Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAFSIR AYAT TARBAWI

KERUSAKAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu: Drs.H.M.Ramli,M.Pd


Disusun Oleh: Kelompok 3
1. Arum Zaharani(207190106)
2. Halimatussakdiyah(207190003)
3. Metia Vinliani(207190072)
4. Nur Arifah Mardiah Hrp(207190032)
5. Yoniyah(207190044)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYA DAN KEGURUAN
UINIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan
judul “Kerusakan Lingkungan” disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
islam dan peradaban melayu, serta memberikan pengetahuan baru lagi bagi penulis dan pembaca.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terimakasih,semoga makalah ini dapat
memberi manfaat kepada kita semua dan kita bisa mendapatkan pembelajaran baru dari makalah
yang telah kami buat.Dan oleh sebab itu kami berharap adanya kritik,saran,dan usulan untuk
memperbaiki makalah yang telah saya buat , karna tidak ada yang sempurna tampa adanya kritik
dan saran.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1) Latar belakang..........................................................................................................
2) Rumusan masalah.....................................................................................................
3) Tujuan.......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1) Pengetian ekologi...............................................................................................
2) Sifat ekosistem atau bumi menurut Al-Qur’an.........................................................
3) Penyebab dan dampak kerusakan ekosistem menurut Al-Qur’an............................
4) Cara menanggulangi kerusakan lingkungan menurut Al-Qur’an.............................

BAB III PENUTUP

1) Kesimpulan...............................................................................................................
2) Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Thaharah merupakan perkara yang wajib dilakukan oleh semua umat Islam. Thaharah
merupakan jalan seseorang dalam melakukan ibadah. Tanpa thaharah ibadah seseorang tidak
akan sah. Dengan thaharah kita akan bersih dari kotoran, baik dalam bentuk hadas maupun najis.
Thaharah bisa dilkukan dengan mandi, wudhu, atau tayamum. Wudhu merupakan thaharah yang
sering tidak mendapat perhatian yang serius dalam ibadah kita sehari-hari karena wudhu sangat
sederhana dan mudah dilakukan. Wudhu merupakan prosesi ibadah yang dipersiapkan untuk
membersihkan jiwa ketika akan melakukan shalat.

Shalat juga merupakan ibadah yang sangat penting karena shalat adalah rukun Islam yang kedua
dan shalat merupakan tiang agama. Shalat juga merupakan amalan yang pertama kali dihisab di
hari kiamat nanti. Jika shalatnya baik maka seluruh amalnya juga baik, tapi jika shalatnya buruk
maka buruklah seluruh amalnya.

Jika thaharah dilakukan dengan sempurna maka akan banyak manfaat yang bisa kita dapatkan.
Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah thaharah dan shalat juga dapat memberikan
ketenangan dalam diri kita. Selain itu thaharah dan shalat juga berdampak baik terhadap
kesehatan kita jika kita sering melakukannya dan dikerjakan dengan sempurna.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah thaharah dan shalat berdampak pada kesehatan manusia?


2. Apa manfaat thaharah dan shalat untuk kesehatan manusia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah thaharah dan shalat berdampak pada kesehatan manusia.
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat thaharah dan shalat untuk kesehatan manusia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak Thaharah dan Shalat Bagi Kesehatan Manusia

Bersuci dan segala seluk-beluknya termasuk bagian ilmu dan amalan yang penting, terutama
karena di ntara syarat-syarat shalat telah ditetapkan bahwa seseorang yang mengerjakan shalat
wajib suci dari hadas dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari najis.[1]

Beruntunglah kita karena diajarkan oleh Yang Maha Suci untuk membersihkan dan menyucikan
diri dengan zat ajaib yang menakjubkan, yakni air. Dengan zat itu Allah hendak membersihkan
tubuh dan jiwa hamba-hamba-Nya.[2] Thaharah (bersuci) merupakan salah satu cara agar kita
selalu sehat dan terhindar dari penyakit karena dengan thaharah tubuh kita akan bersih dan bebas
dari kotoran. Seperti pepatah yang mengakan bahwa bersih pangkal sehat.

Shalat dapat bermanfaat bagi tubuh pada setiap orang yang melaksanakannya. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh gerakan-gerakan yang dilakukan orang muslim dalam shalat [3] Shalat yang
dilakukan dengan gerakan yang sempurna dapat mengobati berbagai macam penyakit dan
kerusakan pada tubuh. Rasulullah pernah melihat Abu Hurairah menekan perutnya kemudian
ditanya, “Apakah perutmu sakit?” Abu Hurairah menjawab, “Ya Rasulullah.” Rasulullah
bersabda, “Bangun dan Shalatlah karena sholat adalah obat”.[4]

Penelitian tentang manfaat shalat banyak dilakukan oleh pakar dan bukan omong kosong belaka.
Menurut Prof. Hembing Wijaya Kusuma, pakar pengobatan, gerakan-gerakan shalat memiliki
arti khusus bagi kesehatan dan berpengaruh pada bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang
punggung, rongga dada, pangkal paha, leher otak, lambung, dan banyak lagi.[5]

B. Manfaat Thaharah dan Shalat Bagi Kesehatan Manusia

Dengan wudhu, tubuh menjadi bersih. Rasa suntuk dan mengantuk berubah menjadi rasa segar
dan bergirah. Hal ini sangat terasa bagi mereka yang sibuk bekerja atau sedang diliputi perasaan
mengantuk. Air wudhu yang dingin akan menghujam syaraf-syaraf dan pembuluh darah balik
yang panas di dekat kulit karena penatnya keadaan. Demikian pula dengan kepala kita, tiba-tiba
menjadi segar karena tersiram air wudhu. Suasana hati pun berubah menjadi segar dan lapang,
selain karena segarnya tubuh adalah karena berkah dan rahmat Allah atas perbuatan yang
diridhai-Nya tersebut.[6]

Menurut seorang peneliti di Jepang, Dr. Masaru Emoto yang telah berhasil membuktikan melalui
sebuah penelitiannya, bahwa air yang diberi respons positif termasuk doa akan menghasilkan
bentuk heksagonal yang indah. Air heksagonal adalah air yang sangat penting bagi kesehatan
4
karena efek bentuknya. Air ini berperan sebagai antioksidan dengan mengikat radikal bebas H+
dan OH-. Jika air menunjukkan perasaan senang, kristalnya akan merekah seperti bunga.
Sebaliknya, jika air diperlihatkan kata-kata negatif, ia tidak akan membentuk kristal. Doa juga
mengeluarkan energi yang dapat mengubah kualitas air. Dengan memberikan doa ke air, berarti
telah mengirimkan energi ke air dan air akan menggunakan kekuatannya untuk menjawab doa-
doa.[7]

Sekelompok peneliti dari Fakultas Kedokeran di Iskandariyah Mesir bekerjasama dengan


kelompok peneliti kesehatan dan obat-obatan pada lembaga penelitian ilmiah dan teknologi
melakukan penelitian untuk mengungkap hubungan dan aktivitas berwudhu dilihat dari
kesehatan. Mereka berhasil mengungkapkan bahwa hidung bagian dalam yang tidak dibasuh air
pada umumnya berwarna pucat, berminyak serta penuh dengan debu dan kotoran. Pemeriksaan
pada hidung mereka yang tidak melakukan wudhu menunjukkan adanya kumpulan bakteri dan
mikroba yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup banyak. Sedangkan pada mereka yang
disiplin melakukan wudhu tidak didapat kumpulan bakteri maupun mikroba.[8]

Shalat menjadi nilai terapis sebagai olah fisik terhadap sistem otot dan tulang bagi orang yang
berusia lanjut, lumpuh, dan memiliki keterbatasan yang tengah menjalankan program
rehabilitasi. Akhir-akhir ini terbukti suatu penelitian tentang shalat, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Prof. Dr. Moh. Sholeh, seorang psikoneurologi dan guru besar Psikologi Islam di
IAIN Sunan Ampel, Surabaya, beliau mengatakan gerakan-gerakan dalam shalat sejak dari
berdiri, rukuk, sujud, duduk dan salam akan menimbulkan beberapa perubahan, baik secara
fisiologis maupun distribusi cairan tubuh.[9]

Shalat juga dapat memperbaiki sistem otot. Otot adalah kumpulan besar serat-serat otot atau sel-
sel otot. Shalat selain dapat memperbaiki sistem otot juga dapat menambah kekuatannya.
Penelitian lain membuktikan shalat itu dapat menganisipasi kerusakan tubuh manusia atau bisa
melestarikan kesempurnaannya.[10]

Pada saat mengangkat kedua tangan, tubuh menggunakan beberapa otot, diantaranya: otot besar
dada, otot delatoid, otot bisep, otot trisep, otot lengan bawah dan masih banyak otot yang
bekerja. Gerakan mengangkat kedua tangan akan mengembalikan posisi punggung dalam
keseimbangan dan dapat menambah luas rongga dada sehingga akan menambah kapasitas udara
kedua paru, kuantitas darah yang teroksidasi, kuantitas darah yang membawa makanan dan
oksigen ke sel-sel tubuh dan kecepatan tubuh untuk membersihkan diri dari sisa-sisa proses
metabolisme pada sel juga bertambah.[11]

Saat berdiri tegak waktu shalat, membuat seluruh syaraf menjadi satu titik pusat pada otak.
Jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang punggung lurus dan bekerja secar normal. Kedua kaki
yang tegak lurus pada posisi akupuntur sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.[12]

Rukuk bermanfaat untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang
terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang, dan ruas tulang tungging. Bersujud

5
dan meletakkan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot berkontraksi. Selain
membuat otot-otot itu menjadi besar dan kuat, juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah
bening terpijat dan terurut. Posisi sujud bisa membantu kerja jantung dan menghindari
mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.

Gerakan turun dan berdiri, yaitu turun untuk sujud dan berdiri untuk kembali ke posisi berdiri
dari sujud juga memiliki banyak manfaat. Pertama, untuk memperkuat otot sendi yang bekerja.
Gerakan turun dan berdiri yang diulang-ulang pada waktu shalat dapat menyebabkan kuatnya
semua otot yang bekerja dan memperbaiki otot-otot yang menyusut (atropi), selain itu otot-otot
ini dapat tumbuh dan bertambah keelstisannya sehingga dapat membantu memperbaiki sistem
otot bagi pelaksana shalat. Kedua, gerakan turun dan berdiri dapat mendorong dalam
menstimulasi sirkulasi darah. Gerakan turun dan berdiri ke sujud dapat membangkitkan secara
maksiml daya kerja seluruh pompa pembuluh dan marginal, yaitu pompa telapak kaki, pompa
betis, pompa paha,dan pompa perut.[13]

Duduk tasyahud akhir atau tawaruk merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan operasi.
Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadapkan jari-jari ke arah kiblat secara
otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu,
dan banyak lagi yang terdapat pada ujung kaki. Gerakan salam akhir, menengok ke kanan dan ke
kiri pun bermanfaat menguatkan otot-otot leher dan kuduk, serta menyembuhkan gangguan pada
leher dan kepala.[14]

Shalat adalah ibadah yang mengandung unsur meditasi, yaitu pemusatan pikiran dan hati pada
satu titik, yaitu Tuhan. Jika keadaan terjadi sedemikian rupa, maka ketenangan dan kedamaian
akan menyelimuti jiwa. Inilah energi yang sebenarnya menjadi penawar kelelahan dan beban
pikiran (stres). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Sholeh, shalat tahajjud
mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai pereda stres yang
akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secara natural jika dilakukan dengan ikhlas dan
kontinu.[15]

Bangun malam dapat menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit-
penyakit punggung pada usia tua. Dalam salah satu penelitian medis, terbukti bahwa orang-orang
tua terbiasa shalat malam pada bulan Ramadhan (shalat tarawih) relatif lebih aman dari serangan
penyakit pada tulang punggung daripada orang-orang tua yang tidak shalat malam.

Selain itu, shalat malam juga meningkatkan imunitas tubuh terhadap berbagai penyakit yang
menyerang jantung, otak, dan organ-organ tubuh yang lain sehingga menyebabkan kejang
jantung serta pembekuan darah dalam jantung dan otak. Hal itu karena orang yang bangun
malam menghentikan kebiasaan tidur dan ketenangan yang terlalu lama yang dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Hal tersebut ada dalam hadis Nabi SAW.,
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab, hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh
sebelum kalian, wahana pendekatan diri kepada Allah SWT., penghapus dosa, dan pengusir

6
penyakit dari dalam tubuh.” (HR. al-Tirmidzi, al-Hakim, at- Thabrani, Ibn Khuzimah, dan al-
Baghawi)[16]

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Thaharah dan shalat merupakan perkara yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam. Thaharah
merupakan suatu hal yang harus dilakukan ketika akan melakukan shalat. Jika thaharah dan
shalat dilakukan dengan baik dan sempurna maka akan berdampak baik bagi tubuh kita dan
rohani kita. Selain itu kesehatan kita juga akan selalu terjaga.

Dengan wudhu, tubuh menjadi bersih. Rasa suntuk dan mengantuk berubah menjadi rasa segar
dan bergirah. Air yang digunakan untuk wudhu dapat membersihkan tubuh kita dan membuang
kotoran-kotoran yang ada pada tubuh kita. Selain itu air yang diberi respons positif termasuk doa
akan menghasilkan bentuk heksagonal yang indah. Air heksagonal adalah air yang sangat
penting bagi kesehatan karena efek bentuknya.

Shalat juga dapat dijadikan sebagai olahraga yang paling sederhana dan mudah. Dalam setiap
gerakan shalat terdapat manfaat bagi kesehatan kita. Contohnya, saat berdiri tegak waktu shalat,
membuat seluruh syaraf menjadi satu titik pusat pada otak; rukuk bermanfaat untuk menghindari
penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher,
tulang pinggang, dan ruas tulang tungging; dan masih banyak manfaat lainnya.

B. Saran

1. Teoritis

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan referensi untuk pembuatan makalah yang
berkaitan.

2. Praktis

Penulis berharap agar semua umat muslim selalu menjalankan perintah Allah SWT. karena
selain sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah juga bermanfaat bagi diri kita sendiri. Kita
juga harus mengerjakan thaharah dan shalat dengan benar dan sempurna agar bisa berdampak
baik bagi kesehatan kita.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Kamal, Sallamah Muhammad Abu. 2002. Mukjizat Shalat Malam: Meraih Spiritualitas
Rasulullah. Bandung: Mizan Media Utama.

Al-Washithiyah, Abu Hamzah. 2007. The True Power of Wudhu: Di Balik Keanehan Air dan
Keajaiban Wudhu. Yogyakarta: Media Insani Pustaka.

Ghoffar, Mohammad. 2012. Salat: Olahraga Ampuh untuk Diabetes Melitus. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Hasan, Abdillah F. 2008. Menyingkap Tabir Makrifat Shalat Nabi. Jakarta: Grafindo Khazanah
Ilmu.

Islamnya Muslim [dot] com. Pengertian Thaharah dan Manfaatnya Bagi Kesehatan diakses dari
www.islamnyamuslim.com pada 16 April 2017

Rasjid, Sulaiman. 1954. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru.

Ubaedy, AN. 2007. Quantum Tahajjud. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu.

[1] Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru, 1954), hlm. 28.

[2] Abu Hamzah al-Washithiyah, The True Power of Wudhu: Di Balik Keanehan Air dan
Keajaiban Wudhu, (Yogyakarta: Media Insani Pustaka, 2007), hlm. 34.

[3] Mohammad Ghoffar, Salat: Olahraga Ampuh untuk Diabetes Melitus, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012), hlm. 93.

[4] Abdillah F. Hasan, Menyingkap Tabir Makrifat Shalat Nabi, (Jakarta: Grafindo
Khzanah Ilmu, 2008), hlm. 119.

[5] Abdillah F. Hasan, Menyingkap Tabir..., 120.

[6] Abu Hamzah al-Washithiyah, The True Power of Wudhu..., hlm. 49.

[7] Mohammad Ghoffar, Salat: Olahraga Ampuh..., hlm. 57-58.

[8] Islamnya Muslim [dot] com, Pengertian Thaharah dan Manfaatnya Bagi Kesehatan, diakses
dari www.islamnyamuslim.com pada 16 April 2017.

[9] Mohammad Ghoffar, Salat: Olahraga Ampuh..., hlm. 93-94.


8
[10] AN. Ubaedy, Quantum Tahajjud, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007), hlm. 28.

[11] Mohammad Ghoffar, Salat: Olahraga Ampuh..., hlm. 166.

[12] Abdillah F. Hasan, Menyingkap Tabir..., hlm. 120.

[13] Mohammad Ghoffar, Salat: Olahraga Ampuh..., hlm. 123.

[14] Abdillah F. Hasan, Menyingkap Tabir..., hlm. 120

[15] Abdillah F. Hasan, Menyingkap Tabir..., hlm. 128-129.

[16] Sallamah Muhammad Abu al-Kamal, Mukjizat Shalat Malam: Meraih Spiritualitas
Rasulullah, (Bandung: Mizan Media Utama, 2002), hlm. 166-167.

Anda mungkin juga menyukai