Anda di halaman 1dari 18

BAB 7

ASURANSI DAN MANAJEMEN RESIKO

1.Pengertian Asuransi dan Risiko

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara
mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan
asuransi.

- Apa pengertian dari Asuransi?


Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa “asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,
dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tidak tentu”.
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari pihak pertama
kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-aturan hukum dan berlakunya
prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak
lain.
Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat dipakai untuk menutup
atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian.

- Apa manfaat dari Asuransi?


Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga memiliki
berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam : fungsi utama, fungsi skunder dan fungsi
tambahan.
Fungsi utama asuransi adalah sebagai pengalihan risiko, pengumpulan dana dan premi yang
seimbang. Fungsi skunder asuransi adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah
kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan. Sedangkan
fungsi tambahan asuransi adalah sebagai investasi dana dan invisible earnings.
- Apa pengertian dari Risiko?
Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa “asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,
dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tidak tentu”.
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari pihak pertama
kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-aturan hukum dan berlakunya
prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak
lain.
Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat dipakai untuk menutup
atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian.

Apa itu Risiko?


Pengertian ‘risiko’ dalam asuransi adalah “ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa yang
dapat menimbulkan kerugian ekonomis”.

Apa saja bentuk-bentuk risiko itu?


Bentuk-bentuk risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif, risiko partikular dan risiko
fundamental.
Risiko murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break even, contohnya
pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
Risiko spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break even,
contohnya judi. Risiko partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya lokal,
contohnya pesawat jatuh, tabrakan mobil dan kapal kandas.
Sedangkan risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan dampaknya
luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan banjir.

Apakah semua risiko dapat diasuransikan?


Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Risiko-risiko yang dapat diasuransikan adalah : risiko
yang dapat diukur dengan uang, risiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin
oleh asuransi), risiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan), risiko partikular (risiko
dari sumber individu), risiko yang terjadi secara tiba-tiba

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif
risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko
tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di
sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan
segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia,
staff, dan organisasi).

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi
menjadi

 Risiko Operasional
 Risiko Hazard
 Risiko Finansial
 Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).

Sejarah
Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex
Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi.[1] Piagam tersebut mencantumkan
peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo; namun bila dalam
perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman
tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan hanya
melihat risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya keamanan).

Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana
perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar
menjaga barang yang diasuransikan. Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality
assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini
dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750
pada tahun 1979.

Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan jabatan CRO
pertama di dunia.

Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan diterbitkannya AS/NZS 4360:1995
oleh Standards Australia of the World’s Risk management Standard.[1]

Pengertian Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut
Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan
istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).

Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang
dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil
sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar
tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga
tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian
walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko.

Kategori risiko

Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :

1. risiko spekulatif, dan


2. risiko murni.

Risiko spekulatif

Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.

Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk).
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko
yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang
dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

Risiko murni

Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.
kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya
menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu
cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian
dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat
diasuransikan ( insurable risk ).

Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada
atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko
murni tidak dapat kemungkinan untung.

Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring
dan evaluasi.

(accidental), insurable interest (tertanggung memiliki kepentingan atas obyek pertanggungan)


dan risiko yang tidak bertentangan dengan hukum.

BAB 9

PRINSIP – ASURANSI

Dalam suatu pertanggungan/asuransi terdapat 5 (lima) prinsip yang mendasari suatu


pertanggungan (Five Basic Principle Of Insurance), hal mana kelima prinsip tersebut berlaku
mutlak dalam suatu perikatan Asuransi.

Kelima Prinsip Asuransi tersebut adalah:

A. INSURABLE INTEREST PRINCIPLE.

B. UTMOST GOOD FAITH PRINCIPLE.

C. INDEMNITY PRINCIPLE.

D. SUBROGATION PRINCIPLE.
E. CONTRIBUTION and/or CHRONOLOGIS PRINCIPLE

A.INSURABLE INTEREST PRINCIPLE.

1. PENTINGNYA INSURABLE INTEREST

Barang-barang atau harta benda dapat menimbulkan kerugian finansial bagi pemiliknya
karena harta benda tersebut mengalami kerugian/kerusakan atau menimbulkan tanggung
gugat kepada pihak atau pihak-pihak lain.

Misal : Jika kita berbicara tentang polis asuransi kebakaran atas sebuah rumah tinggal,
maka yang menjadi pokok pertanggungan (the subject matter of insurance) dalam polis
tersebut adalah bangunan rumah tinggal itu sendiri berikut prabot rumah tangganya. Apabila
pokok pertanggungan tersebut mengalami kerugian/kerusakan sebagai akibat kebakaran, maka
Penanggung akan memberikan ganti-rugi.

Ganti kerugian polis itu sebenarnya adalah atas kepentingan keuangan (pecuniary
interest) si tertanggung pada pokok pertanggungan itu. Dengan kata lain, pokok perjanjian
asuransi (the subject matter of the contract) dalam polis itu sebenarnya adalah kepentingan
keuangan (pecuniary interest atau finansial interest) si tertanggung pada pokok pertanggungan
itu. Oleh sebab itu, adanya insurable interest merupakan suatu elemen penting dari kontrak
asuransi dan menjadi prinsip asuransi yang sangat mendasar.

2. DEFINISI
Hingga saat ini tidak ada atau belum ada suatu definisi insurable interest yang universal.
Tetapi apabila kita perhatikan kasus-kasus yang berkenaan dengan hal ini di masa lalu
dan kemudian kita coba mengidentifikasi faktor-faktor apa yang dianggap penting oleh
para hakim dalam pengadilan, Keharusan adanya insurable interest si tertanggung
dalam suatu kontrak asuransi dipertegas kembali oleh hakim yang memeriksa perkara
atau kasus di Inggris antara Mr. Macaura melawan Northern Assurance Company pada
tahun 1925. Definisi Insurable Interest Principle.
3. HAL-HAL POKOK (ESSENTIAL OF INSURABLE INTEREST)
Insurable Interest bukan hanya sekedar adanya sesuatu yang dapat diasuransikan,
namun merupakan perpaduan dari beberapa faktor penting atau hal-hal penting
(Essential of Insurable Interest) yang semuanya mendukung atau menciptakan
keberadaan dari Insurable Interest, adalah hal-hal pokok dibawah ini :
4 (empat) hal pokok dalam Insurable Interest :
a. Harus ada benda, hak, jiwa yang dapat dipertanggungkan/diasuransikan.
b. Benda, Hak & Jiwa tersebut harus merupakan objek pertanggungan.
c. Tertanggung akan memperoleh manfaat bila pokok pertanggungan itu tidak
mengalami kerusakan. Dan sebaliknya akan menderita kerugian apabila pokok
pertanggungan tersebut mengalami kerusakan.
d. Harus ada hubungan yang berdasarkan Hukum antara Tertanggung dengan Pokok
Pertanggungan.
Sedangkan menurut K.U.H.D. pasal 268 diatas, menyebutkan bahwa asuransi dapat
mengenai segala kepentingan yang :
a. dapat dinilai dengan uang,
b. dapat diancam oleh suatu bahaya
c. tidak dikecualikan oleh Undang-undang.

4. TIMBULNYA “INSURABLE INTEREST”

Insurable Interest dapat timbul dari berbagai sumber sebagai berikut :

a. Berdasarkan Hukum (Common Law)


Kepemilikan (Ownership) atas harta benda, atau tanggung gugat seseorang kepada
orang lain dalam hal kelalaian (Pasal 1365 & 1369 K.U.H.Perdata)
b. Berdasarkan Perjanjian (Contract)
Kontrak yang menempatkan suatu pihak dalam hubungan yang diakui secara Hukum
dengan harta-benda atau tanggung jawab yang menjadi pokok perjanjian. misal : -.
Dalam kontrak sewa sebuah bangunan, didalam kontrak tersebut menyata-kan
bahwa si penyewa bertanggung jawab atas perawatan atau perbaikan bangunan itu.
Kontrak seperti ini memberi si penyewa Insurable Interest pada bangunan tersebut,
karena kontrak itu menciptakan hubungan yang diakui secara Hukum antara si
Penyewa dengan si Pemilik bangunan yang disewanya. Seseorang dengan adanya
kontrak harus bertanggung jawab apabila tidak memenuhi apa yang diperjanjikan
dalam kontrak tersebut.
c. Berdasarkan Undang-undang (Statue)
Di Inggris, beberapa undang-undang memberikan insurable Interest kepada sese-
orang atau suatu pihak tertentu seperti : -. Marine Insurance Act 1745Tidak
dibenarkan menutup asuransi Marine kepada siapapun juga tanpa adanya Insurable
Interest, apabila dikemudian hari ditemukan hal tersebut, maka perjanjian asuransi
dinyatakan batal dan dianggap tidak pernah ada perjanjian. -. Married women’s
Property Act 1882-. Repair of Benefice Building Measure 1972 -. Industrial Assurance
& Friendly Society Act 1948.
5. APLIKASI / PENERAPAN “INSURABLE INTEREST”
Untuk memperjelas pengertian tentang Prinsip Kepentingan yang dapat
diasuransikan (Insurable Interest Principle) berikut ini aplikasi prinsip tersebut dalam
transaksi asuransi sehari-hari.
a. Asuransi Harta Benda (Property Insurance).
Dalam hal asuransi harta benda, Insurable Interest biasanya timbul dari
kepemilikan apabila tertanggung adalah pemilik dari pokok pertanggungan
tersebut (the subject matter of insurance).
Kepemilikan yang dimaksud di atas adalah baik kepemilikan secara penuh (full
ownership). maupun karena adanya keterlibatan keuangan atas pokok
pertanggungan tersebut (the subject matter of Insurance).
b. Asuransi Tanggung Gugat (Liability Insurance).
Dalam asuransi Tanggung Gugat (Legal Liability Insurance), insurable Interest
timbul dari tanggung-gugatnya untuk mengganti kerugian orang atau pihak lain,
sebagai akibat dari kelalaian atau kesalahan yang mengakibatkan kerugian pada
orang atau pihak lain tersebut.
Maka setiap perseorangan maupun perusahaan mempunyai kepentingan
keuang-an atas kemungkinan adanya tanggung gugat yang mungkin akan timbul
sebagai akibat kelalaiannya atau bawahannya, serta biaya-biaya lain yang legal.
c. Asuransi Jiwa (Life Assurance).
 Seseorang tentu mempunyai Insurabel Insterest atas jiwanya sendiri.
 Seorang Suami atau Istri mempunyai Insurable Interest atas Jiwa Istri atau Suaminya,
sehingga Suami dapat mengasuransikan jiwa Istrinya, demikianpun si Istri dapat
mengasuransikan jiwa Suaminya.
 Dalam suatu partnership, dimana para anggota atau partner dari partnership dapat
menderita kerugian finansial karena seseorang dari mereka meninggal dunia, seorang
partner dapat mengasuransikan jiwa partner lainnya dengan jumlah pertanggungan
terbatas pada kepentingan keuangan di partner yang mengasuransi-kannya.
 Seorang pemberi kredit dapat menderita kerugian finansial jika si pengambil atau
pemakai kredit meninggal dunia sebelum kredit tersebut lunas, maka si pemberi kredit
mempunyai Insurable Interest atas jiwa si pengambil atau pemakai kredit.

6. KAPAN “INSURABLE INTEREST” HARUS ADA ?

a. Asuransi Pengangkutan (Marine Insurance).

Marine Insurance Act 1906 pasal 6 menyebutkan bahwa“Tertanggung harus mempunyai


insurable Interest pada pokok pertanggungan pada saat kerugian terjadi meskipun ia tidak
perlu mempunyai Insurable Interest pada pokok pertanggungan itu pada saat asuransi
diadakan atau ditutup.” Ketentuan diatas, sejalan dengan praktek perdagangan yang
mungkin dilakukan-nya penjualan barang kepada orang atau pihak lain walaupun barang
tersebut masih dalam perjalanan atau pengiriman, dan dalam pengalihan pemilikan atas
barang itu, dimana polis asuransi Marine Cargo telah diterbitkan dan merupakan salah satu
dokumen penting.

Jika pengalihan pemilikan atas barang terjadi seperti itu, maka pembeli barang diakui
mempunyai insurable interest pada barang itu dari saat terjadinya pengalihan kepemilikan
tersebut, meskipun ia tidak mempunyai insurable interest pada saat asuransi diadakan atau
ditutup. Dengan demikian maka si pembeli barang tidak perlu lagi untuk meminta
diterbitkannya sebuah polis lain untuk barang tersebut.

b. Asuransi Jiwa (Life Insurance).

Tentang kapan insurable interest harus ada dalam asuransi jiwa, di Inggris yang menjadi
rujukan adalah Life Assurance Act 1774 (Gambling Act), menyatakan suatu larangan
pembuatan/penerbitan polis asuransi jiwa untuk orang atau orang-orang yang tidak
mempunyai insurable interest, ini berarti bahwa dalam Asuransi Jiwa, Insurable Interest harus
ada pada saat polis atau asuransi diadakan.

c.Jenis Asuransi Lainnya (Other Insurance).

Baik pasal 250 KUHD maupun Life Assurance Act 1774 menegaskan bahwa Insurable
Interest harus ada pada saat polis atau asuransi diadakan/ditutup. Dalam case-law di Inggris,
dalam perkara Sadler’s Co. VS Badvock tahun 1743, hakim menyatakan bahwa dalam kontrak
asuransi harta benda paling kurang harus ada insurable interest pada saat kontrak itu diadakan.
Untuk jenis-jenis asuransi lainnya, Tertanggung harus mempunyai insurable interest pada saat
kerugian terjadi, karena tanggung jawab penanggung hanya lahir/timbul apabila Tertanggung
telah menderita suatu kerugian (contract of Indemnity). Maka untuk jenis-jenis asuransi
lainnya, Tertanggung harus mempunyai Insurable Interest pada pokok pertanggungan pada saat
penutupan asuransi diadakan atau ditutup berjalan terus sampai pada saat kerugian terjadi.

BAB 10

PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

KONDISI YANG MEMUNGKINKAN BERKEMBANGNYA PERUSAHAAN ASURANSI

1. Sistem ekonomi masyarakat berbentuk sistem perekonomian bebas


2. Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industri
3. Peraturan perundang-undangan sudah terorganisir dengan baik
FAKTOR YANG MENDORONG TIMBULNYA USAHA ASURANSI

1. Keinginan untuk memberi kepastian


2. Memberikan rasa aman
3. Kekhawatiran dan ketakutan akan risiko
4. Keseimbangan ekonomi yang optimal

PERIZINAN USAHA
Setiap pihak yang melakukan usaha perasuransian wajib mendapat izin usaha dari Menteri
Keuangan, kecuali bagi perusahaan yang menyelenggarakan program Asuransi Sosial
KEPEMILIKAN PERUSAHAAN PERASURANSIAN
• Perusahaan Asuransi hanya dapat didirikan oleh:

1. WNI dan atau badan hukum Indonesia yg sepenuhnya dimiliki WNI dan atau BH
Indonesia.
2. Perusahaan perasuransian yang pemiliknya sebagaimana angka 1 diatas, dengan
perusahaan perasuransian yang tunduk pada hukum asing.

PERIZINAN USAHA ASURANSI

1. Setiap usaha perasuransian wajib mendapat izin dari Men Keu, kecuali bagi perusahaan
yang menyelenggarakan Program Asuransi Sosial.
2. Pemberian ijin harus dipenuhi persyaratan:
a. Anggaran Dasar.
b. Susunan organisasi
c. Permodalan.
d. Kepemilikan.
e. Keahlian di bidang perasuransian.
f. Kelayakan rencana kerja.
g. Hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha perasuransian yg
sehat.

PEMBERIAN/PENOLAKAN IZIN USAHA


• Pemberian atau penolakan permohonan izin usaha yang disampaikan akan diberikan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan diterima secara lengkap.
• Untuk penolakan atas permohonan izin usaha tersebut akan disampaikan disertai dengan
alasan tertulis.
• Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dapat mengajukan permohonan kepada
Menteri Keuangan untuk mencairkan modal disetor yang ditempatkan dalam bentuk deposito
atas nama Menteri Keuangan.
• Bagi perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan reasuransi, pencairan deposito tersebut
di atas tidak termasuk pencairan deposito jaminan (deposito wajib).
• Permohonan untuk mencairkan deposito tersebut di atas dapat juga dilakukan oleh
pemohon yang ditolak izin usahanya atau pemohon yang membatalkan permohonannya.
BENTUK HUKUM USAHA ASURANSI

1. Perusahaan Perseroan (Persero).


2. Koperasi.
3. Perseroan Terbatas.
4. Usaha Bersama (Mutual)

Catatan: Usaha konsultan aktuaria & agen asuransi dapat dilakukan oleh perusahaan
perorangan.
BENTUK BADAN USAHA ASURANSI

1. Badan Usaha Milik Negara

Perusahaan yang modalnya dimiliki oleh pemerintah


terbagi dalam : - Perum
- Persero

2. Stock Company

Perusahaan yang dibentuk untuk mencari keuntungan


3. Mutual Company
Badan usaha asuransi yang didirikan oleh pemegang polis dan dalam premi tidak ada
unsur keuntungan

4. Reciprocal

Hampir sama dengan Mutual Company bedanya disini tidak ada Dewan Direktur,
hanya menunjuk salah satu anggota untuk menjadi pengurus yang disebut Attorney in Fact
5. Lloyds Association
Adalah suatu organisasi dari individu penanggung yang bersatu untuk undewrite atas
dasar kerjasama
Ciri-ciri:
- Masing-masing individu penaggung menanggung resiko
atas namanya sendiri dan tidak mengikatorganisasi atas
segala kewajibannya
- Masing-masing underwriter menanggung resiko atas
namanya sendiri sampai dengan seluruh harta
pribadinya
-Organisasi yang mencari keuntungan
Macamnya:
- London Lloyds
- American Lloyds
FUNGSI YANG HARUS ADA:
• Perusahaan Asuransi & Reasuransi
– Fungsi Pengelolaan Risiko
– Fungsi Pengelolaan Keuangan
– Fungsi Pelayanan;
• Perusahaan Pialang Asuransi & Reasuransi
– Fungsi Pengelolaan Keuangan
– Fungsi Pelayanan;
• Perusahaan Agen Asuransi, Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, dan Perusahaan
Konsultan Aktuaria
– Fungsi Teknis sesuai dengan bidang jasa yang diselenggarakannya.
JENIS USAHA PERASURANSIAN

1. Usaha Asuransi Kerugian, jasa dalam penanggulangan risisko atas kerugian, kehilangan
manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa
tidak pasti.
2. Usaha Asuransi Jiwa, jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan
hidup/matinya orang yang dipertanggungkan.
3. Usaha Reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Asuransi Jiwa.

LEMBAGA PENUNJANG ASURANSI


• Pialang Asuransi
• Pialang Reasuransi
• Penilai Kerugian
• Konsultan Aktuaria
• Agen Asuransi
SALURAN DISTRIBUSI BISNIS ASURANSI
- Saluran distribusi langsung
- Saluran distribusi tidak langsung
- General Agent
- Local Agent
Keuntungan Penggunaan Agency System
- Bagi Tertanggung
- Bagi Perusahan Asuransi

BAB 11

PREMI ASURANSI

Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagai kewajiban dari
tertanggung atas keikutsertaannya di asuransi. Besarnya premi atas keikutsertaan di asuransi
yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan
keadaan-keadaan dari tertanggung
Premi asuransi adalah iuran yang harus dibayar setiap bulan (atau setiap tahun) sesuai dengan
kewajiban nasabah asuransi (sebagai tertanggung) atas keikutsertaan program asuransi. Ada
juga beberapa orang yang menyebut premi asuransi dengan menggunakan istilah premium.
Besaran premi asuransi yang harus dibayarkan, pasti ditulis dalam dokumen polis asuransi.
Premi asuransi digunakan untuk membayar biaya-biaya asuransi (cost of insurance).

Besaran premi asuransi ditentukan atau diukur dari tingkat risiko yang ditanggung perusahaan
asuransi. Semakin besar risiko yang ditanggung pastinya premi asuransi yang harus dibayarkan
menjadi semakin mahal. Contoh:

1. Orang yang merokok akan membayar premi asuransi kesehatan dan asuransi jiwa lebih
mahal dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
2. Orang yang obesitas akan membayar premi asuransi kesehatan dan asuransi jiwa lebih
mahal dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.
3. Orang yang pekerjaannya berisiko tinggi (misal: petinju, pembersih dengan gondola),
memiliki premi asuransi jiwa lebih tinggi dibandingkan pekerja kantor.
4. Orang-orang yang sudah memiliki penyakit bawaan, memiliki premi asuransi jiwa yang
lebih mahal dibandingkan dengan orang yang masih sehat.
5. Apakah Anda memiliki hobi yang ekstrem? Panjat tebing, sky diving atau bela diri?
Biasanya premi asuransi jiwa orang-orang yang memiliki hobi ekstrem akan lebih mahal
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki hobi ekstrem.

Perhitungan premi asuransi untuk asuransi umum, seperti asuransi rumah dan asuransi
kendaraan tentunya menggunakan prinsip yang sama. Semakin besar risiko, maka semakin
tinggi juga biaya premi asuransi yang harus dibayar.

Cuti Premi adalah fitur yang memperbolehkan nasabah untuk berhenti membayar premi, sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Fitur cuti premi pasti ditulis dalam dokumen polis
asuransi.

Apa yang terjadi jika nasabah asuransi tidak membayar premi asuransi?
 Perlindungan atau proteksi asuransi akan hilang (disebut juga polis lapse).
 Pengajuan klaim akan ditolak.

Rider pembebasan premi (waiver of premium & payor benefit) adalah asuransi tambahan yang
memberikan manfaat pembebasan pembayaran premi akibat adanya penyakit kritis atau cacat
total yang dialami pemegang polis. Kami sering melihat di masyarakat: orang membeli asuransi
dengan membandingkan premi. Orang akan membeli asuransi yang menawarkan premi paling
murah. Kami akan singkat saja penjelasannya.

Misal: Bu Glory ingin membeli sebuah asuransi jiwa berjangka (term life). Ternyata bu Glory
menghubungi 5 agen asuransi dari perusahaan asuransi jiwa yang berbeda. Berikut ini
penawaran premi untuk masing-masing produk:

Agen Asuransi UP Asuransi Jiwa (Rp) Harga Premi Tahunan (Rp)


Agen 1 450.000.000 1.000.000
Agen 2 1.000.000.000 2.500.000
Agen 3 1.000.000.000 2.475.000
Agen 4 1.000.000.000 2.550.000
Agen 5 3.000.000.000 4.500.000

Keterangan:

 UP atau uang pertanggungan asuransi jiwa adalah uang yang dibayarkan oleh
perusahaan asuransi jiwa, jika terjadi risiko dengan nasabah. Dalam kasus ini, contoh
nasabah meninggal dunia, karena sakit.
 Tabel di atas adalah contoh, sehingga angka yang tertera adalah simulasi belaka. Untuk
informasi lebih akurat, silakan hubungi agen asuransi jiwa atau datangi kantor
pemasaran produk asuransi jiwa.

Kesalahan yang sering dilakukan adalah:


1. Hanya melihat harga premi tahunan yang paling kecil. Jika Anda melihat premi paling
kecil, maka pilihan Anda jatuh pada penawaran agen 1. Padahal uang pertanggungan
yang ditawarkan hanya Rp450 juta. Coba Anda bandingkan dengan agen 2, 3, 4 dan 5.
2. Membeli asuransi jiwa tidak sesuai dengan kebutuhan. Dalam kasus ini bisa jadi uang
pertanggungan terlalu kecil (contoh di agen 1) atau terlalu besar (contoh di agen 5).

Perbandingan yang tepat adalah:

1. Beli produk asuransi sesuai dengan kebutuhan Anda, dalam kasus ini beli uang
pertanggungan sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk menghitung kebutuhan Anda,
silakan cek di sini.
2. Misal uang pertanggungan yang dibutuhkan adalah Rp1.000.000.000. Nah sekarang
baru bandingkan penawaran dari agen 2, agen 3 dan agen 4. Nah dari ketiga agen,
rentang harganya diantara Rp2.475.000-Rp2.550.000. Kalau mau dibilang mana yang
paling murah, maka pilihan harusnya jatuh pada agen 3.

Pada saat membeli asuransi jiwa, jangan hanya membandingkan premi yang harus dibayarkan.
Pertimbangkan juga mengenai kemudahan klaim, rekam jejak perusahaan dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai