Anda di halaman 1dari 8

HUKUM ASURANSI

Hh

Nama kelompok 11
Sigit setia darmadi 501200636
Fakhhrurozi 501200602

Dosen Pengampu : Syahril Ahmad, M.E


Mata Kuliah :Hukum Bisnis Islam
KONSEP ASURANSI
Konsep asuransi datang atas kebutuhan tersebut, dimana setiap manusia
membutuhkan ketenangan dalam hidupnya. Umumnya manusia merasakan
ketenangan tersebut ketika menyadari bahwa mereka sedang berada pada jalur
yang mengandung sedikit atau minim risiko. Dan bisnis asuransi ada untuk
menjembatani hal tersebut, dimana seseorang dapat mengalihkan risiko yang
dihadapinya ke perusahaan asuransi
PENGERTIAN ASURANSI

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan


adalah Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa
tidak pasti). Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti,
TUJUAN ASURANSI

a. Pengalihan Risiko Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan


mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya.
Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi
(penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung.

b. Pembayaran Ganti Kerugian Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi


peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian),
maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya
seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam prakteknya kerugian yang
timbul itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa
kerugian total (total loss).
JENIS ASURANSI

Asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian besar


yaitu: Asuransi
Kerugian dan Asuransi Jiwa:
1. Asuransi Kerugian terdiri dari:
a. Asuransi Kebakaran;
b. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan; c
c. Asuransi laut;
d. Asuransi Pengangkutan;
e. Asuransi Kredit.

2. Asuransi Jiwa terdiri dari


a. Asuransi Kecelakaan;
b. Asuransi Kesehatan;
c. Asuransi Jiwa Kredit
ASURANSI SYARIAH
Asuransi syariah adalah pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi
ketentuan syariah, tolong menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan
operator. Syariah berasal dari ketentuan-ketentuan di dalam al-Qur’an dan
asSunnah. Dalam perspektif ekonomi Islam, asuransi dikenal dengan istilah
takaful yang berasal dari bahasa arab taka<fala-yataka yang berarti saling
menanggung atau saling menjamin. Asuransi dapat diartikan sebagai perjanjian
yang berkaitan dengan pertanggungan atau penjaminan atas resiko kerugian
tertentu.
PRINSIP DASAR ASURANSI SYARIAH
a. Tauhid (Unity)
Prinsip tauhid (unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan
yang ada dalam syariat Islam. Setiap Bangunan dan aktivitas kehidupan
manusia harus didasarkan pada nilai-nilai tauhid.

b. Keadilan (justice) Prinsip kedua dalam beransuransi adalah terpenuhinya


nilai-nilai keadilan (justice) antara pihak-pihak yang terikat dengan akad
asuransi. Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam
menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan asuransi.

c. Tolong-menolong (ta’awun) Prinsip dasar yang lain dalam melaksanakan


kegiatan berasuransi harus didasari dengan semangat tolong-menolong
(ta’awun) antara anggota.

d. Kerja sama (cooperation) kerja sama merupakan prinsip universal yang


selalu ada dalam literatur ekonomi Islam.

e. Amanah (trustworthy) Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat


terwujud dalam nilai-nilai akuntabilitas (pertanggung jawaban) perusahaan
melalui penyajian laporan keuangan tiap periode. Dalam hal ini
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai