Anda di halaman 1dari 13

z

Perceraian
Internasional

Dian Purnama Anugerah, S.H., M.Kn, LL.M.


z
Hak Asasi Manusia

 Ps.16 (1) Universal Declaration on


Human Rights:
 Man and women of full age, without
any limitation due to race, nationality
or religion, have the right to marry and
to form a family. They are entitled to
equal rights as to marriage, during
marriage and at its dissolution
z
Pendekatan mengenai mudah / sukarnya bercerai

1. Sukar untuk
memperoleh
perceraian

2. Mudah untuk
memperoleh
perceraian
z
Negara yang sulit memperoleh perceraian

 Ad 1. prinsip ini dipengaruhi oleh


ajaran Agama Katholik, bahwa
perkawinan merupakan suatu
sakramen atau sesuatu yg suci
oleh karenanya tdk dpt diceraikan,
kecuali karena kematian.
Diterapkan di Italia, Perancis,
Spanyol, Austria,Brasil dll.
z
Negara yang mudah melakukan perceraian

Prinsip mudah bercerai


terutama pada negara-negara
yg menerapkan hukum Islam
dengan cara talak dan negara-
negara yang tergolong sebagai
“divorce paradise” seperti
negara Bagian Nevada di AS,
Las Vegas,Reno dan Mexico.
z
Kecenderungan penggunaan Lex Fori

 Akibatnya masing-masing
negara cenderung memakai
lex fori terhadap perceraian
internasional
z

Di Indonesia berdasarkan hasil penelitian terhadap


perceraian yang diajukan oleh pihak-pihak yg
berbeda kewarganegaraan hakim selalu
menerapkan hukum Indonesia (lex fori) yaitu UU
No.1 Tahun 1974 jo.PP No.9 Tahun 1975 dan
Kompilasi Hukum Islam utk pengadilan Agama,
tanpa mempertimbangkan segi-segi HPI dari
kasus perceraian tsb.
z
Perceraian Internasional sebelum UU 1 / 74

 Putusan PN.Jakpus Thn 1953 antara Lie


Kwie Hin v.Tjin Tjeuw Jie, para pihak WN
RRC. Menurut UU.Perkawinan RRC
Thn.1950 ps.17 diperbolehkan perceraian
atas persetujuan bersama atau
“consentement mutuel “ Dalam kasus ini
hakim menolak permohonan cerai karena
bertentangan dengan ketertiban umum di
Indonesia yaitu ps.208 dan 209 BW
z
PN Jaksel No.020/Pdt.G/1990P
Fransisca vs Walter

 Penggugat Ny.Francisca Hedy Halim (WNI) tergugat Walter


Forrer (WN Swiss). Hakim menerapkan H.Indonesia karena
perkawinan mereka merupakan perkawinan campuran yang
dilangsungkan di Jakarta
z
PN.Sby dan PT Sby.No.598/pdt.1996/PT Sby.
Ninik Tedjo vs Jon Paul

 Penggugat Ninik Tedjo Putri (WNI) menggugat cerai suaminya


Jon Paul Ellison (WN AS) di PN Surabaya pada bulan mei
1995.

 Ninik & Jon menikah di Colorado 10 Desember . Dikaruniai


seorang anak Paul Alexander Ellison, lahir di Colorado.

 Perkawinan dicatatkan di Catatan Sipil Indonesia.


z
PN.Sby dan PT Sby.No.598/pdt.1996/PT Sby.
Ninik Tedjo vs Jon Paul

 Pengacara Jon melakukan eksepsi : PN Sby tidak berwenang


mengadili perkara karena perkawinan dilangsungkan di
Colorado dengan menggunakan ketentuan hukum di
Colorado (Lex Loci Celebritionis)

 Hakim dalam putusan sela memutus bahwa PN Sby


berwenang dengan pertimbangan meskipun perkawinan
mereka dilangsungkan di Colorado tetapi telah dicatat di
Kantor Catatan Sipil Kodya Sby sekembalinya mereka di
Indonesia. Formil : Indonesia, Materiil : Colorado
z
Perceraian WNI di luar negeri

 Dasar-dasar perceraian menurut UU.No.1 Thn 1974


jo.PP No.7 Tahun 1975
1. Perceraian harus dilakukan di depan sidang pengadilan.
2. Perceraian hanya dapat dilakukan bila ada alasan hukum yg
menjadi dasar perceraian (ps.39 UUP jo ps 19 PP No.9 Thn
1975)
z
Pengakuan Putusan Perceraian Asing
(Recognition / Erkenning)

 Putusan perceraian dari pengadilan di luar negeri


dapat diakui di Indonesia sepanjang alasan-alasan
cerai dikenal dalam hukum Indonesia.

 Tetapi putusan cerai tsb tidak dapat dilaksanakan


(dieksekusi) di Indonesia karena bertentangan
dengan ps.436 RV

Anda mungkin juga menyukai