o Pengertian Resiko
Risiko merupakan beban kerugian yang diakibatkan karena suatu peristiwa yang tidak
diinginkan. Besarnya risiko tersebut dapat diukur dengan nilai barang yang dapat merugikan
pemiliknya. Dalam hukum asuransi, bahaya yang menjadi beban penanggung merupakan
peristiwa penyebab timbulnya kerugian, cacat badan atau kematian atas obyek asuransi.
Resiko juga dapat diartikan sebagai berikut:
a. ketidakpastian suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian ekonomis atau keadaan
yang memburuk,
b. ketidakpastian suatu peristiwa dalam waktu tertentu mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai target yang sudah direncanakan,
c. jika resiko menimpa aset maka nilai ekonomis aset tersebut akan berkurang bahkan
hilang/lenyap.
Evenemen
Evenemen merupakan istilah yang diadopsi dari bahasa Belanda evenement yang berarti
peristiwa tidak pasti, yang dalam bahasa Inggris disebut fortuitous event. Evenemen adalah
peristiwa yang menjadi sebeb asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan kapan terjadinya dan
diharapkan tidak akan terjadi. Secara lengkap, Abdulkadir Muhammad memberikan definisi
sebagai berikut: “Evenemen adalah peristiwa yang menurut pengalaman manusia normal
tidak dapat dipastikan terjadi, atau walaupun sudah pasti terjadi saat terjadinya itu tidak dapat
ditentukan dan juga tidak diharapkan akan terjadi. Jika terjadi juga, mengakibatkan
kerugian”.
Dalam hal ini unsur-unsur evenemen adalah a. Peristiwa yang terjadi itu menimbulkan kerugian;
b. Terjadinya itu tidak diketahui, tidak dapat diprediksi terlebih dahulu;
c. Berasal dari faktor ekonomi, alam dan manusia;
d. Kerugian terhadap diri, kekayaan, dan tanggung jawab seseorang.
Jenis evenemen ditentukan oleh Penanggung dan Tertanggung di dalam Polis dan harus ada
hubungan antara evenemen dan kerugian yang dialami oleh Tertanggung (Teori Kausalitas) serta
adanya keseimbangan antara ganti kerugian dengan pembayaran premi.
Asas subrogasi
Menurut ketentuan Pasal 284 KUHD: “penanggung yang telah membayar ganti kerugian atas
benda yang diasuransikan menggantikan tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya
terhadap pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian tersebut, dan tertanggung bertanggung
jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak penanggung terhadap pihak ketiga itu”.
Penggantian kedudukan semacam ini dalam hukum perdata disebut subrogasi (subrogation).
Berdasarkan ketentuan pasal ini dapat dipahami supaya ada subrogasi dalam asuransi diperlukan
2 (dua) syarat, yaitu:
Dalam hukum asuransi, apabila Tertanggung telah mendapatkan hak ganti kerugian dari
Penanggung, dia tidak boleh lagi mendapatkan hak dari pihak ketiga yang telah
menimbulkan kerugian itu. Hak terhadap pihak ketiga beralih kepada Penanggung yang
telah memenuhi ganti kerugian kepada Tertanggung. Ketentuan ini bertujuan untuk
mencegah jangan sampai terjadi bahwa Tertanggung memperoleh ganti kerugian berlipat
ganda, yang bertentangan dengan asas keseimbangan atau memperkaya diri tanpa hak.
Asas ini dipegang teguh dalam hukum asuransi. Dalam pelaksanaan hak subrogasi,
Tertanggung tidak boleh merugikan hak Penanggung, misalnya Tertanggung
membebaskan pihak ketiga dari kewajiban membayar ganti kerugian atau membebaskan
pihak ketiga dengan kompensasi hutangnya, sehingga ketika Penanggung akan
melaksanakan hak subrogasinya terhadap pihak ketiga, yang bersangkutan ini tidak ada
sangkut-paut lagi dengan Tertanggung. Dalam hal ini, Tertanggung harus bertanggung
jawab atas perbuatannya yang merugikan Penanggung terhadap pihak ketiga
Aturan dari subrogasi terdapat pada Pasal 1400 KUH Perdata. Pasal tersebut berisi bahwa
subrogasi merupakan adanya pergantian hak yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada kreditur.
Asas subrogasi adalah salah satu dari enam asas asuransi. Dalam asuransi ada dua pihak yang
terlibat yaitu penanggung/ perusahaan asuransi dan tertanggung/ nasabah.
Hubungan ini dilandasi dengan prinsip-prinsip asuransi. Asas subrogasi merupakan hak dari
penanggung untuk menuntut pihak ketiga yang menyebabkan tertanggung menderita kerugian.
Setelah penanggung menyelesaikan kewajibannya, maka perusahaan asuransi dapat menuntut
pihak yang membuat tertanggung merugi.
Contohnya, sebuah mobil yang diasuransikan mengalami kerusakan akibat ditabrak oleh pihak
lain. Setelah perusahaan asuransi membayarkan penggantian untuk kerusakan tersebut, pihak
asuransi dapat menuntut pihak penabrak karena telah menyebabkan kerugian. Jadi peran dari
asas subrogasi dalam hal ini adalah membatasi tertanggung agar tidak mendapatkan ganti rugi
melebihi kerugian yang dideritanya, biasanya hal ini sering disebut sebagai corollary on
indemnity.
Seperti yang terdapat pada Pasal 1365 Staatsblad Nomor 23 Tahun 1847
mengenai Burgelijk Weboek voor Indonesie (BW) atau KUH Perdata yang mengatur bahwa:
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”
Prinsip subrogasi ini berfungsi untuk mendukung agar indemnitas tidak dilanggar, maka seorang
penanggung tidak akan menikmati recovery lebih besar dari pada nilai kerugian yang telah
dibayarkan atau diselesaikan oleh pihak penanggung kepada tertanggung sehubungan dengan
kerugian tersebut.
Ada 4 (empat) keadaan atau sumber-sumber dimana seorang penanggung memperoleh hak
subrogasi, yaitu:
Jika tertanggung mengalami kerugian total, maka tertanggung akan mendapatkan ganti
rugi secara penuh.
Jika dalam peristiwa tak terduga menghasilkan sisa barang (salvage) maka akan diberikan
kepada pihak penanggung setelah membayar klaim kerugian kepada tertanggung.
Apabila sisa barang mempunyai harga jual atau nilai ekonomis, maka bisa dijual oleh
pihak penanggung. Hal ini termasuk pada claim recovery yang termasuk pada salah satu
hak subrogasi.
Daftar Pustaka
https://lifepal.co.id/media/risiko-asuransi/ (muhammad, 2023)
Rusli, T. (2009). Klausul Evenemen All Risk dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen. Pranata
Hukum, 4(2).
(Armiyanto, 2007)
C.S.T. Kansil. (1996). Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia cetakan ke-IV, Sinar
Grafika, Jakarta. hlm. 429.
https://an-nur.ac.id/asuransi-jiwa-pengertian-polis-premi-uang-santunan-dan-berakhirnya-
asuransi/5/ (Universitas lampung, 2022)
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-asas-subrogasi/
https://finansial.bisnis.com/read/20211006/215/1451082/pengertian-asas-subrogasi-pada-
asuransi