Feb 27byjhohandewangga
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. LATAR BELAKANG
Untuk mengurasngi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datnag,
seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit
bank atau resiko laiinnya, maka diprlukan perusahaan yang mau menanggung
rediko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko
yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal
ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan
usaha pertanggung jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh
nasabahnya.
1. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian dari Asuransi?
B. Tujuan dan jenis – jenis dari asuransi?
C. Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi?
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasaarkan pengertian pasal 246 KUHD dapat disimpulkan ada tiga unsur
dalam Asuransi, yaitu:
Para penanggung itu adalah lebih dapat menilai resiko itu dalam perusahaan
mereka, daripada seseorang tertanggung yang berdiri sendiri, oleh karena itu
biasanya didalam Praktek para penanggung asuransi yang sedemikian
banyaknya, mempunyai dan mempelajari pengalaman-pengalaman mereka
tentang penggantian kerugian yang bagaimana terhadap sesuatu resiko yang
dapat memberikan suatu kesempatan yang layak untuk adanya keuntungan.
1. 2. Jenis-jenis Asuransi
1. Asuransi Kerugian
1. Asuransi Jiwa
1. Asuransi Sosial
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam
bentuk akta yang disebut polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-
satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi.
Untuk mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu setelah perjanjian namun
belum sempat dibuatkan polisnya atau walaupun sudah dibuatkan atau belum
ditandatangi atau sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada
tertanggung kemudian terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian
tertanggung. Pada pasal 257 KUHD memberi ketegasan, walaupun belum
dibuatkan polis, asuransi sudah terjadi sejak tercapai kesepakatan antara
tertanggung dan penanggung. Sehingga hak dan kewajiban tertanggung dan
penanggung timbul sejak terjadi kesepakatan berdasarkan nota persetujuan.
Bila bukti tertulis sudah ada barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang
diatur dalam hukum acara perdata. Ketentuan ini yang dimaksud oleh pasal
258 ayat (1) KUHD. Syarat-syarat khusus yang dimaksud dalam pasal 258
KUHD adalah mengenai esensi inti isi perjanjian yang telah dibuat itu,
terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung
seperti: penyebab timbul kerugian (evenemen); sifat kerugian yang menjadi
beban penanggung; pembayaran premi oleh tertanggung; dan klausula-
klausula tertentu.
Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain
sebagai berikut: :
1. Karena Terjadi Evenemen
2. Karena Jangka Waktu Berakhir
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan
BAB III
KESIMPULAN
1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jiwa
3. Asuransi Sosial
Kapan terjadinya Perjanjian Asuransi
Perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi
dan mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua)
teori perjanjian tersebut:
1. 3. Berakhirnya Asuransi
Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain
sebagai berikut: :
1. Karena Terjadi Evenemen
2. Karena Jangka Waktu Berakhir
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam
bentuk akta yang disebut polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-
satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi.