Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AUDITING

“PENJELASAN DAN PENGERTIAN AUDITING”

Dosen Pengampu:
WIRMAN,SE.MSI

Disusun Oleh:

1. Andika Pirmansah (1810631030081)


2. Wildan Hidayatullah (1810631030096)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPEBANGSA KARAWANG
Jl. HS Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Teluk Jambe Timur,
Kabupaten Karawang
2019
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puji serta syukur Kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah
memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, sehingga masih diberikan Rezeki, kesehatan,
kekuatan, dan kemampuan untuk terus belajar dan berkarya, yang semoga dapat bermanfaat bagi
kemajuan bangsa. Makalah ‘AUDITING” ini kami harapkan dapat memberikan wawasan kepada
kita tentang penjelasan umum mengenai AUDITING sehingga dapat dimanfaatkan dan di
aplikasikan dalam kebutuhan kerja.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikanya makalah ini.

Penulis

DAFTAR ISI

2
COVER…………………………………………………………………………….. ……... 1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... 2

DAFTAR ISI……..………………………………………………………………………… 3

BAB 1 PENDAHULUAN…. ………………………………...…………………………….4

1.1 Latar Belakang…………………………………..…………………………….. 4

1.2 Rumusan Masalah……………………………..……………………………….. 4

1.3 Tujuan………………………………………..……………………………........ 4

BAB 2 LANDASAN TEORI………..…………………………………………………….. 5

2.1 Pengertian Intrapreneurship……………………………………………...…….. 5

2.1.1 Menurut Para Ahli………………………………………………………… 5

2.2 Dimensi intrapreneurship…………………………………………………….… 5

2.3 Karakteristik Intrapreneurship…………………………………….…………… 6

BAB 3 PEMBAHASAN……...……………………………………………………………7

3.1 Bagaimana perusahaan sekarang menyikapi intrapreneur……………………... 7

3.2 Perbedaan Entrepreneurship dengan Intrapreneurship………………………… 7

3.3 Faktor Pendorong Intrapreneurship……………………………………………. 8

3.4 Faktor Penghambat Intrapreneurship….…………………………………….…. 11

3.5 Keunggulan dan Kerugian Intrapreneurship…………………………………… 12

3.6 Contoh Perusahaan Intrapreneur…...….…………………………………….…. 12

BAB 4 PENUTUP……………………………………………………………………………. 13

4.1 Simpulan ……………………………………………………………………..…… 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………….………………………………………………… 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah perusahaan muncul pada saat bisnis mulai semakin besar atau pada saat bisnis
belum menguntungkan dan sedang jatuh. Bisnis yang sukses harus dikelola dengan benar dan
professional di mana pemimpinya tidak berpikir bahwa sebenarnya adalah salah satu dari pemilik
perusahaan. Untuk itu, seorang pemimpin bisnis dalam menjalankan bisnisnya harus berpikir
dengan konsep kewirausahaan organisasi atau Intrapreneurship

1.2 Rumusan Masalah

dari latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perusahaan sekarang menyikapi intrapreneur?


2. Perbedaan Entrepreneurship dengan Intrapreneurship?
3. Faktor Pendorong Intrapreneurship?
4. Faktor Penghambat Intrapreneurship?
5. Keunggulan dan Kerugian Intrapreneurship?
6. Contoh Perusahaan Intrapreneur?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengertian dari Intrapreneurship


2. Dapat mengetahui karakteristik Intrapreneurship
3. Dapat mengetahui dimensi Intrapreneurship
4. Dapat mengetahui hambatan dari Intrapreneurship
5. Dapat mengetahui faktor pendorong Intrapreneurship
6. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan Intrapreneurship

BAB 2

4
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Intrapreneurship

Menurut Antonic dan Hisrich (2003) “Intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi
di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar”
sedangkan menurut Stoner (1995) Intrapreneurship merupakan kebiasaan mengembangkan bisnis
baru di dalam struktur organisasi yang ada.

2.1.1 Berikut definisi Intrapreneur menurut beberapa ahli :

1. Winardi (2008) “Intrapreneur adalah setiap orang di antara pemimpi yang melaksanakan.”
2. Princhott (1985)“intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan
yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang
dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan”
3. Harris (2009) mendefinisikan intrapreneur adalah karyawan di perusahaan yang berani untuk
mengambil risiko

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa intrapreneur adalah orang yang menerima
tanggung jawab langsung guna menciptakan sesuatu inovasi di dalam sebuah organisasi.

2.2 Dimensi Intrapreneurship

Berikut merupakan dimensi Intrapreneurship menurut Antonic dan Hisrich (2003) :


1. Usaha baru (new ventures).
2. Bisnis baru (new business).
3. Inovasi produk/jasa (product/service innovativeness).
4. Inovasi proses (process innovativeness).
5. Pembaruan diri (self-renewal).
6. Mengambil risiko (risk taking).
7. Aktif (proactiveness).
8. Agresivitas bersaing (Competing aggresiveness).

2.3 Karakteristik Intrapreneurship

5
Berdasarkan pendapat Antonic dan Hisrich (2003) mengemukakan intrapreneurship memiliki
karakteristik sebagai berikut :

1. Memahami lingkungan (understand the environment). Intrapreneur harus mengerti


semua aspek lingkungannya, baik dari lingkungan internal perusahaan maupun
lingkungan eksternal perusahaan.
2. Memiliki visi dan dapat menyesuaikan diri (visionary and flexible). Intrapreneur harus
memiliki kemampuan untuk mewujudkan ide-idenya menjadi kenyataan, dapat
beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda.
3. Mendorong terbentuknya tim kerja (encourage team work). Intrapreneur harus
memiliki kemampuan untuk membangun tim kerja dan tim tersebut bekerja dengan
disiplin.
4. Mendorong terbentuknya diskusi terbuka (encourage open discussion). Intrapreneur
harus mampu mengadakan diskusi terbuka dalam usahanya membentuk tim kerja yang
bagus.
5. Membangun koalisi pendukung (builds a coalition of supporters). Intrapeneur dapat
mencapai tujuannya dengan membangun koalisi untuk mendukung inovasinya. Koalisi
dapat terdiri dari pekerja dan manajemen puncak.
6. Gigih (Persists). Intrapeneur harus tekun dan gigih dalam bekerja agar tujuan dapat
tercapai

BAB 3

6
PEMBAHASAAN

3.1 Bagaimana perusahaan sekarang menyikapi Intrapreneur


Saat ada beberapa cerita sukses tentang intrapreneur, perusahaan harus juga waspada
terhadap resikonya. Membuka perusahaan baru dengan sumber daya perusahaan inti
adalah cara yang efektif untuk menguras kekuatan perusahaan inti. Perusahaan inti harus
benar-benar memperhitungkan kemampuan mereka dan kemungkinana resiko dan
keuntungan dari calon perusahaan baru.
Seorang penemu ide bisnis harus dilihat apakah mempunyai kemampuan dalam
operasinya. Saat seorang penemu mungkin melihat jalan baru untuk menggapai konsumen,
mereka mungkin memerlukan seseorang yang ahli dalam detail operasi. Penemu seperti
yang menunjukkan tujuannya, orang operasional akan memutuskan dengan kendaraan apa
mereka akan kesana.
Perusahaan inti harus melihat intrapreneur sebagai salah satu cara untuk mendeliver
ide ke pasar dengan cepat. Sebaiknya perusahaan bisa mengidentifikasikan karyawan
mereka yg mempunyai jiwa intrapreneur dan memberikan kesempatan kepada mereka
yang idenya berpeluang menghasilkan profit.

3.2 Perbedaan antara intrapreneurship dan entrepeneurship

Intrapreneurship Enterpreneurship
Dalam membuat keputusan seorang Intrapreneur Dalam membuat keputusan seorang
membuat keputusan berisiko menggunakan entrepeneurship menggunakan sumber daya
sumber daya perusahaan mereka sendiri.

Intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari Entrepeneurship cenderung terjadi secara


dalam organisasi mereka individu

3.4 Faktor pendorong Intrapreneurship

7
Menurut Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan faktor
intrapreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi
(organization).

1. Lingkungan
Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi,
pertumbuhan industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden
untuk lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak
dikehendaki dan persaingan yang tinggi.
2. Organisasi
Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong
intrapreneurship adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas
intrapreneurship, pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional,
dan nilai-nilai perusahaan.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjadi seorang intrapreneur:

1. Percaya Diri
Percaya diri adalah ciri khas seorang intrapreneur. Percaya diri adalah modal
pertama yang harus di miliki. Setiap manusia memang tidak dilahirkan dengan
tingkat percaya diri yang sama, namun bukan berarti tidak mampu untuk memiliki
kepercayaan diri. Percaya diri muncul karena tindakan dan pengambilan keputusan
yang berani saat dalam keraguan.

2. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi


Intrapreneur bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sepenuh
hati. Mereka bertindak dan memberi perhatian penuh terhadap proses. Mereka
melihat solusi dari setiap masalah, bukan menyalahkan keadaan atau anak buah,
betapapun sulit keadaan itu. Ketika mencari solusi, selalu cari cara untuk
meningkatkan kualitas perusahaan

3. Mampu berkomunikasi
Intrapreneur menyadari bahwa faktor manusia sangat penting bagi kesuksesan
kerja. Bukan hanya karyawan tapi termasuk juga customer, business partner,
strategic alliances dan elemen manusia lainnyalah yang membuat pekerjaan sukses
atau hancur berkeping-keping. Maka komunikasi menjadi kunci kesuksesan dalam
menciptakan hubungan yang harmonis. Seorang intrapreneur mau berpikiran
terbuka untuk mempelajari cara berkomunikasi efektif, baik secara tulisan maupun
lisan

4. Sangat Terbuka Untuk Belajar Hal Baru

8
Intrapreneurs adalah pembelajar sejati. Mereka sangat terbuka dengan semua hal
yang berhubungan dengan ilmu baru. Banyak yang tidak memiliki pendidikan yang
signifikan, namun mereka penuh semangat mencari informasi, bertanya, riset dan
membaca buku. Tidak sedikit intrapreneur yang belajar dari kesalahan. Mereka
tidak memiliki arogansi, ego dan dibutakan dengan melakukan kesalahan yang
sama berulang-ulang. Mereka selalu menganjurkan teamnya untuk terus belajar.

5. Team Player
Intrapreneur adalah pemain team yang penuh komitmen. Mereka menyadari bahwa
sebatang lidi bisa dengan mudah di patahkan, namun sapu lidi sangat sulit untuk di
hancurkan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Mereka juga menciptakan
leverage, daya ungkit dari teamwork untuk menyelesaikan persoalan bisnis yang
rumit dan berat.

6. System-Oriented
Seorang intrapreneur sangat mengandalkan system. Mereka sangat system oriented.
Mereka berupaya menyelesaikan masalah dengan system. Mereka percaya bahwa
pekerjaan yang sukses bukan karena mengandalkan manusianya tapi systemlah
yang bekerja. Manusia bisa sakit, cuti, resign, jika intrapreneur mengandalkan
manusia, maka system akan berhenti saat manusianya tidak di tempat. Untuk itu
intrapreneur membuat sebuah blueprint, peta dan kompas agar saat terjadi sesuatu
ada alat yang bisa memandu untuk mencapai hasil yang diinginkan secara
konsisten. Saat terjadi sebuah masalah, seorang intrapreneur akan menganalisa
sistem yang sudah ada, melakukan desain ulang, implementasi, dan
menyempurnakan system tersebut.

7. Dedikasi Tinggi
Seorang intrapreneur mendedikasikan dirinya untuk menyelesaikan rencana-
rencananya, visinya, dan mimpi-mimpinya yang merupakan tujuan hidupnya. Salah
satu alasan mengapa sebuah pekerjaan gagal adalah karena kehilangan fokus.

8. Grateful
Intrapreneur sejati adalah orang-orang yang penuh rasa syukur. Mereka menyadari
semakin bersyukur, semakin tangan terbuka, semakin terbuka pula pintu-pintu
berkat. Karena hanya orang yang menghargai pemberian akan lebih banyak diberi.
Mereka bukan hanya bersyukur menerima kebaikan, namun mereka juga bersyukur
karena mendapat pembelajaran dari kesalahan. Mereka tidak menganggap remeh
apapun, dan inilah yang memberikan mereka ketekunan, daya tahan serta

9
fleksibilitas untuk terus maju. Intrapreneur sejati menyadari bahwa ‘kaya’ tidak
semata-mata diukur oleh benda-benda dan kemewahan, ‘kekayaan’ diukur oleh
kepuasan hati, kenikmatan memberi, berkontribusi dan pencapaian prestasi.

9. Optimistic
Mereka sangat optimis. Mereka tidak menjadikan kegagalan masa lalu menjadi
hambatan untuk maju. Ambil hikmah dari kegagalan dan ciptakan momentum baru.
Saat musim kemarau mereka tetap menaruh harapan bahwa musim hujan akan tiba
dan saat makmur menghampiri, mereka menambah keyakinan, iman, dan
pengharapan bahwa dunia akan menjadi lebih baik.

10. Keseimbangan
intrapreneur sangat menghargai hubungan antar manusia. Mereka sangat mudah
didekati, suka bersosialisasi. Semangat mereka menular kepada team, pelanggan,
teman, suplier. Meskipun mereka adalah pekerja keras, mereka juga seimbang
dalam membagi kesenangan, bersama keluarga. Seorang intrapreneur yang
memiliki keseimbangan antara kerja keras dengan fun adalah orang yang lebih
berpotensi memiliki karir dan kesuksesan lebih tinggi lagi.

11. Menciptakan Pemimpin Baru


Selain self motivated, mereka juga memiliki kemampuan untuk memimpin orang.
Mereka memahami pentingnya teamwork, dan mereka memahami bahwa
mendukung orang lain untuk sukses dan menjadi pemimpin akan membawa hasil
yang lebih memuaskan lagi.

12. Tidak takut Sukses ataupun Resiko


Intrapreneurs bukan orang yang tak kenal rasa takut. Mereka menciptakan prioritas
sehingga mengalahkan rasa takut gagal, frustrasi, kebosanan, ketidakpuasan dan
takut sukses.

13. Mengenali potensi dari dalam


Sangat mudah mengenali seorang individu yang memiliki kualitas intrapreneur
sejati. Ada pula yang perlu bersusah payah membangun kualitas tersebut dalam
dirinya. Apapun alasannya, seorang Intrapreneur bisa memupuk sifat ini dengan
guidance, edukasi, pengetahuan, dan coaching secara konsisten.

3.3 Faktor Penghambat Intrapreneurship


10
Menurut Hill (2003) terdapat delapan hambatan intrapreneurship di dalam suatu
perusahaan, yaitu :

1. Kurangnya penghargaan.
2. Perusahaan tidak memberikan penghargaan yang layak atas hasil kerja
karyawannya, sehingga karyawan enggan untuk mengeluarkan ide-ide dan
berinisiatif.
3. Hukuman dari kegagalan
4. Adanya hukuman bagi karyawan yang mengajukan ide-ide dan dilaksanakan
secara kompeten namun gagal.
5. Cara berpikir yang kuno
6. Cara berpikir yang kuno sering berbenturan dengan nilai-nilai intrapreneurial yang
akan dibangun, sehingga menjadi penghalang dalam berinisiatif.
7. Tidak adanya dukungan dari manajemen puncak
8. Manajemen puncak tidak siap bawahannya mempunyai mental wirausaha
(mempunyai banyak ide dan inisiatif).
9. Kurangnya percobaan.
10. Intrapreneurship kurang mengadakan percobaan yang lebih mendalam mengenai
produk / jasa inovasi, sehingga hasil yang didapat pun tidak sesuai harapan.
11. Kurangnya pengetahuan tentang intrapreneurship
12. Karyawan kurang memiliki pengetahuan mengenai intrapreneurship sehingga ide-
ide inovatif tidak direalisasikan.
13. Perlawanan terhadap perubahan
14. Perusahaan dalam keadaan stabil, sehingga manajemen puncak enggan untuk
melakukan perubahan.
15. Kurangnya bakat intrapreneurial.
16. Perusahaan memiliki karyawan yang kurang memiliki bakat intrapreneurial
sehingga mereka bekerja berdasarkan deskripsi pekerjaan saja.

3.5 Keunggulan dan Kerugian Intrapreneurship

11
a. Keunggulan dari intrapreneurship adalah pada sumber daya untuk melaksanakan
pembangunan bisnis. Mereka dapat memakai sumber daya yang ada pada
perusahaan sekarang. Bahkan perusahaan core dapat memberi jaminan modal dan
memperbolehkan penggunaan nama perusahaan inti untuk branding. Manajemen
operasi pada perusahaan baru dan kebijakannya terkadang mirip dengan perusahaan
lama. Pada entrepreneur, manajemen biasanya lebih flexible.

b. Kerugian dari intrapreneurship adalah “boss” perusahaan baru sebenarnya masih


tetap dihitung sebagai karyawan dari perusahaan inti sehingga kebebasannya tidak
seluas perusahaan utama (terikat kontrak). Hidup dari perusahaan baru kadang
sangat bergantung dari kebijakan perusahaan inti.

3.6 Contoh Perusahaan Intrapreneurship

Contoh perusahaan intrapreneur mungkin adalah google, yang beberapa produk


mereka berasal dari ide karyawan mereka sendiri (dimana produknya terkadang tidak
secara langsung dengan produk google sendiri yaitu Google Search) diantaranya
Gmail, Google Blogger,Google Pay dll.

BAB 4

12
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Baik Intrapreneur dan Entrepreneur, masing-masing memiliki resiko masing-masing.


Entrepreneur jelas memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan Intrapreneur
karena Entrepreneur membuka usahanya sendiri, sedangkan Intrapreneur adalah orang
yang bekerja di suatu perusahaan yang sudah mapan. Bagi orang-orang yang tidak yakin
untuk menjadi seorang Entrepreneur, mereka dapat menyalurkan ide-ide yang mereka
miliki dengan menjadi Intrapreneur. Entrepreneur maupun Intrapreneur sukses sama-sama
makmur. Perbedaannya hanya pada jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang dimiliki.
Baik Entrepreneur maupun Intrapreneur memerlukan ide dan kreatifitas sehingga dapat
memajukan usaha mereka

13
Daftar Pustaka

Hendro M. 2011. Dasar-dasar kewirausahaan. Jakarta : Erlangga

Astamoen, Moko P.2008. Entrepreunership dalam perspektif kondisi bangsa Indonesia.


Bandung : Alfabeta

Pinchot, G. 1984. Who is the Intrapreneur? In: Intrapreneuring: Why You Don't Have to
Leave the Corporation to Become an Entrepreneur. New York: Harper & Row.

Antoncic, B. 2001. Organizational processes in intrapreneurship: a conceptual


integration, Journal of Enterprising Culture.

Antoncic, B. and Hisrich, R.D. 2003. Clarifying the intrapreneurship concept, Journal of
Small Business and Enterprise Development.

http://en.wikipedia.org/wiki/Intrapreneurship

14

Anda mungkin juga menyukai