Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai .

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, sami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                  Samarinda, 12  Maret 2018

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2  Rumusan Masalah................................................................................ 1

1.3  ujuan Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

2.1 Pengertian dan manfaat Intrapreneurship............................................ 3

2.2 perbedaan perusahaan tradisional dengan Intrapreneurship................ 7

2.3 lingkungan atau iklim organisasi yang mendorong


      Intrapreneurship................................................................................... 9

2.4 karakteristik kepemimpinan Intraprenuership...................................... 9

2.5 Membangun iklim Intrapreneurship................................................... 11

BAB III PENUTUP........................................................................................ 14

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kesempatan tercipta oleh perubahan lingkungan, dan salah satu ciri seorang entrepreneur
adalah kemampuannya yang lebih tajam dalam melihat perubahan-perubahan, dan
menemukan kesempatan-kesempatan yang tersimpan di balik perubahan itu.  Seorang
manajer yang rendah tingkat intrapreneurship-nya mengatakan seberapa banyak sumber daya
yang dapat saya kelola, dan dari sumber daya yang dipegang ini apa yang akan dapat
dicapai ? Namun seorang manajer yang tinggi tingkat intrapreneurship-nya akan mengatakan
berdasarkan apa yang ingin dicapai, baru mengatakan apa saja yang harus dimiliki untuk
mencapainya.  Terdapat tiga pilar dalam intrapreneurship yaitu inovasi, pengambilan resiko
yang terkalkulasi, dan kreativitas. Inovasi adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatu
dengan cara yang baru. Pengambilan resiko yang terkalkulasi merupakan kemampuan untuk
mengambil kesempatan yang sudah diperhitungkan dan menganggap kegagalan sebagai suatu
pengalaman belajar. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memperkirakan berbagai
kemungkinan di masa depan dan secara proaktif menciptakan apa yang diidamkan.
Masalahnya adalah bagaimana memelihara semangat entrepreneurship dalam organisasi yang
membesar dan semakin mapan. Organisasi yang besar dan stabil acapkali menimbulkan rasa
percaya diri yang berlebihan pada orang-orang yang terlibat di dalamnya sehingga
mengurangi sensitivitas terhadap kebutuhan pelangganya dan kurang responsif terhadap
dinamika persaingan. Padahal dalam situasi yang hypercompetitive, timbulnya sensitivitas
terhadap kebutuhan pelanggan dapat berakibat fatal.

2.2    Rumusan Masalah

1.             Apa pengertian dan manfaat Intrapreneurship ?


2.             Apa saja perbedaan perusahaan tradisional dengan Intrapreneurship ?

3.             Bagaimana lingkungan atau iklim organisasi yang mendorong Intrapreneurship ?

4.             Bagaimana karakteristik kepemimpinan Intraprenuership ?

5.             Bagaimana Membangun iklim Intrapreneurship ?

2.3       Tujuan Penulisan

1.             Untuk mengetahui pengertian dan manfaat Intrapreneurship

2.             Untuk memahami perbedaan perusahaan tradisional dengan Intrapreneurship

3.             Untuk mengetahui lingkungan atau iklim organisasi yang mendorong


Intrapreneurship

4.             Untuk memahami karakteristik kepemimpinan Intraprenuership

5.             Untuk mengetahui membangun iklim Intrapreneurship dalam organisasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian dan manfaat Intrapreneurship

 “Intrapreneur adalah orang yang diberi pekerjaan oleh entrepreneur dengan remunerasi dan
sumber daya, untuk mengoptimalkan mimpi dan potensinya, buat memenangkan perusahaan
dari perubahan kompetisi pasar.” (Djajendrakonsep Intrapreneurship).

Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan (enterprenership


inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah
entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul
pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “Intracoporate
Enterpreneurship : Programs in American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh
Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.

Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan


pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi
usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan.
Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi
perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).

Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada kewirausahaan
(Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001), ada beberapa
perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur membuat
keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan. untuk melakukannya, pengusaha
menggunakan sumber daya mereka sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001; Luchsinger dan
Bagby, 1987; Morris et al, 2008). Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari
dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal
terfokus (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis,
1999; Luchsinger dan Bagby, 1987).

Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua, pengusaha
lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru daripada
menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain, intrapreneur
bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa, prosedur, dan
birokrasi (Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001).

Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka juga


memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai
kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef Karimi, dkk,
2011). Istilah lain untuk Intrapreneur adalah Corporate Entrepreneur. Seorang Intrapreneur
adalah seseorang Corporate Entrepreneur yang kaya akan ide, konsep, wawasan, dan
gambaran akan sebuah produk, jasa, atau proses yang sifatnya baru. Dia adalah seorang
inovator yang selalu memiliki perasaan atau intuisi terhadap sesuatu dari hasil kreatifitasnya.

Intrapreneurship dan Corporate Entrepreneurship adalah praktek kewirausahaan oleh


karyawan dan pimpinan dalam suatu perusahaan. Mereka adalah para profesional dan bukan
pemilik saham. Tetapi, mereka dipercaya dan dibiayai oleh pemilik saham perusahaan, untuk
mendapatkan sebuah bisnis baru, atau menghidupkan kembali bisnis yang sudah ada dengan
inovasi-inovasi terbaru  dalam rangka untuk menemukan dan memanfaatkan peluang baru,
agar perusahaan bisa terus menang dalam kompetisi bisnis yang sangat cepat dengan berbagai
perubahan.

Intrapreneur harus memiliki ambisi dan impian yang digunakan untuk mengejar atau
menciptakan hal-hal baru dibidangnya. Dia harus menciptakan sebanyak mungkin inovatif
melalui mimpi dan kreatifitas tanpa batas. Dia harus selalu bersikap proaktif dengan
antusiasme dan gairah yang kuat, untuk bertindak menghasilkan maha karya dan nilai tambah
yang terbaru. Dia harus menjadi pribadi dengan mental dan perilaku proaktifnya, untuk
menemukan peluang baru, tanpa dibatasi oleh sumber daya dan potensi yang dia miliki atau
kuasai saat ini. Dia adalah energi perubahan yang terus menerus berubah, untuk menemukan
hal-hal terbaru, yang sebelumnya belum berwujud dalam realitas.

Intrapreneur adalah orang yang diberi pekerjaan oleh Entrepreneur dengan remunerasi. Oleh
karena itu, tanggung jawab Entrepreneur terhadap perusahaanya mencakup semua aspek;
sedangkan tanggung jawab Intrapreneur sebatas unit, produk, jasa, proses, atau sumber daya
yang dia kembangkan. Seorang Entrepreneur adalah pemilik dan sekaligus operator
perusahaan, yang berani mengambil risiko besar dari bisnis yang dia jalankan, dengan
harapan mendapatkan keuntungan finansial dan manfaat nilai tambah lainnya. Jadi, seorang
Intrapreneur memiliki risiko terbatas, dan seorang Entrepreneur memiliki risiko tidak
terbatas.

Intrapreneurship merupakan manajemen strategi dari Entrepreneurship. Oleh sebab itu, fungsi
Intrapreneurship harus dikelola dengan tata kelola terbaik untuk mendorong pertumbuhan
perusahaan dari dalam. Perusahaan dengan konsep intrapreneurial efektif haruslah
menciptakan lingkungan dan budaya perusahaan yang memungkinkan tumbuh
berkembangnya semangat Intrapreneurship di dalam perusahaan.

Untuk penerapan konsep intrapreneurial yang efektif dalam perusahaan diperlukan kebijakan
yang mengatur struktur formal untuk Intrapreneurship; diperlukan komitmen dan tanggung
jawab dari karyawan dan pimpinan untuk mengkontribusikan cara kerja dan ide-ide buat
menjaga kinerja dan daya saing perusahaan; diperlukan upaya nyata dari perusahaan untuk
menciptakan tenaga kerja yang beragam kemampuan atau multi talenta; diperlukan integritas
perusahaan untuk merancang jalur karir yang menarik dan kompetitif; dan juga menciptakan
konsep insentif yang membuat pekerja selalu setia seumur hidup bersama perusahaan.

Kemauan dan kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana buat pengembangan


intrapreneur di dalam perusahaan, akan menjadikan perusahaan selalu memiliki para
eksekutif senior dan junir untuk proyek-proyek prospektif. Dan juga, perusahaan berpotensi
untuk mendapatkan peluang ataupun menjaga peluang-peluang yang sudah ada. Selanjutnya,
perusahaan bisa terus unggul di tengah ladang persaingan yang sangat keras saat ini.
Menjadikan setiap karyawan dan pimpinan sebagai seorang Intrapreneur akan membuat
perusahaan jeli mengenali aneka peluang, risiko, dan memanfaatkannya secara benar untuk
menjaga daya saing dan kinerja perusahaan.

Sedangkan manfaat intrapreneurship muncul sebagai reaksi terhadap berbagai tekanan yang
dialami perusahaan, seperti munculnya banyak pesaing baru dengan teknologi yang lebih
canggih, semakin tidak dipercayainya pengaturan yang dilakukan menggunakan daya
manajemen tradisional, berhentinya karyawan terbaik yang mencoba mengembangkan usaha
sendiri, munculnya pesaing dari luar negeri, mengecilnya ukuran perusahaan-perusahaan
besar, dan tumbuhnya keinginan yang kuat pada kebanyakan perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas maupun efisiensi.

Intrapreneurship adalah konsep yang relatif baru yang berfokus pada karyawan sebuah
perusahaan yang memiliki banyak atribut pengusaha. Seorang intrapreneur adalah seseorang
di dalam perusahaan yang mengambil risiko dalam upaya memecahkan masalah yang
diberikan.

Suasana perusahaan yang lebih leluasa, ceria, bebas terkendali, membuka peluang bagi
orang-orang efektif mengembangkan talenta, kemampuan daya pikir dan daya ciptanya.
mereka bisa mengembangkan secara bertanggung jawab apa yang diinginkan yang dianggap
baik yang mengarah kepada hal-hal yang positif sehingga menguntungkan bagi perusahaan.
jika kesempatan ini tidak terbuka pada sebuah perusahaan maka bagi seseorang yang kreatif,
mereka akan merasa terkekang, akhirnya cendrung tidak produktif dan frustasi. Hisrich
menyatakan: intrapreneurship is one method for stimulating and then capitalizing on
individuals in an organization who think that something can be done differently and
better.  jadi ini merupakan satu metode mendorong serta memberikan fasilitas, membuka
kesempatan bagi seseorang dalam organisasi untuk menciptakan, mengerjakan sesuatu yang
beda dari yang lain  secara lebih baik dan bertanggung jawab. Terbukanya peluang semacam
ini sangat menjanjikan satu kemajuan bagi sebuah perusahaan karena munculnya kreatifitas,
inovasi. dalam organisasi yang biasa, aktivitas semacam ini sulit muncul, karena suasana
yang kaku, tidak ada kebebasan berkreasi bagi karyawannya. Bagi sebuah organisasi sangat
perlu mengembangkan spirit entrepreneurship ini, inilah yang dimaksudkan dengan istilah
intrapreneurship. Spirit ini akan meningkatkan pengembangan produk, diversifikasi, dan
meningkatkan produktivitas.

2.2    Perbedaan perusahaan tradisional dengan Intrapreneurship

Pada perusahaan tradisional, pokok-pokok aturan yang berlaku biasanya :

-     harus mengikuti peraturan secara ketat, sesuai dengan yang telah digariskan.

·           Tidak boleh menyimpang, berbuat kesalahan, tidak boleh gagal.

·           Tidak boleh membuat inisiatif sendiri tapi tunggu instruksi atasan.

Perbedaan perusahaan tradisional dengan interpreneurship

Perusahaan tradisional            Intrapreneurship

1.    mengikuti peraturan secara ketat sesuai 1.    Adanya penerapan tekhnologi dalam


yang telah digariskan. organisasi

2.    Tidak boleh menyimpang, berbuat 2.    Tidak ada parameter buku untuk


kesalahan tidak boleh gagal kebersihan.

3.    Tidak boleh membuat inisiatif sendiri, 3.    Kebebasan mengembangkan ide.


menunggu instruksi dari atasan.
4.    Terbuka peluang eksperimen, terbiasa
4.    Organisasi bersifat hierarki. dengan kesalahan dan kegagalan

5.    Hanya anggota keluarga bekerja di 5.    Pengrekrutan berdasarkan pengalaman


perusahaan/kantor. kerja, kedisiplinan, dan profesionalitas

6.    Hubungan dekat satu sama lain antara


karyawan dan atasan
      Perusahaan tradisional kondisi persyaratan yang ketat sangat tidak kondusif dengan
munculnya kreatifitas, fleksibilitas, independensi, dan keberanian karyawan. Sedangkan
dalam interpreneurship dapat dilihat karyawan mengajukan usul, mengembangkan visinya
tujuan dan kegiatan.

Kondisi persyaratan ketat seperti ini sangat tidak kondusif munculnya kreativitas,
fleksibilitas, independensi dan keberanian karyawan. Dalam Intrapreneurship kita jumpai
suasana seperti pengajuan usul, Karyawan bisa mengembangkan visinya, tujuan dan
kegiatannya. Ada pemberian hadiah untuk pemikiran dan kegiatan yang positif eksperimen,
pengembangan ide, dan tanggungjawab.

Ada lagi perbedaan dalam values norms yang berlaku. Dalam organisasi tradisional,
organisasinya bersifat hirarkis, prosedur standar, sistem pelaporan baku, ada garis lini dan
tanggungjawab, ada instruksi, wewenang, sistem kontrol. Dalam budaya organisasi
intrapreneur dijumpai situasi yang berbeda (sebaliknya) struktur organisasi bersifat flat,
mengembang kesamping bukan keatas hirarkis, ada jaringan kerja, ada mentor, hubungan
dekat satu sama lain, iklim kerja tidak kaku, saling percaya, banyak pemikiran dan ususl,
sehingga terjadi cross-fertilization of ideas (saling memupuk, saling bantu sesama karyawan
dalam mengembangkan ide). Lebih lanjut tabel berikut perbandingan antara traditional
managers, Entrepreneurs dan intrapreneurs.

Sifat Tradisional Managers Enterpreneurs Intrapreneurs

Motif Utama Mengharapkan promosi Ada kebebasan, ada Ada kebebasan dan
dan hadiah, ada kantor, peluang berkreasi peluang
kekuasaan dan staff dan dapat uang mengembangkan bakat
dan ada hadiah dari
perusahaan

- Kegiatan Mendelegasikan, dan Terlibat secara Lebih banyak terlibat


banyak pengawasan langsung ketimbang
mendelegasikan kepada
orang lain

- Resiko Sangat hati-hati Lebih moderat Bersifat moderat dalam


dalam mengambil mengambil resiko
resiko

Status Sangat Tidak peduli dengan Tidak terlalu


memperhatinkan simbol status memperhatikan status,
hanya ingin keleluasaan

Kesalahan Berusaha menghindari Terbiasa dengan Mencoba tidak


&  kegagalan kesalahan kesalahan dan membicarakan
kegagalan kesalahan sampai ia
berhasil
Decisions Setuju saja dengan Mengikuti mimpi, Mencoba meyakinkan
keputusan dari atasan intuisi sebagai kolega agar menyokong
bahan pertimbangan idenya

Latar belakang Anggota keluarga Pengusaha small Pengusaha samll,


family bekerja di business, business propesional
perusahaan/kantor profesional, atau dan pertanian
pertanian

Hubungan Ada hirarki Saling berhubungan Saling berhubungan


dalam kerangka hirarki

2.3    Lingkungan atau iklim organisasi yang mendorong Intrapreneurship

a.       Untuk mendorong adanya intrapreneurship maka diperlukan suasana


kepemimpinanyang menunjang

b.   Adanya penerapan teknologi dalam organisasi yang dapat membangkitkan keberanian.


dan menunjang ide-ide baru, sehingga karyawan tidak jadi penakut.

c.         Terbuka peluang eksprimen, tadak takut pada kegiatan trial and beberapa error .
biasanya untuk mendapatkan produk baru yang sempurna, ini memakan waktu, berevolusi.

d.          Tidak ada ukuran atau parameter buku untluk suatu kebersihan.

e.         Harus tersedia dana yang harus yang cukup melakukan kebebasan pengembangan ide.

f.            Harus dikembangkan tim multidisiplin, dan kerja sama antar bidang.

g.          Spirit intrapreneurship tidak berdasarkan pada perseorangan,tapi atas dasar sukarela
dan sistem hadiah. hadiah perlu diberikan untuk semua energi, usaha yang dikeluarkan untuk
penciptaan yang baru.

h.          Akhirnya aktifitas spirit ini harus mendapat support dari top management baik secara
pisik maupun dalam bentuk finansial.

2.4    Karakteristik kepemimpinan Intraprenuership

Seorang wirausahawan harus memahami lingkungan baik internal maupun eksternal secara
utuh, dia harus mengetahui segala aspek, dia harus kreatif agar dapat mendorong
spirit  intrapreneurship. karakteristik kepemimpinannya adalah sebagai berikut :

a.          Dia harus seorang visioner leader, seseorang atau a person who dreams great
dreams. Dikatakan oleh Hisrich bahwa a leader is like a gardener. seorang tukang kebun,
apabila ingin menghasilkan tomat, maka anda harus cari bibit, tanam, kasih pupuk, beri air.
and jangan masukan tomat ke pabrik, tapi tugas anda tanam dan pupuk tomat itu. Definisi
lain dikatakan : leadership is the ability to dream great things and communicate these in such
a way that people say yes to being a part of the dream.jadi coba yakinkan orang lain, bahwa
mimpi anda bagus sehingga mereka tertarik dan meng-iya-kan lalu mereka menyokong
mewujudkan mimpi tersebut. kadang-kadang perusahaan tertentu muncul ide-ide gila. ide gila
ini pada awalnya mungkin tidak masuk akal, tapi setelah ditelaah ada juga peluang
kemungkinan berhasil. apabila seseorang mempunyai suatu ide makaia harus meyakinkan
banyak orang  bahwa idenya ini bagus sekali. jika ada yang membantah maka ia berusaha
mengatasi bantahan itu dan kembali orang yang membantah berbalik menyokong idenya. The
intrapreneurship leader must have a dream and overcome all the obstacles to achieve it by
selling the dream to others.

b.         Pemimpin intrapreneur harus fleksible dan menciptakan management yang memberi
kebebasan kreativitas.

c.          Mendorong munculnya teamwork, dengan pendekatan multidisiplin dari


berbagai  keahlian, seperti engineering, produksi, marketing, keuangan dan sebagainya. harus
diciptakan dikusi terbuka untuk mencari sesuatu yang baru.

Berdasarkan pendapat Antonic  (2003)  mengemukakan  intrapreneurship memiliki


karakteristik  sebagai berikut :

1.      Understand the environment.

Intrapreneur harus mengerti semua aspek lingkungannya, baik dari lingkungan internal
perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan.

2.      Visionary and flexible.

Intrapreneur   harus   memiliki   kemampuan   untuk   mewujudkan   ide-idenya   menjadi
kenyataan, dapat beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda.

3.      Encourage team work.

Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk membangun tim kerja dan tim tersebut
bekerja dengan disiplin.

4.       Encourage open discussion.

Intrapreneur harus mampu mengadakan diskusi terbuka dalam usahanya membentuk tim
kerja yang bagus.

5.      Builds a coalition of supporters.

Intrapreneur dapat mencapai tujuannya dengan membangun koalisi untuk mendukung


inovasinya. Koalisi dapat terdiri dari pekerja dan manajemen puncak.

6.      Persists.
Intrapreneur harus tekun dan gigih dalam bekerja agar tujuan dapat tercapai.

Ciri-ciri intrapreneurship yaitu :

1.      Intrapreneur seolah menjadi general manager dari sebuah bisnis baru yang belum ada di
perusahaan

2.      Biasanya memiliki backgroud teknis atau perusahaan, tetapi tidak memusuhi disiplin
kerja yang lain, pandai beradaptasi dan melakukan penyesuaian

3.      Melakukan hal-hal sesuai kehendak hatinya

4.      pemikir/konseptor sekaligus pelaksana

5.       Punya dedikasi penuh dan bersedia mencurahkan waktu habis-habisan agar mimpinya
kenyataan.

6.       Menunjukkan kualitas yang baik

7.      Segala sepak terjanggnya hanya berdasar kepentingan usahanya

8.      Orang yang meraih target yang ditetapkannya sendiri

9.      Selalu menetapkan standar kerja yang tinggi

10.  Kegagalannya merupakan proses belajar

2.5    Membangun iklim Intrapreneurship dalam organisasi

Untuk membangun suasana intrapreneurship, maka sebuah organisasi harus menerapkan


prosedur yang menunjang. kadangkala perlu minta bantuan konsultan untuk menciptakan
suasana tersebut.

Namun yang penting adalah komitmen dari seluruh jajaran manajemen, dari top, upper dan
midddle manaement. komitment dan rencana ini disosialisasikan dalam bentuk kegiatan
internal marketing kepada seluruh karyawan. dengan demikian  iklim intrapreneurship akan
bergema diseluruh kegiatan organisasi. pemimpin organisasi harus pula menjelaskan ide apa,
sasaran bagaimana yang hendak dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. selanjutnya
gunakan fasilitas teknologi yang menunjang iklm intrapreneurship. organisasi harus
tetap dekat dengan hati konsumen, harus belajar lebih produktif dengan menggunakan
sumber-sumber seefisien mungkin. Jadi berilah kebebasan pada karyawan namun tetap
terkendali dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

       Iklim Organisasi yang Mendorong Intrapreneurship antara lain

a.            Faktor Pendorong Intrapreneurship


Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).

       Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan


industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan yang
tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi.

       Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship


adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan intensif
pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam penelitiannya,
Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan
pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan
karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi positif dengan
intrapreneurship.

b.            Faktor Penghambat Intrapreneurship

Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan
utama dalam intrepreneurship meliputi :

1.  Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking

2.  Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut

3.  Tidak ada dorongan intrapreneurship

4.  Unhealthy politicking dalam organisasi

5.  Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan

6.  Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang

7.  Misi, sasaran perusahaan tidak jelas

8.  Kurang dukungan manajemen

9. Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward

10. Keterbatasan waktu dan sumber daya

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Intrapreneurship adalah konsep yang relatif baru yang berfokus pada karyawan sebuah
perusahaan yang memiliki banyak atribut pengusaha. Seorang intrapreneur adalah seseorang
di dalam perusahaan yang mengambil risiko dalam upaya memecahkan masalah yang
diberikan.

Suasana perusahaan yang lebih leluasa, ceria, bebas terkendali, membuka peluang bagi
orang-orang efektif mengembangkan talenta, kemampuan daya pikir dan daya ciptanya.
mereka bisa mengembangkan secara bertanggung jawab apa yang diinginkan yang dianggap
baik yang mengarah kepada hal-hal yang positif sehingga menguntungkan bagi perusahaan.
jika kesempatan ini tidak terbuka pada sebuah perusahaan maka bagi seseorang yang kreatif,
mereka akan merasa terkekang, akhirnya cendrung tidak produktif dan frustasi.

DAFTAR ISI

https://www.kompasiana.com/djajendra.com/intrapreneurship-merupakan-manajemen-
strategi-dari-enterpreneurship_55182c86a333118307b663dc

https://asmaranest.wordpress.com/2014/11/19/intrapreneurship/

di Maret 13, 2018 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Postingan Populer

INTRAPRENEURSHIP
INTRAPRENEURSHIP Di susun oleh: Titra Weni                    1605135031 PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN NON ...

HASIL OBERVASI PAUD LESTARI KIDS

Hasil Observasi PAUD LESTARI KIDS Samarinda (PNF) KATA PENGANTAR Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehi...

Penelitian Tindakan Kelas

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS Di susun oleh: Titra Weni                   


1605135031 PROGRAM STUD...

Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

▼  2018 (5)

►  Desember (1)

▼  Maret (3)

INTRAPRENEURSHIP

Penelitian Tindakan Kelas

Evaluasi (penilaian) Hasil belajar PNF

►  Februari (1)

Laporkan Penyalahgunaan

Cari Blog Ini

Telusuri

Beranda

Mengenal Budaya Asli Desa Dayak


Pampang Sebagai Desa Wisata
Samarinda Kalimantan Timur
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai