PT Antam Tbk
OLEH :
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
PT Antam berdiri pada tahun 1968. Selama 5 dekade tersebut, PT Antam senantiasa
berupaya untuk meningkatkan nilai tambah mineral yang dimiliki sejalan dengan kebijakan
hilirisai pemerintah. Kegiatan hilirisasi tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 1974, sejalan
dengan pengoperasian pabrik feronkel FeNi 1. Saat ini, ANTAM sudah memiliki beragam
fasilitas pengolahan mineral baik nikel, emas, perak maupun bauksit.
Sebagai Perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan yang memiliki risiko
inherent yang cukup besar, Perusahaan memiliki filosofi risiko bahwa dalam pengelolaan bisnis,
Perusahaan berkomitmen mengelola semua risiko secara efektif dan efisien serta memastikan
kesinambungan dan risiko pertumbuhan dari bisnis inti yang berkelanjutan melalui pengelolaan
risiko secara proaktif, berfokus pada risiko yang terpenting, dan memberikan perhatian terhadap
alokasi modal dalam proses pengendalian. Pengelolaan risiko Perusahaan dilakukan secara
terkoordinasi dan terintegrasi.
Pada makalah minggu ini, penulis akan mengidentifikasi teknik-teknik manajemen risiko
yang diterapkan oleh PT Antam Tbk. Penyusunan makalah berdasarkan dengan buku pedoman
dan sesuai dengan kontrak kuliah
Beberapa alternatif bisa dipilih untuk mengelola risiko yang dihadapi, yaitu :
1. Penghindaran risiko (Risk avoidance)
2. Pengendalian risiko (Risk control)
3. Penanggungan atau penahanan risiko (Risk retention)
4. Pengalihan risiko (Risk transfer)
Organisasi bisa memilih salah satu alternatif tersebut atau menggabungkan beberapa alternatif
di atas. Jika memilih untuk menggunakan beberapa alternatif, maka organisasi harus menentukan
kombinasi alternatif pengelolaan risiko yang optimal.
Risiko Inheren
Hasil Penilaian Predikat Risiko
Komposit
Low Moderate High
Sistem Low to
Weak Moderate to High High
Pengendalian Moderate
Risiko
Acceptable Low Moderate High
Tabel di atas menunjukkan bahwa profil risiko ditentukan oleh dua hal :
1) Risiko inheren, dan
2) Sistem pengendalian risiko
2.1.2 Penghindaran Risiko
Jika memungkinkan, risiko yang tidak perlu, risiko yang bisa dihilangkan tanpa ada
pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan, bisa dihindari. Misalnya perusahaan
memiliki dua pilihan untuk gudangnya, satu di daerah rawan banjir, satu lagi di daerah
aman banjir. Jika segala sesuatunya sama (misal harga sewanya sama), perusahaan
seharusnya memilih gudang yang ada di daerah aman banjir. Namun, dalam
kebanyakan situasi, risiko tidak bisa dihindari.
Beberapa ilustrasi bisa diberikan di sini. Risiko kecelakaan mobil dari perspektif
individu mempunyai ciri frekuensi rendah, dengan tingkat severity yang tinggi. Untuk
risiko semacam itu, alternatif ditransfer merupakan alternatif yang optimal. Karena itu akan
lebih menguntungkan jika individu membeli asuransi kecelakaan mobil dibandingkan
menahan risiko tersebut. Risiko kebakaran atau terkena serangan badai mempunyai ciri
frekuensi rendah dengan severity yang tinggi. Untuk jenis risiko tersebut, alternatif transfer
risiko merupakan alternatif yang optimal. Tentunya besar kecil severity dan frekuensi
bersifat relatif, tergantung dari sudut pandang tertentu. Sebagai contoh, kerugian sebesar
Rp1 miliar bagi perusahaan kecil akan terlihat sangat besar, tetapi bagi perusahaan besar,
angka tersebut merupakan angka yang kecil. Di samping itu, alternatifalternatif tersebut
tidak saling menghilangkan. Perusahaan bisa menggunakan kombinasi alternatif risiko.
Sebagai contoh, perusahaan mengasuransikan kerugian dari kebakaran di atas angka Rp1
miliar. Di bawah angka tersebut, perusahaan bersedia menanggung (menahan) risiko
tersebut. Perusahaan berarti menggunakan alternatif menahan dan sekaligus mentransfer
risiko.
Di samping itu, penggunaan alternatif-alternatif tersebut perlu dilengkapi dengan
pengendalian risiko. Pengendalian risiko berkaitan dengan alternatifalternatif risiko seperti
terlihat berikut ini. Untuk alternatif menahan risiko, maka pengendalian risiko menjadi
penting dilakukan. Pengendalian risiko yang baik bisa memperkecil risiko, sehingga
alternatif menahan risiko menjadi lebih layak. Untuk alternatif mentransfer risiko,
pengendalian risiko bisa menurunkan harga yang dibayar untuk mentransfer risiko tersebut.
Sebagai contoh, perusahaan bisa mencoba mengendalikan risiko kebakaran bangunan
dengan jalan memasang alarm kebakaran dan tabung pemadam kebakaran di bangunan
tersebut. Jika hal tersebut dilakukan, premi untuk asuransi kebakaran bisa diturunkan.
Bagian berikut ini membicarakan pengendalian risiko.
Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam beberapa komponen:
a. Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya risiko).
b. Lingkungan di mana hazard tersebut berada.
c. Interaksi antara hazard dengan lingkungan.
d. Hasil dari interaksi.
e. Konsekuensi dari hasil tersebut.
2.8.2 Hedging
Untuk menghadapi resiko keuangan termasuk dampak perubahan harga komoditas
dan nilai tukar mata asing, PT Antam Tbk (ANTM) menandatangani fasilitas
lindung nilai (hedging) dengan PT Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
dan PT Bank Negara Indonesia (BNI). Hedging yang diperoleh ANTM berjumlah
US$ 20 juta dari Bank Mandiri, US$ 10 juta dari BRI, dan US$ 30 juta dari BNI.
Hal ini dilakukan karena sebagian besar pendapatn PT ANTAM adalah dalam mata
uang dolar Amerika Serikat. Sedangkan beban operasi dalam mata uang rupiah.
Untuk meminimalkan risiko foreign exchange yang dihadapi, ANTM memiliki
strategi lindung nilai melalui instrumen lindung nilai lain seperti plain vanilla
options dan forward and cross currency swaps (CCS) options.
2.8.3 Asuransi
PT ANTAM juga meminimalkan risiko kerugian dengan mengasuransikan beberapa
aktivanya. Ada beberapa Perusahaan yang dipercaya PT ANTAM , yaitu : PT TASPEN dan
PT JASINDO.
Risiko Kerusakan Fisik dan Pencurian : Persediaan nikel, emas, perak, suku
cadang dan bahan pembantu telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat
kerusakan fisik dan pencurian dengan nilai pertanggungan keseluruhan sebesar
AS$96.190.305 atau setara dengan Rp1.392.931.813 (2017: Rp1.114.033.299).
Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi telah cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas risiko tersebut.
Risiko Bencana alam, kebakaran, kerusuhan, sabotase, kekerasan dan
penghentian operasi : Pada tanggal 31 Desember 2018, aset tetap Grup telah
diasuransikan terhadap risiko bencana alam, kebakaran, kerusuhan, sabotase,
kekerasan dan penghentian operasi dengan nilai pertanggungan keseluruhan sebesar
AS$1.421.092.015 atau setara dengan Rp20.578.833.466 (2017: AS$1.136.969.835
atau setara dengan Rp15.403.668.679), yang menurut pendapat manajemen
memadai untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian yang timbul dari risiko-
risiko tersebut.
Risiko Pemasaran : beban pengapalan dan asuransi Perusahaan sebesar 118% dari
Rp240,28 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp522,90 miliar pada tahun 2018 terkait
dengan peningkatan volume penjualan feronikel.
3.1 Kesimpulan
Apabila dilihat dari aspek manajemen risiko PT Antam Tbk telah memiliki manajemen
risiko yang sangat baik. Mulai dari cara penghindaran risiko yang baik hingga cara pengendalian
risiko yang terjadi pada PT. Antam Tbk.