INTRAPRENEURSHIP
Disusun oleh :
Kelompok 11
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis masih
berkesempatan untuk menyelesaikan makalah INTRAPRENEURSHIP untuk
memenuhi tugas mata kuliah manajemen keungan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan banyak
terimakasih kepada Ibuk Elmira Febri D S.E, M.BA selaku dosen mata kuliah
kewirausaan yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bukan saja kepada penulis, tetapi
juga bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
Pengertian intrapreneurship
Keputusan sebagai pemecahan masalah
terminologi kewirausahaan
kebutuhan akan sifat kewirausaan dalam organisasi
hambatan yang terjadi
elemen spesifik strategi intrapreneurship
penghapusan mitos tentang intrapreneurial
analisis kasus kewirausahaan di tempat kerja
A. PENGERTIAN INTRAPRENEURSHIP
Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan
(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa
intrapreneurship adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep
intrapreneurship pertama muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya
yang berjudul “Intracoporate Enterpreneurship : Programs in American Industry”, dan
kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam
disertasinya.
Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang
memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi
atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam
lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus
diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).
Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada
kewirausahaan (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001),
ada beberapa perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama
semua, intrapreneur membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya
perusahaan. untuk melakukannya, pengusaha menggunakan sumber daya mereka
sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001; Luchsinger dan Bagby, 1987; Morris et al, 2008).
Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari dalam organisasi mereka,
sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal terfokus (Amo dan
Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Luchsinger
dan Bagby, 1987).
Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua,
pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi
baru daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi
lain, intrapreneur bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri,
bahasa, prosedur, dan birokrasi (Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis,
1999; Honig, 2001).
Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting,
mereka juga memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten
diposisikan sebagai kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999,
dalam Asef Karimi, dkk, 2011).
B. TERMINOLOGI KEWIRAUSAHAAN
Beberapa tahun belakangan ini topik intrapreneurship semakin popular. Dari sekian
banyak masih ada kekeliruan dalam memahami konsep yang mendasari
intrapreneurship tersebut. Kebanyakan definisi yang ada menyebutkan bahwa
intrapreneurship tidak lepas dari aktivitas-aktivitas entrepreneurial yang sesuai
dengan persetujuan organisasi dan komitmen sumber daya untuk tujuan inovatif.
Intrapreneur
Seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan
karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel.
IntrapreneurshiP
Entrepreneur
Tantangan di era tahun 2000-an ini adalah pelatihan kembali para manajer untuk
menjadi guru, pelatih dan mentor.
Wewenang manajemen akan degantikan oleh suatu jaringan, dicirikan oleh koordinasi
dan dukungan horizontal.
Menurut John W. Alexander (1989) untuk mendukung strategi intrapreneurial ini, ada
beberapa langkah penting yang perlu dilakukan :
1. Penngembangan visi
2. Dorongan inovasi
3. Penstrukturan suatu iklim intrapreneurial
4. Pengembangan tim usaha
Ada satu cara bagi perusahaan untuk mengembangkan iklim intrapreneurial, yakni
melalui program Intrapreneurship Training Program (ITP). Program tersebut
dirancang untuk melatih para peserta untuk mendukung intrapreneurship dalam
lingkup pekerjaan masing-masing. Program ini mencakup :
1. Pengenalan
2. Kreativitas individu
3. Intrapreneuring
4. Penilaian budaya yang ada saat ini
5. Perencanaan bisnis
6. Perencanaan tindakan