Anda di halaman 1dari 3

Menurut saya, perusahaan tersebut sudah menerapkan Proses Manajemen Resiko, dalam

kasus diatas dapat dipahami bahwa perusahaan tersebut telah mengelola risiko yang
dihadapinya, melalui setiap tahapan prosesnya dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Identifikasi Risiko
Perusahaan tersebut menggunakan metode Checklist dalam mengidentifikasi risiko yang akan
timbul di dalam sebuah perusahaan.
2. Evaluasi dan pengukuran risiko
Dapat dilihat pada kasus diatas Perusahan tersebut telah melakukan penjabaran terhadap dua
dimensi risiki yang perlu diukur yaitu, frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi dan
keparahan dari kerugian tersebut.
3. Pengelolaan Risiko
Perusahan setelah menganalisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola
risiko. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara seperti penghindaran, ditahan (retention),
diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Erat kaitannya dengan manajemen risiko
adalah pengendalian risiko (risk control) dan pendanaan risiko (risk financing). Dalam kasus
diatas Perusahaan menggunakan teknik penahana risiko berupa pendanaan risiko yang
ditahan dengan cara risk transfer. Untuk itu, perusahaan transportasi harus melakukan
pengelolaan risiko dengan cara yaitu :
1) Penghindaran Risiko (Risk Avoidance)
Risk avoidance adalah teknik mengelola risiko dengan cara menghidari risiko. Cara ini paling
mudah dan aman pada saat perusahaan menghadapi risiko, maka risiko tersebut dihindari.
Namun, hal tersebut bisa dilakukan jika dengan menghidari risiko tersebut tidak ada
pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Misalkan saja perusahaan
mempunyai dua pilihan untuk mencari gudang, satu di daerah rawan banjir, yang lainnya di
daerah aman banjir. Jika segala sesuatunya sama (misal harga sewanya sama), perusahaan
seharusnya memilih gudang yang di daerah aman banjir.
2) Penahan Risiko (Risk Retention).
Risk retention adalah upaya perusahaan dalam menghadapi risiko, dimana risiko tersebut
dihadapi sendiri. Jika risiko benar-benar terjadi, perusahaan harus menyediakan dana untuk
menanggung risiko tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kendaraan roda empat,
jelas mempunyai risiko kehilangan, risiko menabrak trotoar, atau spion ada yang mencuri.
Apabila salah satu risiko benar-benar terjadi, maka ia harus menanggung sendiri risiko
tersebut.
3) Diversifikasi.
Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada
satu atau dua eksposur saja. Sebagai contoh, kita barangkali akan memiliki aset tidak hanya
satu, tetapi pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C, properti, dan
sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan bisa
dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya.
4) Pengendalian Risiko (Risk Control).
Untuk risiko yang tidak bisa dihindari, organisasi perlu melakukan pengendalian risiko.
Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya
risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan. Dengan menggunakan dua dimensi yaitu
probabilitas dan severity. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas
munculnya kejadian, mengurangi tingkat keseriusan (severity), atau keduanya.
5) Pengalihan Risiko (Risk Transfer)
Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa mengalihkan risiko tersebut ke
pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. Pihak lain tersebut biasanya
mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk mengendalikan risiko, baik karena skala
ekonomi yang lebih baik sehingga bisa mendiversifikasikan risiko lebih baik, atau karena
mempunyai keahlian untuk melakukan manajemen risiko lebih baik.
Risk transfer bisa dilakukan melalui beberapa cara:
(a) Asuransi
(b) Hedging
(c) Incorporated

Sementara itu, dari penjabaran atas kasus di atas, Perusahaan tersebut juga berada pada
tempat yang rentan terjadi pencurian. Tak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi
pada perusahaan di masa depan, tapi dari situasi dan kondisinya, maka dirasa perlu adanya
proteksi asuransi pada kendaraan dan juga barang-barang perusahaan. Agar lebih meyakinkan
dalam mengambil keputusan asuransi, perlu di ketahui dahulu apa saja manfaat dari
pentingnya asuransi.
1. Penggantian terhadap Kerugian
Penggantian kerugian memperboIehkan individu dan keluarga untuk berada pada posisi
keuangan sebelum terjadi kerugian. Sebagai akibatnya, mereka dapat mengurus keamanan
keuangannya karena dipulihkan baik sebagian maupun seIuruhnya seteIah terjadinya
kerugian dan tertanggung mungkin tidak banyak menggunakan pertolongan publik atau
kesejahteraan sosial atau mencari bantuan keuangan dari kerabat atau teman. Penggantian
kerugian bagi perusahaan bisnis juga menjamin keIangsungan perusahaan dan pegawai untuk
terus bekerja mencari nahah. Singkatnya, fungsi dari penggantian kerugian memberikan
kontribusi yang besar bagi keluarga dan stabilitas perusahaan dan hal itu merupakan salah
satu keuntungan dalam bidang sosial dan ekonomi yang penting dalam asuransi.
2. Mengurangi Kekhawatiran dan Ketakutan
Manfaat kedua dari asuransi adaIah mengurangi kekhawatiran dan ketakutan. HaI ini benar,
baik sebeIum maupun sesudah terjadinya kerugian. Kekhawatiran dan ketakutan juga
berkurang seteIah terjadinya kerugian karena tertanggung mengetahui bahwa mereka
memiIiki asuransi yang akan membayar kerugiannya.
3. Sumber Dana Investasi
lndustri asuransi merupakan sumber dana yang penting dari investasi modal dan akumulasi.
Premi dikumpulkan untuk membayar kerugian dan dana tidak diperlukan untuk membayar
kerugian yang mendesak, serta pengeluaran dapat dipinjamkan pada perusahaan bisnis.
4. Pencegahan Kerugian
Perusahaan asuransi terlibat secara aktif dalam banyak program pencegahan kerugian dan
juga mempekerjakan berbagai macam personil pencegahan kerugian, termasuk penjaga
keamanan dan para ahli pencegahan pencurian, keseIamatan pekerjaan dan kesehatan, serta
pertanggungjawaban produk.
5. Peningkatan Kredit
Keuntungan terakhir adalah bahwa asuransi mempertinggi kredit seseorang. Asuransi
membuat risiko kredit yang lebih baik bagi peminjam, karena asuransi menjamin nilai
jaminan peminjam atau memberikan kepastian yang lebih tinggi bahwa pinjaman akan
dibayar kembali.

Sumber referensi : Materi INISIASI 2.1 & BMP/ADBI4211/MODUL 2/HAL. : 2.30 – 2.45

Anda mungkin juga menyukai