Anda di halaman 1dari 2

Forum Diskusi 2

Sebuah pabrik kertas didirikan di lahan yang dekat dengan sumber bahan bakunya. Namun yang
menjadi permasalahan bagi perusanaan adalah iklim di lokasi pabrik tersebut kering, panas, dan
berangin pada musim panas. Hal ini menimbulkan risiko kebakaran. Mengatasi hal ini, ada
beberapa pilihan yang dapat diambil perusahaan, seperti mengasuransikan gedung dan semua
produk perusahaan. Pilihan lainnya, perusahaan juga dapat menyisihkan sejumlah uang setiap
bulannya untuk menutupi kemungkinan risiko tersebut sambil menerapkan standar dan prosedur
kerja bagi karyawan di pabrik tersebut.

Bagaimana tanggapan Saudara atas kasus tersebut. Silahkan diskusikan.

Jawab: Sumber Referensi Materi inisiasi 2.1 Manajemen Resiko dan BMP ADBI4211 MODUL
2 HAL 2.8-29 DAN HAL 2.48-2.54

Suryanto. (2022). Manajemen Resiko Dan Asuransi. Edisi ketiga. Tangerang Selatan. Universitas
Terbuka

Manajemen risiko perusahaan adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan sccara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Risiko bisa
dikelola dengan berbagai cara seperti :

1. Penghindaran Risiko (Risk Avoidance)


Risk avoidance adalah teknik mengelola risiko dengan cara menghidari risiko. Cara ini
paling mudah dan aman pada saat perusahaan menghadapi risiko, maka risiko tersebut
dihindari. Namun, hal tersebut bisa dilakukan jika dengan menghidari risiko tersebut
tidak ada pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Misalkan saja
perusahaan mempunyai dua pilihan untuk mencari gudang, satu di daerah rawan banjir,
yang lainnya di daerah aman banjir. Jika segala sesuatunya sama (misal harga sewanya
sama), perusahaan seharusnya memilih gudang yang di daerah aman banjir.
2. Penahan Risiko (Risk Retention).
Risk retention adalah upaya perusahaan dalam menghadapi risiko, dimana risiko tersebut
dihadapi sendiri. Jika risiko benar-benar terjadi, perusahaan harus menyediakan dana
untuk menanggung risiko tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kendaraan
roda empat, jelas mempunyai risiko kehilangan, risiko menabrak trotoar, atau spion ada
yang mencuri. Apabila salah satu risiko benar-benar terjadi, maka ia harus menanggung
sendiri risiko tersebut.
3. Diversifikasi.
Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi
pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai contoh, kita barangkali akan memiliki aset
tidak hanya satu, tetapi pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C, properti,
dan sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan bisa
dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya.
4. Pengendalian Risiko (Risk Control).
Untuk risiko yang tidak bisa dihindari, organisasi perlu melakukan pengendalian risiko.
Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya
risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan. Dengan menggunakan dua dimensi yaitu
probabilitas dan severity. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas
munculnya kejadian, mengurangi tingkat keseriusan (severity), atau keduanya.
5. Pengalihan Risiko (Risk Transfer)
Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa mengalihkan risiko tersebut ke
pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. Pihak lain tersebut biasanya
mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk mengendalikan risiko, baik karena skala
ekonomi yang lebih baik sehingga bisa mendiversifikasikan risiko lebih baik, atau karena
mempunyai keahlian untuk melakukan manajemen risiko lebih baik.
Risk transfer bisa dilakukan melalui beberapa cara:
(a) Asuransi
(b) Hedging
(c) Incorporated

Dari kasus permasalahan diatas menurut saya paling efektif adalah dengan cara Pengalihan
Risiko (Risk Transfer) dengan mengasuransikan perusahaan beserta dengan aset-aset dan semua
produk perusahaan, termasuk seluruh sumberdaya yang ada, terutama SDM. Banyak hal yang
akan terjadi terhadap operasional pabrik termasuk insiden kebakaran. Dengan mengasuransikan
semua aset, perusahaan akan menjadi lebih terjamin dengan keberlangsungan operasional
perusahaan tersebut. Tidak menjadi masalah bagi perusahaan untuk membayar premi bulanan
asuransi karena jaminan yang didapat lebih besar daripada perusahaan harus mengalihkan risiko
dengan cara menyisihkan uang bulanan untuk biaya tidak terduga yang belum tahu besaran
nilainya dan terdapat kemungkinan biaya tak terduga yang dikeluarkan akan lebih besar dari
premi asuransi. Sehingga dengan mengeluarkan biaya yang besarnya pasti setiap bulan untuk
mengasuransikan kendaraan tersebut, perusahaan akan lebih efektif dalam mencegah kerugian
yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai