Anda di halaman 1dari 3

Semarang, 21 November 2017

SIFAT POKOK ASURANSI UMUM (KUHD)


1. Berdasarkan pada bunyi pasal 246 KUHD Asuransi diberikan hanya terhadap resiko kerugian,
kerusakan maupun kehilangan keuntungan dalam arti resiko negatif serta berdasarkan pada
bunyi pasal 268 KUHD suatu asuransi dapat mengenai sesuatu yang minimal dapat dinilai
dengan uang, dapat diancam suatu bahaya dan tidak dilarang oleh peraturan perundang-
undangan.

2. Berdasarkan pada bunyi pasal 249 KUHD bahwa asuransi tidak mungkin diberikan terhadap
cacat, kebusukan sendiri atau kerusakan alamiah yang pasti terjadi menurut pada sifat atau
macam barangnya. Adapun ketentuan ini dapat tidak berlaku apabila memang dalam polis
secara tertulis dan tegas telah diadakan pertanggungan juga untuk hal tersebut. Kata juga
tersebut mengindikasikan bahwa tidak mungkin asuransi diadakan hanya untuk hal tersebut,
melainkan hal tersebut menjadi salah satu objek yang diasuransikan.

3. Berdasarkan pada bunyi pasal 251 KUHD setiap polis yang dibuat berdasarkan keterangan
yang keliru atau tidak benar oleh si tertanggung, ataupun tertanggung sengaja telah dengan
sengaja menyembunyikan suatu fakta, meskipun beritikad baik maka polis adalah batal demi
hukum. Diatur demikian karena apabila telah diketahui suatu fakta tersembunyi tersebut
maka polis akan ditutup dengan ketentuan yang berbeda bahkan mungkin saja penanggung
tidak mau menanggungnya sama sekali.
Adapun berdasarkan pada bunyi pasal 269 KUHD bahwa perjanjian asuransi yang dibuat atas
suatu resiko yang mana resiko tersebut telah terjadi saat perjanjian asuransi ditutup bersama
dengan adanya fakta bahwa tertanggung mengetahui fakta tersebut berkonsekuensi hukum
pada batal demi hukumnya perjanjian tersebut.

4. Berdasarkan pada bunyi pasal 252 KUHD tidak boleh adanya perjanjian asuransi ganda
dengan benda yang sama, waktu yang sama dan harga yang sama apabila perjanjian asuransi
yang terlebih dahulu sudah menutup nilai bendanya secara penuh.
Ketentuan tersebut dapat dikecualikan dengan dasar pasal 280 ayat (1) KUHD yang tidak
melarang adanya perjanjian ganda seperti yang dilarang pasal 252 dengan syarat bahwa
untuk perjanjian kedua tertanggung hanya dapat menuntut klaim pada penanggung kedua
apabila tertanggung tidak dapat menuntut klaim kepada penanggung pada perjanjian
asuransi sebelumnya.
Selanjutnya atas adanya perjanjian asuransi ganda tersebut berdasarkan pasal 280 ayat (2)
KUHD dipersyaratkan dengan ancaman batal demi hukum haruslah perjanjian asuransi
pertama tadi diterangkan dengan jelas, sebagai konsideran atau resital dsb dalam perjanjian
asuransi yang kedua.

5. Berdasarkan pada bunyi pasal 254 KUHD selama mengadakan perjanjian atau pada masa
perjanjian asuransi tertanggung melepaskan hal yang menjadi pokok perjanjian atau hal yang
tegas dilarang maka perbuatan tertanggung tersebut adalah batal.

6. Berdasarkan pada bunyi pasal 255 KUHD Polis asuransi harus dibuat secara tertulis dan
berdasarkan pada bunyi pasal 256 KUHD maka polis harus ditandatangani tiap2 penanggung
dan hal minimal yang harus terdapat dalam polis (kecuali polis asuransi jiwa, laut,
pengangkutan darat atau laut) yaitu:
a. Hari disepakatinya asuransi
b. Nama orang yg menutup pertanggungan, pertanggungan sendiri atau atas
pertanggungan orang ketiga
c. Jumlah uang dalam polis asuransi
d. Bahaya yang ditanggung penanggung
e. Saat mulai berlakunya bahaya bagi si penanggung dan saat berakhirnya
f. Premi asuransi
g. Pada umumnya semua keadaan yang penting bagi penanggung untuk diketahui dan
segala syarat yang diperjanjikan para pihak

7. Berdasarkan pada bunyi pasal 257 ayat (1) KUHD polis diterbitkan setelah ia ditutup dan hak
kewajiban para pihak mulai semenjak saat itu dan bukan saat ditandatanganinya perjanjian
tersebut. Adapun Berdasarkan pada bunyi pasal 257 ayat (2) KUHD kewajiban untuk
menandatangani polis oleh penanggung bahkan lahir karena telah ditutupnya polis tersebut
dalam waktu tertentu dan harus menyerahkan polis tersebut pada tertanggung dalam waktu
tertentu pula.

8. Berdasarkan pada bunyi pasal 263 ayat (1) KUHD apabila benda yang dipertanggungkan
dijual atau berpindah hak miliknya maka pertanggungan berjalan terus untuk keuntungan si
pemilik baru meskipun pertanggungannya tidak dioperkan. Hal tersebut bisa diperjanjikan
sebaliknya oleh si penanggung dan tertanggung pertama
Komentar :akan sangat baik apabila pertanggungan dioper juga bersama dengan hak
miliknya. Hal tersebut menjadi amat penting untuk diatur dalam polis asuransi.

9. Berdasarkan pada bunyi pasal 275 KUHD harga benda yang menjadi objek polis yang berasal
dari taksiran ahli tidaklah dapat dibantah kecuali telah terjadi suatu penipuan yang dilakukan
oleh ahli.

10. Berdasarkan pada bunyi pasal 276 KUHD apabila kerusakan dan resiko terjadi karena
kesalahan tertanggung maka penanggung tidak akan menggabti rugi serta penanggung
berhak menuntut atau memiliki premi apabila ia telah memikul bahaya.

11. Berdasarkan pada bunyi pasal 277 dan 278 KUHD berbicara tentang pertanggungan lebih
dari satu penanggung terhadap satu barang yang sama.
Pasal 277 ayat 1 KUHD mengatur bahwa apabila dalam suatu pertanggungan kemudian telah
dipertanggungkan sebesar harga sepenuhnya, maka pertanggungan yang terjadi setelah itu
terhadap barang yang sama adalah tidak berlaku.
Pasal 277 ayat 2 KUHD mengatur bahwa apabila dalam suatu pertanggungan seperti yang
diatur dalam pasal 277 ayat 1 KUHD tidak mempertanggungkan harga sepenuhnya maka
para penanggung berikutnya menanggung harga selebihnya menurut tertib waktu.
Pasal 278 ayat 1 KUHD apabila dalam hanya satu polis para penanggung secara bersama2
telah mempertanggungkan suatu benda melebihi dari pada harga sepenuhnya , maka para
penanggung secara bersama2 menurut perimbangan dalam polis tersebut hanya wajib
menutup sebesar harga sepenuhnya.
12. Berdasarkan pada bunyi pasal 281 KUHD apabila polis menjadi gugur atau batal, apabila
tertanggung telah dengan itikad baik selama ini maka penanggung wajib mengembalikan
premi baik seluruhnya maupun sebagian.

13. Berdasarkan pada bunyi pasal 283 ayat (1) KUHD wajiblah seorang tertanggung untuk
berupaya sekuat tenaga untuk mencegah atau mengurangi kerugian dan setelah kejadian itu
segera lekas memberitahukannya penanggung.
Berdasarkan pada bunyi pasal 283 ayat (2) KUHD mengatur bahwa biaya yang keluar akibat
upaya penyelamatan tersebut ditanggung oleh penanggung dan diluar dari biaya polis.

Anda mungkin juga menyukai