Anda di halaman 1dari 3

1.

Jenis – jenis resiko yang dapat di klaim di dalam asuransi kerugian yaitu :
 Risiko murni (Pure Risk)
Risiko asuransi murni adalah risiko yang bila terjadi pasti menimbulkan kerugian dan
apabila tidak terjadi, maka tidak akan menimbulkan kerugian maupun tidak akan
menimbulkan keuntungan. Dalam pengertian risiko murni kerugian pasti terjadi
seperti kebakaran, kecelakaan, bangkrut dan lain sebagainya.
 Risiko spekulatif (speculative risk)
Risiko spekulatif adalah risiko yang memiliki dua kemungkinan bila peristiwa yang
dianggap risiko itu benar-benar terjadi, berbanding terbalik dengan risiko murni.
Contohnya saat berinvestasi saham di bursa efek, proses investasi itu akan
menimbulkan risiko spekulatif yakni ada kemungkinan untung secara finansial dan di
lain sisi ada risiko kerugian.
 Risiko khusus (particular risk)
Risiko selanjutnya ada risiko khusus yang dampak maupun penyebabnya hanya
mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi) baik secara kualitas maupun kuantitas.
Misalnya pengangguran ataupun seorang pencuri. Saat seseorang mencuri, risiko yang
ditimbulkan hanya mempengaruhi individu itu.
 Risiko fundamental (fundamental risk)
Kebalikan dari risiko sebelumnya, risiko fundamental bisa menimbulkan dampak
yang sangat luas. Terdapat faktor atau pihak tertentu yang menyebabkan risiko ini
seperti kebijakan pemerintah, bencana alam, dan lain sebagainya.
 Risiko individu (individual risk)
Risiko individu merupakan berbagai macam kemungkinan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan bisa mempengaruhi kapasitas finansial seseorang, harta
kekayaannya maupun risiko tanggung-jawab. Individual risk terbagi menjadi
beberapa kelompok seperti personal risk, property risk dan liability risk. Personal
risk kerap dikaitkan dengan pengaruh suatu hal atau kemungkinan-kemungkinan yang
secara langsung bisa berdampak pada keadaan finansial seseorang. Contoh risiko
asuransi pribadi adalah kehilangan pekerjaan, cacat fisik, meninggal dunia, dan lain
sebagainya.
 Risiko harta (property risk)
Risiko harta berkaitan dengan kepemilikan suatu benda akibat pencurian, kehilangan,
ataupun kerusakan. Risiko harta memiliki dua jenis yakni kerugian secara langsung
(direct losses) dan kerugian tak langsung (consequential).
 Risiko tanggung gugat (liability risk)
Terakhir, ada risiko tanggung-jawab yang harus kamu berikan kepada pihak lain.
Simpelnya, risiko ini membuatmu menanggung kerugian orang lain akibat ulah atau
hal yang kamu lakukan. Contohnya dalam dalam peristiwa kecelakaan, saat kamu
menabrak orang lain, inilah yang disebut dengan risiko tanggung-gugat (liability risk).

2. Persyaratan Pengajuan Klaim Meninggal pak suprapto dapat dilakukan dengan cara :
1) Polis asli
2) Formulir pengajuan klaim meninggal dunia
3) Formulir Surat Keterangan Dokter (SKD) untuk klaim meninggal dunia
4) Akte Kematian dari pemerintah setempat/pamong praja
5) Surat keterangan bukti pemakaman / kremasi
6) Bukti identitas diri (KTP)
7) Kartu keluarga (KK)
8) Dokumen lain yang dianggap perlu
Karena Pak Suprapto meninggal dunia di rumah dengan kondisi tidak sempat dibawa ke
dokter maka klaim dapat diajukan dengan melampirkan surat kronologis atau jalan cerita dari
ahli waris tentang penyebab meninggalnya tertanggung, mulai dari ketika beliau sehat, lalu
sakit, sampai akhirnya meninggal dunia.

3. Karena pak sopran memiliki asuransi mobil dengan jenis asuransi komprehensif dengan
pihak asuransi PT. A maka kerugian akibat mobil rusak alias penyok akan di ganti oleh
pihak asuransi PT.A . Dan juga pak sopran memiliki asuransi kecelakaan dimana saat
kecelakaan kaki pak sopran mengalami patah kaki atau cacat sementara maka pak sopran
berhak mendapatkan santunan biaya perawatan dan santunan pemulihan diri karena pak
sopran masuk dalam cacat sementara oleh karena itu santunan wajib diberikan kepada
pak sopran dari pihak perusahaan asuransi PT.A

4. Hubungan Hukum Perusahaan Asuransi Dengan Nasabah Asuransi

Di dalam Pasal 246 KUHD disebutkan bahwa:


“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tak tertentu.”

Di dalam Pasal 1 ayat (1) UU Usaha Perasuransian disebutkan bahwa:


“Asuransi merupakan perjanjian dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
(Perusahaan Asuransi) mengikatkan diri kepada tertanggung (Nasabah Perusahaan
Asuransi), dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung atas suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”

Di dalam Pasal 1 angka 1 UU Perasuransian disebutkan bahwa:


“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang
polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan
untuk:”
i. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
ii. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Kesimpulannya kedudukan hubungan hukumnya antara perusahaan asuransi dengan pemilik


polis asuransi itu mengikat antara kedua belah dan melahirkan kewajiban bagi masing-
masing pihak setelah pihak- pihak dalam perjanjian asuransi tersebut mencapai kesepakatan
atau consensus.

Anda mungkin juga menyukai