Anda di halaman 1dari 16

Pengertian Hukum Asuransi (Bpk.

Cornelius) Pertemuan Ke-1


Kehadiran 10%, Tugas 20%, UTS 30%, & UAS 40%.
Asuransi terbagi menjadi: Hukum Perjanjian Asuransi (Insurance Contract Law) & Hukum Usaha Perasuransian
(Insurance Business Law).

Pengertian:
Asuransi adalah sebuah perjanjian pengalihan resiko yang disebut tertangguh kepada perusahaan asuransi yang
disebutkan juga sebagai penanggung, dimana tertanggung memiliki kewajiban membayarkan premi dan
penangguh berkewajiban melakukan ganti rugi atas peristiwa yang terjadi.
- Speculative
- Pure
- Fundamental
Pengertian Menurut KUHD Pasal 246:
Suatu Perjanjian dimana seorang penanggung mengikatkan dirinya kepada seorang tertanggung dengan
cara tertanggung memberikan premi kepada penanggung dan penanggung memberikan penggantian
kerugian yang diderita oleh tertanggung akibat peristiwa tak tentu. (Tidak menyebutkan tentang Jiwa,
hanya di Pasal 247 karena dulu belum common kalaupun ada keberadaannya belum signifikan)
Pengertian Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No.2 Tahun 1992 UP:
Perjanjian antara 2 pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ke-3 yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan pada meninggal atau hidupnya yang
dipertanggungkan. (Para pihak bisa banyak menurut UU ini dan juga langsung dijabarkan tidak dibagi
seperti UU dibawah).
Pengertian Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No.40 Tahun 2014 Perasuransian:
Asuransi adalah peranjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi
dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pengertian Menurut UU No. 2 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI):
Pemberian fasilitas berupa ganti rugi atas kerugian yang timbul sebagai akibat dari suatu peristiwa yang
tidak pasti. (Pemberian fasilitas menjadi perbedaan mencolok karena orang berfikir ganti rugi dapat
diberikan meskipun tidak diperjanjikan sebelumnya).
Menurut Subekti:
Perjanjian lahir setelah adanya kata sepakat, untuk asuransi perjanjian lahir setelah adanya pernyataan tertulis
penanggung untuk menanggung resiko dan juga tertanggung yang membayar premi maka lahirlah perjanjian
asuransi tapi jika salah satu belum maka belum berlaku efektif.

Menurut Dictionary of Insurance C.Bennet:


Terdapat 3 jenis, yaitu pembiayaan risiko (risk financing), pengalihan resiko (risk transfer), dan pengkombinasian
risiko (risk combination).
A. Risk Transfer
Tertanggung sepakat untuk membayar sejumlah uang sebagai premi atas pengalihan risikonya kepada
penanggung.
B. Risk Financing
Penanggung sepakat untuk membiayai kerugian yang mungkin akan dialami oleh tertanggung pada saat
terjadi risiko.
C. Risk Combining
Dengan mengkombinasikan tingkat risiko yang terdapat dalam grup tersebut penanggung akan dapat
menghitung probabilitas jumlah kerugian yang secara potensial kelak akan terjadi dalam grup risiko
tersebut.
Risiko menurut (C.Bennet Dictionary of Insurance 2004): Kemungkinan terjadinya suatu bahaya, cideram atau
kerusakan (Posibility or chance of harm, injury, or damage).

Prinsip: Dasar premi yang kecil disebut juga dengan Hukum Bilangan Besar (Law of large numbers).
Para Pihak: Penanggung/Underwriter (Insurer) dan Tertanggung/Pemegang Polis (Insured).

Manfaat Bagi Pembangunan: Berupa rasa nyaman karena asset yang dianggap berharga telah ditanggung atau
dijamin kerugiannya jika sesuatu risiko menimpanya. (Menurut Baker Insurance Law & Policy 2003)
- Harm Prevention
- Gate Keeping: Penjaga Gawang
- Social Stratification: Indikator Strata Social
- Capital Accumulation and Allocation: Mengakumulasi dan Mengalokasikan modal
- Knowledge Production: Penghasil Pengetahuan

Sejarah:
Berawal dari Inggris sebagai negara yang dijuluki sebagai ‘penguasa lautan’ (Ruler of the sea) sehingga
kemudian banyak mempengaruhi negara-negara eropa lainnya seperti belanda yang mana kemudian
diatur dalam wetboek van koephandel, namun belanda sendiri telah menetapkan buku 7 KUHPerdata
pada tahun 2006 yang mengatur sendiri tentang dagang dimasukkan ke dalam KUHPerdata.

Risk is uncertainty of loss/damage.


-Kelompok manusia yang suka padahal sudah tahu ada resiko disebut dengan Risk Aversion.
-Kelompok manusia yang mencari dan menginginkan resiko disebut dengan Risk Preference.

Pengelolaan risiko disebut dengan Risk Management, disektor perbankan khususnya jika ingin menjabat
jabatan senior wajib mendapat sertifikasi management resiko.
 Pengelolaan resiko dari seseorang kepada perusahaan asuransi disebut dengan pengalihan resiko yang
didasarkan oleh perjanjian.
 Hukum asuransi adalah hukum yang mengatur tentang perjanjian asuransi dan pelaksanaanya.
 Hukum asuransi diatur dalam:
-Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Mengatur mengenai Prinsip-Prinsip Dasar
Perjanjian Asuransi.
-Undang-Undang No.40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
-Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian aturan mengenai tata kelola bisnis
perasuransian. Sudah Tidak Berlaku
- Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 Sudah Tidak Berlaku
 Insurance contract law, Insurance Business Law, Insurance Company Law.

Premi Asuransi adalah sejumlah uang/harga yang harus dibayarkan seseorang atas sebuah pengalihan resiko.
(cost of risk transfer).

Jenis-Jenis Resiko:
1) Pure Risk;
kalau terjadi sudah pasti menimbulkan kerugian. Meskipun kerugiannya minim tetap tidak menghasilkan
keuntungan.
2) Speculative Risk;
Kalau terjadi bisa menimbulkan kerugian tapi juga bisa jadi mendatangkan keuntungan (mengandung
unsur spekulasi). “pada umumnya tidak dapat diasuransikan”
3) Fundamental Risk;
Kalau terjadi yang dapat menimbulkan korban yang banyak sekali dan kerugian yang sangat besar sekali.

Polis Asuransi (Bpk.Cornelius) Pertemuan Ke-2

Polis Asuransi: Perjanjian Asuransi.


Sebuah polis asuransi adalah perjanjian perdata yang dasar hukum dan syarat-syaratnya mengacu kepada pasal
1320 KUHPerdata. (Harus dibuat secara tertulis).
Syarat Umum
 Consent: Tidak ada paksaan, kekhilafan, atau penipuan.
 Legal Capacity: Tidak dibawah umur, sehat akalnya, tidak dibawah pengawasan curator.
 Suatu hal tertentu: Barang yang cukup jelas atau tertentu harus dapat ditentukan jenisnya.
 Kausa yang halal/isi tujuan dari perjanjian tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang sifatnya memaksa, kesusilaan, dan ketertiban umum (Prof. Subekti).
Polis Harus Memuat: Hari ditutupnya pertanggungan, nama penanggung, objek, jumlah pertanggungan, risiko
yang dipertangguhkan, waktu mulai dan berakhirnya, premi pertanggungan, dan keadaan yang kiranya penting
untuk penanggung ketahui.

Syarat Khusus Perjanjian Asuransi:


Insurable Interest & Utmost Good Faith.
1. Insurable Interest: Hak yang sah untuk mengasuransikan sesuatu yang timbul dari hubungan finansial
antara tertanggung dan objek asuransi yang diakui oleh hukum. Legal right to ensure arising out from the
financial relation between the insured and the insurable object acknowledge by law. (Pasti ditanya).
Syarat-syaratnya;
 Ownership
 Contract/Perjanjian
 Blood Relationship/Hubungan keluarga
 Hubungan Kerja
 Act/UU (e.g. UU Ketenagakerjaan)
Konsekuensi apabila tidak ada insurable interest adalah Penanggung Tidak Wajib membayar kerugian.
(Pasal 250 KUHD)
“Apabila seorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan untuk diri sendiri, atau apabila seorang, yang
untuknya telah diadakan suatu pertanggungan, pada saat diadakannya pertanggungan itu tidak mempunyai suatu
kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan itu, maka si penanggung tidaklah diwajibkan memberikan
ganti-rugi.”
*Untuk menghindarkan seseorang dari menyalahgunakan polis asuransi untuk memperoleh keuntungan dari polis
asuransi. & mencegah perluasan Moral Hazard.

2. Adanya sebuah itikad baik/Utmost Good Faith:


Harus memberikan informasi utmost good faith, tertanggung harus beritikad baik. Yaitu informasi yang
dinilai relevan dengan keadaan tertanggung pada saat masa underwriting yang diduga dapat mempengaruhi
penutupan asuransi terhadap suatu obyek “Duty of Disclosure” dan dilarang membuat pernyataan yang keliru
atau tidak benar “Misrepresentation” (beda dengan perdata yang terjadi pada saat perjanjian ini sebelum
sudah harus ada).
Berasal dari Kasus Benteng Marlborough (Bengkulu) Gubernur Sumatra George Carter mengasuransikan
kepada perusahaan bernama Boehm. Tanpa mengungkapkan kelemahan dan akan diserangnya oleh pihak
perancis. Sehingga hakim pada saat itu Lord Mansfield menyatakan tidak perlu ada penggantian meskipun kontrak
dilakukan dengan itikad baik (Carter v. Boehm)

Konsekuensinya adalah Pasal 251 KUHD:


“Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal2 yang diketahui oleh
si tertanggung, betapapun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya, sehingga, seandainya si penanggung
telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup atau tidak ditutup dengan
syarat2 yang sama, mengakibatkan batalnya pertanggungan.”

- Menurut Slade, Kewajiban Tertanggung: Mengungkapkan fakta yang diketahuinya secara


material, berkaitan dengan hakekat dari risiko yang akan dipertanggungkan atau dapat tidaknya
suatu klaim kelak dipenuhi berdasarkan polis yang akan dibuuat.
- Menurut Hobhouse, Kewajiban Tertanggung: Memberitahukan fakta yang berkaitan, tidak
perlu memberi saran karena bukan kewajibannya untuk memberikan opini. Penanggung harus
bisa menilai juga suatu informasi yang diberikan

Prinisp Penafsiran Perjanjian: Contra Proferentem, Penafsiran dilakukan oleh pihak yang tidak menyusun
perjanjian tersebut. (Unidroit-Unidroit Prinsip Hukum Kontrak Komersial Internasional)
Tertanggung: Policy Holder (Contracting Party).
Penanggung: Underwriter/Insurer.
Harga Pertanggungan/Nilai Pertanggungan: Nilai yang diasuransikan
Premi:Jumlah yang harus dibayar untuk sebuah asuransi.

Sertifikat polis: dokumen mengenai keterangan pokok polis (satu kesatuan)


Kupon asuansi: Kupon untuk pemasaran produk asuransi (tidak memuat semua pokok polis)
Pernyataan diasuransikan: Misal bonus dari bank udah dapet langsung.
Cover note: nota penutupan asuransi/polis sementara. (belum rinci)
Grace Period: Periode pada saat pertanggungan masih berjalan (biasanya 15 hari) walaupun jatuh tempo
pembayaran premi sudah jatuh dan premi belum dibayar.
Incontestable Clause: Penanggung tidak boleh membatalkan pertanggungan dengan alasan tertanggung tidak
memberikan informasi mengenai material non-disclosure & material misrepresentation.

Misrepresentasi: Penutupan suatu resikoyang disengaja dengan cara; (jika ketahuan yang mengakibatkan
batalnya pertanggungan.)
- Keterangan yang tidak benar
- Keterangan yang keliru
Non-Disclosure: Kewajiban Duty of disclosure adalah tergantung pada material atau imaterialnya pertanyaan.
- Imaterial non-disclosure, Tidak diwajibkan diberitahu apabila menyangkut hal yaitu;
 Hal yang tidak diketahui pada saat proses underwriting.
 Segala keadaan yang dapat mengurangi atau kehilangan risiko
 Segala keadaan yang sudah diketahui atau dianggap sudah diketahui oleh penanggung.
 Segala keadaan yang sudah dikesampingkan (waived) oleh penanggung.
 Segala keadaan yang akan dinyatakan sebagai warranty di dalam polis.
- Material Non-Disclosure/Concealment, yang wajib diberitahu:
 Selain daripada Immaterial non-disclosure.
 Fakta yang merupakan masalah yang telah dialami oleh obyek pertanggungan.
 Fakta yang sudah diketahui akan menyebabkan risiko terjadi dalam waktu dekat.
 Penyembunyian fakta agar asuransi disetujui dengan kewajiban seringan-ringannya.
Prinsip ini juga wajib untuk diberitahukan meskipun polis telah terbit, karena akan mempengaruhi risiko sehingga
polis akan diperbaharui atau mungkin dire-view ulang.

Peril, Proximate Cause & Hazard (Bpk.Cornelius) Pertemuan Ke-3

Jika seorang karyawan didaftarkan oleh kantornya dalam asuransi, maka polis holder-nya adalah perusahaan
tempat karyawan bekerja.

1. Peril: Suatu hal yang menjadi penyebab kerugian (Cause of Loss), yang dipercepat oleh Physical
Hazard & Moral Hazard. Macam-macam peril yang umum dikenal adalah banjir, kebocoran, api,
badai, ledakan, tabrakan dan lain sebagainya.
2. Hazard: Suatu kondisi yang dapat menciptakan atau meningkatkan kemungkinan terjadinya kerugian
disebut sebagai Hazard.
- Physical Hazard: Material atau struktur dari benda yang dipertanggungkan yang dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya kerugian, misalnya: rumah yang terbuat dari kayu akan
meningkatkan resiko terjadinya kebakaran.
- Moral Hazard: Karakter, kebiasaan, dan tindakan dari tertanggung yang mempengaruhi
kemungkinan terjadinya dan luasnya cakupan suatu risiko, misalnya kecerobohan, gaya hidup
yang tidak sehat, ketidakjujuran, dan lain sebagainya.

 Moral Hazard: Sikap, Perilaku, Moral dari tertanggung


 Physical Hazard: Segala hal yang terkait fisik dari objek yang ditanggung.
 Proximate Cause: Peril yang paling dominan, atau penyebab yang paling dominan.
 Underwriting: Proses Analisa resiko. Proses evaluasi oleh penanggung suatu permohoan asuransi hal
yang akan dievaluasi di antaranya adalah karakter, perilaku, dan sejarah kehidupan tertanggung dsb.
 Underwriter: Pihak yang melakukan Analisa resiko. Biasanya agen asuransi disebut juga dengan field
underwriter.
Penting!
Underwriting Asuransi Jiwa: dilakukan oleh ahli aktuaria yang telah mendapatkan izin usaha oleh pemerintah.
Underwriting Property & Liability: dilakukan oleh lembaga pemeringkat/biro pemeringkatan (bureau ratings).

Surety Bond: A surety bond or surety is a promise by a surety or guarantor to pay one party (the obligee) a certain
amount if a second party (the principal) fails to meet some obligation, such as fulfilling the terms of a contract.
Performance Bond: A performance bond, also known as a contract bond, is a surety bond issued by an insurance
company or a bank to guarantee satisfactory completion of a project by a contractor.
Non-Disclosure: Material, wajib memberitahukan perubahan/kerusakan. Imaterial, tidak wajib jika tidak
ditanya??
- Pada saat seseorang ingin mengasuransikan jiwa: Utmost good faithnya di awal pendaftaran.
Pengertian Hukum Asuransi (Bang Togar) Pertemuan Ke-4

BACA KARENA PASTI KELUAR!!


Asuransi Indemnity terbagi menjadi; Penting!
1. Prinsip Indemnitas (Contract of Indemnity)
Jaminan terhadap kerugian finansial (Security against financial lost). Kompensasi untuk suatu kerugian
(Compensation for loss). Perjanjian indemnitas untuk memulihkan kerugian tertanggung sesaat sebelum
terjadi kerugian (Nilainya bukan pas baru dibeli barangnya namun nilai barang saat itu). Tidak membuat
tertanggung berada di posisi finansial yang lebih baik atau memperoleh keuntungan.
- Nilai pertanggungan (sum Insured): nilai maksimal yang akan dibayar oleh penanggung jika
terjadi risiko. (dasar perhitungan & limit maksimal)
- Nilai penggantian: berdasarkan actual loss, bukan actual cash value.
- Hanya berlaku: Harta benda dan tanggung jawab hukum. (Jiwa engga, Untuk Asuransi jiwa
nilai pertanggungan adalah jumlah yang akan dibayarkan).
Prinsip-Prinsip Asuransi Indemnitas:
a. Inadequate Sum Insured (Nilai pertanggungan tidak memadai)
Nilai pertanggungan lebih kecil daripada nilai aktual obyek yang dipertanggungkan. Biasanya
karena nilai premi belum melingkupi seluruh nilai objek.
b. Indemnity Limit
Untuk harta dihititung (per occurrence/kejadian)
Untuk Tanggung jawab hukum dhitung (per year/Tahun)
c. Excess/Deductible
Nilai lebih yang harus dibayarkan oleh tertanggung.
d. Franchise
Nilai limit bawah dari kerugian, kalau belum melewati limit itu maka kerugian ditanggung
sendiri oleh tertanggung.
2. Perjanjian Mengenai Pertanggungan Sejumlah Uang (Contract of sum of money)
Artinya jika suatu kerugian terjadi maka jumlah penggantian yang akan diberikan adalah berdasarkan
jumlah uang yang telah disepakati di dalam polis sebelumnya.

Klaim yang diajukan akan dicek apakah sebuah klaim yang sah (Legitimate Claim) atau klaim yang tidak sah
(Fraudulent claim). Hal-hal yang akan diperiksa yakni:
- Kejujuran tertanggung
- Peril yang mengakibatkan kerugian
- Penyebab Peril
- Besaran nilai kerugian
- Pemenuhan kewajiban oleh tertanggung (premi udah dibayar atau belum)
- Apakah over insurance atau under insurance? Harus carii!! Yang dilakukan oleh penilai
kerugian (Lost Adjuster).
Risiko dapat dibagi menjadi 3 jenis:
1. Risiko Manusia (Personal Risks),
yaitu risiko berkaitan dengan hilangnya kemampuan memperoleh pendapatan.
2. Risiko Harta (Property Risks)
3. Risiko Tanggung Jawa Hukum (Liability Risks)
Contohnya Professional Indemnity Cost.

Pengertian Hukum Asuransi (Pak Cornelius) Pertemuan Ke-5

Proximate Cost

Ruko 1 Ruko 2 Ruko 3 Ruko 4 Ruko 5


Kebakaran Kebakaran Kebakaran Kebakaran Kebakaran
- Huru hara - - -
Tidak diganti Diganti Tidak diganti Tidak diganti Tidak diganti

Proximate Cause:
Untuk melihat ganti rugi akan dicairkan atau tidak maka perlu dilihat Proximate Cost/Penyebab paling parah
dari sebuah kejadian yang ada sebelum kejadian terjadi. Awalnya kasus kapal di Inggris 1894 Reischer v. Borwick
Dilihat bukan badai tapi tabrakan di awal.

Contoh Proximate Cause (Penting):


- Rumah ada pohon kelapa, pohon kelapa disambar petir dan jatuh maka proximate cause adalah
sambar petir.
- Rumah ada pohon kelapa, pohon kelapa disambar petir dan 4 bulan kemudian jatuh karena angin
maka proximate cause adalah angin.
Syarat Proximate Cause:
- Penyebab yang paling dominan.
- Suatu tahapan (sequence) kesinambungan tidak terputus (unbroken).
- Tindakan untuk memperkecil risiko (ditanggung).
- Tindakan yang bukan memperkecil risiko tidak diganti.
- Kerugian langsung
- Pengecualian polis (Installation fault tidak diganti)
- Multiple peril harus diganti sepanjang terdapat dalam peril
- Kecuali dinyatakan lain maka penanggung harus tetap mengganti peril yang disebabkan oleh
kelalaian tertanggung.
Contoh menghitung nilai pertanggungan:
Nilai Pertanggungan: Rumah Rp2 Milyar
Harga Pertanggungan: 0,1% x 2.000.000.000 = Rp 2jt/per tahun

1. Under Insurance: Terjadi pada saat nilai pertanggungan (NP) < nilai kerugian aktual (NA).
Contoh, Nilai Pertanggungan Rumah Rp 2 Milyar, Harga Rumah sekarang Rp4 Milyar, Kerugian yang
terjadi Rp1 Milyar. Jumlah yang harus diganti setelah beberapa tahun mengalami inflasi. Biasanya pada
asset seperti rumah.
Rumus Penggantian Under Insurance
Nilai Pertanggungan (NP) x Kerugian Aktual (KA) : Nilai Aktual = Indemnitas
Contoh, 2 Milyar x1 Milyar : 4 Milyar = Rp500 Juta

2. Over Insurance: Jika nilai pertanggungan (NP) > nilai aktualnya (NA).
Contoh, seseorang mengasuransikan mobilnya seharga Rp200 Juta sedangkan kerugian yang terjadi
Rp140 Juta maka untuk asuransi total loss yang akan diganti Rp140 juta dan batas limit maksimal adalah
Nilai Pertanggungannya (NP) mengingat bahwa penutupan asuransi ini telah memenuhi adequate sum
insured.
Rumus Penggantian Asuransi Umum/General Insurance (Harta Benda, Tidak U/ Asuransi Jiwa)
Bukan Nilai Pertanggungan, Nilai rata-rata aktual dari 3-4 Showroom mobil dengan harga dan nilai yang sama.

Tujuan pemberian ganti rugi:


Pemulihan kerugian yang telah diderita oleh tertanggung, bukan untuk mendapatkan keuntungan atau melebihi
kerugian yang diderita. To put the position of the insured to the position before any damage or loses occur.

Subrogasi:
Merupakan suatu prinsip yang mana hak penanggung yang menyelesaikan pembayaran ganti rugi yang diderita
oleh tertanggung, maka secara otomatis hak yang dimiliki oleh tertanggung untuk menuntut pihak ketiga yang
menimbulkan kerugian atau kerusakan beralih ke penanggung (perusahaan asuransi). Prinsipnya karena seseorang
tidak boleh menuntut kepada pihak ketiga dan asuransi sehingga memperoleh keuntungan. Liat juga pasal 284
KUHD. Hak subrogasi tidak berlaku bagi asuransi jiwa manusia.

Rumus Asuransi Subrogasi


Nilai Pertanggungan Asuransi A: Nilai Pertanggungan Semua Perusahaan Asuransi x Kerugian = X
Rp600 Juta (1 rumah) : 1,2 Milyar (2 rumah) x 600 Juta (Kerugian 1 Rumah) = Rp300 Juta

Asuransi Berganda:
Tidak ada larangan, tertanggung boleh minta claim kepada semua penanggung bahkan untuk risiko yang sama
pun diperbolehkan. Tapi jika sudah claim full ke satu penanggung maka penanggung yang lain tidak boleh
dimintakan juga karena berdasarkan doktrin Lord Mansfield 1758 (tidak boleh ada kenikmatan ganda).
Pengertian Hukum Asuransi (Guest Lecture) Pertemuan Ke-6
Nurjanaah Chew, Advocate & Solicitor of the high court of Malaya (Senior lecturer University of Malaya,
Cyber Law & Criminal)

Law Background: Insurance Act 1963, Insurance Act 1996, Financial Services Act 2013.
To Promote financial stability & for related consequential or incident matters.
Application of English Law:
- Only when there is a lacuna in law
- Only that which is suited to local circumstances
Regulatory Body: Central Bank of Malaysia

Section in FSA: Standards, Business Conduct, Min. Capital, Intervention & Remedial Actions, Consumer
protections, corporate governance, authorized persons & Prudential requirements.

Prohibited conduct: schedule 7, FSA 2013


- Misleading
- Undue pressure
- Demanding payment
- Exerting undue pressure
- Colluding to fix or control feature or terms to detriment consumers
Dispute resolution:
Section 126, FSA 2013, Ombudsman for Financial services.
- Non-profit organization, ADR, Resolve dispute between members (Banks, Insurance
company, broker, etc) & financial consumers. They get their money from the levy from all the
members.
- Based on relevant facts, evidences, and circumstances.
- Dispute fee 15K-250K Ringgit.
- Cases handled average: 1300 cases. Insurance case handled average: 300 cases
- Process: email, calls, fax, walk-in, & letter.
- Mediation Process: Register claim (within jurisdiction & complaint), Case management
(Negotiation, Mediation, consiliation), Settlement.
- Fair, just, & reasonable, finish in 30 days.

Prou Sythan, L.L.M. General Councel Manulife Cambodia


Insurance Law in Cambodia:
1956-1975 Insurance business started after independence.
1975-1990 Non-existence of insurance (socialist regime).
1999-2000 Insurance started with state-owned monopoly, general insurance business only.
2000-2009 Law on Insurance and more regulations issued-first stage of growth- non-life insurance
driven.
2012 Life insurance started (Cam life and Manulife).
2014 New law on Insurance was promulgated.
2012-Present: Second phase of strong growth driven by life insurance.
Kind of Insurance: General, Reinsurance, Life Insurance, Microinsurance, corporate agency, brokerage, loss
adjuster.
- Very limited knowledge and experience insurance law in judicial system
- Very limited local expertise and professionals
- Only one university (RULE) offers insurance courses
- Fast growth with small bases
Characteristics:
- Dominated by foreign insurers
- Compulsory insurances
- Simple products and distribution channels
- 100 Foreign ownership allowed
Regulators:
Insurance and Pension Department (IPD)
- Under general department of financial industry
- To be moved as independent body in medium term
Insurance Association of Cambodia
- Life, non-life insurers and micro-insurers are members
- Promote insurance awareness
- Lobby and propose industry positions

Pengertian Hukum Asuransi (Bang Togar) Pertemuan Ke-8

Polis merupakan pernyataan penanggungan pengalihan risko yang mana salah satu bentuknya perjanjian asuransi.

Syarat polis: 1320 Kuhper, Bab 2 Buku 3 Kuhper, syarat khusus perjanjian asuransi, bayar premi, tertulis.
Yang harus ada dalam Polis:
1. Nama tertanggung dan penanggung
2. Nilai pertanggungan
3. Objek yang diasuransikan
4. Jangka waktu pertanggungan
5. Risiko-risiko
6. Jenis indemnitasnya
7. Premi: Saat sudah bayar premi, maka telah terjadi penutupan asuransi

Perjanjian asuransi polis istilah lainnya penutupan (closing)


Dapat ditutup kalau dia bayar premi, kalau gak bayar premi ya otomatis tidak lanjut asuransinya.
Ada kasus begini:
Suatu hari saya datang ke Jabar yang merupakan agen asuransi. Gue mau ikut asuransi lo dengan premi asuransi
mobil 500 ribu. Oke gue ambil paket risikonya yang bla bla bla, nih uangnya (tapi belum ada polis). Pulang ke
rumah nabrak, terus nelpon Jabar mobil gue nabrak nih gimana klaimnya?
Bisa ditanggung oleh perusahaan asuransi gak?
Jawabannya: Gak bisa karena gak tertulis. Intinya harus tertulis (menunggu polis biasanya ada cover note atau
polis sementara yang jelas ada pernyataan penanggungan)

Incontestable clause: Cacat2 tersembunyi tetap ditanggung

Kasus asuransi Michael Jackson konsernya di asuransiin terus MJ tiba tiba meninggal, terus tiba tiba MJ
meninggal, terus mau di klaim tapi MJ tidak jujur kalau dia pakai obat penenang. Terus perusahaan asuransi gak
mau bayar. MJ gak buka fakta.

Pengertian Hukum Asuransi (Bang Togar) Pertemuan Ke-9

Jenis-Jenis Usaha Perasuransian:


1. Usaha Agen Asuransi:Contoh Agen Asuransi Alianz, Dia hanya menjelaskan asuransi tempat dia bekerja.
- Dalam Perjanjian Ke-Agenan, Tanggung jawab tetap berada pada principal.
2. Usaha Pialang Asuransi: Dia akan menawarkan berbagai jenis asuransi yang memang cocok dengan
kriteria yang kita inginkan. (Bekerja untuk dirinya sendiri).
3. Usaha Reasuransi: Menjaminkan kembali objek yang telah di asuransikan.
4. Usaha Lost Adjuster/Penilai Kerugian: (Charles & Taylor) biasanya untuk kapal-kapal besar.
Dilihat dari sifatnya:
1. Komersial
2. Sosial
Lebih kepada kebutuhan dasar dan tidak dilaksanakan secara kompetitif seperti contohnya BPJS.
3. Wajib
Program Asuransi Wajib adalah program yang diwajibkan peraturan perundang-undangan bagi seluruh
atau kelompok tertentu dalam masyarakat guna mendapatkan pelindungan dari risiko tertentu, tidak
termasuk program yang diwajibkan undang-undang untuk memberikan pelindungan dasar bagi
masyarakat dengan mekanisme subsidi silang dalam penetapan manfaat dan Premi atau Kontribusinya.
Dan harus kompetitif(Pasal 1 ayat 32 UU No.40 Tahun 2014).

Usaha Perasuransian:
- Bentuknya: dalam UU No.40 Tahun 2014 dapat berupa Perseroan Terbatas (PT) max:
kepemilikan asing 80%, Koperasi, atau Mutual (Usaha Bersama) awalnya dari Asuransi Bumi
Putera.
- Modal Dasar: 50 Juta Rupiah, Modal Disetor: Bebas, & Modal Disetor: 25% dari Modal
Ditempatkan.
- Sempat PP 63/99 bahwa ada permasalahan modal disetor asing lebih banyak lagi dari jumlah
yang disepakati, yang menyebabkan kepemilikan saham local terdelusi. Sekarang sudah tidak
bisa harus disetor sesuai kesepakatan yang ada.
- Dia harus melakukan asuransi terhadap dirinya sendiri. Jadi nanti akhir tahun buku ada beberapa
persen yang akan ditanggung oleh perusahaan re-asuransi terhadap perusahaan asuransi.

Pengertian Hukum Asuransi (Bang Togar) Pertemuan Ke-10


Usaha Perasuransian

Pada saat sebuah perusahaan asuransi dikelola oleh pengelola statute maka keuangannya dinilai seringkali
bermasalah, ukurannya adalah Batas Tingkat Solvabilitas Minumum (BTSM) atau Risk Base Capital.

Rumus BTSM: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71/POJK.05/2016

SURAT EDARAN OJK No.31/2015


- Perusahaan setiap saat wajib memenuhi Tingkat Solvabilitas paling rendah 100% (seratus
persen) dari MMBR.
- Target Tingkat Solvabilitas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan paling
rendah 120% (seratus dua puluh persen) dari MMBR dengan memperhitungkan profil risiko
setiap Perusahaan serta mempertimbangkan hasil simulasi skenario perubahan (stress test).
- Jumlahnya harus 120% dari seluruh jumlah pertanggungan yang harus dibayar.
- Modal Minimum Berbasi risiko (MMBR) adalah jumlah dana yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam
pengelolaan asset dan liabilitas.

Retensi sendiri: suatu hal yang menjadi beban atau ditanggung sendiri.
Min.1,5%-10% dari modal sendiri yang boleh dibayarkan kepada tertanggung, sisanya dibayarkan re-asuransi

Hubungan Afiliasi, diatur dalam UU No.40 Tahun 2014 dan UU No.5 Tahun 1999 tentang Persaingan
Usaha?Nanti lengkapin

Kecuali melalui transaksi yang wajar tanya pojknya sama dewi

Merger: A+B= A/B/C


Konsolidasi: A+B= AB
Akuisisi: A+B= A

Pailit juga masukinn


Paling dikasih soal ilustrasi gitu laa

Pengertian Hukum Asuransi (Bang Brian) Pertemuan Ke-11


Usaha Perasuransian

Menurut P.OJK No.71/2016 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi:
Asuransi terbagi menjadi
A. Asuransi Umum:
Barang/Property, Tanggung Jawab Hukum/Liability, Jiwa/Kesehatan/Keselamatan, & Hak Pendapatan
Usaha. Jangka waktunya biasanya tahunan, kecuali untuk asuransi terhadap objek kredit biasanya
menyesuaikan pada tenor kreditnya (contoh: Bank Clause Asuransi rumah terbakar, sebagai salah satu
syarat di acc kredit KPR).
B. Asuransi Jiwa:
Kematian, Hidup (Kecelakaan & Kesehatan), & Non Asuransi (Pensiun & Investasi/reksadana).
C. Modal Usaha: P.OJK No.67/2016
Modal minimum disetor adalah Rp150 Milyar.
 Modal Dasar: Modal yang ingin dicita-citakan agar perusahaan dapat berkembang
 Modal Ditempatkan: Modal yang dikeluarkan dari portepel/sudah ada pemiliknya. Modal
ditempatkan harus disetor 100%.
 Modal Disetor: Modal yang sudah dipisahkan dari kepemilikan pribadi dan sudah masuk ke
dalam rekening PT.
 Dana Jaminan Minimal 20% dalam Bentuk Deposito berjangka, cara pencairan Direksi – OJK -
Izin – Cair.

Contoh: Modal Disetor 150 Milyar, Modal Ditempatkan 150 Milyar (Asing 80%= Rp120 Milyar &
Indo 20%= Rp30 Milyar), Modal dasar minimal sejumlah modal disetor.
D. Pendiri
Pemegang saham, WNI, Badan Hukum Indonesia (Max 100%), WNI+WNA+BHI (Bursa Efek), &
Perusahaan Asuransi RI (Max 100%) + Perusahaan Asuransi Asing (Max 80%).

Baca AJB Bumiputera, kenapa OJK bisa interference nunjuk caretaker, tanya chrissie kalo
gajelas. 2 halaman analisis.
Pengertian Hukum Asuransi (Bpk Cornelius) Pertemuan Ke-12
Usaha Perasuransian

Ujian akan ada kasus dan teori (prinsip-prinsip dan doktrin, UU 40 Tahun 2014, Pengganti UU No.2
Tahun 1992), dari UTS subrogasi kedepan tapi ada kasus yang berkaitan dengan doktrin2 jadi harus
baca2 semua, (Insurable Interset
- Agen itu bukan merupakan pegawai dari perusahaan asuransi, dia bekerja untuk dan atas nama
perusahaan asuransi dengan dasar pembagian komisi, apabila kemudian ada tanggung jawab
hukum maka kemudian perusahaan asuransi ikut bertanggung jawab kepada yang meminta hal
tersebut.
- Premi asuransi adalah biaya pengalihan resiko, asuransi adalah perjanjian yang isinya
pengalihan resiko.
- Jika peserta mendaftar untuk asuransi tetapi premi belum disetorkan. Agen harus
bertanggungjawab tentunya juga perusahaan asuransi juga akan dimintakan
pertanggungjawabannya.
- Perusahaan Asuransi wajib meberbentuk badan hukum (PT, Koperasi, & Usaha Bersama).
Apabila terjadi risiko maka kemudian dia berkewajiban membayar ganti rugi, pihak yang
menilai kerugian adalah pihak ketiga Lost Adjuster.
- Melalui UU No.40 Tahun 2014 dia sudah diatur menjadi wakil dari nasabah.
Broker/Pialang/Makelaar/Perantara tidak menanggung risiko.
- Asuransi Indemnitas maka berlaku prinsip perhitungan indemintas dalam kerugian, meskipun
telah ada jumlah pertanggungan dalam kontrak. Untuk memulihkan kerugian itu.
- Undang-undang ini juga menganut asas the choice of insurer, artinya setiap orang bebas
memilih ke perusahaan asuransi mana ia akan berasuransi. Tidak boleh ada suatu aturan yang
mengharuskan seseorang untuk berasuransi dengan perusahaan asuransi tertentu, apalagi
dipaksa, kecuali asuransi yang sifatnya wajib, seperti asuransi social (ex: BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan). Mengapa diatur asas ini dalam peraturan perundang-undangan? Hal ini
dikarenakan dalam praktik bisnis, masyarakat membeli property dengan cara cicilan melalui
leasing sehingga kerap kali terjadi pihak leasing (bank) yang memaksa nasabah untuk
berasuransi dengan perusahaan asuransi yang satu group dengan bank tersebut atau telah
bekerja sama dengan bank tersebut. Dari doktrin ini, siapa saja mempunyai kepentingan, baik
pembeli property (nasabah) maupun bank. Bentuk kerugian yang dimungkinkan apabila asas
ini tidak ada: harga premi lebih mahal. (Pasal 24 UU No.40 Tahun 2014)
- Objek yang berada di Indonesia harus diasuransikan dengan perusahaan asuransi yang dimiliki
di Indonesia, kecuali apabila tidak ada perusahaan asuransi yang sanggup atau dapat menutup
objek asuransi tersebut atau tidak bersedia menutup objek asuransi tersebut.
- Agen tidak boleh menahan Premi (Pasal 28 dan 29)
- Doktrin Utmost Good Faith, mewajibkan seseorang yang mau mengasuransikan/menutupp
asuransi/tertanggung untuk menyampaikan semua informasi dan keterangan material mengenai
objek asuransi yang akan diasuransikan yang mempengaruhi pertimbangan dan keputusan
perusahaan asuransi apakah bersedia untuk menjamin risiko/tidak.
 Jika tidak dipenuhi perjanjian asuransi dianggap batal demi hukum sehingga
perusahaan asuransi tidak wajib melakukan ganti kerugian.
 Pasal 31 dan 32 juga mengatur agen/pialang asuransi untuk menyampaikan informasi
secara jujur apabila memasarkan produk asuransi maka ahen ini juga wajib untuk
menjelaskan produk dengan baik dan benar.
- Undang-Undang ini juga mengatur mengenai larangan kegiatan asuransi tentang pendanaan
kegiatan terorisme
- Terdapat fit and proper test syarat yang diberikan OJK sebelum memberi izin kepada
perusahaan asuransi, agar kemudian direksi memahami betul mengenai sektor industri
perasuransian.
- Modal disetor minimal 25% dari modal ditempatkan, tapi kalau diperusahaan minimal 100%
modal ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka sebagai dana jaminan tidak boleh
digunakan atau ditarik tanpa izin dari OJK*cek lagi*, Risk Base Capital untuk dikatakan sehat
sebagai perusahaan asuransi adalah 120%
- Perusahaan Asuransi tidak dapat langsung dengan diajukan permohonan pailit oleh orang lain
karena harus melalui OJK agar dana nasabah yang dikelola tidak dapat diambil semena-mena.
(Kasus Manulife).
- Reasuransi: Perusahaan Asuransi kan sudah menjamin risiko yang apabila diakumulasikan
jumlahnya bisa besar sekali, jumlah akumulasi itu kemudian diasuransikan kembali.
- Asuransi Syariah: Premi adalah kontribusi (minimal 2 polis terdaftar), Tertanggung adalah
peserta. *baca gimana cara kerjanya*
- Jika ada asuransi ganda misal mobil dengan pertanggungan asuransi I Rp400jt asuransi II
Rp200Jt, kerugian terjadi maka dibayar sesuai rumus *pelajarin rumah*.

Anda mungkin juga menyukai