HUKUM ASURANSI
sebelum UTS
PENGANTAR ASURANSI
Asuransi berkaitan dengan risiko. Risiko sendiri adalah suatu peristiwa yang
belum tentu terjadi, tetapi apabila terjadi bisa mengakibatkan kerugian, injuries,
atau kematian.
Apabila telah terjadi, bukan lagi risiko. Misalnya, ada mobil ditabrak dua hari yang
lalu. Mobil tersebut rusak. Pemilik baru mengasuransikan mobil tersebut hari ini.
Maka hal yang terjadi dua hari yang lalu itu bukan risiko.
pengertian
Pasal 246 KUHD:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan di
deritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Pasal 1 angka 1 UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian:
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.”
hak kewajiban
pemegang mendapat ganti kerugian membayar premi asuransi
polis atas risiko yang
diperjanjikan (dalam
asuransi jiwa disebut
manfaat asuransi)
perusahaan mendapatkan premi dari membayar kerugian karena
asuransi tertanggung (pemegang risiko kepada
polis) tertanggung/pemegang polis
PERJANJIAN ASURANSI
Perjanjian asuransi: harus ada dua pihak (penanggung-tertanggung)
objek asuransi
Objek asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat pada
benda, dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti kerugian.
Pasal 1 angka 25 UU No. 40 Tahun 2014:
“Obyek asuransi adalah jiwa raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum,
benda dan jasa, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak,
rugi, dan/atau berkurang nilainya.”
Pasal 247 KUHD
“Pertanggungan-pertanggungan itu antara lain dapat mengenai
bahaya kebakaran;
bahaya yang mengancam hasil-hasil pertanian yang belum dipaneni;
bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, di sungai-sungai,
dan di perairan darat
mengenai dua macam pertanggungan yang tersebut terakhir akan diatur di
dalam buku yang berikut.”
Diva Humaira Ardhini (FH UI 2018)
Dari ketentuan tersebut, pada prinsipnya ada dua jenis asuransi, yaitu:
1. Asuransi kerugian, meliputi asuransi kebakaran, asuransi hasil
pertanian, asuransi laut, serta asuransi pengangkutan.
2. Asuransi jiwa
Perbedaan dari dua jenis asuransi tersebut adalah:
pengertian
Insurable interest adalah hak yang sah untuk mengasuransikan suatu objek
asuransi yang timbul dari hubungan finansial yang diakui oleh hukum.
Pasal 250 KUHD
“Apabila seorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan untuk diri sendiri
atau apabila seorang yang untuknya telah diadakan suatu pertanggungan, pada
saat diadakannya pertanggungan itu tidak mempunyai kepentingan terhadap
Diva Humaira Ardhini (FH UI 2018)
Dari pasal dalam KUHD tersebut, terdapat tiga unsur yang menjadi syarat
kepentingan dalam asuransi, yaitu:
1. Dinilai dengan uang
2. Dapat diancam oleh suatu bahaya
3. Tidak dikecualikan oleh undang-undang
b. Kontrak/perjanjian
Perjanjian melahirkan insurable interest. Contohnya, seseorang atau
badan usaha meminjam uang ke bank, harus dengan agunan/jaminan.
Pihak bank punya hubungan finansial yang sah terhadap benda jaminan
yang lahir dari perjanjian. Dengan demikian, bank memiliki hak untuk
mengasuransikan perjanjian itu. Hak untuk mengasuransikan itu tumbuh
dari hubungan finansialnya, karena kalau benda tersebut musnah atau
rusak, ia juga bisa rugi karena perjanjian itu.
c. Hubungan darah
Hubungan anak dan orang tua. Orang tua dapat secara sah
mengasuransikan anak-anaknya.
d. Suami istri
Lahir dari perjanjian. Akta nikah = perjanjian.
e. Undang-undang
Undang-undang melahirkan insurable interest untuk seseorang untuk
mengasuransikan sesuatu. Contoh: UU Ketenagakerjaan mewajibkan
Diva Humaira Ardhini (FH UI 2018)
Pembelian lewat leasing itu pas awal beli udah jadi hak milik pembeli
(meskipun belum lunas). BPKB-nya di PT leasing sampe lunas, tapi hak
miliknya dari awal udah di pembeli.
klaimnya akan dibayar? Tidak karena keterangan yang diberikan A tidak benar.
Lain halnya kalau A baru punya darah tinggi & diabetes setelah melakukan
perjanjian asuransi.
PRINSIP INDEMNITAS
pengertian
Pihak penanggung akan menyediakan dana kompensasi agar tertanggung dapat
berada dalam posisi keuangan sebelum terjadi peristiwa tertentu yang
mengakibatkan kerugian tersebut. Nilai dana kompensasi tersebut tergantung
Diva Humaira Ardhini (FH UI 2018)
dengan nilai barang yang diasuransikan. Sering juga disebut sebagai prinsip
ganti rugi.
Isi prinsip indemnitas adalah keseimbangan. Seimbang antara jumlah ganti
kerugian dengan kerugian yang benar-benar diderita oleh tertanggung,
keseimbangan antara jumlah pertanggungan dengan nilai sebenarnya benda
pertanggungan.
contoh: asuransi rumah 800 juta selama 3 tahun. ketika resiko terjadi, valuasi
rumah menjadi 1 milyar. berapa yang harus dibayar ketika total loss? berapa
yang harus dibayar ketika partial loss 20 juta?
Diva Humaira Ardhini (FH UI 2018)
over insurance
terjadi ketika nilai pertanggungan > nilai aktual
contoh: mobil diasuransikan dengan NP sebesar 200 juta. terjadi total loss ketika
harga mobil sudah menyusut menjadi 150 juta. berapa yang harus diganti?
bagaimana apabila partial loss?
PROXIMATE CAUSE
pengertian
Untuk penggantian kerugian dalam sebuah asuransi, harus benar-benar dilihat
peril atau faktor yang menyebabkan risiko.
Definisi standar dari Proximate Cause lahir dari perkara “Pawsey” vs. Scottish
Union and National pada tahun 1907:
“Proximate cause is uninsured/unnamed perils which are the active, efficient
cause that sets in motion a train of events which brings about a result, without
the intervention of any force started and working actively from new and
independent source.”
Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami kecelakaan/kerugian, maka
penanggung akan mencari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang
menggerakan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya
terjadilah kecelakaan tersebut.
Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan
efisien adalah “unbroken chain of events”, yaitu suatu rangkaian mata rantai
peristiwa yang tidak terputus.
Contoh unbroken chain of events:
- Seseorang mengendarai mobil di jalan tol dengan kecepatan tinggi
sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik
- Orang tersebut (korban) luka parah dan dibawa ke rumah sakit
- Tidak lama kemudian, korban meninggal dunia
SUBROGASI
pengertian
Pasal 284 KUHD:
“Seorang penanggung yang telah membayar kerugian suatu barang yang
dipertanggungkan, menggantikan si tertanggung dalam segala hak yang
diperolehnya terhadap orang-orang ketiga berhubung dengan penerbitan
kerugian tersebut; dan si tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap
perbuatan yang dapat merugikan si penanggung terhadap orang-orang ketiga
itu.”
Pada umumnya, seseorang yang menyebabkan suatu kerugian bertanggung
jawab atas kerusakan atau kerugian tersebut. Dalam asuransi, pihak
penanggung mengambil alih hak menagih ganti kerugian kepada pihak yang
mengakibatkan kerugian setelah penanggung melunasi kewajibannya pada
Diva Humaira Ardhini (FH UI 2018)
ASURANSI GANDA/RANGKAP
Pengertian
Double insurance: contracts where the insured makes two insurances on the
same risk and the same interest.
Asuransi ganda atau rangkap terjadi apabila diadakan asuransi atas obyek yang
sama, evenemen/risiko yang sama, dan waktu yang sama. Asuransi rangkap
dilarang apabila asuransi pertama sudah ditutup dengan nilai penuh dan
diperbolehkan apabila asuransi pertama hanya menutup sebagian dari nilai
kerugian.
dasar hukum
Pasal 252 KUHD
“Kecuali dalam hal-hal yang disebutkan dalam ketentuan undang-undang, maka
tak bolehlah diadakan suatu pertanggungjawaban kedua, untuk jangka waktu
yang sudah dipertanggungkan untuk harganya penuh, dan demikian itu ancaman
batalnya pertanggungan yang kedua tersebut.”
Pasal tersebut menyatakan bahwa untuk pertanggungan yang nilainya
dipertanggungkan secara penuh, tidak boleh diadakan pertanggungan yang
kedua kali. Apabila hal itu terjadi, maka pertanggungan yang kedua batal. Sebab
pertanggungan yang kedua inilah yang disebut dengan double insurance. Hal
tersebut bertujuan untuk mencegah tertanggung mendapatkan ganti kerugian
melebihi nilai benda sesungguhnya karena melanggar prinsip indemnitas.
Pasal 252 KUHD tidak mempedulikan apakah asuransi ganda itu dibuat dengan
itikad baik atau tidak, apakah dibuat dalam polis yang berlain atau tidak, tetap
dilarang atau batal dengan sendirinya.
Diva Humaira Ardhini (FH UI 2018)
Pada 15 Oktober 2020, rumah A terbakar habis. Maka menurut pasal 277,
perusahaan asuransi X wajib membayar klaim kepada A dengan jumlah 400 juta,
sedangkan perusahaan asuransi Y dan Z dibebaskan dari taggungan.
Namun, apabila kebakaran tersebut terjadi pada 15 Juni 2021, perusahaan Y &
Z wajib membayar klaim kepada A masing-masing 200 juta, sedangkan
perusahaan A dibebaskan karena perjanjiannya sudah berakhir.’
- Polis berlainan
- Polis 1 menanggung sebagian
- Polis 2 menanggung sebagian
Contoh:
X punya rumah bernilai 500 juta, menutup asuransi kebakaran pada beberapa
perusahaan asuransi:
- Pada 1 Januari 2020 → Perusahaan A = 300 juta
- Pada 2 Januari 2020 → Perusahaan B = 100 juta
- Pada 3 Januari 2020 → Perusahaan C = 100 juta
- Pada 4 Januari 2020 → Perusahaan D = 100 juta
persekutuan penanggung
Pasal 278 KUHD
“Apabila dalam satu-satunya polis, meskipun pada hari-hari yang berlainan, oleh
berbagai penanggung telah diadakan pertanggungan melebihi harga, maka
mereka bersama-sama menurut keseimbangan daripada jumlah-jumlah untuk
mana mereka telah menandatangani polis tadi, memikul hanya harga
sebenarnya yang dipertanggungkan.”
Apabila dalam suatu polis ditandatangani oleh beberapa penanggung, maka
masing-masing penanggung itu bertanggung jawab atas harga yang sebenarnya
dari kerugian yang diderita oleh tertanggung secara imbang atau tanggung
renteng, sesuai dengan jumlah yang mereka perjanjikan dalam polis.
Contoh kasus
Pada tanggal 1 Maret 2020, X mengasuransikan rumahnya yang bernilai 600 juta
dalam satu polis kepada beberapa penanggung:
- Penanggung A = 300 juta
- Penanggung B = 400 juta
- Penanggung C = 200 juta
- Penanggung D = 100 juta
Total = 1 miliar
Pada tanggal 10 Oktober 2020, rumah tersebut habis terbakar sehingga setiap
penanggung membayar kepada X, masing-masing senilai:
- Penanggung A = 300/1000 x 600 juta = 180 juta
- Penanggung B = 400/1000 x 600 juta = 240 juta
- Penanggung C = 200/1000 x 600 juta = 120 juta
- Penanggung D = 100/1000 x 600 juta = 60 juta
Total = 600 juta