Anda di halaman 1dari 28

makalah ASURANSI

ASURANSI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu: Siti Amaroh, S.E, M.Ei

Disusun Oleh :
M. Haris Hadi Butanto
: 209118
Umi Salamah
: 209135
Mahsunah
: 209138
Muhammad nuruddin
: 209139

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS

JURUSAN SYARIAH/EI
2011

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai asuransi pastinya kita sudah tidak asing lagi. Apalagi jasa
peransuransian dalam tata kehidupan ekonomi rumah tangga, biasanya dibutuhkan dalam
menghadapi risiko keuangan yang timbul sebagai akibat datangnya kematian pada anggota
ekonomi rumah tangga yang menimbulkan masalah bagi yang ditinggalkan, dan risiko atas harta
yang dimiliki. Sedangkan jasa perasuransian dalam dunia bisnis dibutuhkan dalam menghadapi
berbagai risiko yang secara rasional dapat mengganggu kesinambungan kegiatan usaha bisnis
tersebut.
Asuransi itu ada yang berupa asuransi kerugian yang meliputi asuransi kebakaran,
asuransi pengangkutan, dan asuransi aneka. Selain itu juga ada asuransi jiwa dalam
penanggulangan risiko yang berkaitan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Dan risiko itu sendiri merupakan hal-hal yang yang tidak diinginkan, yang
mana dapat menimbulkan kerugian.
Masyarakat memilih melakukan asuransi pasti mempunyai tujuan, yang mana tujuannya
adalah

untuk

mengurangi

risiko-risiko

yang

pasti,

dan

mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian asuransi?
2. Apa saja manfaat dan tujuan dari ansuransi?
3. Apa saja jenis-jenis asuransi?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam asuransi?

masyarakat

sendiri

dapat

5. Apa saja jenis-jenis risiko?


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASURANSI
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi
yang bertujuan memberikan:
1. Pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan.
2. Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti.
3.

Pembayaran uang yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.[1]

B. KEUNTUNGAN DAN TUJUAN ASURANSI


A. Keuntungan Asuransi
Keuntungan dari usaha asuransi:
1. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi disurat-surat berharga.
2. Bagi nasabah
a. Memberikan rasa aman.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan dimasa yang akan dating.
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.[2]
B. Tujuan Asuransi
Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi untuk mengurangi
risiko yang pasti ( misalnya kematian) dan mungkin (misalnya kecelakaan) terjadi dalam

masyarakat dengan cara mempertanggungkan risiko rersebut pada perusahaan asuransi atau
risiko yang terjadi dalam masyarakat akan ditanggung perusahaan asuransi. Secara rinci, berikut
ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi yaitu:
1. Dalam pertanggungan dapat dilakukan pencegahan kerugian yang akan memberikan keuntungan
tertentu yaitu berupa pengurangan kerugian dan pengurangan biaya yang menyangkut
pertanggungan tersebut.
2.

Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian yang terjadi dapat berupa
pengeliminiran sebab-sebab yang dapat menimbulkan keerugian, perlindungan produk atau
orang yang akan dirugikan, pengurangan kerugian, dan perlindungan agar produk yang telah
rusak tdak semakin rusak.

3.

Memberikan keuntungan tertentu pada masyarakat yang mengikuti asuransi karena dengan
mengetahui besarnya risiko yang terjadi dapat diketahui besarnya kerugian yang dialami.[3]

C. JENIS-JENIS ASURANSI
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia dewasa ini jika dilihat dari berbagai
segi adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam UUD Nomor 2 Tahun 1992 tentang
usaha asuransi menjelaskan pada asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk
menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi
sebagai berikut:

Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran seperti kebakaran, petir,
ledakan dan kejatuhan pesawat.

Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance) penanggung atau


perusahan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.

Asuransi aneka yaitu jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi
kebakaran dan asuransi pengangkutan. Seperti asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan
diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.[4]

b. Asuransi jiwa (life insurance)

Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penaggulangan risiko yang dikaitkan dngan jiwa atau meninggalnya seorang yang
dipertanggungkan. Seperti kematian, mengalami cacat, pemutusan hubungan kerja, dan
pengannguran.
Jenis-jenis asuransi jiwa meliputi asuransi berjangka (Term insurance), asuransi tabungan
(Endoument insurance), asuransi seumur hidup (Whole life insurance), Anuity contrak insurance
(anuitas).
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan ulang
terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian.
Fungsi reasuransi adalah:

Meningkatkan kapasitas akseptasi

Alat penyebaran risiko

Meningkatkan stabilitas usaha

Meningkatkan kepercayaan

2. Dilihat dari segi kepemilikannya


Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik
asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi.
a. Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100 persen oleh pemerintah
Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga siapa
yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah merupakan cabang dari
negara lain dan jelas kepemilikannyapun dimiliki oleh 100 persen oleh pihak asing.
d. Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional dengan
pihak asing.

D. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
Bahwasanya setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya
adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak
perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Prinsip-prinsip asuransi yang dimaksud adalah:
1. Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko
berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan suatu yang
dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum.
2. Utmost Good Faith atau itikad baik dalam penetapan setiap suatu kontrak haruslah didasarkan
kepada itikad baik antara tertanggung dan penanggung mengenai seluruh informasi baik materil
maupun immaterial.
3. Indemnity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi
kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.
4. Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa
secara berantai atau berurutan dan intervensi kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari
suatu sumber baru dan independen.
5. Subrogation merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung
untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu
peristiwa kerugian.
6. Contribution suatu prinsip dimana penanggung berhak mengajaknpenanggung-penanggung lain
yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada
seseorang tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu
sama besarnya.[5]
E. JENIS-JENIS RISIKO
Pengertian risiko secara umum adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan yang menimbulkan kerugian. Sedangkan risiko dalam industry peransurasian
diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian financial atau keungkinan terjadi kerugian.
Dalam pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar
kecilnya suatu resio merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus
dibayar.

Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan
asuransi adalah sebagai berikut:
1. Risiko murni
Adalah suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila
tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.
2. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dan kemungkinan untuk mendapatkan kerugian.
3. Risiko individu
Adalah risiko yang dihadapi dalam kegiatan hidup sehari-hari. Risiko individu dapat dipilah
menjadi 3 jenis:

Risiko pribadi (personal risk)


Adalah risiko yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat ekonomi.

Risiko harta (property risk)


Adalah risiko bahwa harta yang kita miliki rusak, hilang atau dicuri.

Risiko tanggung gugat (liability risk)

Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau
lukannya pihak lain.
Sedangkan dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan,
antara lain:

a. Menghindari risiko (risk avoidance)


Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul dari aktivitas
yang akan dilakukan.
b. Mengurangi risiko (risk reduction)
Mengurangi risiko berarti mengambil tindakan yang bersifat meminimalisasi kemungkinan
terjadinya risiko kerugian.
c. Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat
ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang
orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.
d. Membagi risiko (risk sharing)

Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
e. Mentransfer risiko (risk transfering)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul
beban risiko.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk
member pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Atau untuk pemberian suatu
pembayaran uang yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
2. Tujuan asuransi bagi nasabah itu sendiri adalah untuk mengurangi risiko yang pasti misalnya
kematian kecelakaan dll. Sedangkan manfaatnya adalah dapat memberikan rasa aman dan
perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan
sebagai jaminan untuk memperoleh kredit, berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan,
alat penyebaran risiko, dan membantu meningkatkan kegiatan usaha.
3. Jenis-jenis asuransi:
a) Dilihat dari segi fungsinya

Asuransi kerugian (non life insurance)

Asuransi jiwa (life insurance)

Reasuransi (reinsurance)

b) Dilihat dari segi kepemilikannya

Asuransi milik pemerintah

Asuransi milik swasta nasional

Asuransi milik perusahaan asing

Asuransi milik campuran

4. Prinsip-prinsi asuransi:
a) Insurable Interest
b) Utmost Good Faith
c) Indemnity
d) Proximate cause
e) Subrogation
f) Contribution
5. Jenis-jenis risiko
a) Risiko murni
b) Risiko spekulatif
c) Risiko individu
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan kami sampaikan, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan bahkan jauh dari
kesempurnaan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya edisi ke-6, PT. Raja Grafindo,
Jakarta, 2002
Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya Edisi ke 2, Sekolah tinggi
ilmu ekonomi YKPN, Yogyakarta, 1998
Totok Budisantoso dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2, Salemba
empat, Jakarta, 2006

Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya Edisi ke 2, Sekolah tinggi ilmu ekonomi
YKPN, Yogyakarta, 1998, Hlm. 138
[2] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya edisi ke-6, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2002,
Hlm.281
[3] Subagyo dkk, op.cit, Hlm. 142
[4] Totok Budisantoso dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2, Salemba empat, Jakarta,
2006, Hlm. 184
[5] Kasmir, Op.cit, Hlm. 278-283
[6] Totok Budi Santoso, Op.cit, Hlm. 179-180
Diposkan oleh rofiq di 23.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
[1]

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang masalah
Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk
membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu
usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan
dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama
pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi
pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan
salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya
dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti
tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar
negeri.
Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana
dan berminat untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di
Indonesia menambah deretan alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis
surat berharga (
securities
) dijual dipasar tersebut, salah satu yang diperdagangkan
adalah saham. Saham perusahaan
go public
sebagai komoditi investasi tergolong
berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri
seperti perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau
peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang
1
mengeluarkan saham (emiten) itu sendiri.
Untuk mengantisipasi perubahan harga saham tersebut maka diperlukan
analisis saham. Terdapat dua pendekatan yang sering dilakukan untuk
menganalisis harga saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal
(Sharpe dkk, 1995). Analisis Fundamental pada dasarnya adalah melakukan
analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana proses ini sering juga disebut
sebagai analisis perusahaan (
company analysis
), sementara itu analisis teknikal
merupakan studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang
berpengaruh dipasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997)

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham


(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi
pasar) diwaktu yang lampau. Meskipun demikian. analisis teknikal tidak terbatas
dapat dilakukan pada saham saja, analisis teknikal dapat pula dilakukan untuk
memprediksi harga suatu komoditi maupun mata uang asing (FernandezRodriguez dkk, 2000).
Analisis teknikal menitikberatkan pada upaya-upaya untuk memperkirakan
suatu harga saham. Teori yang mendasarinya adalah bahwa analisis ini
berdasarkan pada kenyataan bahwa informasi masuk secara perlahan-lahan
kedalam harga saham, sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh
keuntungan yang lebih dari biasanya (
excessive return
) dengan mengamati tren
pergerakan harga saham (Parisi dan Vasquez, 2000).
Analisis teknikal dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode
peramalan seperti
Moving Average
(MA),
exponential moving average
(EMA)
2
dan
trendline
(Parisi dan Vasquez, 2000). Ketiga teknik tersebut dapat
digabungkan menjadi satu teknik peramalan yaitu ARIMA (
Autoregressive
Integrated Moving Average
). Selain ARIMA dapat digunakan pula metode lainnya
seperti GARCH, jaringan Syaraf Tiruan (
Artificial Neural Network)
, Algoritma
Genetika (
Genetic Algorithm)
dan
Fuzzy Logic
untuk melakukan peramalan
saham.
ARIMA adalah teknik mencari pola yang paling cocok dari sekelompok
data (
curve fitting
) (Sugiarto dan Harijono, 2000),
curve fitting
dilakukan dengan
membandingan sebuah kurva (yang merupakan representasi dari data deret waktu)
dengan kelompok data lain atau batasan-batasan tertentu. ARIMA memanfaatkan
sepenuhnya data masa lalu dan sekarang untuk melakukan peramalan jangka

pendek yang akurat. Contoh pemakaian model ARIMA adalah peramalan harga
saham di pasar modal yang dilakukan para pialang yang didasarkan pada pola
perubahan harga saham dimasa lampau. (Sugiarto dan Harijono, 2000).
Telah banyak diyakini bahwa data return akan memiliki sifat multifraktal
(Turiel, 2002). Sifat multifraktal ini penting untuk memperlihatkan pola
selfsimilarity
dalam data deret waktu. Hal ini semakin menegaskan bahwa perubahan
nilai data dengan volatilitas tinggi tidaklah sepenuhnya acak.
Beberapa perangkat statistik telah dikembangkan untuk mengukur tingkat
pengaruh diantara data, salah satu perangkat yang telah berkembang cukup lama
adalah model otokorelasi. Dalam perkembangan lebih lanjut model dasar ini
dikembangkan dengan memperhatikan selang waktu. Data tidak lagi dianggap
sebagai satu kelompok yang utuh, tetapi dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
3
Keuntungan dalam model ini adalah terhindar prasangka awal, bahwa seperangkat
data dalam satu selang waktu memiliki karakteristik yang sama, misalnya nilai
rata-rata. Dengan dipecahnya data menjadi beberapa kelompok data,
memungkinkan untuk memperlakukan data secara lebih baik (Hariadi dan Surya,
2003)
Analisis R/S (
Rescaled Range Analysis
) mampu membedakan data runtun
waktu acak dengan runtun waktu tidak acak, tanpa memperhatikan distribusi data
runtun waktu tersebut.( Yao dkk, 1999). Analisis R/S digunakan untuk mendeteksi
efek memori jangka panjang (
long memory effects
) pada data runtun waktu yang
digunakan selama periode penelitian.
Jaringan Syaraf Tiruan (Jaringan Syaraf Tiruan) atau dikenal dengan
Artificial Neural Network(ANN)
atau disebut juga
Simulated Neural Network
(SNN) adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan
berdasarkan jaringan syaraf manusia. JST merupakan sistem adaptif yang dapat
merubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal
maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut. Secara sederhana, JST
merupakan salah satu alat permodelan data statistik non-linier, JST dapat
digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara masukan(
input
)
dan keluaran(
output
) untuk menemukan pola-pola data.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dipasar modal Indonesia,
sebagian besar hanya melakukan kajian yang berkaitan dengan analisis

fundamental saja (misalnya penelitian Mas'ud Machfoed (1994), Mamduh Hanafi


(1997), Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), Wiwik Utami dan Suharmadi
4
(1998), Triyono dan Jogiyanto Hartono (1999), Syahib Natarsyah (2000), dan Nur
Fadjrih Asyik (2000), tetapi sangat sedikit sekali yang melakukan kajian terhadap
analisis teknikal, salah satunya adalah penelitian Dedhy Sulistiawan (2001), tetapi
penelitian ini hanya bersifat suatu tinjuan teori saja. Penelitian Taylor dan Aller
(1992) dalan Fernandez-Rodriguez dkk(1999) menyatakan bahwa lebih dari 90%
investor memberikan bobot yang lebih tinggi pada penggunaan analisis teknikal
dibandingkan analisis fundamental dalam membeli dan menjual saham. Hal ini
dapat terjadi karena investor cenderung berorientasi jangka pendek dalam
membeli atau menjual saham.
Penelitian ini diawali dengan mencari sifat multifraktal pada return saham
objek penelitian dengan analisis
rescaled range
(untuk mendapatkan eksponen
hurst) untuk mengetahui apakah data return tersebut bersifat acak atau terdapat
pengulangan trend sehingga dapat dilakukan analisis teknikal. Selanjutnya akan
dilakukan prediksi terhadap return saham tersebut dengan metode ARIMA(
Auto
Regressive Integrated Moving Average
) dan Jaringan Syaraf Tiruan (
Artificial
Neural Network
) untuk kemudian akan dilakukan komparasi metode mana yang
memiliki kesalahan lebih kecil dalam memprediksi indeks LQ 45.
Pemilihan indeks LQ45 dilakukan karena LQ 45 lebih mampu
menjelaskan pergerakan harga saham daripada IHSG (Indeks Harga Saham
Gabungan) (Agus Sartono dan Sri Zulaihati, 1998), bahkan secara empiris telah
dibuktikan oleh Bima Putra (2001) bahwa indeks LQ 45 lebih baik digunakan
sebagai
proxy
pasar saham dibandingkan IHSG.
Volatilitas yang tinggi di pasar modal menyebabkan munculnya kebutuhan
5
untuk memahami pola dan perilaku harga saham maupun indeks di pasar modal.
Berbagai macam metode dapat digunakan untuk melakukan analisis teknikal pada
pasar modal. Oleh karena itu, perlu diketahui performa prediksi tiap metode agar
prediksi dapat dilakukan dengan lebih baik.
Berdasarkan latar belakang yang
dijabarkan diatas, maka penelitian ini mengambil judul
Multifraktalitas dan
studi komparatif prediksi Indeks dengan metode ARIMA dan Jaringan
Syaraf Tiruan
.
1.2 Perumusan Masalah

Analisis Teknikal merupakan suatu teknik analisis harga saham yang


paling banyak digunakan oleh para investor, hal ini dibuktikan oleh penelitian
Taylor dan Aller (1992) dalam Fernandez-Rodriguez, dkk (1999) yang
menemukan bahwa ternyata sebagian besar investor (lebih dari 90%) memberikan
bobot yang lebih tinggi pada penggunaan analisis teknikal dibandingkan dengan
analisis fundamental. Namun, meskipun analisis teknikal paling banyak
digunakan oleh investor, berbagai penelitian di pasar modal indonesia cenderung
melakukan kajian fundamental pada pasar modal. Sementara penelitian yang
menggunakan analisis teknikal hanya melakukan analisis teoritis. Berbagai
penelitian yang ada menunjukkan adanya perbedaan hasil penelitian mengenai apa
metode terbaik yang dapat digunakan dalam analisis teknikal.
6
Berdasarkan hal tersebut maka pertanyaan yang akan dijawab dalam
penelitian ini adalah :
1.
Apakah terdapat sifat multifraktal pada data deret waktu Indeks LQ 45?
2.
Metode mana yang memiliki performa lebih baik dalam memprediksi
Indeks LQ 45?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Melihat sifat multifraktal pada saham-saham di Bursa Efek Jakarta dengan
menggunakan harga Indeks LQ 45 selama tahun 1997 2007 yang
merefleksikan harga saham di Bursa Efek Jakarta.
2.
Membandingkan dan mencari metode yang memiliki performa lebih baik
dalam melakukan prediksi indeks LQ45.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat
menambah khasanah dinamika keilmuan dalam teknik analisis surat
berharga selain analisis fundamental yang telah banyak dilakukan dipasar
modal Indonesia.
2.
Bagi pihak-pihak yang ingin melakukan kajian lebih dalam mengenai
analisis teknikal, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan
7
landasan bagi penelitian selanjutnya.
3.
Bagi pada investor saham, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk melakukan analisis investasi di pasar modal, terutama
dari sisi analisis teknikal serita indikator-indikator yang perlu digunakan
1.4 Sistematika Penulisan

Sistem pembahasan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai


berikut:
Bab I
Pendahuluan
Bab I berisi ringkasan dari isi penelitian dan gambaran permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini. Bab ini menjelaskan latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, dan sistematika penulisan dalam penelitian ini.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Bab II berisi landasan teori dan penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai acuan teori dan analisis. Teori pasar mod
al, bentuk pasar,
metode ARIMA, dan Jaringan Syaraf Tiruan yang mendukung
penelitian untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian yang
diajukan.
8
Bab III
Metode Penelitian
Metode penelitian membahas tentang gambaran populasi dan sampel
yang digunakan dalam studi empiris, pengidentifikasian variabelvariabel penelitian serta penjelasan mengenai cara pengukuran
variabel-variabel tersebut. Bab ini juga berisi teknik pemilihan data
dan metode analisis data yang digunakan.
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Bab ini merupakan isi pokok dari seluruh penelitian yang
menyajikan deskripsi objek penelitian, hasil pengolahan data,
analisis atas hasil pengolahan tersebut.
Bab V
Penutup
Bab V berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
saran dan implikasi bagi penelitian berikutnya.
9
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
yang telah dilimpahkan kepada saya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Makalah ini dibuat agar seseorang mengerti serta memahami apa
maksud dan tujuan dana pensiun dan manfaat dari dana pensiun di dalam
kehidupan. karna pada dasarnya para mahasiswa nantinya akan memasuki dunia
kerja dan dana pensiun ini akan berkaitan di dalamnya. Makalah ini di buat
berdasarkan tugas mata kuliah bank dan lembaga keuangan yang di bimbing oleh
bapak stevianus. Besar harapan saya, makalah ini dapat bermanfaat bagi temanteman semua. Dan Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karna itu, segala kritik dan saran untuk kebaikan sangat saya harapkan atas
kekurangan penulisan ini saya mohon maaf, semoga makalah ini dapat diterima
dengan baik. Terima kasih untuk semua pihak, yang telah membantu hingga

terselesaiknnya makalah ini. Penulis Resti Kurnia Nisa anjar DAFTAR ISI HALAMAN
JUDUL ................................................................................ i KATA PENGANTAR
................ ii DAFTAR
ISI .......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN
1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 2 BAB II PEMBAHASAN 3 2.1. Definisi
Dana Pensiun 3 2.2. Pendiri dana pensiun 3 2.3. Struktur organisasi badan hukum
dana pensiun 5 2.4. Jenis-jenis Dana Pensiun 10 2.5. Program pensiun 10 2.6. Jenis
dana pensiun menurut UU No.11 thn 1992 14 2.7. Manfaat Dana Pensiun 15 2.8
Fungsi program dana pensiun ...................................... 15 2.9 Sistem pembayaran
manfaat pensiun ........................... 16 3.0 Prinsip penyelenggaraan dana
pensiun .................... 17 3.1 Peraturan dana pensiun ...............................................
18 BAB III KESIMPULAN 25 DAFTAR PUSTAKA 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Belakang Sejalan dengan meningkatnya masyarakat yang memiliki pekerjaan
sebagai karyawan perusahaan, timbul suatu kesadaran bahwa hidup mereka ini
sangat bergantung pada perusahaan di mana mereka bekerja. Pada saat-saat
mereka masih aktif, penghasilan nampaknya bukanlah menjadi persoalan. Namun
demikian, jika suatu saat karyawan tersebut tidak dapat lagi bekerja pada
perusahaan karena sesuatu hal, misalnya karena kecelakaan kerja atau usia lanjut,
maka kontinuitas kehidupan mereka akan terganggu. Persoalan ini apabila dilihat
secara sepintas mungkin adalah persoalan yang sepele. Tetapi jika dilihat dari skala
yang lebih luas, bisa menjadi persoalan yang cukup serius. Misalnya persoalan hari
tua (usia lanjut) atau berhenti bekerja sewaktu-waktu secara langsung atau tidak,
pasti ada di benak mereka. Hal ini mungkin juga berpengaruh kepada konsentrasi
kerja karyawan dan bukan tidak mungkin jika akhirnya berpengaruh pada tingkat
produktivitas karyawan. Antara perusahaan dengan karyawan sebenarnya
merupakan bagian integral yang saling membutuhkan. Di antara keduanya bisa
dikombinasikan suatu kerja sama yang saling mutualis. Di satu pihak karyawan
memerlukan ketenangan kerja dan jaminan-jaminan mereka, dan di lain pihak
perusahaan membutuhkan tenaga mereka untuk mencapai tujuan perusahaan
tersebut. Antara dua kehendak ini yang seharusnya dipadukan. Berkenaan dengan
hal itu, pemerintah nampaknya menyadari bahwa upaya pemeliharaan
kesinambungan penghasilan pada hari tua perlu mendapat perhatian dan
penanganan yang serius. Dalam rangka inilah perlunya pembentukan suatu
lembaga yang diharapkan dapat menunjang upaya-upaya memenuhi kebutuhan ini.
Lembaga tersebut adalah Dana Pensiun. Dengan adanya Dana Pensiun ini
memungkinkan terbentuknya suatu akumulasi dana yang dibutuhkan untuk
memelihara kesinambungan penghasilan peserta program hari tua. Keyakinan akan
adanya kesinambungan penghasilan menimbulkan ketenteraman kerja, sehingga
akan meningkatkan motivasi kerja karyawan yang merupakan iklim kondusif bagi
peningkatan produktivitas kerja karyawan. Selain itu loyalitas terhadap perusahaan
juga akan meningkat, jika loyalitas meningkat maka pengembangan dan pembinaan
karir bagi karyawan yang bersangkutan juga meningkat. 1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain : 1.1.1. Apa Definisi
Dari Dana Pensiun ? 1.1.2. Jenis Jenis Pensiun 1.1.3. Manfaat Dana Pensiun 1.1.4.

Fungsi Program Pensiun 1.1.5. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun 1.1.6. Prinsip
Penyelenggaraan Dana Pensiun 1.1.7. Peraturan Dana Pensiun BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dana Pensiun Menurut UU No. 11 tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan
hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun. Dana pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan
setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebabsebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya
berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat
seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari kebijakan yang terdapat
dalam suatu perusahaan. 2.2 Pendiri Dana Pensiun Adalah setiap Orang atau Badan
yang mempekerjakan karyawan dapat mendirikan Dana Pensiun Pemberi Kerja,
untuk menyelenggarakan program pensiun bagi karyawannya. Kewajiban Pendiri
Membuat pernyataan tertulis mengenai kesediaannya untuk membiayai
penyelenggaraan Dana Pensiun & bertanggung jawab atas kecukupan dana untuk
memenuhi kewajibannya membayar manfaat pensiun. Membayar iuran, baik iuran
normal maupun iuran tambahan. Memungut iuran peserta dan menyetorkannya
ke Dana Pensiun (apabila peserta mengiur). Memperlihatkan buku, catatan,
dokumen serta memberikan keterangan yang diperlukan dalam rangka
pemeriksaan langsung oleh Menkeu. Wewenang Pendiri Mendirikan/Membubarkan
Dana Pensiun. Menetapkan dan mengubah Peraturan Dana Pensiun. Menunjuk
dan memberhentikan Pengurus dan Dewan Pengawas. Menunjuk Penerima
Titipan. Menetapkan Arahan Investasi. Hak Pendiri Mendapat laporan dari
Pengurus mengenai perkembangan portofolio investasi dan hasilnya. Menerima
pertanggungjawaban dari Pengurus mengenai pengelolaan Dana Pensiun.
Mendapat laporan dari dewan pengawas mengenai hasil pengawasannya atas
pengelolaan Dana Pensiun. Mitra Pendiri Dana Pensiun Adalah Pemberi Kerja yang
ikut serta dalam Dana Pensiun yang didirikan oleh Pendiri untuk kepentingan
Karyawan Mitra Pendiri Kewajiban Mitra Pendiri Menyatakan kesediaannya untuk
tunduk pada PDP yang ditetapkan Pendiri Memberi kuasa penuh pada Pendiri
untuk melaksanakan PDP Menyatakan kesediaannya untuk membiayai
penyelenggaraan program pensiun untuk karyawannya Memungut iuran Peserta
Mitra Pendiri dan menyetorkannya ke DP (apabila peserta mengiur)
Memperlihatkan buku, catatan, dokumen dan memberikan keterangan yang
diperlukan dalam rangka pemeriksaan langsung oleh Menkeu Memberikan data
kepesertaan Karyawan Mitra Pendiri ke DP Hak Mitra Pendiri Pendiri dapat
mengakhiri kepesertaan Karyawan Mitra Pendiri dari Dana Pensiun dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku Memperoleh keterangan dan data dari
pengurus dan dewan pengawas ttg hal-hal yang berhubungan dengan DP
Memberikan usul, saran dan pendapat untuk kelancaran dan pengembangan DP
2.3 Struktur Organisasi Badan Hukum Dana Pensiun Dana pensiun sebagai suatu
organisasi yang memiliki struktur organisasi yang formal dan di lengkapi dengan

uraian tugas masing-masing organ yang terdapat di dalam struktur tersebut. 2.3.1
Pengurus Pengurus dana pensiun merupakan organ pelaksana atas organ eksekutif
dari dana pensiun. Pengurus dana pensiun bertanggung jawab atas pelaksanaan
peraturan dana pensiun, pengelolaan dana pensiun dan melakukan tindakan hukum
untuk dan atas nama dana pensiun serta mewkili dana di dalam dan di luar
pengadilan. Pengurus menjalankan tugas dan kewajibannya menurut ketentuan
yang telah ditetepkan dalam UU dana pensiun. Beberapa kewajiban pengurus dana
pensiun yang dibebankan kepadanya oleh undang- undang antara lain: mengelola
dana pensiun dengan mengutamakan kepentingan peserta dan pihak lain yang
berhak atas manfaat pensiun; memelihara buku, catatan, dan dokumen yang
diperlukan dalam rangka pengelolaan dana pensiun; bertindak teliti,terampil,
bijaksana dan cermat dalam melaksanakan tanggung jawabnya mengelola dana
pensiun. Mengumumkan perkembangan portofolio investasi dan hasilnya pada
peserta sekurang-kurangnya 6 bln sekali dan melaporkannya kepada Pendiri dan
Dewan Pengawas Melaporkan perkembangan portofolio investasi dan hasilnya
kepada Pendiri dan Dewan Pengawas minimal 6 bulan sekali Melaporkan kepada
menteri Keuangan, Laporan keuangan dan perkembangan investasi dan hasilnya
yang telah diaudit Akuntan Publik paling lambat 5 bulan setelah tahun buku beserta
laporan semesteran paling lambat 2 bulan tiap akhir semester, Laporan teknis,
Laporan Aktuaris minimal 3 tahun sekali dan Laporan apabila Pendiri tidak
membayar iuran 3 bulan berturut-turut Mengumumkan pembentukan Dana
Pensiun dan pengesahan Peraturan Dana Pensiun dengan menempatkan Keputusan
Menteri Keuangan tentang pengesahan Dana Pensiun pada Berita Negara RI
Memberitahukan kepada Pendiri apabila Mitra Pendiri tidak membayar iuran 3 bulan
berturut-turut atau Mitra Pendiri bubar Menyampaikan kepada Peserta, Neraca
dan perhitungan hasil usaha, Hal-hal yang timbul dalam kepesertaan dan Setiap
perubahan Peraturan Dana Pensiun Menyusun tata cara bagi Peserta untuk
menyampaikan saran dan pendapat mengenai perkembangan portofolio investasi
dan hasilnya dan membicarakan saran dan pendapat dimaksud bersama Pendiri
dan Dewan Pengawas Wewenang pegurus : o Membuat perjanjian dengan Penerima
Titipan o Membuat perjanjian dengan pihak ketiga o Melakukan tindakan hukum
untuk dan atas nama Dana Pensiun dan mewakili Dana Pensiun di dalam atau di
luar pengadilan Beberapa persyaratan khusus bagi pengurus dana pensiun yang
diatur dalam keputusan menteri keuangan sebagai berikut: a) Pengurus atau
pelaksanaan tugas pengurus harus warga negara indonesia, mempunyai akhlak dari
moral yang baik, tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang perekonomian
atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perekonomian,
pernah menduduki jabatan manajemen yang menangani bidang keuangan dan atau
personalia pada suatu badan huku sekurang-kurangnya tiga tahun; serta
mempunyai pengetahuan di bidang dana pensiun. b) Pengurus dan pelaksana tugas
pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai pengurus di dana pensiun lain
atau anggota direksi atau jabatan eksekutif pada badan usaha lain. Penyampain

Laporan Berkala Kepada Menteri Keuangan Peraturan perundang-undangan di


bidang dana pensiun mewajibkan pengurus untuk menyampaikan laporan berkala
kepada menteri keuangan. Laporan berkala yang harus disampaikan adalah laporan
keuangan, laporan investasi, laporan aktuaris (khusus bagi DPPK dengna program
manfaat pasti), dan laporan teknis. Laporan keuangan dan laporan invesasi
disampaikan secara semesteran maupun tahunan (untuk yang diaudit) laporan
aktuaris di sampaikan sekurang-kurangnya tiga tahun sekali dan laporan teknis
disampaikan setahun sekali. 2.3.2 Dewan Pengawas Dewan pengawas bertugas
mengawasi pengelolaan dana pensiun oleh pengurus. Adanya lembaga dewan
pengawas ini dimaksudkan agar dalam pengurus melakukan kegiatan pengurusan
dana pensiun sebaik mungkin. Disamping itu dengan adanya pengawasan ini paling
tidak diharapkan hal-hal yang merugikan yang mungkin terjadi dapat direduksi.
Dewan pengawas hanya berkewajiban melaporkan kegiatan pengawasannya
kepada pendiri. Persyaratan Dewan Pengawas WNI, memiliki akhlak dan moral
yang baik, tidak pernah melakukan perbuatan tercela di bidang perekonomian dan
atau dihukum karena melakukan tindak pidana perekonomian Ditunjuk dan
diberhentikan oleh Pendiri Tidak dapat merangkap jabatan Pengurus Terdiri dari
Wakil Peserta dan wakil Pemberi Kerja dalam jumlah yang sama Direksi atau
pejabat yang setingkat dengan itu dalam Pemberi Kerja tidak dapat ditunjuk
sebagai wakil Peserta Wakil Peserta adalah karyawan yang menjadi Peserta dan
atau Pensiunan Jika wakil Peserta > 1 org dan jml Pensiunan > 50 org, mk min. 1
wk Peserta hrs berasal dr Pensiunan Wakil Pemberi Kerja dapat berasal dari
Karyawan atau bukan Karyawan Tugas dan Wewenang Dewan Pengawas
Mengawasi pengelolaan Dana Pensiun Menunjuk akuntan publik dan aktuaris
Bersama Pendiri menetapkan Arahan Investasi ( dalam hal PPIP ) Menyetujui
Rencana Investasi Kewajiban Dewan Pengawas Membuat pernyataan tertulis
tentang kesediaannya ditunjuk sebagai anggota Dewan Pengawas Bersama
Pengurus membicarakan secara berkala pendapat dan saran dari Peserta
mengenai perkembangan portofolio investasi dan hasilnya Melaporkan hasil
pengawasannya kepada Pendiri dan mengumumkan salinannya kepada Peserta
2.3.3 Peserta Peserta merupakan setiap orang yang telah memenuhi persyaratan
sebagai peserta dana pensiun. Kepesertaan Setiap karyawan yang termasuk dalam
golongan karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan dalam Dana Pensiun yang
didirikan oleh Pemberi Kerja, berhak menjadi Peserta apabila telah berusia setidaktidaknya 18 tahun atau telah menikah dan telah memiliki masa kerja sekurangkurangnya 1 tahun, pada Pendiri atau Mitra Pendiri Tidak bersifat wajib Tidak
dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya dari Dana Pensiun bila masih
memenuhi syarat kepesertaan Kewajiban Peserta Membayar iuran kepada Dana
Pensiun Membuat pernyataan tertulis tentang kesediaannya dipotong gaji untuk
membayar iuran pensiun tiap bulan Mematuhi Peraturan Dana Pensiun dan
peraturan pelaksanaannya Memberikan keterangan/data kepesertaannya
termasuk mendaftarkan suami/istri,anak dan pihak yg ditunjuk beserta

perubahannya dengan lengkap dan benar dan sesuai bukti yang sah Hak Peserta
Mendapatkan Manfaat Pensiun Mengajukan wakilnya dalam Dewan Pengawas
Memperoleh pengumuman dari Pengurus mengenai perkembangan portofolio
investasi dan hasilnya minimal 6 bln sekali menyampaikan saran dan pendapat
kepada Pendiri, Pengurus dan Dewan Pengawas mengenai perkembangan portofolio
investasi dan hasilnya Memperoleh salinan hasil pengawasan Dewan Pengawas
atas pengelolaan Dana Pensiun A. Peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja Pada
perinsipnya dana pensiun pemberi kerja dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu:
o Karyawan Pada dasarnya setiap karyawan dari pemberi kerja atau pendiri dana
pensiun yang telah berusia delapan belas tahun atau telah kawin dan memiliki
masa kerja minimal satu tahun serta memiliki persyaratan yang dietapkan dalam
peraturan dana pensiun. o Pensiunan Pensiunan adalah karyawan yang telah
menjadi anggota dana pensiun dan telah memasuki usia pensiun. Pensiun dengan
demikian telah mendapat manfaat pensiun dari kekayaan yang terhimpun dalam
dana apensiun. B. Peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan Kepesertaan dana
pensiun lembaga keuangan terbuka bagi perorangan, baik karyawan, maupun
pekerja mandiri. Kepesertaan dana pensiun ditentukan oleh peraturan dana pensiun
yang bersangkutan. Peserta berkewajiban untuk menyetor ke dalam dana pensiun.
Besarnya iuran maksimum peserta yang di perbolehkan di tetapkan oleh menteri
keungan. Peserta berhak atas iurannya yang dilakukan ke dalam dana pensiun
beserta hasil pengembangannya. 2.4 Jenis-Jenis Pensiun Di dalam proses
pelaksanaannya para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari beberapa
jenis pensiun yang ditawarkan kepada para karyawan, dengan melihat situasi dan
kondisi yang terjadi. Berikut adalah jenis-jenis pensiun yang ditawarkan oleh
perusahaan : a. Pensiun Normal, yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang
usianya telah mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk
wilayah Indonesia rata-rata seseorang memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun
dan 60 tahun pada profesi tertentu. b. Pensiun Dipercepat, hal ini dilakukan bila
perusahaan menginginkan pengurangan karyawan di dalam tubuh perusahaan. c.
Pensiun Ditunda, seorang karyawan meminta pensiun sendiri, namun umurnya
belum memenuhi untuk pensiun, sehingga karyawan tersebut keluar namun dana
pensiun miliknya diperusahaan tempat dia bekerja baru akan keluar pada masa
umur karyawan ini telah memasuki masa pensiun. d. Pensiun Cacat, pensiun yang
diberikan kepada karyawan yang mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak
mampu dipekerjakan seperti semula, sedangkan umurnya belum memenuhi masa
pensiun. 2.5 Program Pensiun Program pension yang umunya dipakai di perusahaan
swasta dan perusahaan milik Negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri
atas dua jenis, yaitu: 2.5.1 Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan)
adalah suatu program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat
yang akan diterima karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Program manfaat
pasti merupakan program pensiun yang besar manfaatnya yang akan diterima oleh
peserta pada saat pensiun telah dapat ditetapkan terlebih dahulu. Penetapan ini
didasarkan pada formula tertentu yang ditetapkan pada peraturan dana pensiun.
Dalam program ini, jangka waktu pada saat seorang karyawan mulai bekerja

sampai dimulainya program pensiun menjadi masa kerja yang diakui. Pengakuan
masa kerja yang lalu dari karyawan oleh pemberi kerja ini dihitung berdasarkan
rumus aktuaria tertentu dan menjadi kewajiban dari pemberi kerja (past service
liability). Dari sisi karyawan atau peserta, program pensiun manfaat pasti akan lebih
menarik sebab manfaat pensuin yang diterimanya akan mendekati jumlah
penerimaan (gaji) terakhir yang ia peroleh. Manfaat yang diperoleh pada saat
pensiun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari sudut pandang
pemberi kerja yang terjadi adalah sebaliknya. Sistem Pembayaran Hak Pensiun
Perhitungan menggunakan rumus bulanan bagi PPMP adalah sebagai berikut: MP=
Fpe x MK x PDP Ket: MP = Manfaat Pensiun Fpe = Faktor Penghargaan Dalam
Persentase (%) MK = Masa Kerja PDP = Penghasilan Dasar Pensiun Bulan
Terakhir/Rata-Rata Beberapa Bulan Terakhir. Manfaat pensiun dihitung dengan
menggunakan rumus bulanan besar faktor penghargaan perbulan masa kerja tidak
boleh melebihi 2,5% dan total manfaat pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan
dasar pensiun. Contoh: Gaji terakhir Rudi sebelum pensiun adalah Rp.1.000.000,masa kerja Rudi 20 tahun. Berapa Rudi akan memperoleh uang pensiun bulanan?
Dik: PDP = 1.000.000 MK = 20 tahun Fpe = 2,5% Dit: MP? Jawab: MP = Fpe x MK
x PDP = 2,5% x 20 x 1.000.000 = Rp. 500.000,- Kelebihannya PPMP: a) lebih
menekankan pada hasil akhir b) manfaat pension ditentukan terlebih dahului,
mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji karyawan c) dapat mengakomodasi masa
kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pension dibentuk jauh setelah
perusahaan berjalan d) karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang
akan diterima pada saat mencapai usia pension. Kelemahannya PPMP: a)
perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukup b) relative lebih sulit untuk diadministrasikan. 2.5.2 Program Pensiun
Iuran Pasti (Defined Contribution Plan) adalah program pensiun yang menetapkan
besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Program ini terdiri dari
money purchase plan, profit sharing plan dan saving plan. Kelebihannya: a)
pendanaan [biaya/iuran] dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan/diperkiraka b)
karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya
c) lebih mudah untuk diadministrasi. Kelemahannya: a) penghasilan pada saat
mencapai usia pension lebih sulit untuk diperkirakan b) karyawan menanggung
resiko atas ketidakberhasilan investasi c) tidak dapat mengakomodasikan masa
kerja yang telah dilalui karyawan. Sementara itu, manfaat yang akan diterima
karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan hasil
pengembangan atau investasinya. Program dan pensiun pada dasarnya dilakukan
dengan cara peserta pensiun menyetor sejumlah uang kedalam dana pensiun dan
iuran beserta hasil pengembangannya (akumulasi dana), yang dibukukan dalam
rekening peserta yang bersangkutan, dan akan digunakan sebagai manfaat pensiun
apabila peserta tersebut telah mencapai usia tertentu. Besarnya iuran peserta
dapat ditetapkan terlebih dahulu, tetapi hasilnya atau manfaat pensiun yang akan
diperolehnya belum dapat diketaui sebab hal tersebut akan sangat bergantung
kepada lamanya seseorang menyetor dari hasil pengembangan iuran tersebut.
Disamping itu manfaat pensiun yang diterimanya juga bergantung pada tingkat

kenaikan gaji karyawan. Sistem pembayaran hak pensiun Perhitungan


menggunakan rumus sekaligus bagi PDIP adalah sebagai berikut: IP = 3 x Fde x PDP
Ket : IP : Iuran Pensiun Fde : Faktor Penghargaan Pertahun Dalam Persentase (%)
PDP : Penghasilan Dasar Pensiun Per Tahun Contoh : Gaji A sebelum pensiun adalah
Rp.1.000.000,- sementara masa kerja 20 tahun. Berapa A akan memperoleh uang
pensiun bulanan? Dik : PDP : 1.000.000 Fde : 2,5% dalam waktu 10 tahun Dit : IP?
Jawab : IP = 3 x Fde x PDP = 3 x 2,5% x 20 x 1.000.000 = Rp. 1.500.000,- 2.6
Berdasarkan UU No 11 tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis Dana Pensiun
yaitu: 2.6.1 Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Dana pensiun pemberi kerja adalah
unit organisasi dalam suatu perusahaan yang khusus menangani dana pensiun bagi
pegawai perusahaan tersebut.[5] DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang
memperkerjakan karyawan, untuk menyelenggarakan program pensiun. Pendirian
dan penyelenggaraan program pensiun melalui dana pensiun oleh pemberi kerja
sifatnya tidak wajib. Akan tetapi, mengingat dampak dan peranan yang positif dari
program dana pensiun kepada para karyawan, pemerintah sangat menganjurkan
kepada setiap pemberi kerja untuk mendirikan dana pensiun. 2.6.2 Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) Menurut UU No. 11 tahun 1992 pasal 1 butir 4
mengatakan bahwa Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang
dibentuk oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan, maupun pekerja
mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau
perusahaan asuransi yang bersangkutan. Pihak yang diperkenankan untuk
mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa. Dana
pensiun lembaga keuangan hanya dapat menjalankan program pensiun iuran pasti.
Program ini terutama diperuntukkan bagi para pekerja mandiri atau perorang,
misalnya dokter, pengacara, pengusaha yang bukan merupakan karyawan dari
lembaga atau orang lain. Biasanya mereka memiliki penghasilan yang berasal dari
pemberi kerja tetapi dari usahanya. 2.6.3 Dana Pensiun berdasarkan Keuntungan,
Dana pensiun pemberi kerja yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti,
dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan
dengan keuntungan pemberi kerja. 2.7 Manfaat Dana Pensiun 1. Manfaat Pensiun
Normal, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang mulai dibayarkan pada saat
peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya. 2.
Manfaat Pensiun Dipercepat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan
bila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia pensiun normal. 3. Manfaat
Pensiun Cacat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan bila peserta
menjadi cacat. 2.8 Fungsi program pensiun Pada dasarnya program pensiun
memiliki tiga fungsi meliputi : Fungsi asuransi dimana penyelenggaraan program
pensiun mengandung asas kebersamaan seperti halnya program asuransi. Contoh :
peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat
diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. Fungsi
tabungan dimana program pensiun bertugas untuk mengumpulkan dana yang
merupakan dana terakumulasi dan iuran peserta, dimana iuran tersebut
diperlakukan sepeti halnya tabungan. Fungsi pensiun dimana peserta akan

diberikan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala


seumur hidup dimasa pensiun. 2.9 Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun Cara
pembayaran manfaat pensiun (benefit) kepada karyawan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu: 1. pembayaran secara sekaligus (lump sum) 2. pembayaran secara
berkala (annuity) Dalam memperhitungkan biaya untuk penyelenggaraan program
pensiun selalu dihadapkan pada pertanyaan berapa besar jumlah iuran yang perlu
ditetapkan. Untuk menetapkan jumlah iuran tersebut beberapa faktor perlu
dipertimbangkan antara lain misalnya : a. Besarnya nilai manfaat atau benefit b.
Usia rata-rata karyawan c. Skala gaji perusahaan yang bersangkutan d. Jumlah
masa kerja Dalam melakukan pembiayaan program pensiun umumnya dikenal dua
cara yaitu pay as you go dan funding system. 2.9.1 PAY AS YOU GO Dalam metode
pay as you go atau disebut juga current cost method pemberi kerja hanya
membiayai manfaat pensiun seorang karyawan atau peserta begitu diperlukan
diluar gaji terakhir. Ciri-ciri metode pay as you go antara lain sebagai berikut : a.
Tidak terdapat ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun. b. Manfaat tidak
ditetapkan dan belum dijanjikan. c. Pensiun merupakan bagian kecil dalam
kaitannya dengan kegiatan usaha. 2.9.2 FUNDING SYSTEM Funding system adalah
metode pemupukan dana yang bersumber dari peserta dan pemberi kerja. Metode
ini merupakam metode yang relatif lebih baik daripada sistem pay as you go yang
telah dijelaskan diatas. Dengan cara ini penghimpunan dana dilakukan agar dapat
dipakai untuk pembayaran manfaat pada masa yang akan datang. Sumber
pendanaan ini diperoleh dari setiap karyawan atau peserta program pensiun
maupun pemberi kerja dan biasanya dilakukan sejak saat karyawan menjadi peserta
yang umumnya pada saat karyawan dimaksud telah diangkat sebagai karyawan
tetap pada suatu perusahaan. 3.0 Prinsip Penyelenggaraan Dana Pensiun : 3.0.1
Prinsip Kejelasan Maksud dan Tujuan Program, Jaminan terhadap kesinambungan
penghasilan. 3.0.2 Prinsip Independensi : Kelembagaan berstatus badan hukum,
Manajemen Operasional dimana Asas Keterpisahan Kekayaan atau Segregated
Assets dan Hak pengurus mengadakan perjanjian dgn pihak ketiga, Pengawasan
dimana Pengawasan dilakukan oleh Dewan Pengawas yang terdiri atas wakil-wakil
dari pemberi kerja dan peserta dengan jumlah yang sama. 3.0.3 Prinsip
Akuntabilitas : Dewan Pengawas wajib mengumumkan laporan hasil
pengawasannya kepada Peserta, Laporan keuangan Dana Pensiun setiap tahun
harus diaudit oleh akuntan publik yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas, Pendiri/Mitra
Pendiri, Pengurus, dan Penerima Titipan wajib memperlihatkan seluruh
dokumen/keterangan untuk keperluan pemeriksaan, Dana Pensiun wajib
mengumumkan neraca dan perhitungan hasil usahanya kepada Peserta. 3.0.4
Prinsip Transparansi : Pengurus wajib menyampaikan keterangan mengenai setiap
perubahan peraturan Dana Pensiun dan hal-hal yang terjadi dalam rangka
kepesertaan kepada Peserta, Pengurus wajib mengumumkan perkembangan
portofolio investasi dan hasil pengembangannya kepada Peserta dan
melaporkannya kepada Pendiri dan Dewan Pengawas. 3.0.5 Prinsip Perlindungan
Konsumen : Perubahan Peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi manfaat
pension, Setiap karyawan berhak menjadi Peserta, bila berusia 18 tahun atau telah

kawin, dan memiliki masa kerja satu tahun, Hak atas manfaat pensiun tak dpt
dijaminkan, dialihkan/disita, Semua transaksi penyerahan, pembebanan,
pengikatan, pembayaran sebelum jatuh tempo atau penjaminan manfaat pensiun
dinyatakan batal demi hokum, Pengembalian kekayaan Dana Pensiun kepada
pemberi kerja dilarang, Saat likuidasi, peserta dan pensiunan/ahli waris memiliki
hak utama dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun, Kekayaan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan
Pendirinya. 3.0.6 Prinsip Struktur Pengendalian Intern : Tugas, kewajiban, dan
tanggung jawab Pendiri, Mitra Pendiri, Dewan Pengawas, dan Pengurus diatur dalam
Undang Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya, Dana Pensiun tak
diperkenankan melakukan pembayaran apapun, kecuali pembayaran yang
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun, Dana Pensiun tidak diperkenankan
meminjam atau mengagunkan kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman,
Tidak satu bagianpun dari kekayaan Dana Pensiun dapat dipinjamkan atau
diinvestasikan pada pihak-pihak terafiliasi, Bentuk dan susunan laporan keuangan
Dana Pensiun harus sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan
Nomor 2345/KEP-LK/2003. 3.0.7 Prinsip Kualifikasi Penyelenggara : Kualifikasi
Pengurus dan Dewan Pengawas (kecuali yang terakhir) adalah Warga Negara
Indonesia, berakhlak dan moral yang baik, belum pernah dihukum pidana ekonomi,
dan berpengetahuan atau berpengalaman di bidang Dana Pensiun, Pengurus tidak
boleh merangkap jabatan Pengurus Dana Pensiun lain, atau direksi, atau jabatan
eksekutif lainnya. 3.1 Peraturan Dana Pensiun Hal-hal penting yang umunya diatur
di dalam suatu peraturan pensiun antara lain: a. Siapa yang berhak menjadi peserta
b. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa c. Kapan dapat
dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada peserta d. Sumber
pembiayaannya PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN
1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun diperlukan adanya ketentuan yang
mengatur mengenai pembentukan Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan
penyelenggaraan Program Pensiun; b. bahwa untuk penyelenggaraan Program
Pensiun oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan diperlukan ketentuan mengenai
kepengurusan, pengelolaan kekayaan Dana Pensiun, penyediaan Manfaat Pensiun
yang berkesinambungan, dan jaminan atas hak-hak Peserta termasuk dalam hal
terjadi penggabungan, konsolidasi dan likuidasi Dana Pensiun; c. bahwa
sehubungan dengan itu, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undangundang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3477); MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini dengan : 1. Dana Pensiun
adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun; 2. Perusahaan Asuransi Jiwa

adalah perusahaan asuransi jiwa sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang


Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian; 3. Bank adalah bank umum
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan; 4. Janda/duda adalah istri/suami yang sah dari Peserta atau pensiunan
yang meninggal dunia, yang telah terdaftar pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan
sebelum peserta meninggal dunia atau pensiun; 5. Anak adalah semua anak yang
sah dari Peserta atau pensiunan, yang telah terdaftar pada Dana Pensiun Lembaga
Keuangan sebelum Peserta meninggal dunia atau pensiun; 6. Menteri adalah
Menteri Keuangan Republik Indonesia. Perubahan Peraturan Dana Pensiun Pasal 6
(1) Perubahan Peraturan Dana Pensiun dilakukan oleh Pendiri. (2) Perubahan
Peraturan Dana Pensiun harus mendapat pengesahan Menteri. Pasal 7 (1) Untuk
mendapat pengesahan Menteri sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2),
Pendiri mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri yang memuat uraian
tentang latar belakang dan tujuan perubahan Peraturan Dana Pensiun, serta
dilengkapi dengan : a. Peraturan Dana Pensiun yang baru; b. dokumen lain yang
dapat ditetapkan menteri. (2) Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
terhitung sejak diterimanya permohonan pengesahan perubahan peraturan Dana
Pensiun secara lengkap dan memenuhi ketentuan Undang-undang Dana Pensiun
dan peraturan pelaksanaannya, maka peraturan Perubahan Peraturan Dana pensiun
tersebut wajib disahkan Menteri dan dicatat dalam Buku Daftar Umum yang
disediakan untuk itu. (3) Dalam hal permohonan ditolak, Menteri wajib
menyampaikan surat pemberitahuan penolakan yang disertai alasan penolakan,
dalam jangka waktu sebagai mana dimaksud dalam ayat (2). (4) Perubahan
Peraturan Dana Pensiun berlaku sejak tanggal pengesahan Menteri. (5) Pengurus
mengumumkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Pasal 8 Perubahan
Peraturan Dana Pensiun yang menyebabkan kenaikan biaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf l tidak dapat berlaku surut. KEPENGURUSAN DANA
PENSIUN Pasal 9 Pendiri Dana Pensiun bertindak sebagai Pengurus Dana Pensiun
dan bertanggung jawab atas pengelolaan dan investasi Dana Pensiun. Pasal 10 (1)
Pengurus wajib mengelola dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan
peserta dan pihak lain yang berhak. (2) Pengurus wajib memelihara buku, catatan
dan dokumen yang diperlukan dalm rangka kegiatan Dana Pensiun. (3) Pengurus
wajib bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan
tanggung jawabnya mengelola Dana pensiun. (4) Pengurus wajib merahasiakan
keterangan pribadi yang menyangkut masing-masing peserta. Pasal 11 Pengurus
wajib menyampaikan laporan berkala kepada Menteri, yang terdiri dari a. Laporan
teknis; b. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, menurut
bentuk, susunan, dan waktu yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 12 (1) Untuk
kepentingan Peserta, Pengurus wajib memberikan informasi mengenai kemungkinan
timbulnya risiko kerugian atas pilihan investasi yang dilakukan oleh peserta melalui
Dana Pensiun. (2) Pengurus wajib menyampaikan keterangan kepada peserta
mengenai : a. neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan
waktu yang ditetapkan menteri; b. hal-hal yang timbul dalam rangka kepesertaan

dalam bentuk dan waktu yang ditetapkan Menteri; c. setiap perubahan Peraturan
Dana Pensiun. Pasal 13 Selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari setelah berakhirnya
tahun takwim, pengurus wajib menyerahkan kepada Peserta : a. Posisi dana pada
akhir tahun takwim bersangkutan; b. tanda bukti penarikan dana oleh Peserta yang
bersangkutan beserta pajak yang telah dipungut dari penarikan dana dimaksud
dalam 1 (satu) tahun takwim. Pasal 14 Pengurus bertanggung jawab atas segala
kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan Pengurus yang
melanggar atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun dan peraturan perundang-undangan tentang Dana
Pensiun, serta wajib mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang
diperoleh atas atau dari kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum. Pasal 15
Dewan komisaris atau yang setara dengan itu dari Pendiri Dana Pensiun bertindak
sebagai Dewan Pengawas dan bertanggung jawab mengawasi pengelolaan dan
investasi Dana Pensiun. Pasal 16 Tugas dan wewenang Dewan Pengawas : a.
melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun oleh Pengurus; b.
menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil pengawasannya; c.
menunjuk akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan Dana Pensiun. BAB III
KESIMPULAN Dana pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan
setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebabsebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Jenis jenis dana
pensiun antara lain Pensiun Normal, Pensiun Dipercepat, Pensiun Ditunda, Pensiun
Cacat. Berdasarkan UU No 11 tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis Dana
Pensiun yaitu: Dana Pensiun Pemberi Kerja, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Dana
Pensiun berdasarkan Keuntungan, Prinsip Penyelenggaraan Dana Pensiun, antara
lain :Prinsip Kejelasan Maksud dan Tujuan Program, Prinsip Independensi, Prinsip
Akuntabilitas , Prinsip Transparansi, Prinsip Perlindungan Konsumen , Prinsip
Struktur Pengendalian Intern, Prinsip Kualifikasi Penyelenggara DAFTAR PUSTAKA
Suryantoro, R. Peindra, Kesejahteraan Karyawan Melalui Program Pensiun. Jakarta :
Direktorat Lembaga Keuangan, 1990. http://id.wikipedia.org/wiki/Dana pensiun
http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/edukasi_dp/pengelolaan.htm Siamat,
Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan.
Penerbit: LP-FEUI. Jakarta. www.perbendaharaan.go.id rivai, veithzal dkk.2007. bank
and financial institution management, raja grafindo persaka. Jakarta, hlm. 1072.
Manurung mandala, dkk. 2004. uang, perbankan dan ekonomi moneter. Jakarta:
FEUI
Diposkan oleh Resti kurnia nisa anjar di 01.09
Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Loading...

Arsip Blog

2013 (2)

2012 (13)

2011 (28)
o

Desember (8)

November (13)

MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

ASAL MULA RUPIAH

Ekonomi internasional

PENGANGGURAN DAN CARA MENGATASINYA

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dasar Hukum Pelaksanaan Akuntansi

TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

Masalah Perekonomian Di Indonesia

DEMOKRASI

AKUNTANSI BIAYA

PERBANKAN SYARIAH

DANA PENSIUN

AKUNTANSI DAN CARA MUDAH MEMAHAMINYA

September (1)

April (2)

Maret (2)

Januari (2)

2010 (8)

Mengenai Saya

Resti kurnia nisa anjar


ga lucu dun klo saya menilai diri sendiri. so,, kenali saya dan bersahabatlah .
Lihat profil lengkapku
Template A

Anda mungkin juga menyukai