INGET!!!
Pencegahan Perkawinan:
● Dapat dilakukan, apabila terdapat pihak yang tidak memenuhi syarat perkawinan di Pasal 6
● Diajukan sebelum perkawinan itu berlangsung
● Akibat: Perkawinan menjadi batal
● Yang dapat mencegah:
○ a. Keluarga garis keturunan lurus ke atas dan kebawah, saudara, wali nikah, wali
pengampu dari salah seorang calon mempelai Pasal 14 ayat (1)
○ b. Pasangan yang sah juga bisa mencegah Pasal 15
○ c. Dalam hal tertentu, pejabat yang ditunjuk punya kewajiban untuk mencegah Pasal 16
ayat (1) dan (2)
Pembatalan Perkawinan
Pembatalan perkawinan:
● Dapat dilakukan, apabila:
- terdapat pihak yang tidak memenuhi syarat perkawinan di Pasal 6
- Perkawinan dilangsungkan dibawah ancaman yang melanggar hukum → Pasal 27 ayat (1)
- Terjadi salah sangka mengenai diri suami atau istri → Pasal 27 ayat (2)
Pandu dan Puspa dapat membuat perjanjian perkawinan sebelum atau saat perkawinan itu berlangsung. Perjanjian kawin itu
nantinya disahkan oleh Pegawai pencatat perkawinan → Pasal 29 ayat (1)
1. Cukup alasan bahwa antara suami istri tersebut tidak akan hidup rukun → Pasal 39 ayat (2)
2. Penjelasan Pasal 39 ayat (2):
● Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
● Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang
sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
● Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan
berlangsung;
● Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;
● Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai
suami/istri;
● Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi
dalam rumah tangga
Jangka waktu tunggu
Pasal 57 → perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena
perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.
Perkawinan yang dilakukan oleh Gading dan Giselle bukan perkawinan campuran
karena keduanya merupakan warga negara Indonesia.
Upaya hukum yang dapat dilakukan adalah dengan membuat Perjanjian Perkawinan
1. Cukup alasan bahwa antara suami istri tersebut tidak akan hidup rukun → Pasal 39 ayat (2)
2. Penjelasan Pasal 39 ayat (2):
● Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
● Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang
sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
● Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan
berlangsung;
● Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;
● Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai
suami/istri;
● Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi
dalam rumah tangga
Kesepakatan bukan merupakan alasan perceraian sehingga alasan tersebut tidak dapat diterima
Gugatan Perceraian
Diajukan ke Pengadilan
(Pasal 63)
Akibat putusnya perkawinan karena perceraian
Hubungan hukum:
⇒ Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya
⇒ Bapak yang bertanggung-jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak
dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya
tersebut