Anda di halaman 1dari 7

Perjanjian Pengangkutan

Budi Agus Riswandi

Pengertian
Pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan Unsur-unsur pengangkutan:
Ada sesuatu yang diangkut Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut. Ada tempat yang dapat dilalui alat angkut.

Fungsi Pengangkutan:
Memindahkan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain. Meningkatkan daya guna dan nilai.

Moda & Sumber Hukum Pengangkutan


Moda Pengangkutan
Pengangkutan darat Pengangkutan laut Pengangkutan udara.

Sumber Hukum
Umum Khusus
UU No. 15 Tahun 1992 tentang Angkutan Udara UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran

Yurisprudensi Kebiasaan

Pengertian Moda Angkutan


Kapal: kendaraan air dengan bentuk jenis apapun yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan apung yang tidak berpindahpindah. Pesawat udara: setiap alat yang dapat terbang diatmosper karena adanya daya tarik dari reaksi bumu. Kereta api: kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel. Kendaraan: alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor.

Perjanjian Pengangkutan
Perjanjian timbal balik antara pengangkut dan pengirim barang atau penumpang dimana pihak pengangkut mengikatkan dirinya untuk menyelenggarakan pengangkutan barang atau orang ke suatu tempat tujuan tertentu, dan pihak-pihak pengirim barang atau penumpang mengikatkan dirinya pula untuk membayar ongkos angkutnya.

Kewajiban dan Hak Para Pihak


Kewajiban pengangkut:
Menyelenggarakan pengangkutan dari tempat asal ke tempat tujuan. Menjaga keselamatan barang atau penumpang.

Hak pengangkut:
Atas ongkos angkutan

Prinsip-prinsip Tanggung Jawab Pengangkut.


Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsur kesalahan.
Perkereta apian (Pasal 28 UU No. 13 Tahun 1992)
Sumber kerugian karena kelalaian petugas. Ganti rugi dibatasi sejumlah maksimum asuransi yang ditutup oleh badan penyelenggara.

Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga.


Pengangkut dianggap bertanggung jawab aas segala kerugian yang timbul. Akan tetapi, pengangkut dapat membebaskan tanggung jawabnya, apabila ia dapat membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Pasal 468 ayat (2) KUHD tentang Pengangkutan Laut.

Prinsip tanggung jawab mutlak.


Pengangkut selalu bertanggung jawab tanpa melihat ada atau tidaknya kesalahan atau tidak melihat siapa yang bersalah.
Pengangkutan udara domestik (UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan

Anda mungkin juga menyukai