dalam
konsep dan produk.

Factor yang menyebabkan perubahan karateristik resiko operasional, yaitu:


globalisasi, otomatisasi, Terlalu Mengandalkan Teknologi, Outsourcing, Perubahan Budaya
Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, Muhammad. 2007. Manajemen Resiko Operasional-Teori & Praktek, Jakarta: Sinar
Grafika Offset, PT. Bumi Aksara.
Sucipto, Agus. Manajemen Resiko, Malang

http://visimediapustaka.com/artikel-buku/323-strategi-antisipasi-risiko-pidana-pengadaan-barang-
dan-jasa
http://nurulazizaheducation.blogspot.com/2011/03/menejemen-risiko.html

http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemen-resiko/

file:///C:/Users/USER/Downloads/Manajemen%20risiko%20-%20Wikipedia%20bahasa
%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm

Anda mungkin juga menyukai