Anda di halaman 1dari 31

Perkawinan di luar Indonesia dan

Perkawinan Campuran
• Prosesnya mengikuti tata cara negara asing
dimana perkawinan tersebut dilangsungkan.
Karena ada unsur asing, maka masuk bidang
Hukum Perdata Internasional (HPI) dan
tergolong Perkawinan Internasional
Pasal 57
• Perkawinan antara dua orang yang di
Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan
karena perbedaan kewarganegaraan dan salah
satu pihak berkewarganegaraan Indonesia
Pasal 56
• Perkawinan yg dilakukan diluar Indonesia
antara lain :
1. WNI dengan WNI
2. WNI dengan WNA
Adalah sah jika dilakukan menurut hukum yg
berlaku di negara dimana perkawinan itu
dilangsungkan DAN bagi WNI tidak melanggar
UUP
• Dalam waktu 1 tahun setelah suami istri itu
kembali ke Indonesia, surat bukti perkawinan
harus didaftarkan dikantor pencatatan
perkawinan tempat tinggal mereka
TETAPI
Pasal 37 UU Administrasi Kependudukan bahwa:
WNI di luar wilayah NKRI wajib dicatatkan pada
instansi yg berwenang di negara setempat dan
dilaporkan pada perwakilan RI
• Apabila negara setempat tidak
menyelenggarakan pencatatan perkawinan
bagi orang asing, pencatatan dilakukan pada
perwakilan RI setempat
• Perwakilan RI setempat mencatat peristiwa
perkawinan dalam register akta perkawinan
dan menerbitkan kutipan akta perkawinan.
• Pencatatan perkawinan dilaporkan oleh yang
bersangkutan kepada instansi pelaksana di
tempat tinggalnya paling lambat 30 hari sejak
yg bersangkutan kembali ke Indonesia
• Apabila melampaui batas waktu pelaporan,
maka akan dikenakan sanki administratif
berupa denda paling banyak Rp. 1.000.000
sebagaimana diatur pada pasal 90 UU
Administrasi Kependudukan
Keabsahan
1. Formal
Mengikuti ketentuan negara dimana perkawinan
itu dilangsungkan
2. Materiil
Bagi WNI harus mengikuti UUP
Syarat Materiil Pasal 60 (1) UUP
• Certificate of ability to marry (surat
keterangan mengenai kemampuan menikah)
• Certificate of no impediment of marry ( surat
keterangan tidak ada halangan untuk kawin)

Dari kedutaan negara asalnya


Sedangkan dalam Pasal 1 GHR (reglement op de Gemengde Huwelijke
Stb.1898 No 158- peraturan perkawian campuran

Perkawinan campuran adalah “ perkawinan antara


orang-orang yang di Indonesia tunduk kepada
hukum yang berbeda-beda”(agama,bangsa atau
keturunan/ras)

Ketentuan ini lebih luas dibandingkan


Dengan Pasal 57 UU No 1/1974
Penentuan keabsahan harus berlandaskan
kaidah HPI
Lex Loci Celebrationis
Suatu perkawinan keabsahannya ditentukan
oleh hukum dari negara perkawinan itu
diselenggarakan.
Apabila hukum yang berlaku di negara dimana
perkawinan itu dilangsungkan menyatakan sah,
maka keabsahan tersebut wajib diakui saat
pasangan kembali dan berdomisili di Indonesia
Pada umumnya di berbagai sistem hukum
berdasarkan Locus Regit Actum di terima asas
bahwa validitas/persyaratan formal suatu
perkawinan ditentukan berdasarkan Lex Loci
Celebrationis
Pasal 57
• Unsur2nya :
1. Dilakukan oleh 2 orang
2. Dilangsungkan di Indonesia
3. Tunduk pada hukum yang berbeda krn
perbedaan kewarganegaraan
4. Salah satu pihak berkewarganegaraan
Indonesia
Syarat2 Perkawinan Internasional
• Harus memenuhi syarat :
1. Formal Requirement of Marriage
2. Substantive Requirement of Marriage
Konsekuensi bagi WNA
• Pasal 19 UU no 12/2006 ttg Kewarganegaraan RI bahwa :
1. WNA yg kawin secara sah dg WNI dapat memperoleh
Kewarganegaraan RI dengan menyampaikan pernyataan
menjadi warga negara di hadapan Pejabat
2. Pernyataan sebagaimana dimaksd pd ayat 1 dilakukan
apabila yg bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah
RI paling singkat 5 th berturut2 atau paling singkat 10 th tdk
berturut2 kecuali dg perolehan kewarganegaraan tsb
mengakibatkan kewarganegaraan ganda
3. Dalam hal yg bersangkutan tidak memperoleh
kewarganegaraan RI yg diakibatkan oleh kewarganegaraan
ganda sebagaimana dimaksd pada ayat (2), yg bersangkutan
dapat diberi izin tinggal tetap sesuai dg PerUU an
Konsekuensi bagi WNI
• Pasal 26 UU kewarganegaraan
(1)Perempuan WNI yg kawin dg laki2 WNA akan
kehilangan Kewarganegaraan RI jika menurut
hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan
istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tsb
Lanjutan
(2) Laki2 WNI yg akan kawin dengan perempuan
WNA kehilangan Kewarganegaraan RI jika
menurut hukum negara asal istrinya,
kewarganegaraan suami mengikuti
kewarganegaraan istri sebagai akibat
perkawinan tersebut
Lanjutan
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) atau laki2 sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) jika ingin tetap menjadi WNI dapat
mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Pejabat atau perwakilan RI
yg wilayahnya meliputi tempat tinggal
perempuan atau laki2, kecuali pengajuan tsb
mengakibatkan kewarganegaraan ganda
Status Anak
Anak yg dilahirkan dari perkawinan yg sah dari
seorang ibu WNA dan ayah WNI, maka anak tsb
berkewarganegaraan Indonesia. Demikian juga
sebaliknya. Ibu WNI dan Ayah WNA maka anak
tsb tetap berkewargaegaraan Indonesia
Status Anak
• Anak tsb akan berkewarganegaraan ganda dan
setelah anak berusia 18 th atau sudah kawin,
maka ia harus menentukan pilihannya
• Persyaratan utk memilih tsb harus
disampaikan paling lambat 3 th setelah anak
berusia 18 tahun/setelah kawin.
Berbeda dg UU no 62/1958 ttg
Kewarganegaraan
• UU ini menganut patrinial dimana jika ayah
WNA dan ibu WNI, maka anak yg dilahirkan
ikut warganegara ayahnya

Anda mungkin juga menyukai