Anda di halaman 1dari 3

Jenis-Jenis Perikatan

Perikatan Sederhana
- Apabila masing-masing hanya terdapat satu pihak saja (satu kreditor dan satu orang
debitor), sedangkan yang menjadi kewajiban (apa yang dapat ditunut) hanya berupa satu
hal dan dapat dituntut seketika.
Misalnya:
a. Jual beli sebuah buku;
b. Jual beli di pasar.

Perikatan Bersyarat
- Apabila dalam perikatan itu digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang
dan masih belum tentu akan terjadi. Dalam hal ini perikatan digantungkan pada suatu
syarat.
- BUKU III Bab 5 (Pasal 1253-1267 BW)
a. Perikatan dengan syarat tangguh
Perikatan dengan syarat Tangguh maknanya adalah perikatan itu sudah lahir.
Menangguhkan lahirnya perikatan hingga terjadinya peristiwa semacam itu.
Ex:
 Saya berjanji akan menyewakan rumahnya apabila telah menjual mobil saya.
Jadi, perikatan itu akan lahir apabila mobil itu telah dijual.
b. Perikatan dengan syarat batal
Syarat yang membatalkan perikatan menurut terjadi atau tidaknya peristiwa itu.
Ex:
 Perjanjian sewa menyewa ini akan berakhir apabila saya jadi menjual mobil.
c. Perikatan dengan ketetapan waktu
Dalam perikatan tersebut hanya menangguhkan pelaksanaannya atau menentukan
lama waktu berlakunya perikatan suatu perikatan
Ex:
 Perjanjian sewa menyewa ruma dengan jangka waktu per 1 Januari 2021 s/d 1
Januari 2022.
d. Perikatan Alternatif
Perikatan dimana debitor dibebaskan untuk memilih sendiri, atau atas pilihan
kreditor, harus melaksanakan salah satu dari dua prestasi atau lebih. (vide Pasal 1272
jo. 1273 BW).
o Dalam hal ini debitor bebas menyerahkan diantara pilihan yang ada.
o Dalam hal pemilihan benda/ barang harus s.etara (equal)

Ex:
 A harus menyerahkan ayam kampung atau ayam negeri kepada B
e. Perikatan Fakultatif
Perikatan dimana debitor harus menyerahkan benda tertentu kepada kreditor, akan
tetapi debitor boleh menyerahkan benda lain.
o Pilihan tetapi sifatnya bertingkat.
o Kalau dalam perikatan alternatif taraf obyeknya kira-kira sama, maka dalam
perikatan fakultatif ada obyek primer (utama) dan obyek sekunder (kedua).
Ex:
Kirim ayam negeri, kalau tidak ada kirim ayam kampung.

f. Perikatan Kumulatif
Perikatan dengan lebih dari satu prestasi bagi debitor.
Ex:
 A harus menyerahkan ayam negeri dan ayam kampung kepada B untuk hari
sabtu pukul 20:00 WIB

g. Perikatan Generik
Perikatan dimana jenis dan obyeknya sudah ditetapkan.
Ex:
 A harus menyerahkan satu ton beras raja lele kualitas satu kepada B
 A harus menyerahkan 5 ekor ayam Bangkok kepada B

h. Perikatan Tanggung-Menanggung atau Solider


1. Tanggung Menanggung Aktif
 Jika dalam perikatan terdapat lebih dari seorang kreditor yang berhadapan
dengan seorang debitor.
 Pembayaran debitor kepada seorang kreditor akan membebaskan debitor
dari tuntutan kreditor lainnya.

Ex: A Debitor pinjam duit kepada X, Y, Z yang merupakan kreditor maka jika
salah satu Kreditor utangnya telah dibayar makan pembayaran dari si A (Debitor)
maka akan mebebaskan debitor ini dari tuntutan kreditor lainnya.

2. Tanggung Menanggung Pasif (Tanggung Renteng)


Jika dalam perikatan seorang kreditor berhadapan dengan lebih seorang debitor.
Tiap-tiap debitor dapat dituntut untuk memenuhi seluruh hutang.

Ex: A (Kreditor) meminjamkan duit kepada X, Y, Z (Debitor). Ketika jatuh


tempo Kreditor ketika behadapan dengan debitor yang sama sama mengutang
kepada dia maka si kreditor berhak menagih diantara ketiga orang yang telah
dipinjami duit ini antara X, Y, dan Z. tidak terdapat masalah apabila disini
kreditor memilih menagih utangnya kepada siapa.

Ketika makan bersama disini terdapat pemilik restoran sebagai kreditor, kemudian
terdapat 50 orang yang makan Bersama dan dalam hal ini si A salah satu dari 50
orang tersebut membayar terlebih dahulu tagihan 50 org ini dalam hal ini tidak
dipermasalahkan siapa yang mebayar kepada kreditor asalkan terbayar perihal
pembagian pembayaran uang kepada pemilik restoran (Kreditor) ini adalah urusan
internal antara si A dengan 49 orang lainnya. Jadi, dalam hal ini si pihak restoran
(Kreditor) berhak menagih tagihannya kepada siapapun diantara 50 orang tersebut
untuk memenuhi pembayarannya.

i. Perikatan yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi


Terkait dengan prestasi – penyerahan (Pada umumnya terkait sifat atau hakikat
benday bs).
Ex:
- Jual-Beli 10 ton beras menurut sifat atau hakikat bendanya maka prestasi
penyerahannya dibagi per 1 ton sampai sejumlah 10 ton. (Perikatan dapat
dibagi).
- Jual-Beli seekor kuda menurut sifatnya tidak dapat dibagi dengan cara
menyerahkan kaki, ekor, kepala berturut-turut. (Perikatan tidak dapat dibagi).

j. Perikatan dengan ancaman hukuman


Perikatan dimana ditentukan bahwa debitor, untuk jaminan pelaksanaan perikatannya,
diwajibakan melakukan sesuatu apabila perikatan tidak dipenuhinya.
Ex:
Nasabah debitor dikenakan denda sebesar 2% per bulan untuk setiap keterlambatan
pembayaran angsuran kreditanya (adanya hukuman yaitu berupa sanksi denda)

Anda mungkin juga menyukai