Anda di halaman 1dari 2

Diskusi.

Silakan memberikan satu (1) contoh risiko diakibatkan karena : a. kelalaian; b. kesengajaan; c.
tindakan kejahatan.

Risiko merupakan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future)
dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan. Risiko dapat terjadi jika
terdapat empat unsur yaitu sumber, ancaman, perubahan, dan akibat. Jika suatu sumber
menghadapi bahaya dari suatu ancaman dan terjadi perubahan keadaan sehingga
memperburuk keadaan yang mengakibatkan kerugian maka terjadilah suatu risiko. Empat unsur
risiko tersebut tersebut yaitu:
1. Sumber (resources), merupakan objek yang dapat terancam bahaya dan mengalami
cedera/kerugian yaitu manusia (jiwa, raga, kesehatan), harta benda (bangunan, akibat
suatu kerusakan bangunan, kendaraan, dan lain-lain), dan tanggung jawab (yang timbul
sebagai tindakan pelanggaran hukum).
2. Ancaman (threats), merupakan bahaya yang dapat berasal dari alam (banjir, gempa bumi
letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, tsunami dll), tindakan manusia
(kelalaian, kejahatan) dan peraturan yang jika dilanggar menimbulkan sanksi.
3. Modifikasi (modifying factors), yaitu keadaan khusus, internal maupun external dari suatu
sumber, yang bertendensi meningkatkan atau menurunkan suatu kemungkinan menjadi
kenyataan atau berpengaruh pada tingkat keparahan.
4. Akibat (consequences), yaitu konsekuensi dari bahaya yang menimpa suatu sumber yang
dapat mengakibatkan kerugian secara fisik (sakit, cidera, kematian, rusak atau hancur atau
hilangnya harta benda dan lain-lain) dan/atau kerugian keuangan (biaya yang timbul dari
suatu peristiwa) dan/atau timbulnya suatu tanggung jawab.

Risiko yang berasal dari manusia dapat berupa kelalaian, kesengajaan bahkan tindakan
kejahatan. Walau dalam beberapa hal risiko demikian dapat dicegah, tetapi tidak ada kepastian
hal tersebut dapat menghilangkan risiko yang setiap saat dapat terjadi, mengingat seseorang
tidak dapat menguasai atau mengetahui dengan pasti, kehendak atau tindakan orang lain.
Berikut ini contoh risiko yang dapat dapat timbul akibat dari tindak kejahatan, kesengajaan, dan
kelalaian:
1. Risiko akibat tindak kejahatan
Kejahatan dapat dilakukan oleh orang luar atau orang dalam. Kejahatan dapat
diklasifikasikan menurut sifatnya, seperti pencurian, perampokan, perampasan, pengutilan,
pemalsuan. Menurut pelakunya yaitu: profesional, pencuri biasa, atau amatir.
Pada hukum pidana, tindak pidana dibedakan antara tindak pidana yang lebih serius atau
kejahatan dan tindak pidana yang lebih ringan atau pelanggaran. Menurut Andi Hamzah,
kejahatan adalah delik-delik yang melanggar kepentingan hukum dan juga membahayakan
secara konkret. Secara etimologi kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan
dengan moral kemanusiaan.
Contoh risiko akibat kejahatan: Kerugian yang harus ditanggung perusahaan akibat adanya
tindak kejahatan berupa pencurian kendaraan operasional kantor oleh komplotan pencuri.
Petugas keamanan kantor telah berusaha menghalangi dan menghentikan aksi pencuri
tetapi tidak berhasil karena pencuri menggunakan sajam dan melukai petugas tersebut.

2. Risiko akibat kesengajaan


Kesengajaan yaitu perbuatan yang disengaja tetapi akibat/konsekuensinya tidak
diperkirakan atau diinginkan. Menurut teori pengetahuan seseorang sudah dapat dikatakan
sengaja melakukan perbuatan pidana jika saat berbuat orang tersebut mengetahui atau
menyadari bahwa perbuatannya itu merupakan perbuatan yang dilarang oleh hukum.
Sedangkan menurut teori kehendak, seseorang dianggap sengaja melakukan suatu
perbuatan pidana apabila orang itu menghendaki dilakukannya perbuatan itu.

Contoh risiko akibat kesengajaan: Kerugian yang harus ditanggung perusahaan akibat
tindakan yang disengaja oleh bendahara kantor yaitu memanipulasi dan bekerja sama
dengan vendor untuk menaikan harga barang yang dibeli untuk kebutuhan kantor diatas
harga wajar. Terdapat risiko kerugian yang harus ditanggung perusahaan yaitu selisih harga
barang yang dibeli dengan harga wajar di pasaran.

3. Risiko akibat kelalaian (tidak sengaja)


Sebagian besar kasus yang diajukan akibat perbuatan yang tidak disengaja atau lalai yaitu
karena cedera pribadi atau kerusakan properti menyangkut kelalaian yang tidak disengaja.
Garis batas antara kesalahan disengaja dan tidak disengaja ditentukan menurut perbuatan
tertuduh. Pembela yang mengajukan kasus untuk penuntut harus memilih teori ganti rugi
(theory of recovery) yang dapat dibuktikan sebaik-baiknya. Mahrus Ali dalam bukunya yang
berjudul Dasar-Dasar Hukum Pidana membagi kelalaian menjadi dua jenis yaitu kealpaan
yang disadari (Bewuste Culpa) dan kealpaan yang tidak disadari (Onbewuste Culpa). Dalam
kealpaan yang disadari, pelaku dapat menyadari tentang apa yang dilakukan serta
akibatnya, tetapi pelaku berharap bahwa akibat buruk tidak akan terjadi. Sedangkan
kealpaan yang disadari (Onbewuste Culpa), pelaku tidak menduga akan timbulnya suatu
akibat yang dilarang dan diancam pidana oleh undang-undang. Padahal pelaku seharusnya
memperhitungkan akan akibat yang akan ditimbulkan.

Contoh: Perusahaan harus menanggung kerugian akibat kelalaian bendahara yang tidak
mengecek jumlah tagihan yang diajukan vendor. Terjadi kesalahan jumlah tagihan yang
diajukan vendor, namun bendahara lalai tidak melakukan pengecekan sehingga jumlah
pembayaran tidak sesuai dengan yang seharusnya sesuai perjanjian. Atas kelalaian ini
seharusnya tidak terjadi jika vendor dan bendahara meneliti terlebih dahulu angka dan
jumlah tagihan.

Sumber ADBI4211 1.4-1.33


http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-tindak-pidana-kejahatan.html
https://123dok.com/article/kesengajaan-dan-kealpaan-tinjauan-umum-tentang-kelalaian-
kepemilikan.y8g9492w

Anda mungkin juga menyukai