Sebuah pabrik kertas didirikan di lahan yang dekat dengan sumber bahan bakunya.
Namun yang menjadi permasalahan bagi perusahaan adalah iklim di lokasi pabrik
tersebut kering, panas, dan berangin pada musim panas. Hal ini menimbulkan risiko
kebakaran. Mengatasi hal ini, ada beberapa pilihan yang dapat diambil perusahaan,
seperti mengasuransikan gedung dan semua produk perusahaan. Pilihan lainnya,
perusahaan juga dapat menyisihkan sejumlah uang setiap bulannya untuk menutupi
kemungkinan risiko tersebut sambil menerapkan standar dan prosedur kerja bagi
karyawan di pabrik tersebut.
Bagaimana tanggapan Saudara atas kasus tersebut. Silahkan diskusikan. Jangan lupa
untuk mencantumkan sumber jika argumen yang diberikan diperkuat oleh pendapat dari
dan sumber lain.
Pada kasus ini, Pabrik Kertas telah melakukan identifikasi risiko yang mungkin akan
dihadapi dengan mendirikan pabrik pada lokasi yang beriklim kering, panas, dan
berangin pada musim panas. Risiko yang telah diidentifikasi yaitu kemungkinan
terjadinya kebakaran pada musim panas. Agar risiko kebakaran tersebut menimbulkan
dampak kerugian yang paling minimal, maka perusahaan harus melakukan evaluasi
dan pengukuran terhadap frekuensi dan dampak kerugian yang mungkin dihadapi untuk
menentukan manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya. Semakin tinggi
kerugian yang harus ditanggung perusahaan, maka semakin prioritas risiko tersebut
harus ditangani. Penanganan dan pengelolaan risiko kebakaran tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara seperti penghindaran risiko (risk avoidance),
penahanan risiko (risk retention), diversifikasi, pengendalian (risk control), atau
ditransfer ke pihak lainnya (risk transfer).
Pabrik kertas telah memiliki dua pilihan untuk mengelola risiko kebakaran yaitu:
1. Pengalihan risiko ke pihak lain (risk transfer), Pabrik kertas mengalihkan risiko
kerugian akibat kebakaran dengan cara mengasuransikan gedung dan semua
produk perusahaan kepada pihak lain. Risk transfer bisa dilakukan melalui
beberapa cara salah satunya yaitu asuransi. Asuransi merupakan metode
transfer risiko yang paling umum, khususnya untuk risiko murni (pure risk).
2. Penahanan risiko (risk retention), penahanan risiko dilakukan dengan
menyediakan dana untuk menanggung risiko tersebut. Perusahaan
mengevaluasi risiko-risiko yang ada, kemudian memutuskan untuk menahan
sebagian atau seluruh risiko maka perusahaan tersebut menahan risiko dengan
terencana. Perusahaan berusaha membuat dana cadangan dengan menyisihkan
dana tertentu secara periodik yang ditujukan untuk membiayai kerugian akibat
dari risiko tertentu. Pabrik kertas berupaya untuk menghadapi risiko terjadinya
kebakaran dengan menyisihkan sejumlah uang setiap bulannya untuk menutupi
kemungkinan risiko tersebut sambil menerapkan standar dan prosedur kerja bagi
karyawan di pabrik tersebut.
Untuk memilih penanganan risiko yang paling tepat, perusahaan dapat melakukan
evaluasi dan pengukuran apakah dampak dari risiko tersebut dapat ditanggung sendiri
atau tidak. Jika dirasa mampu menanggung sendiri risiko kerugian akibat kebakaran
tersebut, maka dapat memilih pengelolaan dengan menyisihkan dana cadangan. Akan
tetapi jika dari hasil pengukuran dan evaluasi tahun-tahun sebelumnya kebakaran yang
terjadi memiliki dampak yang serius dan tidak mampu ditanggung sendiri maka,
perusahaan dapat melakukan transfer risiko dengan mengasuransikan gedung dan
semua produk perusahaan.
Sumber ADBI4211 1.4-1.33