Anda di halaman 1dari 4

1.

Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa


kemungkinan kejadian dan dampaknya.
Coba identifikasi dan jelaskan tingkatan ketidakpastian dan karakteristiknya.

Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa


kemungkinan kejadian dan dampaknya. Ketidakpastian (uncertainty) sering disebut
"unexpected risk" atau risiko tak terduga dari sebuah kejadian. Kondisi ketidakpastian
timbul karena beberapa sebab, antara lain: (1) Jarak waktu dimulai perencanaan atas
kerugian sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu makin besar
ketidakpastiannya; (2) Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan; dan (3)
Keterbatasan pengetahuan atau keterampilan atau teknik mengambil keputusan.
Ketidakpastian itu sendiri banyak tingkatannya. Ada beberapa tingkat
ketidakpastian dengan karakteristiknya masing-masing.
a) Ketidakpastian Sangat Tinggi (Relatif Pasti)
Pada tingkatan ketidakpastian yang tidak ada (sudah pasti), hasil bisa
diprediksi dengan relatif pasti. Pada tingkatan ini kondisi kepastian sangat
tinggi. Hukum alam merupakan contoh ketidakpastian tersebut. Sebagai
contoh, kita bisa memprediksi dengan pasti bahwa bumi mengitari matahari
selama 360 hari (satu tahun).
b) Ketidakpastian Objektif
Tingkatan selanjutnya adalah ketidakpastian obyektif, dengan contoh adalah
dadu, jika kita melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5,
dan 6 (ada enam kemungkinan hasil). Kita bisa menghitung probabilitas
masing-masing angka untuk keluar yaitu 1/6.
c) Ketidakpastian Subjektif
Ketidakpastian subjektif mengandung pengertian psikologis yaitu suasana
pemikiran yang diliputi keraguan atau kesadaran akan kurangnya pengetahuan
mengenai hasil dari suatu peristiwa. Ketidakpastian demikian disebut
ketidakpastian subyektif yaitu penilaian individu (berdasarkan atas perilaku,
pengalaman, dan pengetahuannya) terhadap situasi (yang obyektif).Contoh
adalah kecelakaan mobil. Identifikasi hasil dan probabilitas (kemungkinan)
yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebih sulit dilakukan. Sebagai contoh,
jika kita pergi ke luar dengan mobil, berapa besar probabilitas kita mengalami
kecelakaan mobil? dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau kerugian yang
bagaimana yang akan kita dapatkan? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
d) Ketidakpastian Sangat Tidak Pasti
Ketidakpastian sangat tidak pasti adalah ketidakpastian yang jelas-jelas sulit
untuk memprediksi atau mengidentifikasi hasil dari suatu peristiwa. Contoh
eksplorasi angkasa. Kita tidak tahu apa hasil yang akan diperoleh dari
eksplorasi angkasa, apakah akan bertemu dengan makhluk asing (alien),
ataukah menemukan planet yang mirip bumi, atau apa yang akan kita
temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasi hasil yang
barangkali bisa diperoleh dari eksplorasi angkasa seperti itu. Tentu saja juga
akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk masing-masing
kemungkinan hasil tersebut.
2. Tujuan utama manajemen risiko harus mendukung tujuan perusahaan. Tujuan
manajemen risiko menurut Redja, E. George diklasifikasikan menjadi dua.
Jelaskan tujuan tersebut
Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk menjaga efisiensi
operasional organisasi dan untuk memastikan bahwa organisasi tidak dibatasi dalam
mencapai tujuannya karena adanya risiko atau kerugian aktual yang timbul dari risiko
tersebut. Tujuan kedua adalah tujuan non-ekonomi, yaitu tujuan kemanusiaan, yaitu
melindungi pekerja dari kecelakaan yang berisiko meninggal atau sakit parah. Selain
itu, manajemen risiko dapat bertujuan untuk memelihara sumber daya, tanggung
jawab sosial, atau hubungan masyarakat yang baik.
Tujuan manajemen risiko dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tujuan
sebelum terjadinya peril (Pre-Lost Objectives) dan tujuan setelah terjadinya peril
(Post-Loss Objectives). Tujuan masing-masing dapat diringkas sebagai berikut.

Tujuan Sebelum Kerugian Tujuan Setelah Kerugian


Ekonomis Survival
Penurunan kegelisahan Berlanjutnya operasional
organisasi
Memenuhi kewajiban eksternal Stabilitas penghasilan
Tanggung jawab social Pertumbuhan berkelanjutan
Tanggung jawab sosial

A. Tujuan sebelum terjadinya peril

Tujuan yang ingin dicapai yang menyangkut hal-hal sebelum terjadinya


peril ada bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.
1. Hal-hal yang bersifat ekonomis misalnya: upaya untuk menanggulangi
kemungkinan kerugian dengan cara yang paling ekonomis, yang dilakukan
melalui analisa keuangan terhadap biaya program keselamatan, besarnya premi
asuransi, biaya dari bermacam- macam teknik penanggulangan risiko.
2. Hal-hal yang bersifat nonekonomisyaitu upaya untuk mengurangi kecemasan,
sebab adanya kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat menimbulkan
kecemasan dan ketakutan yang sangat, sehingga dengan adanya upaya
penanggulangan maka kondisi itu dapat diatasi.
3. Tindakan penanggulangan risiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang
berasal dari pihak ketiga/pihak luar perusahaan, seperti:
a) Memasang/memakai alat-alat keselamatan kerja tertentu di tempat
kerja/pada waktu bekerja untuk menghindari kecelakaan kerja misalnya:
pemasangan rambu- rambu, pemakaian alat pengaman (misal: “gas
masker”) untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Undang-
Undang Keselamatan Kerja.
b) Mengasuransikan aktiva yang digunakan sebagai agunan, yang
dilakukan oleh debitur untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh kreditur.
4. Melakukan tanggung jawab sosial dari perusahaan. Artinya harus dapat
menyusun kebijaksanaan yang membuat seminimum mungkin pengaruh jelek
dari suatu peril yang diderita perusahaan terhadap karyawannya, para
pelanggan/penyalur, para supplierdan sebagainya. Artinya akibat dari peril
jangan sampai menimbulkan masalah sosialmisalnya jangan sampai
mengakibatkan terjadinya pengangguran.
B. Tujuan setelah terjadinya peril
Pada pokoknya mencakup upaya untuk penyelamatan operasi perusahaan
setelah terkena peril, yang dapat berupa berikut ini.
1. Menyelamatkan operasi perusahaan (survival), artinya manajer risiko harus
mengupayakan pencarian strategi bagaimana agar kegiatan tetap berjalan
sehabis perusahaan terkena peril,meskipun untuk sementara waktu yang
beroperasi hanya sebagian saja.
2. Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut sesudah
perusahaan terkena peril. Hal ini sangat penting terutama untuk perusahaan
yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat secara langsung misalnya:
bank, sebab bila tidak akan menimbulkan kegelisahan dan nasabahnya bisa lari
ke perusahaan pesaing.
3. Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak
sepenuhnya, paling tidak cukup untuk menutup biaya variabelnya. Dimana
kalau perlu ditempuh dengan untuk sementara melakukan kegiatan usaha di
tempat lain.
4. Mengusahakan tetap berlanjutnya pertumbuhan usaha bagi perusahaan yang
sedang melakukan pengembangan usaha misalnya: yang sedang memproduksi
barang baru, memasuki pasar baru dan sebagainya. Jadi harus berupaya untuk
mengatur strategi agar pertumbuhan yang sedang dirintis tetap berlangsung.
Sebab untuk melakukan perintisan tersebut sudah dikeluarkan biaya yang tidak
kecil.
5. Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari perusahaan.
Artinya harus dapat menyusun kebijaksanaan yang membuat seminimum
mungkin pengaruh jelek dari suatu peril yang diderita perusahaan terhadap
karyawannya, para pelanggan/penyalur, para supplierdan sebagainya. Artinya
akibat dari peril jangan sampai menimbulkan masalah sosialmisalnya jangan
sampai mengakibatkan terjadinya pengangguran.Tujuan spesifik manajemen
risiko bisa bervariasi antar perusahaan. Sering pula terhadap beberapa tujuan
yang saling bertentangan satu dengan yang lain. Untuk menghindari
pertentangan ini, maka penetapan tujuan survivalharus ditentukan terlebih
dahulu sebelum tujuan yang lainnya.

3. Salah satu risiko keuangan perusahaan adalah risiko likuiditas. Identifikasi


dan jelaskan sebab yang melatarbelakangi terjadinya risiko likuiditas
Sebab-sebab Terjadinya Risiko Likuiditas
Pada saat perusahaan mengalami risiko likuiditas ada beberapa sebab yang
melatarbelakanginya, yaitu:
1. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverege yang berarti
utang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan
itu sendiri.
2. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah begitu
besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagang dan berbagai
bentuk tagihan lainnya.
3. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi
pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.
4. Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan
perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak aset yang dijual sehingga jika aset yang
tersusa tersebut masih ingin dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk
menstabilkan perusahaan.
5. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang
sistematis serta fluktuatif.

Anda mungkin juga menyukai